Sei sulla pagina 1di 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI PADA Tn. S DENGAN DIAGNOSA


TROMBOSITOPENIA DI RUANG ICU RSUD KARDINAH TEGAL

Disusun Oleh :

Nama : Miftachul Munawaroh

NIM : 190106090

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(...........................................…) (...........................................…)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

2021
I. KONSEP TEORI
A. Pengertian
Trombositopenia adalah penurunan jumlah trombosit dalam sirkulasi yang
ditandai dengan keadaan berkurangnya jumlah trombosit di bawah nilai normal,
yaitu kurang dari 150x109 /L. Kelainan ini berkaitan dengan peningkatan resiko
perdarahan hebat, bahkan hanya dengan cedera ringan atau perdarahan spontan
kecil (Corwin, 2009).
Jadi dapat disimpulkan trombositopenia adalah kondisi dimana seseorang
mempunyai sedikit trombosit yang bersirkulasi di-darah atuu adanya penurunan
jumlah trombosit dalam darah perifer. Hal ini disebabkan karena trombosit tidak/
kurang diproduksi sum-sum tulang atau karena kerusakan trombosit pada sirkulasi
darah. Trombositopenia merupakan keadaun dimana trombosit kurang dari
normal, di bawah 100.000 mm3. Keadaan trombositopenia menyebabkan
perdarahan spontan jika jumlah trombosit kurang dari 20.000 mm3.

B. Etiologi
Penyebab trombositopenia dapat dibagi menjadi tiga kategori:
a) Gangguun Produksi
Penyebab trombositopenia antara lain bisa discbabkan karena sumsum
tulang menghasilkan sedikit trombosit Hal ini biasa terjadi pada penderits
leukemia,anemia aplastik, pemakaian alkobol yang beriebihan.dan
kelainan sumsum tulang.Beberapa infeksi virus dapat menyebabkan
jumlah trombosit yang rendah dengan mempengaruhi sumsum tulang,
misalnya parvovinus, rubella, gondok, varicella, hepatitis C. dan HIV.
Penyebab lainnya trombositopenia akibat gangguan produksi trombosit
sumsum tulang meliputi: toksisitas alkohol jangka panjang dari
penyalahgunan alkohol: leukemia dan limfoma, kanker yang menyerang
sumsum tulang, dan kekurangan vitamin B12.
b) Peningkatan penghancuran trombosit
Perusakan plateletyang meningkat dapat menyebabkan trombositopenia
oleh mekanisme imunologi dan non-imunologi.
Penyebab imunologi trombositopenia dapat disebabkan oleh:
1. Obat tertentu (antibiotik sulfonamide, carbamazepine, digoxin,
kinia, quinidine, reaksi transfusi, dan gangguan rheumatologic
(lupus eritematosus sistemik).
2. Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) adalah trombositopenia
imunologi dimana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang
trombosit yang beredan (autoimun). ITP biasanya kronis (lama)
pada orang dewasa dan akut pada anak-anak.
3. Heparin-induced trombositopenia (HIT) adalah penghancuran
imunologis trombosit olch penggunaan heparin dan obat-obutan
terkait.Proses trombositopeni non-imunologi konsuntif meliputi
infeksi berat atau sepsis, irregularitas permukaan pembuluh darah
(vasculitis, katup jantung buatan), atau, jarang terjadi, koagulasi
intravaskular diseminata atau DIC (komplikasi serius dari infeksi
biasa, trauma, luka bakar, atau kchamilan).
c) Absorbsi Limpa
Absorbsi limpa terjadi ketika limpa membesar (misalnya, karena sirosis
hati atau beberapa jenis leukemia) dan menangkap trombosit dari sirkulasi
lebih dari biasanya.Hal ini bisa mengakibatkan trombositopenia.

C. Patofisiologi dan Pathway


Trombosit dapat dihancurkan oleh pembentukan antibodi yang
diakibatkan oleh obat (seperti yang ditemukan pada kinidin dan senyawa emas)
atau oleh autoantibodi (antibodi yang bekerja melawan jaringnnya sendiri).
Antibodi tersebut menyerang trombosit sehingga lama hidup trombosit
diperpendek. Gangguan –gangguan autoimun yang bergantung pada antibodi
manusia, palling sering menyerang unsur-unsur darah, terutama trombosit dan sel
darah merah. Hal ini terkait dengan penyakit trombositopenia, yang memiliki
molekul-molekul IgG reaktif dalam sirkulasi dengan trombosit hospes.
Meskipun terikat pada permuakaan trombosit, antibodi ini tidak
menyebabkan lokalisasi protein komplemen atau lisis trombosit dalam sirkulasi
bebas. Namun, trombosit yang mengandung molekul-molekul IgG lebih mudah
dihilangkan dan dihancurkan oleh makrofag yang membawa reseptor membrane
untuk IgG dalam limpa dan hati.
Manifestasi utama adalah trombosit kurang dari 30.000/mm3 adalah
tumbuhnya petekie. Petekie ini dapat muncul karena adanya antibodi IgG yang
ditemukan pada membran trombosit yang akan mengakibatkan gangguan agregasi
trombosit dan meningkatkan pembuangan serta penghancuran trombosit oleh
sistem makrofag. Agregaasi trombosit yang terganggu ini akan menyebabkan
penyumbatan kapiler-kapiler darah yang kecil. Pada proses ini dinding kapiler
dirusak sehingga timbul perdarahan dalam jaringan. Bukti yang mendukung
mekanisme trombositopenia ini disimpulkan berdasarkan pemeriksaan yang
menunjukkan kekurangan trombosit berat tetapi singkat, setelah menerima serum
trombositopenia.
Trombositopenia sementara, yang ditemukan pada bayi yang dilahirkan
oleh ibu dengan trombositopenia, juga sesuai dengan kerusakan yang disebabkan
oleh IgG, karena masuknya antibodi melalui plasenta. trombositopenia dapat juga
timbul setelah infeksi, khususnya pada masa kanak-kanak, tetapi sering timbul
tanpa peristiwa pendahuluan dan biasanya mereda setelah beberapa hari atau
beberapa minggu.
Pathway

D. Tanda dan Gejala


1) Akut
1. Hanya 16% yang idiopatik
2. Perdarahan dapat didahului oleh infeksi, pemberian obat – obatan atau
menarche
3. Pada permulaan perdarahan sangat hebat selain terjadi trombositopenia,
rusaknya megakariosit juga terjadi perubahan pembuluh darah
4. Sering terjadi perdarahan GIT, tuba falopi dan peritoneum
5. Kelenjar lymphe, lien dan hepar jarang membesar
2) Menahun
1. biasanya pada dewasa, terjadi beberapa bulan samapai beberapa tahun
kadang menetap
2. permulaan tidak dapat ditentukan ada riwayat
perdarahan menahun, menstruasi lama
3. perdarah relative ringan
4. jumlah trombosit 30.000 – 80.000/mm3
5. biasanya tanpa enemi, lekopeni dan splenomegali
6. penghancuran trombosit lebih normal
7. sering terjadi relap dan remisi yang berulang – ulang
3) Recurrent
1. daiantaranya episode perdarahan, perdarahan normal dan tak ada petekie
dan masa hidup trombosit menurun
2. hasil pengobatan dengan kortikosteroid baik
3. kadang tanpa pengobatan dapat sembuh sendiri
4. remisi berkisar beberapa minggu sampai 6 bulan
4) Siklik
1. Menstruasi yang banyak
2. Perdarahan pada mukosa, mulut, hidung, dan gusi
3. Muntah darah dan batuk darah
4. Perdarahan Gastro Intestinal

E. Komplikasi
1. syok hipovolemik
2. penurunan curah jantung
3. splenomegali

F. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang


A. TES DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah yaitu: scbulahah
rutin(Hematologi Rutin) seperti :
1. eritrosit (RBC): mengetahui kelainan sel darah merah yang berfungsi dalam
mengangkut oksigen ke tubuh Normal : (pria : 4,5-6,5 x 1012/L dan
Perempuan : 3.9.5.6 x1012L)
2. Hemoglobin -Hb- (HGB): menentukan konsentrasi Hb (protein dalam critrosit
yang berfungsi membawa oksigen ke tubuh) pada kompoen darah. Normal
(pria : 12.5-16.5 x 109 L dun Perempuan: 11.5-155x 109 L)
3. Leukosit (WBC): mengetahui kelainan sel durah putih, Normal (orang
dewasa: 4000-10000 UL dan anak-anak: 5000-15000 /UL)
4. Trombosit (PLT) melihat bagaimana kondisi keping-keping darah apakah
mengalami gangguun kodok darah atau tidak, pemantauan dan evaluasi
perdarahan. Normal (150.000-450.000/UL)
5. hematrokit (HCT): berguma menentukan keadaan anemia, kehilangan darah.
Normal (pria : 40-54%, Perempun : 36-47%% dan anak-anak: 32-42%)
6. Laju Endap darah (LED) mengukur laju tidak (dalam mm jam) dari eritrosit
pada suatu kolom darah yang diberi antikoagulan LED meningkat yaitu
menunjukkan dan kadar imunogloblin atau protein akut dan merupakan
penanda nonspesifik dari adanya rata-rata atau infcksi.
7. Pendarahan waktu memanjang dengan waktu kodok normal

B. BMP

Biopsi Tulang Sumsum (BMP) dapat dilakukan jika segala cara telah dilakukan
sampai mempersembahkan obat dan pemeriksaan darah tidak menunjukkan efek
baik pada pasien, jadi untuk mengetahui penyakit di dalam tubuhnya yaitu
memeriksa tulang sumsum (pengambilan cairan sumsum tulang belakang) karena
dicurigai ada penyakit lain selain itu ITP.

G. Penatalaksanaan
A. Ringan: observasi tanpa pengobatan → sembuh spontan.
B. Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik,
maka berikan kortikosteroid.
C. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan
immunoglobulin per IV.
D. Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspensi trombosit. b. ITP
Menahun • Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan. Misal: prednisone 2 –
5 mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid
berikan immunoglobulin (IV). • Imunosupressan: 6 – merkaptopurin 2,5 –
5 mg/kgBB/hari peroral.
E. Azatioprin 2 – 4 mg/kgBB/hari per oral.
F. Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral. • Splenektomi.

II. ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama ,umur, jenis kelamin, alamat, suku, bangsa, pendidikan,
pekerjaan, agama, tanggal MRS, status perkawinan, tanggal
pengkajian, sumber informasi.
2. Riwayat kesehatan
a. Diagnosa medik
Trombositopenia
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang menyebabkan klien dibawa ke rumah sakit.
c. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit yang dialami sekarang dan apa ada penyakit
penyerta.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Klien pernah mengalami penyakit seperti ini atau tidak, penyakit
yang pernah dialami klien.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Terdapatnya riwayat keluarga yang mengalami DBD atau tidak.
3. Pengkajian keperawatan
1. Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
2. Pola nutrisi/metabolic
3. Pola eliminasi
4. Pola aktivitas dan latihan
5. Pola tidur dan istirahat
6. Pola kognitif dan perseptual
7. Pola persepsi diri
8. Pola seksualitas dan reproduksi
9. Pola peran dan hubungan
10. Pola manajemen koping dan stress
11. System nilai dan keyakinan
4. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Fisik difokuskan kepada:
a. Kulit dan Membran Mukosa : Purpura,Hemoraghi
subkutan,Hematoma dan Sianosis akral.
b. Sistem GI : Mual,muntah,nyeri pada abdomen, dan
peningkatan lingkar abdomen.
c. Sistem Urinaria : Hematuria.
d. Sistem Pernapasan : Dispnea.Takipnea,sputum mengandung darah.
e. Sistem Kardiovaskular : Hipertensi,Frekuensi
Jantung meningkat dan nadi perifer tak teraba.
f. Sistem Saraf : perubahan tingkat kesadaran,gelisah dan
ketidakstabilan vasomotor.
g. Sistem Muskuloskeletal : Nyeri otot sendi dan punggung.

5. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes Diagnostik
2. Laboratorium
3. Foto rontgen
4. CT.Scan
5. MRI, USG, EEG, EKG
6. Jumlah sel darah puih Hematokrit
7. Hemoglobin Bilirubin
8. Destrosik
9. Pemantauan elektrolit
10. Pemeriksaan analisa gas darah. Dll
6. Terapi saat pengkajian dilakukan : infus, obat-obatan, d.1, serta
pemberian dan dosis yang diberikan.

B. Primary Survey
A. Airway/jalan napas
1. Pastikan kepatenan jalan napas dan kebersihannya segera. Benda
asing seperti darah, muntahan, permen, gigi palsu, atau tulang.
Obstruksi juga dapat disebabkan oleh lidah atau edema karena
trauma jaringan.
2. Jika pasien tidak sadar, selalui curigai adanya fraktur spinal
servikal dan jangan melakukan hiperekstensi leher sampai spinal
dipastikan tidak ada kerusakan.
3. Gunakan tindakan jaw thrust secara manual untuk membuka jalan
napas.
B. Breathing/pernapasan
1. Kaji irama, kedalaman dan keteraturan pernfasan dan observasi
untuk ekspansi bilateral pada dada.
2. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya krekels, wheezing, atau
tidak adanya bunyi nafas.
3. Jika pernafasan tidak adekuat atau tidak ada dukungan pernafasan
pasien dengan suatu alat oksigenasi yang sesuai
C. Circulation/Sirkulasi
1. Tentukan status sirkulasi dengan mengkaji nadi, mencatata irama
dan ritmenya dan mengkaji warna kulit.
2. Jika nadi karotis tidak teraba, lakukan kompenssasi dada tertutup.
3. Kaji tekanan darah.
4. Jika pasien hipotensi, segera pasang jalur intravena dengan jarum
besar (16-18). Mulai pergantian volume per protokol. Cairan
kristaloid seimbang (0.9% normal salin atau RL) biasanya yang
digunakan.
5. Kaji adanya bukti perdasarahan dan kontrol perdarahan dengan
penekanan langsung.
6. Jika pasien tidak bernafasa periksa denyut nadi di leher (karotis)
7. Jika pasien bernafas, periksa denyut nadi pada karotis atau pada
pergelangan tangan (radial)
8. Jika nadi katoris pasien teraba, tapi nadi radialis tidak maka ini
tanda dari syok.
9. Jika ditemuka darah berwarna cerah dan muncrat kemungkinan
berasal dari arteri, sebaliknya bila berwarna gelap dan mengalir
biasanya berasal dari vena
10. Kaji juga warna kulit, suhu tubuh dan kelembaban. Jika ditemukan
kulit pucat dan dingin menjadi indikasi syok

C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul diantaranya:
1. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
dan oksigen
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan keluarnya volume
plasma ke ekstrasel
4. Resiko perdarahan berhubungan dengan trombositopenia
5. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi
banyaknya sekret.
6. Hipertermia berhubungan dengan proses pernyakit (trombositopenia).

Berikut adalah uraian dari diagnosa yang timbul bagi pasien


trombositopenia. Dengan menggunakan Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI DPP PPNI 2017)

1. Pola napas tidak efektif (D.0005)


 Pengertion
Inspirasi dan atau ckspirasi yang tidak memberikan ventilasi
adekuat.
 Penyebab
- Penurunan energi
- Sindrom hipoventilasi
- Kecemasan
 Kriteria Mayor dan Minor
Kriteria Mayor (Subjektif)
- Dispnea

Kriteria Mayor (Objcktif)

- Penggunaan otot bantu pernapasan


- Fase ekspirasi memanjang
- Pola napas abnormal (mis, Takipnea, bradipnea,
hiperventilasi, kussmaul.cheyne-stokes)

Kriteria Minor (Subjektif)

- Ortopnea

Kriteria Minor (Objektif)

- Pernapasan pursed-lip
- Pernapasan cuping hidung
- Dianeter thoraks anterior-posterior meningkat Ventilasi
semenit menurun
- Kapasitas vital menurun
- Tekanan ekspirasi menurun
- Tekanan inspirasi menurun
- Ekskursi dada berubah
2. Hipertermla (D.0130)
 Pengertian
Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh.
 Penyebab
Proses penyakit (mis. Infeksi, kanker)
 Kriteria Mayor dan Minor
- Kriteria Mayor Subjektif : (tidak tersodia)
- Kritenia Mayor Objektif : Suhu tubuh diatas nilai
nomal
- Kriteria Minor Subiektif : (tidak tersedia)
- Kriteria Minor Objektif : Kulit merah, Kejang,
Takikardi, Takipnea, Kulit terasa hangat.
3. Defist nutrisi (D.0019)
 Pengertian
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme.
 Penyebab
- Kurangnya asupan makanan
- Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient
- Peningkatan kebutuhan metabolism
- Factor psikologis (mis. Stress, keengganan untuk makan)
 Kriteria Mayor dan Minor
- Kriteria Mayor Subjektif: (tidak tersedia)
- Kriteria Mayor Objcktif: Berat badan menurun minimal
10% di bawah rentang ideal
- Kriteria Minor Subjcktif: Cepat kenyang setelah makan
Kram nyeri abdomen, Nafsu makan menurun
- Kriteria Minor Objektif: Bising usus hiperaktif, Otot
pengunyah lemah, Otot menelan lemah, Membrane
mukosa pucat, Sariawan, Serum albumin turun, Rambut
rontok berlebihan, Diare.
4. Intoleransl akivitas (D.0056)
 Pengertian
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas schari-
hari.
 Penyebab
- Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
- Kelemahan
 Kriteria Mayor dan Minor
- Kriteria Mayor Subjekif: Mengeluh lelah
- Kriteria Mayor Objcktif: Frekuensi jantung meningkat
>20%% dari kondisi istirahat
- Kritenia Minor Subjektif: Dispnea saat atau setelah
aktivitas, Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas,
Merasa lemah
- Kniteria Minor Objekif: Tekanan darah berubah >20%%
dari kondisi istirahut. Gambaran EKG merunjukkan
aritmi saat'setelah aktivitas,Gambaran EKG menunjukkan
iskemik dan Sianosis.

D. Intervensi Keperawatan
Dx 1 : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
obstruksi banyaknya sekret.
Tujuan : Sctelah dilakukan tindakan keperawatan selama Ix24 jam di
harapkan jalan nafas klien efektif
Kriteria Hasil :
- Menunjukan jalan na fas yang paten
- Tidak ada sianosis dan dyapnen
- Mampu bemafas mudah

Intervensi

1. Obsarvasi jalan nafas


2. Posisikan klicn untuk memaksimalkan ventilasi
3. Keluarkan sekret dengan suction
4. Auskultasi suara nafas catat adanya suara tambahan
5. Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu

Dx 2 : Hipertermia berhubungan dengan proses pernyakit


(trombositopenia).
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan Suhu tubuh membaik.
Kriteria Hasil :
- Menggigil menurun.
- Kulit merah menurun.
- Pucat menurun.
- Suhu tubuh membaik.
- Suhu kulit membaik.
- Tekanan darah membaik

Intervensi

2. Obsarvasi jalan nafas


2. Posisikan klicn untuk memaksimalkan ventilasi
3. Keluarkan sekret dengan suction
4. Auskultasi suara nafas catat adanya suara tambahan
5. Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu

E. Implementasi
Implementasi Adalah Pengelolaan Dan Pewujudan Dari Renacana
Keperawatan yang Telah Disusun Pada Tahap Perencanaan (Setiadi.
2012).

F. Evaluasi
Merupakan Langkah Proses Keperawatan Yang Memungkinkan
Perawat Untuk menentukan Apakah Intervensi Kep. Telah Berhasil
Meningkatkan Kondisi Klien (Potter Dan Perry.2009).
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, EJ 2009, Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3, EGC, Jakarta

Potter, Pactricia A. & Anne, G. Perry. (2009). Fundamental Keperawatan Buku 1 Ed. 7. Jakarta:
Salemba Medika

Setiadi. 2012. Konsep&Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan Praktik.


Yogyakarta : Graha Ilmu

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Potrebbero piacerti anche