Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
1
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
ANALISIS WAWANCARA
Wawancara dilakukan terhadap dua orang Kepala Sekolah yaitu dengan Bapak Marwazy,
S.Pd.,M.Pd (Kepala SMA N 1 Kota Sungai Penuh ) dan Bapak Hadi Sutrisno, M.Pd (Kepala
SMA N 5 Kota Sungai Penuh). Adapun pertanyaan yang diajukan sesuai dengan panduan di
LMS. Dari hasil wawancara diketahui beberapa poin penting yaitu sebagai berikut:
1. Dari wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa kedua Kepala Sekolah sudah dapat
mengidentifikasikan tentang Dilema etika dan bujukan moral. Dan mereka dapat
mengelompokkan kasus yang merupakan dilemma etika, karena dalam wawancara Sebagian
besar membicarakan tentang dilema etika. Pada wawancara dengan bapak Marwazy, M.Pd
dengan contoh dilema etika lebih focus seperti contoh masalah nilai kelas XII yang akan
melanjutkan keperguruan tinggi dimana masalahnya antara 2 nilai yang sama benar antara
peraturan yang harus ditegakkan dan juga masa depan siswa tersebut.
3. Langkah-langkah atau prosedur yang biasa dilakukan oleh Kepala Sekolah narasumber
saat berada pada posisi dilema etika yaitu:
a. Menentukan skala prioritas masalah yang kompleks ataupun masalah yang bisa
diselesaikan dari tahapan wali kelas atau Guru lainnya dengan catatan Kepala Sekolah juga
mengetahui hal tersebut
b. Kemudian mengumpulkan tim manajemen sekolah dan tim lainnya termasuk Wakasek,
Guru ataupun tim tim yang ada di sekolah, karena rata-rata dari penjelasan kepala sekolah
yang diwawancara bahwa dalam pengambilan keputusan memang harus melibatkan Orang
yang kompeten untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut
c. Penyelesaian masalah yang dilakukan tentunya dengan kebijakan dengan melihat resiko
yang terkecil.
4. Berdasarkan hasil wawancara Kepala Sekolah narasumber, hal-hal yang selama ini
dianggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika yaitu
bagaimana seorang pemimpin mengambil keputusan yang memiliki banyak manfaatnya, berfikir
dengan berbagai sudut pandang sebelum mengambil sebuah keputusan, berkoordinasi dengan
berbagai pihak untuk menggali informasi mengenai situasi yang terjadi, mengidentifikasi nilai-
nilai apa yang saling bertentangan, dan bijaksana dalam memutuskan.
Pengalaman dari narasumber sama halnya dengan pengetahuan yang saya dapatkan dari
pendidikan guru penggerak, dimana sebagai seorang pemimpin saat menghadapi kasus dilema
etika harus mempertimbangkan banyak hal namun pada wawancara tersebut saya masih belum
menemukan 9 pengujian dengan lengkap.
5. Hal-hal yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada
kasus-kasus dilema etika narasumber yang diwawancarai yaitu ditemukan kasus yang
mungkin dengan masalah yang kompleks artinya masalah itu mungkin menyangkut dengan
orang terdekat ataupun keluarga, dan nantinya tentu akan menimbulkan dilemma yang luar biasa.
Tetapi dari wawancara tersebut dapat saya simpulkan bahwa memang dalam menghadapi
masalah dilema etika yang kompleks seperti ini memang akan menemukan hal yang seperti itu
makanya sebagai salah satu pemimpin pengambil kebijakan kita harus menyiapkan mental untuk
menghadapi tantangan tersebut, dan juga melakukan pendekatan seperti memberi pengertian
tentang keputusan yang diambil.
6. Pengalaman dari Kepala Sekolah narasumber menyatakan bahwa narasumber tidak punya
schedule khusus dalam menyelesaikan suati masalah, tetapi mereka menentukan skala
prioritas mana masalah yang harus diselesaikan terlebih dahulu
7. Menurut narasumber seseorang atau faktor-faktor yang selama ini mempermudah atau
membantu dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus adalah Orang-orang dalam
tim manajemen sekolah seperti wali kelas, guru bimbingan konseling, wakil Kepala Sekolah
bidang kesiswaan, dan guru-guru lain yang terlibat dalam kasus. Menariknya kedua kepala
sekolah ini dalam menyelesaikan suatu masalah mereka memetakan dulu permasalahan tersebut,
kemudian baru menentukan bagaimana nantinya Langkah-langkah penyelesaian masalah
tersebut, dan berdasarkan pengalaman yang dilakukan oleh kepala sekolah yang saya
wawancara, dapat saya simpulkan bahwa mereka mengkombinasikan antara 3 prinsip
pengambilan keputusan tergantung dari masalah yang dihadapi. Tetapi memang saya masih
belum merasa puas karena belum tergambarnya pengujian terhadap pengambilan keputusan
tersebut, karena pengambilan keputusan tersebut hanya dilihat efektifitasnya dengan resiko
terkecil, dan yang paling banyak manfaatnya.