Sei sulla pagina 1di 6

Alur Pelayanan Poli ISPA

No. Dokumen : sop/pkmcp/ispa/01


No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 03 Januari 2022
SOP
PEMERINTAH Halaman : 1/6
PROVINSI DKI
JAKARTA

PUSAT
KESEHATAN
dr. Murni L. Naibaho, MKM
MASYARAKAT
NIP.197310202002122004
KECAMATAN
CEMPAKA PUTIH

1. Pengertian Pelayanan Poli ISPA adalah Poli yang melayani


1. Kasus Suspek
Istilah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saat ini dikenal
kembali dengan istilah kasus suspek, Seseorang yang
memiliki salah satu dari kriteria berikut:
a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)*
DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi
lokal**.
b. b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA* DAN
pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable
COVID-19.
c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat*** yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang
meyakinkan.
*ISPA yaitu demam (≥38oC) atau riwayat demam; dan
disertai salah satu gejala / tanda penyakit pernapasan
seperti: batuk / sesak nafas / sakit tenggorokan / pilek /
pneumonia ringan hingga berat
**Negara/wilayah transmisi lokal adalah negara/wilayah
yang melaporkan adanya kasus konfirmasi yang sumber
penularannya berasal dari wilayah yang melaporkan
kasus tersebut. Negara transmisi lokal merupakan
negara yang termasuk dalam klasifikasi kasus klaster
dan transmisi komunitas, dapat dilihat melalui situs
https://www.who.int/emergencies/diseases/novelcoronavi
rus-2019/situation-reports Wilayah transmisi lokal di
Indonesia dapat dilihat melalui situs
https://infeksiemerging.kemkes.go.id.
***Definisi ISPA berat/pneumonia berat dan ARDS dapat
dilihat pada tabel 5.1 di BAB V Buku Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
(COVID-19) Rev 5, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, Juli 2020

1. Kasus Probable
Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS***/meninggal
dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN
belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR

2. Kasus Komfirmasi
Kasus Konfirmasi Seseorang yang dinyatakan positif
terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan dengan
pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi
menjadi 2:
a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)

Kontak Erat Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus


probable atau konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang
dimaksud antara lain:
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau
kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka
waktu 15 menit atau lebih.
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau
konfirmasi (seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan
lain-lain).
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap
kasus probable atau konfirmasi tanpa menggunakan APD
yang sesuai standar.
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak
berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim
penyelidikan epidemiologi setempat, kasus probable atau

No. Dokumen : sop/pkmcp/ispa/01


No. Revisi : 01
Halaman : 2/6
konfirmasi yang bergejala (simptomatik), untuk menemukan
kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum
kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul
gejala. Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala
(asimptomatik), untuk menemukan kontak erat periode
kontak dihitung dari 2 hari sebelum dan 14 hari setelah
tanggal pengambilan spesimen kasus konfirmasi.
3. Pasien dengan keluhan mual,muntah ,mencret dan
badan pegal pegal dengan riwayat deman
2 Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk :
1. Melaksanakan kesiapsiagaan menghadapi COVID-19
2. Melaksanakan diagnosis dan managemen klinis pada pasien
dalam pengawasan COVID-19
3. Melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi selama
perawatan kesehatan
3. Kebijakan Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan
Cempaka Putih Nomor 054 Tahun 2020 Tentang Pelayanan
Pada Masa Pandemi COVID-19 di Pusat Kesehatan Masyarakat
Kecamatan Cempaka Putih
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/104/2020 Tentang Penempatan Infeksi
Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai Penyakit
Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya
2. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease (COVID-19) Rev 5, kementerian kesehatan
Republik Indonesia, 13 Juli 2020
3. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 79 tahun 2020 tentang penerapan disiplin dan
penegakan hokum protocol kesehatan sebagai upaya
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019
4. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 80 tahun 2020 Tentang pelaksanaan pembatasan
sosial berskala besar pada masa transisi menuju masyarakat
sehat, aman, dan produktif.
5. Instruksi Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 16 Tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan
No. Dokumen : sop/pkmcp/ispa/01
No. Revisi : 01
Halaman : 3/6
Terhadap Resiko Penularan Infeksi Corona Virus Diseases
(COVID-19)
6. Seruan Gubernur DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 2020 tentang
Penggunan Masker untuk Mencegah Penularan Coronavirus
Disease (COVID-19)
5. Alat dan 1. Termometer non kontak
Bahan 2. Stetoskop
3. Saturasi
4. Masker bedah dan N95
5. Goggle/ Faceshield
6. Gloves
7. Nurse cap
8. Gawn
9. Hand Sanitizer
6. Prosedur/ 1. Pasien dari Triage datang ke Poli ISPA
langkah- 2. Petugas memastikan pasien dan pengantar pasien
langkah menggunakan masker
3. Petugas memisahkan jarak pasien di ruang tunggu untuk
menghindari penumpukan pasien.
4. Petugas ruang ISPA melakukan cuci tangan dengan sabun
dan air mengalir kemudian menggunakan APD berupa
masker bedah / N95, gloves, coverall, google / faceshield,
nurse cap dalam melayani pasien.
5. Perawat memanggil pasien sesuai jam pendaftaran dan
mengecek identitas pasien ( nama, umur, alamat ) kemudian
dilakukan anamnesa dan xpemeriksaan fisik ( TTV, tinggi
badan, berat badan, saturasi ) dan mengarahkan ke meja
dokter.
6. Dokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan pasien
terkait penyakit yang dirasakan pasien dan mencatat hasil
pemeriksaan pada rekam medis elektronik ( SIKDA ) atau
rekam medis manual ( jika aplikasi SIKDA sedang dalam
masalah )
7. Dokter mengisi form PE online dan memberi status Kasus
Suspek, Kasus Konfirmasi ( gejala ringan / tanpa gejala ),
Kontak Erat
8. Dokter mengarahkan swab onsite apabila jam onsite masih

No. Dokumen : sop/pkmcp/ispa/01


No. Revisi : 01
Halaman : 4/6
ada .
9. Jika diperlukan pemeriksaan penunjang laboratorium, dokter
membuat formulir pengantar manual, dan petugas
laboratorium akan mengambil sampel di ruang ispa
10. Bila pasien tidak perlu di rujuk, dokter mengetik resep obat di
rekam medis elektronik ( SIKDA ) berdasarkan hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan kemudian petugas farmasi
mengantarkan obat ke ruang ispa
11. Bila pasien ( kasus non emergency ) perlu di rujuk eksternal
ke fasilitas kesehatan tindak lanjut, dokter membuatkan surat
rujukan di aplikasi pcare
12. Perawat mencatat register dengan menggunakan bit.ly
register poli ispa
13. Petugas merapikan Alkes dan ruangan
14. Dokter dan perawat membuka APD dan mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir dengan 6 langkah
7. Diagram Alir
(jika
dibutuhkan)

8. Dokumen 1. Rekam Medis Elektronik (SIKDA)


No. Dokumen : sop/pkmcp/ispa/01
No. Revisi : 01
Halaman : 5/6
Terkait 2. Formulir Persetujuan/Penolakan Tindakan (Informed Consent)
3. Fomulir Laboratorium
4. Formulir Rontgen
5. Surat Keterangan Sakit
6. Surat Keterangan Berobat
7. Kertas Resep
9. Unit Terkait Seluruh Unit Pelayanan Klinis di Pusat Kesehatan Masyarakat
Kecamatan Cempaka Putih

10. Rekaman Historis Perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.Terbit


1. Judul SOP 03 Januari 2022
2. Pengertian 03 Januari 2022
3. Referensi 03 Januari 2022
4. Prosedur/ Langkah 03 Januari 2022

5. Diagram Alir 03 Januari 2022

6. Dokumen Terkait 03 Januari 2022

No. Dokumen : sop/pkmcp/ispa/01


No. Revisi : 01
Halaman : 6/6

Potrebbero piacerti anche