Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
BAB III
3.1 Hasil
a. Identitas Pasien
No. RM : 12470331
b. Prosedur Pemeriksaan
1) Persiapan pasien
35
36
kontras.
menimbulkan artefak.
b) Selimut
f) Three way
abocath pasien.
c. Teknik Pemeriksaan
1) Posisi Pasien
kepala.
2) Prosedur Pemeriksaan
Pre kontras
Eff mAs : 40
kV : 130
slice thicknes : 8 mm
FOV : 300 mm
window : mediastinum
Post kontras
Eff mAs : 40
kV : 130
slice thicknes : 10 mm
delay scan : 20 s
FOV : 300 mm
window : mediastinum
a) Scanning
1) Area scanning
delay 20 s.
40
1) Radiograf
(b) (a)
Gambar 10. Potongan axial (a) pre kontras dan (b) post kontras
(a) (b)
Gambar 11. Potongan coronal (a) window mediastinum dan (b)
window lung
2) Hasil ekspertise
terbesar ± 0,6 cm
Kesan:
3.2 Pembahasan
jam agar tidak terjadi aspirasi dan sebelum pemeriksaan dibebaskan dari
Nesseth (2000) sama sama tidak ada persiapan khusus, hanya saja di
pemeriksaan dengan kaki dekat dengan gantry (feet first). Kedua lengan
diposisikan dari mid sagital plane (MSP) tubuh sejajar dengan lampu
Dr. Soetomo Surabaya dan pada teori Nesseth (2000) adalah sama,
atas apeks paru dan batas bawah pada daerah suprarenal. Setelah
irisan pada scanogram mulai dari apeks paru sampai supra renal dengan
ketebalan irisan 0,6 mm. Kemudian mulai eksposi sesuai dengan jumlah
thickness 8 mm, fase post kontras yaitu pada fase vena dan fase delay
kasus tumor melihat kelainan disekitar paru-paru yaitu pada daerah hepar
thorax pada kasus suspek massa paru di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
media kontras non ionic, banyaknya volume yang diberikan yaitu 60 ml,
injeksi rate nya adalah 2-3 ml/detik. Menurut Tello R, Seltzer S (1999)
kontras.
CT Scan Thorax pada kasus suspek massa paru dinilai telah efektif
Thorax.