Sei sulla pagina 1di 3

KOMUNIKASI EFEKTIF SBAR

NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

006/14/XI/2018 00 1/3

RSUD UNGARAN
Jl. Diponegoro 125 Ungaran

Ditetapkan ,
Tanggal Terbit Direktur RSUD Ungaran
SPO
05-11-2018
dr. Setya Pinardi, MKes
NIP.196112021989011002
Komunikasi yang efektif SBAR adalah komunikasi
menggunakan prinsip SBAR (Situation, Background,
Pengertian Assesment dan Recommendation ). Komunikasi dilakukan
melalui telepon antara :
- perawat/ bidan dengan dokter umum/ dokter jaga atau
dokter spesialis/ DPJP.
- Dokter umum/ dokter jaga dengan dokter spesialis/ DPJP/
konsulen

Sebagai acuan dalam rangka meningkatkan komunikasi


Tujuan efektif antara perawat dengan dokter yang akan mengurangi
kesalahan dan menghasilkan peningkatan keselamatan
pasien.

Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur Nomor 445/IV/14.01/XI/2018


tentang kebijakan sasaran keselamatan pasien RSUD
Ungaran.

Prosedur Komunikasi SBAR melalui telepon antara perawat/bidan –


dokter (dokter jaga atau DPJP)
1. Sebelum menelepon pelapor telah melakukan
pemeriksaan fisik, anamnesa (pengkajian) dan membaca
rekam medis pasien.
2. Pelapor menulis hal-hal yang akan dilaporkan di lembar
catatan terintegrasi.
3. Pelapor membaca status dan data pasien yang akan
dilaporkan untuk memastikan bahwa data sudah benar.
4. Pelapor menyiapkan rekam medis pasien dan lembar
catatan terintegrasi yang telah diisi didekat pesawat
telepon lengkap dengan data –data yang akan
dilaporkan.
5. Sebelum melaporkan, pelapor menyampaikan salam
singkat, seperti: “selamat pagi/ siang/ malam dokter?”
6. Laporkan kondisi pasien dengan menggunakan prinsip
komunikasi SBAR
a. Situation
Sebutkan identitas pelapor dan ruangan tempat
bertugas, dan sebutkan nama lengkap pasien, umur,
kamar/ruangan, serta masalah utama pasien saat ini
(misal: sesak nafas, nyeri dada, badan panas, dll).

b. Background
KOMUNIKASI EFEKTIF SBAR

NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

006/14/XI/2018 00 2/3

RSUD UNGARAN
Jl. Diponegoro 125 Ungaran

Sebutkan diagnosis dan data klinis pasien sesuai


kebutuhan :
- Status kardiovaskular (nyeri dada, tekanan darah,
EKG, dsb)
- Status respirasi (frekuensi pernafasan, saturasi
oksigen, dsb)
- Status gastrointestinal (nyeri perut, muntah,
perdarahan, dsb)
- Status neurologis (GCS, pupil, kesadaran, dsb)
- Hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang
lainnya.

c. Assesment
Sebutkan problem pasien tersebut
- Problem kardiologi (syok kardiogenik, aritmia
maligna dsb)
- Problem gastrointestinal (perdarahan masif, syok
dsb)

d. Recommandation
Rekomendasi dipilih sesuai kebutuhan :
1) Saya meminta dokter untuk:
o memindahkan pasien ke ICU?
o segera datang melihat pasien?
o mewakilkan dokter lain untuk datang?
o konsultasi ke dokter lain?
2) Pemeriksaan atau terapi apa yang diperlukan:
o foto rontgen?
o pemeriksaan EKG?
o pemberian oksigenasi?
o nebulizer?
3) Apabila ada perubahan terapi nyatakan :
o seberapa sering diperlukan pemeriksaan
tanda vital
o bila respon terapi tidak ada kapan harus
menghubungi dokter lagi?
4) Konfirmasi
o saya telah mengerti rencana tindakan pasien
o apa yang harus saya lakukan sebelum dokter
sampai sini?

7. Pelapor menuliskan semua rekomendasi/ instruksi dokter


dalam lembar catatan terintegrasi dalam rekam medis
pasien :
 tanggal dan jam pesan diterima
 dosis obat yang akan diberikan dan waktu pemberian
harus spesifik untuk menghindari salah penafsiran.
KOMUNIKASI EFEKTIF SBAR

NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

006/14/XI/2018 00 3/3

RSUD UNGARAN
Jl. Diponegoro 125 Ungaran

8. Pelapor memastikan bahwa rekomendasi yang diberikan


telah sesuai dengan cara membacakan kembali ke
pengirim pesan untuk konfirmasi kebenaran pesan yang
telah dituliskan dan hal-hal yang telah diistruksikan oleh
dokter. Hal ini dibuktikan dengan memberikan cap/
stempel TBK pada catatan perkembangan terintegrasi.
Diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali
(read back) bila tidak memungkinkan seperti dikamar
operasi atau situasi gawat darurat di IGD /ICU.
9. Dokumentasikan secara lengkap instruksi dokter dalam
catatan terintegrasi dan memberikan paraf serta nama
jelas pelapor dan nama dokter yang memberikan
instruksi.
10. Dokter yang menerima laporan harus melihat dan
memberikan paraf, nama jelas, tanggal dan jam verifikasi
pada kolom yang tersedia dilembar catatan terintergasi
pada saat :
a. Untuk dokter jaga : pada saat pergantian shift atau
selambat-lambatnya dalam waktu 2x24 jam
b. Untuk DPJP : pada saat visit pertama kali atau
selambat-lambatnya dalam waktu 2x24 jam.
11. Apabila DPJP berhalangan (cuti, sakit) maka yang
melakukan verifikasi menandatangani catatan pesan
yang ditulis – penerima pesan adalah dokter pengganti
yang ditunjuk oleh DPJP tersebut dalam waktu 2x24 jam.

Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat


2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Jalan

Potrebbero piacerti anche