Sei sulla pagina 1di 62

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

DI RUMAH SAKIT TNI AU


LANUD ROESMIN NURJADIN

DISUSUN OLEH :
FITRI RAHMATILLA
HALIMAH
HILMA DWI RAMADHANI
LIONA TASYA NURBIANDA
MUNA APRINA
OLGA OCTAWILA
PRATIWI FAREN
SUKMA WATI

KOMPETENSI KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN


PROGRAM ANALIS KESEHATAN
SMKF IKASARI YAYASAN UR PEKANBARU
2016
DAFTAR PUSTAKA
RS LANUD ROESMIN NURJADIN PEKANBARU (2011). Profile
Rumah Sakit Lanud Pekanbaru. Form
http://rslanudpekanbaru.blogspot.com/, 20 Juli 2015
PENTAK LANUD ROESMIN NURJADIN (2013). Tentang Kami. From
http://www.roesminnurjadin.com/tentang_kami, 20 Juli 2015
http://praktekanalislab.blogspot.co.id/2013/05/pengambilan-darah-
vena.html
Data Sekretaris Rumah Sakit TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembelajaran di SMK dirancang dengan pendekatan berbasis pada
kompetensi, pendekatan berbasis pada produksi dan pendekatan berbasis
didunia kerja. Pembelajaran berbasis pada kompetensi adalah
pembelajaran yang ditekankan untuk membekali kompetensi secara tuntas
kepada peserta didik yang mencakup aspek sikap (attitude), pengetahuan
(knowledge) dan keterampilan (skill). Pembelajaran berbasis produksi
adalah pembelajaran yang ditekankan pada pemerolehan hasil belajar
berupa barang jadi atau jasa sesuai dengan standar industri atau dunia
usaha. Sedangkan pembelajaran berbasis di dunia kerja mengarahkan
peserta didik dapat meningkatkan kompetensinya melalui dunia kerja.
Pembelajaran di dunia kerja inin, peserta didik harus melakukan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan persyaratan kompetensi yang dibutuhkan oleh
dunia kerja.
Pada dasarnya Praktik Kerja Industri (Prakerin) adalah suatu model
penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara utuh dan terintegrasi
kegiatan belajar peserta didik di sekolah dengan proses penguasaan
keahlian kejuruan melalui bekerja langsung di lapangan kerja. Metode
tersebut dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) untuk mencapai relevansi antara pendidikan dengan
kebutuhan tenaga kerja.
Harapan utama dan kegiatan prakerin ini di samping meningkatkan
keahlian profesional peserta didik agar sesuai dengan tuntutan kebutuhan
kerja agar siswa memiliki etos kerja yang meliputi : kemampuan bekerja,
motivasi kerja, inisiatif, kreatif, hasil pekerjaan yang berkualitas, disiplin
waktu, dan kerajinan dalam bekerja.

1
2

1.2. Tujuan Prakerin

Penyelenggaraan Prakerin bertujuan untuk:

1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional,


yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan,
keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tu tutan lapangan
kerja.

2. Memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepadanan (link and


match) antara SMK dan industri.

3. Meningkatkan efisien proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja


yang berkualitas profesional.

4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja


sebagai bagian dari proses pendidikan.

1.3. Manfaat Prakerin

Kerjasama antara SMK dengan dunia usaha / industri atau instansi


dilaksanakan dalam prinsip saling membantu, saling mengisi, dan saling
melengkapi untuk keuntungan bersama.

Berdasarkan prinsip ini, dilakukan Praktik Kerja Industri (Prakerin)


akan memberi nilai tambah atau manfaat bagi pihak-pihak yang kerjasama,
sebagai berikut:

1.3.1 Manfaat bagi Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI)

Penyelenggaraan prakerin memberi keuntungan nyata bagi industri


antara lain:

1. Perusahaan dapat mengenal kualitas peserta prakerin yang belajar


dan bekerja di DUDI.
3

2. Umumnya peserta prakerin telah ikut dalam proses produksi


secara aktif sehingga pada pengertian tertentu peserta prakerin
adalah tenaga kerja yang memberi keuntungan.

3. DUDI dapat memberi tugas kepada peserta prakerin untuk


kepentingan perusahaan sesuai kompetensi dan kemampuan yang
dimiliki.

4. Selama proses pendidikan melalui kerja DUDI, peserta prakerin


lebih mudah dalam hal disiplin berupa kepatuhan terhadap
peraturan perusahaan. Karena itu, sikap peserta prakerin dapat
dibentuk sesuai dengan ciri khas tertentu DUDI.

5. Memberi keputusan bagi dunia usaha / industri karena diakui ikut


serta menentukan hari depan bangsa melalui Praktik Kerja Industri
(prakerin).

1.3.2. Manfaat bagi sekolah

Tujuan pendidikan untuk memberikan keahlian professional bagi


peserta didik lebih terjamin pencapaiannya. Terdapat kesesuain antara
program pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja (sesuai dengan
prinsip link and match). Memberi kepuasan bagi penyelenggaraan
pendidikan sekolah karena tamatannya lebih terjamin memperoleh bekal
yang bermanfaat, baik untuk kepentingan tamatan, kepentingan dunia
kerja, dan kepentingan bangsa.

1.3.3. Manfaat bagi peserta didik

Hasil belajar peserta Praktik Industri akan lebih bermakna, karena


setelah tamat akan betul-betul memiliki keahlian professional sebagai
bekal untuk meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai bekal untuk
pengembangan dirinya secara berkelanjutan.Keahlian professional yang
diperoleh dapat mengangkat harga diri dan rasa percaya diri tamatan, yang
selanjutnya akan mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian
professionalnya pada tingkat yang lebih tinggi.
4

1.4. Waktu Dan Tempat

Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini dilaksanakan tanggal 02


Februari - 31 Maret 2016 di RS TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin.
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1. Sejarah RS TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin


Pangkalan TNI AU sebelumnya bernama Pelabuhan Udara Simpang Tiga.
Tanah/lokasi yang dipergunakan untuk lapanga udara tersebut adalah berdasarkan
Surat Siak Kepala Pemerintahan Belanda Nomor : 9 tanggal 10 Juli 1939, dan
diperbaharui sampai tahun 1973. Luasnya meliputi Timur-Barat : 1090 m, Utara-
Selatan : 3000m.
Pelabuhan Udara Simpang Tiga ini berfungsi sebagai pelabuhan militer
Belanda semasa penjajahan Belanda, dengan Skep Kasau Nomor : Sket/08-
PKS/III/1985 tanggal 15 Maret 1985 diangkat Kepala Rumah Sakit yang pertama
yaitu, Lettu Kes. dr. Yunus Sutani.
Ditahun 1989-1994 Kepala Rumah Sakit dijabat oleh seorang Dokter
Spesialis Bedah yaitu, Kapten Kes. dr. Chandra Sfaras, SpB. Tahun 1991 dikirim
juga seorang konsultan psikolog Kapten Kes. drs. Firman Hakim, kemudian
Rumah Sakit Lanud Pekanbaru menjadi sebagai Rumah Sakit Tk. IV TNI AU.
Rumah Sakit TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin diklasifikasikan sebagai Rumah
Sakit tingkat III atau Rumah Sakit kelas C. Rumah Sakit ini telah memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan bagi Rumah Sakit Tk. III yaitu, menangani kasus
yang lebih spesialistik bagi kasus gigi dan pengobatan umum, mempunyai
kemampuan spesialis terbatas yang ada di RS tingkat III yaitu, penyakit
bedah,penyakit dalam, kebidanan/kandungan, penyakit anak, serta pelayan
pendukung klinik lainnya serta merupakan tempat rujukan bagi penderita dari
Rumah Sakit TNI Tk. IV dan poliklinik sekitarnya.
Tugas dan pokok Rumah Sakit TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin adalah
menyelenggarakan dukungan kesehatan yang diperlukan dalam kegiatan
operasional TNI AU yang mendukung operasi udara dan latihan yang
diselenggarakan oleh Lanud Roesmin Nurjadin, Batalyon 462 Paskhas, Sastrad
232 Dumai, serta memberikan pelayanan kesehatan seluruh personil Lanud
Roesmin Nurjadin yaitu, prajurit dan PNS TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin
beserta keluarganya.

5
6

2.2. Gambaran Umum RS TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin


Rumah Sakit Tingkat III Lanud Roesmin Nurjadin adalah Rumah Sakit
TNI AU yang berkedudukan langsung di bawah Komandan Lanud Roesmin
Nurjadin mempunyai fungsi menyelenggarakan kegiatan dukungan kesehatan
setiap operasi penerbangan latihan yang diselenggarakan oleh Lanud Roesmin
Nurjadin, pemeriksaan kesehatan bagi personil Lanud Roesmin Nurjadin,
Batalyon 462 Paskhas, Satrad 232 Dumai dan Calon personel TNI , dukungan
kesehatan pada Pam VVIP serta Pelayanan Kesehatan dengan kegiatan Perawatan
Umum yang terdiri dari perawatan jalan (Poli Umum, Poli Gigi, & Mulut),
Pelayanan Rawat Inap, Pelayanan Gawat Darurat, pelayanan penunjangan
kesehatan (Radiologi, Laboratorium, Fisioterapi, Apotek,Gizi, Gudang Bekkes,
penunjang perawatan), Pelayanan Spesialis (Bedah, Obsgyn, THT, Penyakit
Dalam, Saraf dan Anak) dengan sasaran seluruh personel Lanud Roesmis
Nurjadin, Batalyon 462 Paskhas, Satrad 232 Dumai, rujukan dari personel TNI
lainnya serta pelayanan masyarakat umum askes dan jamkesmas.
RS TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin berpedoman kepada peraturan
kepala Staf Angkatan Udara Nomor : Perkasau/110/XII/2009, Kepmenkes RI
Nomor : YM.02.04.3.1.3451 dan Program Kerja Dinas Kesehatan TNI AU serta
Rencana Program Kerja Pangkalan TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin.

2.3. Struktur Organisasi RS TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin


Rumkit Lanud Roesmin Nurajadin adalah rumah sakit tingkat III
(berdasarkan peraturan kasau nomor : Perkasau / 122/ XII /2012, tanggal 3
desember 2012 tentang penyempurnaan DSP koopsau I beserta jajarannya) yang
berkedudukan langsung dibawah Komandan Pangkalan TNI AU Lanud Roesmin
Nurjadin bertugas pokok menyelenggarakan dukungan kesehatana dalam setiap
operasi maupun latihan militer tang ditugaskan kepada Pangkalan Udara Roesmin
Nurjadin dan melaksanakan pelayanan kesehatan bagi personel Militer / PNS TNI
berserta keluarganya, untuk mendkung kegiatan;kegiatan tersebut telah disiapkan
penunjang kesehatan yang optimal serta kegiatan administrasi demi kelancaran
tugas-tugas yang diemban oleh Rumkit Lanud Roesmin Nurjadin.
7

Dasar pendukung dan operasional / legalitas dari Kemenkes RI sebagai berikut :


1. Surat keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Riau nomor :
466.1/Akr-1/III/2012.01.096 tanggal 20 maret 2012 tentang Pemberian
Izin penyelenggaraan Rumah Sakit TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin
Pekanbaru.
2. Surat Keputusan Kepala Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal
Kota Pekanbaru nomor : 05/05.12/BPTPM/III/2015 tanggal 30 maret 2015
tentang Izin Operasional Tetap Rumah Sakit Kelas C Lanud Roesmin
Nurjadin.
3. Surat Keputusan Kepala Badan Pelayanan Terpadu dan penanaman modal
Kota Pekanbaru nomor : 15/05.13/BPTM/III/2015 tanggal 30 maret 2015
tentang Izin Klinik Lanud Roesmin Nurjadin.
4. Sertifikat Penetapan Kelas Rumah Sakit dari Kemenkes RI nomor :
HK.03.05/I/787/12 tanggal 10 april 2012 tentang penetapan kelas Rumah
Sakit Umum Kelas C dengan Kode RS : 1471215.
5. SERTIFIKAT Akreditasi dari KARS/Kemenkes RI nomor : KARS-
SERT/690/VI/2012 tanggal 29 juni 2012 tentang lulus ujian Akreditasi
tingka dasar dengan 5 (lima) pelayanan dasar : Administrasi Manajemen,
Pelayanan Medis, Pelayanan IGD, Pelayanan Perawatan dan Medical
Record.

2.4. Tugas dan Fungsi Tenaga Teknis Analis Kesehatan


2.4.1 Tugas
Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang
hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunologi-serologi,
toksikologi, kimia lingkungan, kimia makanan-minuman, kimia
air, patologi anatomi, biologi dan fisika.
8

2.4.2 Fungsi
1) Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses
spesimen.
2) Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen.
3) Mengoperasikan dan memelihara peralatan atau instrumen
laboratorium.
4) Mengevaluasi data laboratorium.
5) Mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru laboratorium
secara efektif dan efisien.
6) Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi
kegiatan laboratorium.
7) Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang
teknik kelaboratoriuman.
8) Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang
laboratorium kesehatan.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKERIN

3.1. Uraian Pelaksaan Prakerin


3.1.1. Pengambilan sampel
1. Pengambilan darah vena

Tujuan :Untuk mendapatkan darah dan pemeriksaan yang


memerlukan darah lebih dari 0.5 ml
Prinsip :Darah vena yang diambil dengan menggunakan spuit
sebanyak volume yang diperlukan
Alat :
Spuit
Tourniquit
Kapas alkohol 70%
Plasterin

Lokasi :

Untuk orang dewasa


o Vena cubiti
o Vena basilica
o Vena cephalica
Untuk anak kecil
o Vena jugularis external
o Vena sinus sagitalis superior
o Vena femoralis

Prosedur :

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan


2. Pasang torniquit dengan jarak minimal tiga jari dari area
yang ingin diambil darahnya
3. Bersihkan area yang akan diambil darahnya menggunakan
kapas alhokol dan biarkan kering

9
10

4. Tusuk vena menggunakan spuit dan ambil darah sebanyak


yang diperlukan
5. Masukkan darah kedalam tabung vacutainer sesuai dengan
pemeriksaan yang diminta

2. Pengambilan darah kapiler


Tujuan :Untuk mendapatkan darah dari pembuluh darah kapiler

Prinsip :Darah diambil dari pembuluh darah kapiler pasien


Alat :-Lancet
-Kapas alcohol 70%
Lokasi :
Untuk orang dewasa
- Pada ujung jari manis
- Pada ujung jari tengah
- Pada ujung jari telunjuk
Untuk anak kecil dan bayi
- Pada ibu jari kaki pinggir
- Pada tumit

Prosedur :

1. Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan menggunakan


kapas alkohol
2. Peganglah bagian yang akan ditusuk dengan sedikit ditekan
3. Tusuk dengan cepat menggunakan lancet steril
4. Tetesan pertama diusap menggunakan tisu dan tetesan
selanjutnya digunakan untuk pemeriksaan
11

3. Pengambilan sampel sputum

Tujuan :Untuk mengetahui cara pengambilan sampel sputum

Alat :Botol sputum

Sampel :

Sputum Sewaktu
Sputum Pagi
Sputum Sewaktu

Prosedur :

1. Minta pasien menarik nafas panjang


2. Lalu dibatukkan dan masukkan kedalam botol penampung,
lalu tutup
3. Sampel siap diperiksa

4. Pengambilan sampel urin

Tujuan :Untuk mendapatkan sampel urin

Alat :Pot urin

Sampel :

Urin sewaktu
Urin pagi
Urin 24 jam

Prosedur :

1. Mintalah pasien berkemih sedikit tidak ditampung


2. Basuh alat kelamin dengan air bersih
3. Lalu urin selanjutnya ditampung di pot urin
12

3.1.2. Pemeriksaan Hematologi


1. Pemeriksaan darah rutin

Tujuan :Untuk mengetahui kadar darah yang abnormal

Metode :Impedansi dan Kolorimetrik

Prinsip :Dua metode pengukuran yang independen digunakan dalam


analisa ini adalah, metode impedansi untuk menentukan WBC,
RBC, dan PLT. Metode kolorimetrik untuk menentukan HGB.
selama siklus analisis, sampel disedot, diencerkan dan dicampur
sebelum tekad untuk setiap parameter dilakukan.

Alat :Tabung EDTA

Sampel :Darah vena

Prosedur :

1. Colokkan kabel ke stop kontak


2. Tekan tombol dari lexus
3. Kemudian tekan lagi tombol on dibelakang alat mindray
4. Setelah backgroundnya keluar, tekan F1
5. Isi data pasien
6. Kemudian darah yang berada didalam tabung EDTA di
homogenkan
7. Lalu masukkan tabung kedalam pipa, tekan tombol, hingga
darahnya terhisap
8. Setelah terhisap, biarkan pipanya masuk kedalam
9. Dan tunggulah hasilnya keluar
10. Tekan tombol menu
13

Nilai Normal :

Hb = P : 14-18 g/dl
W : 12-16 g/dl

Eritrosit = P : 4,5-6,0 jt/mm3 darah


W : 4,0-5,5 jt/mm3 darah

Leukosit = 4-10 rb/mm3 darah

Hematokrit = P : 40-48 %

W : 37-43 %

Trombosit = 150-450 rb/mm3 darah

Diff count = 1. Basophil : 0-1 %

2. Eosinophil : 1-3 %

3. N. Batang : 2-6 %

4. N. Segmen : 50-70 %

5. Lymposit : 20-40 %

6. Monosit : 2-8 %

MCV = 80-94 fl
MCH = 28-32 pg
MCHC = 32-36 %

CT (Waktu pemekuan) : 2- 6
BT (Waktu perdarahan) : 1- 3
14

2. Pemeriksaan LED

Tujuan :Untuk mengetahui laju endap darah pada pasien

Metode :Westergreen

Prinsip :Darah dengan antikoagulan dihomogenkan, lalu masukan pipet


westergreen kedalam tabung EDTA dan biarkan darah terhisap
sampai tanda 0. Kemudian biarkan selama 1 jam, lalu baca tinggi
lapisan plasma dengan melihat skala dipipet westergreen.

Alat :

Rak Westergren
Pipet westergren

Sampel :Darah EDTA

Prosedur :

1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Homogenkan darah yang ada di dalam tabung EDTA
3. Kemudian letakkan tabung di rak westergreen
4. Setelah itu masukkan pipet westergreen kedalam tabung
EDTA
5. Biarkan darah terhisap sampai tanda 0 dan tunggu selama 1
jam
6. Lalu baca lapisan plasma yang terbentuk dengan membaca
skala dipipet

Nilai Normal : P = <10 mm/1jam

W =<20 mm/1jam
15

3. Pemeriksaan golongan darah

Tujuan :Untuk mengetahui atau mendeteksi golongan darah seseorang

Metode :Aglutinasi

Prinsip :Sel darah berkaitan dengan antisera tertentu sehingga terjadi


aglutinasi

Reagensia :

ANTISERA A

ANTISERA B

ANTISERA AB

ANTISERA D

Bahan :Darah kapiler

Alat :

Blood lancet
Kapas alkohol
Slide golongan darah
Batang pengaduk

Prosedur :

1. Darah kapiler diteteskan satu tetes pada tiap lingkaran pada


slide yaitu lingkaran A, lingkaran B, lingkaran AB, dan
lingkaran D

2. Tambahkan satu tetes antisera A pada darah lingkaran A,


antisera B pada darah lingkaran B, antisera AB pada darah
lingkaran AB, dan antisera D faktor pada darah lingkaran D
16

3. Campurkan sampai homogen dengan lidi atau pengaduk


(tiap lingkaran harus menggunakan lidi atau batang
pengaduk yang berbeda)

4. Baca golongan darah dengan melihat adanya aglutinasi.

Interpretasi hasil :

Ag

A B AB Rh
Goldar

A (+) (-) (+) (+/-)

B (-) (+) (+) (+/-)

AB (+) (+) (+) (+/-)

O (-) (-) (-) (+/-)

Keterangan :

( + ) : Terjadi Aglutinasi

( - ) : Tidak Terjadi Aglutinasi

4. Cloothing time (CT)

Tujuan :Untuk mengetahui masa pembekuan darah pasien

Metode :Stopwatch

Prinsip :Darah dikeluarkan dari pembuluh darah dan diteteskan diatas


objek glass lalu dicungkit dengan lidi setiap 15 detik sampai terjadi
benang fibrin
17

Alat :

Stopwatch
Objek glass
Lidi

Prosedur :

1. Bersihkan jari dengan kapas alkohol 70% biarkan kering


2. Tusuk jari dengan lancet steril
3. Teteskan darah pada objek glass dan nyalakan stopwatch,
setiap 15 detik angkat dengan menggunakan lidi sampai
terbentuk benang fibrin
4. Setelah terjadi benang fibrin, hentikan stopwatch dan
hitung waktunya

Nilai Normal : 2-6

5. Pemeriksaan blooding time (BT)

Metode : Duke

Tujuan : Untuk mengetahui lamanya waktu pendarahan pada luka

Prinsip : Blooding Time dilakukan untuk menilai faktor-faktor hemostatis


yang letaknya extravaskuler dimana keadaan dinding kapiler dan
jumlah trombosit juga berpengaruh

Alat :

Lancet
Stopwatch
Kertas saring

Prosedur :

1. Bersihkan bagian cuping telinga dengan kapas alkohol 70%


2. Tusuk cuping telinga dengan lancet
18

3. Setelah darah keluar, jalankan stopwatch


4. Tempatkan kertas saring ditempat luka setiap 15 detik
5. Hentikan stopwatch bila darah tidak dapat dihisap kembali
dan catat waktunya

Nilai normal : 1-3

3.1.3. Pemeriksaan kimia klinik

1. Pemeriksaan glukosa darah

Tujuan :Untuk mengetahui kadar glukosa dalam serum seseorang.

Metode :Glukose Oxidase/Peroksidase.

Prinsip :
glucose oxidase
Glucose + 12 O2 + H2 O Gluconate + H2 O2

peroxidase
2H2 O2 + 4 Aminoantipyrine + Phenol Quinoneimine + 4 H2 O

Alat :

Tabung reaksi
Mikropipet
Pintip
Spektrofotometer

Bahan :Serum

Reagensia :

Reagen glukosa

Standar glukosa

Aquadest
19

Prosedur :

Blank Standard Sample

Standard - 10 uL -

Sample - - 10 uL

Reagent 1000 uL 1000 uL 1000 uL

Inkubasi selama 10 menit dengan suhu 16-25atau selama 5 menit


dengan suhu 37. Baca pada spektrofotometer dengan 500 nm.

Nilai normal :

- GDS : <140 mg/dL

- GDN : 70 - 100 mg/dL

- Gula darah 2 jam pp : <125 mg/dL

2. Pemeriksaan cholesterol

Tujuan :Untuk mengetahui kadar cholesterol dalam serumseseorang.

Metode :Cholesterol Oksidase/Peroxidase.

Prinsip :

chol. esterase
Cholesterol ester + H2 O Cholesterol + Fatty acid

chol. oxidase
Cholesterol + 12 O2 + H2 O Cholestenone + H2 O2

peroxidase
2H2 O2 + 4 Aminoantipyrine + Phenol Quinoneimine + 4H2 O
20

Alat :

Tabung reaksi

Mikropipet

Pintip

Spektrofotometer

Bahan :Serum

Reagensia :

Reagen cholesterol

Standar cholesterol

Aquadest

Prosedur :

Blank Standard Sample

Standard - 10 ul -

Sample - - 10 ul

Reagent 1000 ul 1000 ul 1000 ul

Inkubasi selama 10 menit dengan suhu 16-25 atau selama 5


menit dengan suhu 37. Baca pada spektrofotometer dengan 500
nm.

Nilai normal : 150-200 mg/dL


21

3. Pemeriksaan trigliserida

Tujuan :Untuk mengetahui kadar trigliserida dalam serum seseorang.

Metode :Glycerol Phospate Oxidase/Peroxidase.

Prinsip :

lipase
Triglycerides + H2 O Glycerol + Fatty acids

glycerol kinase
Glycerol + ATP Glycerol 3 P + ADP

G3Poxidase
Glycerol 3 P + O2 Dihidroxyacetone P + H2 O2
peroxidase
2H2 O2 + 4 Aminoantipyrine + 4 Chlorophenol Quinoneimine
+ 4H2 O

Alat :

Tabung reaksi

Mikropipet

Pintip

Spektrofotometer

Bahan :Serum

Reagensia :

Reagen trigliserida

Standar trigliserida

Aquadest
22

Prosedur :

Blank Standard Sample

Standard - 10 ul -

Sample - - 10 ul

Reagent 1000 ul 1000 ul 1000 ul

Inkubasi selama 10 menit dengan suhu 16-25 atau selama 5


menit dengan suhu 37. Baca pada spektrofotometer dengan 500
nm.

Nilai normal : 74-172 mg/dL

4. Pemeriksaan cholesterol HDL

Tujuan :Untuk mengetahui kadar cholesterol HDL dalam serum


seseorang.

Metode :Phosphotungstate/Mg-Chol. Oxidase/Peroxidase.

Prinsip :

chol. esterase
Cholesterol esters + H2 O Cholesterol + Fatty acid

chol. oxidase
Cholesterol + 12 O2 + H2 O Cholestenone + H2 O2
peroxidase
2H2 O2 + 4 Aminoantipyrine + DCFS Quinoneimine + 4H2 O

Alat :

Tabung reaksi

Mikropipet

Pintip

Spektrofotometer
23

Bahan :Serum

Reagensia :

Reagen trigliserida

Standar trigliserida

Aquadest

Prosedur :

1. Pipet 500 ul reagen A dan 200 ul serum.

2. Homogenkan dan diamkan 10 menit dengan suhu ruangan


(16-25)

3. Centrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 400 rpm.

4. Ambil supernatan nya. Lalu pipet :

Blank Standard Sample

Aquadest 50 ul - -

Standard - 50 ul -

Sample Supernatant - - 50 ul

Reagent 1000 ul 1000 ul 1000 ul

5. Inkubasi selama 30 menit dengan suhu 16-25 atau selama


10 menit dengan suhu 37. Baca pada spektrofotometer
dengan 500 nm.

Nilai normal : 74-172 mg/dL


24

5. Pemeriksaan ALT/GPT/SGPT

Tujuan :Untuk mengetahui kadar SGPT dalam serum pasien.

Metode :IFCC - Kinetik

Prinsip :
ALT
Alanine + 2 Oxoglutarate Pyruvate + Glutamate

LDH
Pyruvate + NADH + H Lactate + NAD

Alat :

Tabung reaksi

Mikropipet

Pintip

Spektrofotometer

Bahan :Serum

Reagensia :

Reagen SGPT

Standar SGPT

Aquadest

Prosedur :

Blank Standard Sample

Standard - 25 ul -

Sample - - 25 ul

Reagent 500 ul 500 ul 500 ul

Inkubasi selama 1 menit dengan suhu 16-25. Baca pada


spektrofotometer dengan 500 nm.
25

Nilai normal :

- Wanita: 0 37 IU/L

- Pria : 0 40 IU/L

6. Pemeriksaan AST/GOT/SGOT

Tujuan :Untuk mengetahui kadar SGOT dalam serumseseorang.

Metode :IFCC - Kinetik

Prinsip :

AST
Aspartate + 2 Oxoglutarate Oxalacetate + Glutamate

MDH
Oxalacetate + NADH + H malate + NAD

Alat :

Tabung reaksi

Mikropipet

Pintip

Spektrofotometer

Bahan :Serum

Reagensia :

Reagen SGOT

Standar SGOT

Aquadest
26

Prosedur :

Blank Standard Sample

Standard - 25 ul -

Sample - - 25 ul

Reagent 500 ul 500 ul 500 ul

Inkubasi selama 1 menit dengan suhu 16-25. Baca pada


spektrofotometer dengan 500 nm.

Nilai normal :

- Wanita: 0 37 UI/L

- Pria : 0 40 UI/L

7. Pemeriksaan urea/bun

Tujuan :Untuk mengetahui kadar urea dalam serum seseorang.

Metode :Urease/salicylate.
urease
Prinsip :Urea + H2 O 2NH + CO2

nitroprusside
NH + salicylate + NaClO Indophenol

Alat :

Tabung reaksi

Mikropipet dan pintip

Spektrofotometer

Bahan :Serum
27

Reagensia :

Reagen urea

Standar urea

Aquadest

Prosedur :

1. Pipet:

Blank Standard Sample

Standard - 10 uL -

Sample - - 10 uL

Reagent (A) 1000 uL 1000 uL 1000 uL

2. Homogenkan dan Inkubasi selama 10 menit dengan suhu


16-25 atau selama 5 menit dengan suhu 37.

3. Kemudian, Pipet:

Reagent (B) 1000 uL 1000 uL 1000 uL

4. Homogenkan dan Inkubasi selama 10 menit dengan suhu


16-25 atau selama 5 menit dengan suhu 37.

5. Baca absorbsansi pada 600 nm

Nilai normal : 10 43 mg/dL


28

8. Pemeriksaan uric acid

Tujuan :Untuk mengetahui kadar asam urat dalam serum seseorang.

Metode :Uricase/Peroxidase.

Prinsip :

uricase
Uric Acid + O2 + 2 H2 O Alantoin + CO2 + H2 O2

peroxidase
2 H2 O2 + 4 Aminoantipyrine + DCFS Quinoneimine + 4 H2 O

Alat :

Tabung reaksi

Mikropipet

Pintip

Spektrofotometer

Bahan :Serum

Reagensia :

Reagen uric acid

Standar uric acid

Aquadest

Prosedur :

Blank Standard Sample

Aquadest 12,5 uL - -

Standard - 12,5 uL -

Sample - - 12,5 uL

Reagent 500 uL 500 uL 500 uL


29

Inkubasi selama 10 menit dengan suhu 16-25atau selama 5 menit


dengan suhu 37. Baca pada spektrofotometer dengan 520 nm.

Nilai normal :

- Pria : 3,4 7,0 mg/dL

- wanita : 2,4 6,0 mg/dL

9. Pemeriksaan creatinine

Tujuan :Untuk mengetahui kadar creatinin dalam serumseseorang.

Metode :Alkaline picrate.

Prinsip :Sampel bereaksi dengan picrate yang terdapat pada reagen.


pembentukan kompleks diukur dalam waktu singkat untuk
menghindari interferencesu.

Alat :

Tabung reaksi

Mikropipet

Pintip

Spektor fotometer

Bahan :Serum

Reagensia :

Reagen creatinin

Standar creatinin

Aquadest
30

Prosedur :

Blank Standard Sample

Standard - 50 ul -

Sample - - 50 ul

Reagent 500 uL 500 uL 500 uL

Homogenkan dan langsung dibaca pada spektrofotometer dengan


500 nm.

Nilai normal :

- Wanita: 0,5 1,1 mg/dL

- Pria : 0,6 1,4 mg/dL

3.1.4. Pemeriksaan bakteriologi

1. Pemeriksaan BTA
Tujuan :Untuk mengetahui adanya BTA dalam sediaan sputum
Metode :Ziehl Neelson
Prinsip :BTA : Bakteri akan mengikat kuat zat warna utama (carbol
fuchsin) tidak bisa di lunturkan dengan zat warna peluntur (HCl
alkohol) dan tidak mengikat kuat zat warna (methylen blue)
sehingga bakteri berwarna merah.
BTTA : Bakteri tidak dapat mengikat kuat zat warna utama (carbol
fuchsin) bisa dilunturkan dengan zat peluntur (HCl alkohol) dan
mengikat kuat zat warna (methylen blue) sehingga bakteri
berwarna biru.
Alat :
Lidi
Objek glass
Lampu bunsen
31

Rak pewarnaan
Mikroskop
Sampel :
Sputum sewaktu
Sputum pagi
Sputum sewaktu
Reagensia :
Carbol fuchsin
Asam alkohol 3%
Methylen blue
Prosedur : A. Pembuatan sediaan
1. Sediakan objek glass yang bersih dan steril
2. Ambil sputum menggunakan ujung lidi yg telah
dipipihkan, oleskan di objek glass dengan ukuran 3x2
3. Ratakan pengolesan sputum
4. Tunggu setengah kering, lalu ukir membentuk pola
spiral menggunakan ujung lidi yang runcing
5. Keringkan lalu di fiksasi.
B. Pewarnaan ZIEHL NEELSON
1. Letakkan sediaan yang sudah di fiksasi tadi di atas rak
pewarnaan
2. Teteskan carbol fuchsin sampai menutupi sediaan, lalu
panaskan diatas lampu bunsen sampai menguap selama
2 menit setelah itu diamkan selama 5 menit
3. Cuci dengan air mengalir.
4. Lalu teteskan asam alkohol sampai warna merah hilang
5. Cuci dengan air mengalir
6. Tuangkan methylen blue diamkan selama 10-30 detik
7. Cuci dengan air mengalir dan keringkan lalu periksa
pada mikroskop lensa objektif 100x dengan
penambahan imersi oil.
32

Pelaporan :
Negatif = 0 / 100 LP
Scenty = 1-9 / 100 LP
(+) = 10-99 / 100 LP
(+ +) = 1-10 / 1 LP
(+ + +) = > 10 / 1 LP

3.1.5. Pemeriksaan imunoserologi

1. Pemeriksaan HbsAg

Tujuan :Untuk mengetahui apakah seseorang terkena infeksi hepatitis B

Prinsip :HBsAg dalam sampel akan berikatan dengan anti HBs colloidal
gold konjugat membentuk komplek yang akan bergerak melalui
membran area tes yang telah dilapisi oleh anti HBs. Kemudian
terjadi reaksi membentuk garis berwarna merah muda keunguan
yang menunjukkan hasil positif

Metode :Rapid HBsAg

Alat :

Rapid test/strip HbsAg

Mikropipet

Yellow tip

Bahan :Serum

Prosedur :

1. Pipet serum dengan mikropipet sebanyak 75 ul lalu teteskan


pada tempat serum pada rapid

2. Tunggu 15 menit

3. Baca hasil dengan melihat garis yang terbentuk


33

Interpretasi hasil :

Positif ( + ) : terbentuk dua garis merah di hasil dan di kontrol

Negatif ( - ) : terbentuk satu garis merah di kontrol saja

Invalid : terbentuk satu garis di hasil tetapi pada garis kontrol tidak
terbentuk garis merah

2. Pemeriksaan VDRL

Tujuan :Untuk mendeteksi adanya antibody non-treponema (Reagin)

Prinsip :Adanya antibody regain (antibody non treponema) dalam serum


penderita akan bereaksi dengan antigen lipoid yang terkandung
dalam reagen VDRL akan membentuk garis yang menandakan
hasil positif

Metode :Rapid VDRL

Alat :

Mikropipet

Yellow tip

Rapid test/ strip VDRL

Bahan :Serum

Prosedur :

1. Pipet serum dengan mikropipet sebanyak 120 ul lalu


teteskan pada tempat serum pada rapid

2. Tunggu 10 menit

3. Baca hasil dengan melihat garis yang terbentuk


34

Interpretasi hasil :

Positif ( + ) : terbentuk dua garis merah pada hasil dan di kontrol

Negatif ( - ) : terbentuk satu garis merah di kontrol saja

Invalid : terbentuk satu garis pada hasil tetapi pada garis kontrol
tidak terbentuk garis merah

3. Pemeriksaaan widal

Tujuan :Untuk mendeteksi adanya antibody yang spesifik terhadap


Salmonella Typhi dan Salmonella Paratyphi.

Metode :Aglutinasi

Prinsip :Terjadinya aglutinasi antara Salmonella antigen O dan antigen H


dengan antibody spesifik yang terdapat dalam serum penderita
demam Thypoid.

Alat :

Slide Widal
Rotator
Pengaduk
Mikropipet
Yellow type

Bahan :Serum

Reagen :Antigen O,AO,BO,CO dan Antigen H,AH,BH,CH

Prosedur :

1. Siapkan bahan dan alat

2. Teteskan masing masing 50 ul reagen antigen


O,AO,BO,CO dan antigen H,AH,BH,CH pada slide

3. Tambahkan 10 ul serum dimasing masing reagen pada slide


35

4. Homogenkan

5. Kemudian dirotator selama 2 menit dengan kecepatan 2000


Rpm

6. Perhatikan aglutinasi yang terbentuk

Interpretasi Hasil :

1/80 : aglutinasi sangat halus

1/160 : aglutinasi halus

1/320 : aglutinasi jelas terlihat

1/640 : aglutinasi sangat jelas terlihat

4. Pemeriksaan anti dengue (IgG dan IgM)

Tujuan :Untuk mendeteksi antibody DHF (Dengue Hemoragic Fever) yang


terdapat dalam serum

Metode :Imunokromatografi

Prinsip :Adanya antibody yang spesifik terhadap virus Dengue didalam


serum penderita akan bereaksi dengan IgG ataupun IgM akan
membentuk garis warna pada strip

Alat :

Strip IgG/IgM
Mikropipet
Yellow type

Bahan :Serum

Reagen :Buffer IgG/IgM


36

Prosedur :

1. Siapkan strip IgG/IgM

2. Teteskan 10 ul serum pada strip

3. Tambahkan 2 tetes buffer anti dengue IgG/IgM

4. Tunggu selama 3-5 menit, baca hasil

Interpretasi Hasil:

IgG positif (+) : Terdapat 2 garis pada strip yaitu di C dan T2


IgM positif (+) : Terdapat 2 garis pada strip yaitu di C dan T1
IgG dan IgM positif (+): Terdapat 3 garis pada strip yaitu di C , T1 dan T2
Invalid : Tidak terdapat garis di C

5. Pemeriksaan HIV

Tujuan :Untuk mendeteksi antibody terhadap antigen Human


Imunodefisiensi Virus (HIV) pada serum pasien

Metode :Imunokromatografi

Prinsip :Pada saat serum diteteskan pada salah satu ruang membran,
sampel akan bereaksi dengan partikel yang telah dilapisi dengan
protein yang terdapat pada bantalan spesimen. Selanjutnya
campuran ini akan bergerak secara kromatografi ke ujung lain
membran dan bereaksi dengan antigen HIV rekombinan yang
terdapat pada garis tes. Jika serum/ plasma mengandung antibody
HIV-1/ HIV-2 maka akan timbul garis warna pada garis tes.

Alat :

Strip HIV
Mikropipet
Yellow type

Bahan :Serum
37

Reagen :Buffer HIV

Cara Kerja :

1. Siapkan strip HIV

2. Teteskan 10 ul serum pada strip

3. Tambahkan 4 tetes buffer HIV

4. Tunggu selama 5-20 menit

5. Baca hasil

Interpretasi hasil :

Positif (+) :Terdapat 2 garis pada strip yaitu di C dan T1 atau 2 garis
di C dan T2

Negatif (-) :Terdapat garis pada strip yaitu di C

Invalid :Tidak terdapat garis di C

3.1.6. Pemeriksaan urin

1. Pemeriksaaan urin rutin

Tujuan :Mengetahui fungsi ginjal dan mengetahui adanya infeksi pada


ginjal atau saluran kemih.

Metode :Carik celup

Prinsip :Strip dicelupkan ke dalam urine, warna strip untuk setiap kategori
akan berubah sesuai kandungan zat yang ada dalam urin dan
menunjukkan keberadaan zat yang diperiksa (gula, protein dsb)
atau tinggi rendahnya zat dalam urine tersebut (keasamannya, berat
jenisnya dsb).
38

Alat :

Stick urine

Dipstick urine

Botol penampung

Tissue

Bahan :Urine sewaktu

Prosedur :

1. Siapkan alat dan bahan

2. Siramkan urin pada stick urine

3. Tiriskan bagian bawah stick dengan tissue

4. Baca dengaan membandingkan pada dip stick urine

Nilai normal :

Warna : kuning jernih

Ph : 4,6 8,0

Berat jenis : 1.001 1.035

Protein : negatif

Reduksi : negatif

Bilirubin : negatif

Leukosit : negatif

Nitrit : negatif

Blood : negatif

Keton : negatif
39

2. Pemeriksaan sediment urine

Tujuan :Untuk menentukan adanya unsur-unsur sediment organik


dan anorganik dalam urine secara mikroskopis

Metode :Mikroskopis

Prinsip :Endapan urine yang telah diperoleh setelah dicentrifuge


diperiksa dibawah mikroskop dengan lensa obyektif
10x (LPK) untuk melihat silinder, sel epitel, kristal dan 40x (LPB)
untuk melihat leukosit dan eritrosit

Alat :

Tabung reaksi

Objeck deck glass

Centrifuge

Mikroskop

Bahan :Urine sewaktu

Prosedur :

1. Siapkan alat dan bahan

2. Masukkan urine kedalam tabung reaksi sebanyak lebih


kurang 5ml

3. Centrifuge selama 3-5 menit dengan kecepatan 1500-3000


Rpm

4. Buang urine dengan cepat,ambil seperempatnya dan


letakkan diatas kaca objeck glass dan tutup dengan deck
glass

5. Periksa dibawah mikroskop lensa10x dan 40x


40

Nilai normal :

Silinder :0-5/LPK

Leukosit :0-3/LPB

Eritrosit :0-1/LPB

Epitel :negatif/positif

Bakteri :negatif

Sel ragi :negatif

Kristal :negatif

3. Pemeriksaan kehamilan

Tujuan :Untuk mengetahui didalam tubuh seseorang ada


tidaknya hormon HCG

Metode :Rapid

Prinsip :Secara imunocromatografi untuk mendeteksi adanya human


karionik gonadotropin dalam urine untuk membantu dalam
awalkehamilan .Tes menggunakan dua baris untuk menunjukkan
hasil.garis control terdiri dari antibody poliklonal kambing dan
partikelkoloid emas.pengujian ini dilakukan dengan merendam
strip test dalamspecimen urin dan mengamati pembentukan garis-
garis berwarna.Specimen positif bereaksi dengan khusus untuk
membentuk garisberwarna di wilayah garis uji.

Alat :Strip urine

Bahan :Urine sewaktu


41

Prosedur :

1. Siapkan alat dan bahan

2. Masukkan strip kedalam urin sampai tanda batas, tunggu


beberapa menit

3. Baca hasil

Nilai normal :

Positif(+) : terbentuk 2 garis merah

Negatif(-) : terbentuk 1 garis merah

4. Pemeriksaan narkoba

Tujuan :Untuk mengetahui seseorang mengkonsumsi jenis


narkoba atau tidak

Metode :ICT

Prinsip :Pada strip mengandung konjungat drugs IgG anti narkoba,dimana


subtrat urin yang mengandung drugs (AMP/M-AMP) akan
bereaksi dengan konjungat dimana hasil (+) ditandai dengan
terbentuknya garis merah pada test, (-) pada control

Alat :

Botol urine

Strip narkoba (AMP/M-AMP)

Pipet tetes

Bahan :Urine sewaktu

Prosedur :

1. Siapkan alat dan bahan

2. Teteskan 4 tetes urin pada tempat yang ditentukan


42

3. Tunggu 10 menit lalu baca hasil

Interpretasi hasil :

Positif(+): terbentuk 1 garis merah

Negatif(-): terbentuk 2garis merah

3.1.7. Pemeriksaan Parasitologi


1. Pemeriksaan faeces

Tujuan :Untuk mengetahui unsur makroskopis dan mikroskopis dari faeces

Metode :Makroskopis dan mikroskopis

Prinsip :Setetes eosin 2 % + seujung feses periksa di mikroskop lensa 10 x


dan 40x

Alat :

lidi
objek glass
deck glass
pipet tetes
mikroskop

Bahan :Feses

Reagensia :Eosin 2%

Prosedur :

1. Siapkan objek glass dan deck glass yang bersih


2. Teteskan 1 tetes eosin 2 % + seujung lidi feses
3. Homogenkan
4. Tutup dengan deck glass
5. Periksa di mikroskop lensa 10x dan 40x
43

Interpretasi hasil :

Mikroskopis : telur cacing, sel epitel, eritrosit, leukosit, dll

Makroskopis : warna, bau, lendir, darah, viskositas

3.2. Hambatan

1. Kurangnya pengetahuan sebelum terjun ke dunia industri


2. Adanya ketidaksamaan praktek antara sekolah dan rumah sakit
3. Alat-alat pemeriksaan yang belum dikenal siswa prakerin sebelumnya
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Prakerin memberikan gambaran secara langsung bagaimana peran seorang
analis kesehatan dalam menjalankan tugasnya dan memberikan gambaran
secara nyata dalam berkomunikasi kepada pasien.
2. Peserta didik lebih terampil, mandiri, dan teliti dalam mengerjakan
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
3. Peserta didik mengerti administrasi dasar di laboratorium.
4. Peserta didik mampu melaksanakan sirkulasi pelayanan kesehatan dari
pemberiaan blangko hingga penyerahan hasil kepada pasien.
5. Peserta didik mengerti peraturan SOP yang telah ditentukan.
6. Peserta didik mampu mengerjakan pemeriksaan hematologi, bakteriologi,
imunologi, parasitologi, kimia klinik dan urinalisa.
7. Peserta didik mengerti distribusi sampel dari setiap unit yang ada di
Rumah Sakit.

4.2. Saran
4.2.1. Saran untuk sekolah
1. Jumlah peserta prakerin disesuaikan dengan lokasi tempat
siswa prakerin.
2. Materi lebih dimantapkan sebelum siswa terjun ke
lapangan.

4.2.2. Saran untuk laboratorium


1. Alat untuk pemeriksaan lebih dilengkapkan supaya tidak
perlu mengirim ke laboratorium luar.
2. Ruangan laboratorium lebih diluaskan.

44
45

GAMBAR 1

Alat Hematologi
46

GAMBAR 2

Alat Kimia Klinik


47

GAMBAR 3

Centrifuge

Centrifuge Hematokrit
48

GAMBAR 4

Oven

Rotator
49

GAMBAR 5

Mikroskop

Lemari reagen
50

GAMBAR 6

Lemari penyimpanan produk


51

LAMPIRAN 1

Struktur Organisasi RS AURI


52

LAMPIRAN 2

Blangko Hasil Pemeriksaan


53

LAMPIRAN 3

Blangko Permintaan Pemeriksaan


54

LAMPIRAN 4

Contoh Kwitansi UMUM


55

LAMPIRAN 5

Contoh Kwitansi BPJS


56

LAMPIRAN 6

Pengambilan Darah Pasien

Pemeriksaan Kimia Klinik


57

LAMPIRAN 7

Pemeriksaan Hematologi
58

LAMPIRAN 8

Pembuatan Sediaan BTA

Pewarnaan Ziehl Neelson


59

LAMPIRAN 9

Pengamatan sediaan di mikroskop


44

Potrebbero piacerti anche