Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Disusun Oleh :
NIM : 190106090
Mengetahui,
(...........................................…) (...........................................…)
FAKULTAS KESEHATAN
2021
I. KONSEP TEORI
A. Pengertian
Trombositopenia adalah penurunan jumlah trombosit dalam sirkulasi yang
ditandai dengan keadaan berkurangnya jumlah trombosit di bawah nilai normal,
yaitu kurang dari 150x109 /L. Kelainan ini berkaitan dengan peningkatan resiko
perdarahan hebat, bahkan hanya dengan cedera ringan atau perdarahan spontan
kecil (Corwin, 2009).
Jadi dapat disimpulkan trombositopenia adalah kondisi dimana seseorang
mempunyai sedikit trombosit yang bersirkulasi di-darah atuu adanya penurunan
jumlah trombosit dalam darah perifer. Hal ini disebabkan karena trombosit tidak/
kurang diproduksi sum-sum tulang atau karena kerusakan trombosit pada sirkulasi
darah. Trombositopenia merupakan keadaun dimana trombosit kurang dari
normal, di bawah 100.000 mm3. Keadaan trombositopenia menyebabkan
perdarahan spontan jika jumlah trombosit kurang dari 20.000 mm3.
B. Etiologi
Penyebab trombositopenia dapat dibagi menjadi tiga kategori:
a) Gangguun Produksi
Penyebab trombositopenia antara lain bisa discbabkan karena sumsum
tulang menghasilkan sedikit trombosit Hal ini biasa terjadi pada penderits
leukemia,anemia aplastik, pemakaian alkobol yang beriebihan.dan
kelainan sumsum tulang.Beberapa infeksi virus dapat menyebabkan
jumlah trombosit yang rendah dengan mempengaruhi sumsum tulang,
misalnya parvovinus, rubella, gondok, varicella, hepatitis C. dan HIV.
Penyebab lainnya trombositopenia akibat gangguan produksi trombosit
sumsum tulang meliputi: toksisitas alkohol jangka panjang dari
penyalahgunan alkohol: leukemia dan limfoma, kanker yang menyerang
sumsum tulang, dan kekurangan vitamin B12.
b) Peningkatan penghancuran trombosit
Perusakan plateletyang meningkat dapat menyebabkan trombositopenia
oleh mekanisme imunologi dan non-imunologi.
Penyebab imunologi trombositopenia dapat disebabkan oleh:
1. Obat tertentu (antibiotik sulfonamide, carbamazepine, digoxin,
kinia, quinidine, reaksi transfusi, dan gangguan rheumatologic
(lupus eritematosus sistemik).
2. Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) adalah trombositopenia
imunologi dimana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang
trombosit yang beredan (autoimun). ITP biasanya kronis (lama)
pada orang dewasa dan akut pada anak-anak.
3. Heparin-induced trombositopenia (HIT) adalah penghancuran
imunologis trombosit olch penggunaan heparin dan obat-obutan
terkait.Proses trombositopeni non-imunologi konsuntif meliputi
infeksi berat atau sepsis, irregularitas permukaan pembuluh darah
(vasculitis, katup jantung buatan), atau, jarang terjadi, koagulasi
intravaskular diseminata atau DIC (komplikasi serius dari infeksi
biasa, trauma, luka bakar, atau kchamilan).
c) Absorbsi Limpa
Absorbsi limpa terjadi ketika limpa membesar (misalnya, karena sirosis
hati atau beberapa jenis leukemia) dan menangkap trombosit dari sirkulasi
lebih dari biasanya.Hal ini bisa mengakibatkan trombositopenia.
E. Komplikasi
1. syok hipovolemik
2. penurunan curah jantung
3. splenomegali
B. BMP
Biopsi Tulang Sumsum (BMP) dapat dilakukan jika segala cara telah dilakukan
sampai mempersembahkan obat dan pemeriksaan darah tidak menunjukkan efek
baik pada pasien, jadi untuk mengetahui penyakit di dalam tubuhnya yaitu
memeriksa tulang sumsum (pengambilan cairan sumsum tulang belakang) karena
dicurigai ada penyakit lain selain itu ITP.
G. Penatalaksanaan
A. Ringan: observasi tanpa pengobatan → sembuh spontan.
B. Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik,
maka berikan kortikosteroid.
C. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan
immunoglobulin per IV.
D. Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspensi trombosit. b. ITP
Menahun • Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan. Misal: prednisone 2 –
5 mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid
berikan immunoglobulin (IV). • Imunosupressan: 6 – merkaptopurin 2,5 –
5 mg/kgBB/hari peroral.
E. Azatioprin 2 – 4 mg/kgBB/hari per oral.
F. Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral. • Splenektomi.
5. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes Diagnostik
2. Laboratorium
3. Foto rontgen
4. CT.Scan
5. MRI, USG, EEG, EKG
6. Jumlah sel darah puih Hematokrit
7. Hemoglobin Bilirubin
8. Destrosik
9. Pemantauan elektrolit
10. Pemeriksaan analisa gas darah. Dll
6. Terapi saat pengkajian dilakukan : infus, obat-obatan, d.1, serta
pemberian dan dosis yang diberikan.
B. Primary Survey
A. Airway/jalan napas
1. Pastikan kepatenan jalan napas dan kebersihannya segera. Benda
asing seperti darah, muntahan, permen, gigi palsu, atau tulang.
Obstruksi juga dapat disebabkan oleh lidah atau edema karena
trauma jaringan.
2. Jika pasien tidak sadar, selalui curigai adanya fraktur spinal
servikal dan jangan melakukan hiperekstensi leher sampai spinal
dipastikan tidak ada kerusakan.
3. Gunakan tindakan jaw thrust secara manual untuk membuka jalan
napas.
B. Breathing/pernapasan
1. Kaji irama, kedalaman dan keteraturan pernfasan dan observasi
untuk ekspansi bilateral pada dada.
2. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya krekels, wheezing, atau
tidak adanya bunyi nafas.
3. Jika pernafasan tidak adekuat atau tidak ada dukungan pernafasan
pasien dengan suatu alat oksigenasi yang sesuai
C. Circulation/Sirkulasi
1. Tentukan status sirkulasi dengan mengkaji nadi, mencatata irama
dan ritmenya dan mengkaji warna kulit.
2. Jika nadi karotis tidak teraba, lakukan kompenssasi dada tertutup.
3. Kaji tekanan darah.
4. Jika pasien hipotensi, segera pasang jalur intravena dengan jarum
besar (16-18). Mulai pergantian volume per protokol. Cairan
kristaloid seimbang (0.9% normal salin atau RL) biasanya yang
digunakan.
5. Kaji adanya bukti perdasarahan dan kontrol perdarahan dengan
penekanan langsung.
6. Jika pasien tidak bernafasa periksa denyut nadi di leher (karotis)
7. Jika pasien bernafas, periksa denyut nadi pada karotis atau pada
pergelangan tangan (radial)
8. Jika nadi katoris pasien teraba, tapi nadi radialis tidak maka ini
tanda dari syok.
9. Jika ditemuka darah berwarna cerah dan muncrat kemungkinan
berasal dari arteri, sebaliknya bila berwarna gelap dan mengalir
biasanya berasal dari vena
10. Kaji juga warna kulit, suhu tubuh dan kelembaban. Jika ditemukan
kulit pucat dan dingin menjadi indikasi syok
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul diantaranya:
1. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
dan oksigen
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan keluarnya volume
plasma ke ekstrasel
4. Resiko perdarahan berhubungan dengan trombositopenia
5. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi
banyaknya sekret.
6. Hipertermia berhubungan dengan proses pernyakit (trombositopenia).
- Ortopnea
- Pernapasan pursed-lip
- Pernapasan cuping hidung
- Dianeter thoraks anterior-posterior meningkat Ventilasi
semenit menurun
- Kapasitas vital menurun
- Tekanan ekspirasi menurun
- Tekanan inspirasi menurun
- Ekskursi dada berubah
2. Hipertermla (D.0130)
Pengertian
Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh.
Penyebab
Proses penyakit (mis. Infeksi, kanker)
Kriteria Mayor dan Minor
- Kriteria Mayor Subjektif : (tidak tersodia)
- Kritenia Mayor Objektif : Suhu tubuh diatas nilai
nomal
- Kriteria Minor Subiektif : (tidak tersedia)
- Kriteria Minor Objektif : Kulit merah, Kejang,
Takikardi, Takipnea, Kulit terasa hangat.
3. Defist nutrisi (D.0019)
Pengertian
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme.
Penyebab
- Kurangnya asupan makanan
- Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient
- Peningkatan kebutuhan metabolism
- Factor psikologis (mis. Stress, keengganan untuk makan)
Kriteria Mayor dan Minor
- Kriteria Mayor Subjektif: (tidak tersedia)
- Kriteria Mayor Objcktif: Berat badan menurun minimal
10% di bawah rentang ideal
- Kriteria Minor Subjcktif: Cepat kenyang setelah makan
Kram nyeri abdomen, Nafsu makan menurun
- Kriteria Minor Objektif: Bising usus hiperaktif, Otot
pengunyah lemah, Otot menelan lemah, Membrane
mukosa pucat, Sariawan, Serum albumin turun, Rambut
rontok berlebihan, Diare.
4. Intoleransl akivitas (D.0056)
Pengertian
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas schari-
hari.
Penyebab
- Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
- Kelemahan
Kriteria Mayor dan Minor
- Kriteria Mayor Subjekif: Mengeluh lelah
- Kriteria Mayor Objcktif: Frekuensi jantung meningkat
>20%% dari kondisi istirahat
- Kritenia Minor Subjektif: Dispnea saat atau setelah
aktivitas, Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas,
Merasa lemah
- Kniteria Minor Objekif: Tekanan darah berubah >20%%
dari kondisi istirahut. Gambaran EKG merunjukkan
aritmi saat'setelah aktivitas,Gambaran EKG menunjukkan
iskemik dan Sianosis.
D. Intervensi Keperawatan
Dx 1 : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
obstruksi banyaknya sekret.
Tujuan : Sctelah dilakukan tindakan keperawatan selama Ix24 jam di
harapkan jalan nafas klien efektif
Kriteria Hasil :
- Menunjukan jalan na fas yang paten
- Tidak ada sianosis dan dyapnen
- Mampu bemafas mudah
Intervensi
Intervensi
E. Implementasi
Implementasi Adalah Pengelolaan Dan Pewujudan Dari Renacana
Keperawatan yang Telah Disusun Pada Tahap Perencanaan (Setiadi.
2012).
F. Evaluasi
Merupakan Langkah Proses Keperawatan Yang Memungkinkan
Perawat Untuk menentukan Apakah Intervensi Kep. Telah Berhasil
Meningkatkan Kondisi Klien (Potter Dan Perry.2009).
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Pactricia A. & Anne, G. Perry. (2009). Fundamental Keperawatan Buku 1 Ed. 7. Jakarta:
Salemba Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI