Sei sulla pagina 1di 21

REFERAT

SUBARACHNOID BLOCK (SAB)


NINDY PUTRI. E. AMTARAN, S.Ked
1408010048

Pembimbing :
dr. Frans Homalessy, Sp.An
PENDAHULUAN

Beberapa tipe anestesi yaitu :


1. Anestesi Total hilangnya kesadaran secara
total
2. Anestesi Lokal hilangnya rasa pada daerah
tertentu yang diinginkan
3. Anestesi Regional hilangnya rasa pada
bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade
selektif pada jaringan spinal
Spinal/
subarachnoid
Block Sentral

Epidural

Topikal
Regional anastesi

Infiltrasi

Block Perifer Blok saraf

Regional
intravena

Ganglion
• Subaraknoid block adalah anestesi
regional dengan tindakan penyuntikan
obat anestetik lokal ke dalam ruang
subaraknoid
• Anestesi spinal dihasilkan bila kita
menyuntikkan obat anastesi lokal ke
dalam ruang subarachnoid di daerah
antara vertebra L2-L3 atau L3-L4
atau L4-L5.
DEFINIS

• Anestesi blok subaraknoid atau biasa


disebut anestesi spinal adalah
tindakan anestesi dengan memasukan
obat anastetik kedalam ruang
subaraknoid .
INDIKASI
• Bedah ekstremitas bawah
• Tindakan sekitar rektum perineum
• Bedah obstetrik-ginekologi
• Bedah urologi
• Bedah abdomen bawah
KONTRA INDIKASI
Kontra indikasi absolut Kontra indikasi relatif:
• Pasien menolak • Infeksi sistemik
• Infeksi pada tempat • Infeksi sekitar tempat
suntikan suntikan
• Hipovolemia berat • Kelainan neurologis
• Koagulapatia atau • Kelainan psikis
mendapat terapi koagulan • Bedah lama
• Tekanan intrakranial • Penyakit jantung
meningkat • Hipovolemia ringan
• Fasilitas resusitasi minim • Nyeri punggung kronik
• Kurang pengalaman tanpa
didampingi konsulen
anestesi.
STRUKTUR ANATOMI
VERTEBRA
PERSIAPAN ANESTESI
Persiapan yang dibutuhkan untuk melakukan anestesi spinal
adalah ;
• Informed consent meliputi tindakan anestesi, kemungkinan
yang akan terjadi selama operasi tindakan ini dan komplikasi
yang mungkin terjadi.
• Pemeriksaan fisik : meliputi daerah kulit tempat
penyuntikan untuk menyingkirkan adanya kontraindikasi
seperti infeksi. Perhatikan juga adanya gangguan anatomis
seperti scoliosis atau kifosis, atau pasien terlalu gemuk
sehingga tonjolan processus spinosus tidak teraba.
• Pemeriksaan laboratorium anjuran : hematokrit, Hb , masa
protrombin(PT) dan masa tromboplastin parsial (PTT)
dilakukan bila diduga terdapat gangguan pembekuan darah.
Peralatan dan obat yang digunakan adalah :
• Satu set monitor untuk memantau tekanan darah,
Pulse oximetri, EKG.
• Peralatan resusitasi / anestesia umum.
• Jarum spinal. dipersiapkan dua ukuran. Dewasa
26G atau 27G
• Betadine, alkohol untuk antiseptic.
• Kapas/ kasa steril dan plester.
• Obat-obatan anestetik lokal.
• Spuit 3 ml dan 5 ml.
• Infus set.
OBAT-OBATAN PADA
ANESTESI SAB
Berikut adalah beberapa contoh sediaan yang
terdapat di Indonesia dan umum digunakan.
• Lidokaine (xylobain, lignokain) 2%: berat jenis
1.006, sifat isobaric, dosis 20-100mg (2-5ml)
• Lidokaine 5% dalam dextrose 7.5%: berat jenis
1.0033, sifat hyperbaric, dosis 20-50mg(1-2ml).
• Bupivakaine (markaine) 0.5% dlm air: berat jenis
1.005, sifat isobaric, dosis 5-20mg.
• Bupivakaine 0.5% dlm dextrose 8.25%: berat jenis
1.027, sifat hiperbarik, dosis 5-15mg (1-3ml).
TEKNIK ANESTESI SPINAL
• Pasang IV line. Berikan Infus Dextrosa/NaCl/Ringer laktat
sebanyak 500 - 1500 ml (pre-loading).
• Oksigen diberikan dengan kanul hidung 2-4 L/Menit
• Setelah dipasang alat monitor, pasien diposisikan dengan baik.
Dapat menggunakan 2 jenis posisi yaitu posisi duduk dan berbaring
lateral.
• Raba krista. Perpotongan antara garis yang menghubungkan kedua
krista iliaka dengan tulang punggung ialah L4 atau L4-L5.
• Palpasi di garis tengah akan membantu untuk mengidentifikasi
ligamen interspinous.
• Cari ruang interspinous cocok. Pada pasien obesitas anda mungkin
harus menekan cukup keras untuk merasakan proses spinosus.
• Sterilkan tempat tusukan dengan betadine atau alkohol.
• Beri anastesi lokal pada tempat tusukan, misalnya dengan lidokain
1-2% 2-3ml
• Cara tusukan adalah median atau paramedian. Untuk jarum
spinal besar 22G, 23G atau 25G dapat langsung digunakan.
Sedangkan untuk jarum kecil 27G atau 29G dianjurkan
menggunakan penuntun jarum (introducer), yaitu jarum
suntik biasa yaitu jarum suntik biasa 10cc. Jarum akan
menembus kutis, subkutis, ligamentum supraspinosum,
ligamentum interspinosum, ligamentum flavum, epidural,
duramater, subarachnoid. Setelah mandrin jarum spinal
dicabut, cairan serebrospinal akan menetes keluar.
Selanjutnya disuntikkan obat anastetik ke dalam ruang
arachnoid tersebut.
Tusukan Medial dan Paramedial
Pada teknik medial,
penusukan dilakukan tepat di
garis tengah dari sumbu
tulang belakang. Pada teknik
paramedial, tusukan dilakukan
1,5cm lateral dari garis
tengah dan dilakukan tusukan
sedikit dimiringkan ke kaudal.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ANESTESI SPINAL
• Volume obat analgetik lokal: makin besar makin tinggi daerah
analgesia
• Konsentrasi obat: makin pekat makin tinggi batas daerah
analgesia
• Barbotase: penyuntikan dan aspirasi berulang-ulang
meninggikan batas daerah analgetik.
• Kecepatan: penyuntikan yang cepat menghasilkan batas
analgesia yang tinggi. Kecepatan penyuntikan yang
dianjurkan: 3 detik untuk 1 ml larutan.
• Maneuver valsava: mengejan meninggikan tekanan liquor
serebrospinal dengan akibat batas analgesia bertambah
tinggi.
• Tempat pungsi: pengaruhnya besar pada L4-5 obat
hiperbarik cenderung berkumpul ke kaudal (saddle blok)
pungsi L2-3 atau L3-4 obat cenderung menyebar ke cranial.
• Berat jenis larutan: hiperbarik, isobarik atau hipobarik
• Tekanan abdominal yang meningkat: dengan dosis yang sama
didapat batas analgesia yang lebih tinggi.
• Tinggi pasien: makin tinggi makin panjang kolumna
vertebralis makin besar dosis yang diperlukan.(BB tidak
berpengaruh terhadap dosis obat)
• Waktu: setelah 15 menit dari saat penyuntikan, umumnya
larutan analgetik sudah menetap sehingga batas analgesia
tidak dapat lagi diubah dengan posisi pasien.
MASALAH KLINIS PADA
ANESTESI SPINAL

• Jarum terasa sudah menembus bagian yang


seharusnya tetapi belum ada cairan yang
keluar
• Terdapat darah yang keluar melalui jarum
• Pasien merasa nyeri tajam di kaki
• Jarum terasa menusuk tulang
KOMPLIKASI TINDAKAN
ANESTESI SPINAL

• Komplikasi Kardiovaskular
• Blok Tinggi atau Total
• Komplikasi Sistem Respirasi
• Komplikasi Gastointestinal
• Nyeri Kepala (Puncture Headache)
• Komplikasi Sistem muskuloskletal
• Komplikasi Sistem saraf
• Komplikasi Traktus Urinarius
KESIMPULAN
• Subarachnoid block merupakan teknik Anestesi yang bekerja
setinggi papilla mamae atau setinggi kurang lebih vertebra
torakal 4. Prinsip yang digunakan adalah menggunakan obat
analgesik local untuk menghambat hantaran saraf sensorik
untuk sementara (reversible). Fungsi motoric juga
terhambat sebagian. Dan pada teknik anestesi ini, pasien
tetap sadar.
• Saat penusukan diperlukan ketelitian untuk menentukan
lokasi suntikan, kemudian memperhatikan pendekatan untuk
melakukan penusukan serta memperhatikan factor yang
mempengaruhi anestesi.
• Prosedur ini merupakan sebuah alternative pada operaasi
dengan durasi singkat.
TERIMA KASIH

Potrebbero piacerti anche