Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Rumah Sakit
Oleh
PEKANBARU
2018
ii
KATA PENGANTAR
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka atas rahmat-Nya akhirnya penulis
dapat menyusun Laporan Kasus ini dengan lancar. Laporan Kasus adalah salah
satu tugas yang harus dipenuhi peserta Program Internship Dokter Indonesia. Pada
kesempatan kali ini, Laporan Kasus yang penulis susun berjudul “hipermenoragia
rintangan dan hambatan, akan tetapi dengan bantuan beberapa pihak rintangan dan
hambatan itu bisa teratasi. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada dr.yusuf,sp.OG selaku pembimbing dan kepada semua pihak yang telah
Tentunya penulis menyadari bahwa Laporan Kasus ini masih jauh dari
kata sempurna, baik itu dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan
Penulis berharap semoga Laporan Kasus ini dapat menjadi manfaat bagi
lainnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
3.1.DEFENISI ....................................................................................................... 18
3.4. ETIOPATOGENESIS.................................................................................... 23
4
BAB I
PENDAHULUAN
Perdarahan uterus abnormal (PUA) menjadi masalah yang sering dialami oleh perempuan usia
produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan mengeluh menoragia, sementara
21% mengeluh siklus yang lebih singkat, 17% mengeluh perdarahan dan 6% mengeluh
perdarahan paska koitus (Zinger, 2008). Sekitar 30% wanita datang ke pusat pelayanan
kesehatan dengan keluhan perdarahan uterus abnormal selama masa reproduktif mereka.
Penelitian di India menyatakan bahwa perdarahan uterus abnormal paling sering terjadi pada
wanita multipara pada dekade ke-4 dan ke-5. Pola perdarahan yang paling umum adalah
menoragia. Kelainan endometrium ditemukan pada 53% kasus. Hiperplasia endometrium (27%),
pola campuran endometrium (19%), endometritis (4%), polip endometrium (2%) dan karsinoma
dalam dekade ke-4. Gejala yang paling umum didapati pada hiperplasia adalah menoragia (35%)
dan menometroragia (30%). Empat puluh satu persen pasien dengan menometroragia memiliki
hiperplastik dan pola campuran. Selain kelainan pada endometrium, kelainan pada otot polos
miometrium yaitu mioma uteri juga dapat menyebabkan terjadinya perdarahan uteri abnormal.
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menoragia dan dapat juga
terjadi metroragia. Mioma uteri menyebabkan permukaan endometrium menjadi lebih luas dari
biasanya dan miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma diantara
serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan
baik . Mioma uteri adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan
jaringan ikat di sekitarnya. Mioma uteri merupakan salah satu masalah kesehataan reproduksi
5
wanita dengan insidensi yang terus meningkat. Mioma uteri sering ditemukan pada wanita usia
reproduksi (20-25%), tetapi faktor penyebab tidak diketahui secara pasti. Mioma jarang sekali
ditemukan sebelum usia pubertas karena sangat dipengaruhi oleh hormon reproduksi dan hanya
bermanifestasi selama usia reproduktif. Mioma uteri dikenal juga dengan istilah leiomoma uteri
atau fibromioma uter fibroid. Mioma uteri ditemukan sekurang-kurangnya pada 20-25% wanita
diatas usia 30 tahun. Insidensinya sekitar 20%-30% dari seluruh wanita dan terus mengalami
peningkatan. Mioma uteri merupakan tumo ginekologi kedua terbanyak di Indonesia. Mioma
uteri juga sering ditemukan pada wanita yang menjalankan histerektomi untuk indikasi yang lain
walaupun ditemukan kecil dan tidak banyak. Hal ini karena kebanyakan tehnik pemeriksaan
imaging tidak mempunyai resolusi di bawah 1 cm. Insidensi kejadian mioma uteri sebenarnya
tidak dapat dipastikan meskipun mioma uteri yang kecil tidak memberikan gejala klinis . Jumlah
kejadian penyakit ini di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker serviks.
6
BAB 2
LAPORAN KASUS
Nama Ny. R
Umur 42 tahun
Agama Islam
Status Janda
Pekerjaan IRT
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Keluar darah dari kemaluan
dalam sehari dapat mengganti pembatul 6-10 kali dalam sehari. Riwayat haid tidak teratur di
akui os, dengan lama haid 7-15 hari dan frekuensi banyak. Darah tidak di dapatkan adanya
gumpalan, hanya berupa darah segar. Benjolan pada perut terasa sejak 3 bulan yang lalu yang
awal nya hanya sebesar telur ayam yang kemudian semakin membesar, teraba kenyal dan tidak
7
nyeri jika di tekan. Nyeri perut terasa sejak 1 bulan ini yang terasa hilang timbul, semakin
memberat jika pasien berjalan dan beraktifitas, terasa seperti kram dan membaik jika pasien
Sebelum MRS pasien pernah memeriksakan kesehatannya di dr. yusuf,Sp.OG beberapa saat
yang lalu. Dari hasil pemeriksaan USG di dokter tersebut didapatkan uterus membesar dengan
ukuran 10 x 7 cm dan didiagnosis mioma uteri. Dan di rencanakan untuk tindakan opersi.
Kemudian pasien MRS melalui poli penyakit dalam untuk perbaikan keadan umum dan
Riwayat kontrasepsi:
Pasien mengunakan kontrasepsi suntik 3 bulan, pil KB 1 tahun
Riwayat menstuasi:
- Menarch : usia 11 bulan
- Siklus : 28 hari
- Lamanya : 7-10 hari
- Banyak nya : 3-4 kali ganti pembalut perhari (belum ada keluhan)
8
Riwayat perkawinan:
Satu kali perkawinan usia 21 tahun
Riwayat persalinan:
A. Keadaan Umum
Tekanan darah :110/70 mmHg
Frekuensi nadi :74x/i
Frekuensi nafas :20 x/i
Suhu :37,2°C
Berat badan : 63 kg
Tinggi badan : 160 cm
9
- Palpasi: defans muskula (-), undulasi tes (-), shifting dullness(-). Teraba massa
5x10 cm pada perut, konsistensi kenyal, permukaan rata (+)
-
Ekstremitas : Oedem -/-, crt <2”
C. Pemeriksaan Laboratorium:
1. Darah Rutin (06 april 2018)
10
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto rongent
2. USG abdomen
- Uterus antefleksi dengan ukuran membesar
- Adneksa kiri dan kanan normal
- Kesan Mioma uteri
11
3. EKG
E. Diagnosa Akhir
Hipermenoreghia ec mioma uteri dengan anemia berat
F. Rencana Terapi
I. Umum
- IVFD NACL 20 gtt/i
- Kontrol tanda vital
- Inj. Kalnex 3x1 amp
- Inj vit K 3x1 amp
12
II. Khusus
- Pro transfuse PRC 4 unit
- VIT C 3x1 tablet
III. saran
Perbaikan keadaan umum sebelum di lakukan tindakan operasi
13
O: S : Compos Mentis
TD :110/80 mmHg
N : 68 x/mnt
RR : 18 x/mnt
T : 37,1°C
Darah Rutin (08 april 2018)
14
- Leukosit : 12.200 /mm3
- Trombosit : 300.000 /mm3
- Hematokrit : 37,1 %
15
- inj. Ranitidine 2x1 amp
- inj. Metronidazole 3x500mg
16
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Defenisi
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari lapisan otot uterus dan jaringan ikat
yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan juga dikenal istilah fibromioma, leiomioma,
ataupun fibroid.
3.2 Epidemiologi
mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak lagi. Mioma uteri belum pernah
dilaporkan terjadi sebelum menarki. Setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih
bertumbuh. D.i Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39-11,7 % dari semua penderita genekologi
yang dirawat.
Organ reproduksi wanita eksterna sering disebut sebagai vulva yang mencakup semua
organ yang dapat dilihat dari luar, yaitu yang dimulai dari mons pubis, labia mayora, labia
minora, klitoris, himen, vestibulum, kelenjar bartholini dan berbagai kelenjar serta pembuluh
darah.
17
a. Mons veneris
Disebut juga gunung venus, menonjol ke bagian depan menutup tulang kemaluan.
Setelah pubertas, kulit monsveneris tertutup oleh rambut ikal yang membentuk pola distribusi
b. Labia Mayora
Berasal dari monsveneris, bentuknya lonjong menjurus ke bawah dan bersatu dibagian
bawah. Bagian luar labia mayora terdiri dari kulit berambut, kelenjar lemak, dan kelenjar
keringat, bagian didalamnya tidak berambut dan mengandung kelenjar lemak, bagian ini
c. Labia minora
Merupakan lipatan kecil dibagian dalam labia mayora. Bagian depannya mengelilingi
klitoris. Kedua labia ini mempunyai pembuluh darah, sehingga dapat menjadi besar saat
keinginan seks bertambah. Labia ini analog dengan kulit skrotum pada pria.
d. Klitoris
Merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada pria. Mengandung banyak pembuluh
darah dan serat saraf, sehingga sangat sensitif saat hubungan seks.
e. Hymen
Merupakan selaput yang menutupi bagian lubang vagina luar. Pada umumnya hymen
berlubang sehingga menjadi saluran aliran darah menstruasi atau cairan yang dikeluarkan oleh
18
f. Vestibulum
Bagian kelamin yang dibasahi oleh kedua labia kanan - kiri dan bagian atas oleh klitoris
serta bagian belakang pertemuan labia minora. Pada bagian vestibulum terdapat muara vagina
g. Orifisium Uretra
Lubang atau meatus uretra terletak pada garis tengah vestibulum, 1 sampai 1,5 cm di
bawah arkus pubis dan dekat bagian atas liang vagina. Meatus uretra terletak di dua pertiga
h. Orifisium Vagina
Terletak dibagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa
i.Vagina
Vagina atau liang kemaluan merupakan suatu tabung yang dilapisi membran dari
jenis epithelium bergaris khusus, dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjang
vagina dari vestibulum sampai uterus adalah 7,5 cm. Bagian ini merupakan penghubung antara
introitus vagina dan uterus. Pada puncak vagina menonjol leher rahim yang disebut porsio.
Bentuk vagina sebelah dalam berlipat – lipat disebut rugae. Vagina mempunyai banyak fungsi
yaitu sebagai saluran luar dari uterus yang dilalui secret uterus dan aliran menstruasi, sebagai
19
j. Perinium
Perineum terletak diantara vulva dan anus, panjang perineum kurang lebih 4 cm.
Jaringan utama yang menopang perineum adalah diafragma pelvis dan urogenital.
2. Genetalian Interna
Genetalia interna adalah alat reproduksi yang berada didalam dan tidak dapat dilihat kecuali
a. Rahim (Uterus)
Bentuk rahim seperti buah pir, dengan berat sekitar 30 gr. Terletak di panggul kecil
diantara rectum (bagian usus sebelum dubur) dan di depannya terletak kandung kemih. Hanya
bagian bawahnya disangga oleh ligament yang kuat, sehingga bebas untuk tumbuh dan
berkembang saat kehamilan. Ruangan rahim berbentuk segitiga, dengan bagian besarnya di atas.
Dari bagian atas rahim (fundus) terdapat ligament menuju lipatan paha (kanalis inguinalis),
sehingga kedudukan rahim menjadi kearah depan. Rahim juga merupakan jalan lahir yang
penting dan mempunyai kemampuan untuk mendorong jalan lahir. Uterus terdiri dari :
1) Fundus uteri
Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada pemeriksaan kehamilan,
2) Korpus uteri
Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bagian ini berfungsi sebagai tempat janin
berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.
20
3) Serviks uteri
Ujung serviks yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan antara kavum uteri
dan kanalis servikalis disebut ostium uteri internum. Lapisan – lapisan uterus meliputi
b. Tuba Fallopi
Tuba fallopi berasal dari ujung ligamentum latum berjalan kearah lateral, dengan panjang
sekitar 12cm. Tuba fallopi merupakan bagian yang paling sensitif terhadap infeksi dan menjadi
penyebab utama terjadinya kemandulan (infertilitas). Fungsi tuba fallopi sangat vital dalam
proses kehamilan, yaitu menjadi saluran spermatozoa dan ovum, mempunyai fungsi penangkap
ovum, tempat terjadinya pembuahan (fertilitas), menjadi saluran dan tempat pertumbuhan hasil
Indung telur terletak antara rahim dan dinding panggul, dan digantung ke rahim oleh
Indung telur merupakan sumber hormonal wanita yang paling utama, sehingga mempunyai
dampak kewanitaan dalam pengatur proses menstruasi. Indung telur mengeluarkan telur (ovum)
dengan tulang panggul, lipatan atasnya mengandung tuba fallopi dan ikut serta menyangga
21
indung telur. Bagian ini sensitif tehadap infeksi sehingga mengganggu fungsinya. Hampir
keseluruhan alat reproduksi wanita berada di rongga panggul. Setiap individu wanita mempunyai
bentuk dan ukuran rongga panggul (pelvis) yang berbeda satu sama lain. Bentuk dan ukuran ini
3.4. Etiopatogenesis
Etiologi pasti belum diketahui, tetapi terdapat korelasi antara pertumbuhan tumor dengan
peningkatan reseptor estrogen-progesteron pada jaringan mioma uteri, serta adanya faktor
predisposisi yang bersifat herediter. Pada ilmuwan telah mengidentifikasi kromosom yang
membawa 145 gen yang diperkirakan berpengaruh pada pertumbuhan fibroid. Beberapa ahli
mengatakan bahwa fibroid uteri diwariskan dari gen sisi paternal. Mioma biasanya membesar
pada saat kehamilan dan mengecil setelah menopause, sehingga diperkirakan dipengaruhi juga
oleh hormon-hormon reproduksi seperti estrogen dan progesteron. Selain itu, sangat jarang
ditemukan sebelum menarke, dapat tumbuh dengan cepat selama kehamilan dan kadang
3.5. klasifikasi
Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uteri (1-3%) dan selebihnya adalah dari
korpus uteri. Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah pertumbuhannya, maka mioma
1. Mioma submukosa
2. Mioma intramural
3. Mioma subserosa
22
4. Mioma intraligamenten
1. Mioma submukosa
Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Jenis ini dijumpai
6,1% dari seluruh kasus mioma. Jenis ini sering memberikan keluhan gangguan perdarahan.
Mioma jenis lain meskipun besar mungkin belum memberikan keluhan perdarahan, tetapi mioma
submukosa umumnya dapat diketahui dari tindakan kuretase, dengan adanya benjolan waktu
kuret, dikenal sebagai currete bump dan dengan pemeriksaan histeroskopi dapat diketahui posisi
tangkai tumor. Tumor jenis ini sering mengalami infeksi, terutama pada mioma submukosa
pedinkulata. Mioma submukosa pedinkulata adalah jenis mioma submukosa yang mempunyai
tangkai. Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina, dikenal dengan nama mioma geburt
23
atau mioma yang dilahirkan, yang mudah mengalami infeksi, ulserasi dan infark. Pada beberapa
kasus, penderita akan mengalami anemia dan sepsis karena proses di atas.
2. Mioma intramural
jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuk simpai yang mengelilingi tumor. Bila di
dalam dinding rahim dijumpai banyak mioma, maka uterus akan mempunyai bentuk yang
berbenjol-benjol dengan konsistensi yang padat. Mioma yang terletak pada dinding depan uterus,
dalam pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung kemih ke atas, sehingga dapat
3. Mioma subserosa
Apabila mioma tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus
diliputi oleh serosa. Mioma subserosa dapat tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum latum
4. Mioma intraligamenter
Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke ligamentum
atau omentum kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut wondering parasitis
fibroid. Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada servik
dapat menonjol ke dalam satu saluran servik sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan
sabit. Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari bekas otot polos dan
jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan (whorie like pattern) dengan pseudokapsul yang
24
3.6. Manifestasi Klinis
- Perdarahan abnormal
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menoraghi dan dapat
juga terjadi metroragia . Hal ini sering menyebabkan penderita juga mengalami anemia dari
perdarahan yang terus-menerus.Mekanisme terjadinya perdarahan abnormal ini sampai saat ini
abnormal ini disebabkan oleh abnormalitas dari endometrium. Tetapi saat ini pendapat yang
dianut adalah bahwa perdarahan abnormal inidisebabkan karena pengaruh ovarium sehingga
luas, atrofi endometrium di atas mioma submukosum, dan miometrium tidak dapat berkontraksi
optimal karena adanya sarang mioma diantara serabut miometrium . Pada Mioma Uteri
submukosum diduga terjadinya perdarahan karena kongesti, nekrosis, dan ulserasi pada
permukaan endometrium.
- Nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah
pada sarang mioma. Pada pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan, pula
Selain hal diatas, penyebab timbulnya nyeri pada kasus mioma uteri adalah karena proses
degenerasi. Selain itu penekanan pada visera oleh ukuran mioma uteri yang membesar juga bisa
menimbulkan keluhan nyeri. Dengan bertambahnya ukuran dan proses inflamasi juga
25
- Efek penekanan
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan oleh mioma uteri
frekuensi miksi sampai dengan keluhan retensio urin hingga dapat menyebabkan hidroureter dan
hidronefrosis. Konstipasi dan tenesmia juga merupakan keluhan pada penderita mioma uteri
yang menekan rektum. Dengan ukuran yang besar berakibat penekanan pada vena-vena di regio
- Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh kasus
mioma uteri serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru
ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Komplikasi ini dicurigai jika
ada keluhan nyeri atau ukuran tumor yang semakin bertambah besar terutama jika dijumpai pada
- Anemia
pervaginam yang abnormal. Perdarahan abnormal pada kasus mioma uteri akan mengakibatkan
- Torsi
26
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut
sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian timbul sindroma abdomen akut, mual, muntah
dan syok
- Infertilitas
Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars interstisialis
tuba, sedangkan mioma uteri submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh karena
distorsi rongga uterus. Penegakkan diagnosis infertilitas yang dicurigai penyebabnya adalah
1. Anamnesis
Dalam anamnesis dicari keluhan utama serta gejala klinis mioma lainnya, faktor resiko serta
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan status lokalis dengan palpasi abdomen. Mioma uteri dapat diduga dengan
pemeriksaan luar sebagai tumor yang keras, bentuk yang tidak teratur, gerakan bebas, tidak sakit.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Akibat yang terjadi pada mioma uteri adalah anemia akibat perdarahan uterus yang
berlebihan dan kekurangan zat besi. Pemeriksaaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah
27
darah lengkap (DL) terutama untuk mencari kadar Hb. Pemeriksaaan lab lain disesuaikan dengan
keluhan pasien.
b. Imaging
1) Pemeriksaaan dengan USG akan didapat massa padat dan homogen pada uterus. Mioma uteri
berukuran besar terlihat sebagai massa pada abdomen bawah dan pelvis dan kadang terlihat
2) Histerosalfingografi digunakan untuk mendeteksi mioma uteri yang tumbuh ke arah kavum
3) MRI lebih akurat untuk menentukan lokasi, ukuran, jumlah mioma uteri, namun biaya
pemeriksaan lebih mahal. Diagnosis banding yang perlu kita pikirkan tumor abdomen di bagian
bawah atau panggul ialah mioma subserosum dan kehamilan; mioma submukosum yang
dilahirkan harus dibedakan dengan inversio uteri; mioma intramural harus dibedakan dengan
suatu adenomiosis, khoriokarsinoma, karsinoma korporis uteri atau suatu sarkoma uteri. USG
3.8. Penatalaksanaan
- penatalaksanaan konservatif
- Monitor keadaan Hb
28
- Penggunaan agonis GnRH, agonis GnRH bekerja dengan menurunkan regulasi gonadotropin
yang dihasilkan oleh hipofisis anterior. Akibatnya, fungsi ovarium menghilang dan diciptakan
keadaan ”menopause” yang reversibel. Sebanyak 70% mioma mengalami reduksi dari ukuran
uterus telah dilaporkan terjadi dengan cara ini, menyatakan kemungkinan manfaatnya pada
menopause yang sesungguhnya mengambil alih. Tidak terdapat resiko penggunaan agonis GnRH
jangka panjang dan kemungkinan rekurensi mioma setelah terapi dihentikan tetapi, hal ini akan
- Penanganan operatif
- Ada kecurigaan perubahan ke arah keganasan terutama jika pertambahan ukuran tumor setelah
menopause
- Retensio urin
- Adanya torsi.
29
Jenis operasi yang dilakukan pada mioma uteri dapat berupa :
- Miomektomi
Miomektomi lebih sering di lakukan pada penderita mioma uteri secara umum. Suatu studi
mendukung miomektomi dapat dilakukan pada wanita yang masih ingin be reproduksi tetapi
belum ada analisa pasti tentang teori ini tetapi penatalaksanaan ini paling disarankan kepada
- Histerektomi
Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk mengangkat rahim, baik
sebahagian (subtotal) tanpa serviks uteri ataupun seluruhnya (total) berikut serviks uteri.
(laparotomi), pervaginam, dan pada beberapa kasus secara laparoskopi. Tindakan histerektomi
pada mioma uteri sebesar 30% dari seluruh kasus. Tindakan histerektomi pada pasien dengan
mioma uteri merupakan indikasi bila didapatkan keluhan menorrhagia, metrorrhagia, keluhan
obstruksi pada traktus urinarius, dan ukuran uterus sebesar usia kehamilan 12-14
histerektomi ini memiliki kelebihan dan kekurangan. STAH dilakukan untuk menghindari risiko
operasi yang lebih besar, seperti perdarahan yang banyak, trauma operasi pada ureter, kandung
kemih dan rektum. Namun dengan melakukan STAH akan menyisakan serviks, dimana
kemungkinan timbulnya karsinoma serviks dapat terjadi. Dengan menyisakan serviks, menurut
penelitian didapatkan data bahwa terjadinya dyspareunia akan lebih rendah dibandingkan dengan
30
yang menjalani TAH sehingga akan tetap mempertahankan fungsi seksual. Pada TAH, jaringan
granulasi yang timbul pada vagina dapat menjadi sumber timbulnya sekret vagina dan
perdarahan pasca operasi dimana keadaan ini tidak terjadi pada pasien yang menjalani
STAH.Tindakan histerektomi juga dapat dilakukan melalui pendekatan vagina, dimana tindakan
operasi tidak melalui insisi pada abdomen. Histerektomi pervaginam jarang dilakukan karena
uterus harus lebih kecil dari telor angsa dan tidak ada perlekatan dengan sekitarnya. Secara
dimana peritoneum yang dibuka sangat minimal sehingga trauma yang mungkin timbul pada
usus dapat diminimalisasi. Selain itu, kemungkinan terjadinya perlengketan paska operasi juga
lebih minimal. Masa penyembuhan pada pasien yang menjalani histerektomi vaginal lebih cepat
- Terdapatnya 1 sampai 3 mioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan dikeluhkan
oleh pasien.
- Perdarahan uterus berlebihan, meliputi perdarahan yang banyak dan bergumpal-gumpal atau
berulang-ulang selama lebih dari 8 hari dan anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.
- Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma uteri meliputi nyeri hebat dan akut, rasa tertekan
punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis dan penekanan pada vesika urinaria
Selama kehamilan, terapi awal yang memadai adalah tirah baring, analgesia dan
observasi terhadap mioma. Penatalaksanaan konservatif selalu lebih disukai apabila janin imatur.
31
Namun, pada torsi akut atau perdarahan intra abdomen memerlukan interfensi pembedahan.
Seksio sesarea merupakan indikasi untuk kelahiran apabila mioma uteri menimbulkan kelainan
32
Daftar pustaka
- Hadibroto BR, 2005. Mioma Uteri. Majalah Kedokteran Nusantara Vol. 38 No. 3
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15576/1/mkn-sep2005.pdf
- Lacey, C.G., Benign Disorders of the Uterine Corpus, Current Obstetric and
Gynecologic Diagnosa and Treatment, 6th ed, Aplleten & Lange, Norwalk
Tumor Jinak pada Alat-alat Genital, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
- Moeloek, F.A., Hudono, S.Tj., Penyakit dan Kelainan Alat Kandungan, Ilmu
- Muzakir. 2008. Profil Penderita Mioma Uteri di RSUD Arifin Achmad Provinsi
33