Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
TERHADAP
NOMOR : 13/Pdt.G/2023/PTA.JK
Jo.
ANTARA
MELAWAN
1
JAKARTA, 10 MARET 2023
Kepada Yth,
KETUA MAHKAMAH AGUNG
Jalan Medan Merdeka Utara 9 – 13
Jakarta 10010
Melalui:
KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA UTARA
Jl. Plumpang Semper No.5, Tugu Sel., Kec. Koja, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 14260
Di Tempat
Dengan Hormat
NEL HAYATI binti KUDIN, Lahir di Padang pada tanggal 10 Agustus 1979 umur 43
tahun, Agama Islam, Pendidikan SMA, Pekerjaan wiraswasta, bertempat tinggal di Jalan
Lontar II Nomor 1A, RT 08 RW 04, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Kota Jakarta
Utara, DKI Jakarta, sebagai Pembanding atau dahulu sebagai Penggugat;
Melawan
Melawan Zulkarnain bin Amin, umur 45 tahun, berlamat di Jalan Manggar Nomor 2, RT
02 RW 18 Kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta, selaku
Terbanding atau dahulu sebagai Tergugat.
Bahwa Pembanding telah menyatakan banding pada tanggal 12 Desember 2022 sehingga
masih dalam masa yang diperbolehkan dalam mengajukan upaya hukum Banding.
Selanjutnya Pembanding hendak mengajukan memori banding sebagai keberatan atas
Putusan Pengadiian Agama Jakarta Utara Nomor 1376/Pdt.G/2022/PA.JU berbunyi sebagai
berikut :
2
MENGADILI
Adapun Amar Putusan Pengadilan Tinggi Agama Jakarta, tanggal 31 Januari 2023 Masehi
bertepatan dengan tanggal 9 Rajab 1444 Hijriah, NOMOR : 13/Pdt.G/2023/PTA.JK
sebagai berikut :
MENGADILI
1. Bahwa dalam Putusan Pengadilan Agama Jakarta Utara, tertanggal 7 Juni 2022
Masehi Nomor: 1376/Pdt.G/2020/PA.JU, tidak tepat dalam memutus suatu perkara
3
pada tingkat pertama yang tidak melihat bukti – bukti yang telah di hadirkan di dalam
persidangan pada tingkat pertama
2. Bahwa di dalam Putusan Pengadilan Tinggi Agama Jakarta, tanggal 31 Januari 2023
Masehi bertepatan dengan tanggal 9 Rajab 1444 Hijriah, NOMOR :
13/Pdt.G/2023/PTA.JK tidak tepat dalam hal menilai dan memutus suatu perkara
pada tingkat banding yang dimana pada tingkat banding hakim yang mengadili dan
memutus suatu perkara tidak melihat fakta fakta yang ada di dalam persidangan pada
tingkat pertama yang dimana pada tingkat pertama penggugat atau mantan istri dari
tergugat mengalami tekanan yang telah di lakukan oleh anak kandung dari tergugat
serta mengintimidasi pada saat mediasi berlangsung yang dimana seharusnya anak
dari istri pertama pada tingkat pertama di larang masuk kedalam ruang mediasi yang
dimana untuk mencari keadilan dari penggugat yang dimana tergugat telah lalai dalam
hal memberikan nafkah kepada anak kandung dari hasil pernikahan yang sah antara
penggugat dengan tergugat terdahulu
4. harta diperoleh suami dan/atau istri selama perkawinan maka harta tersebut
merupakan harta bersama sepanjang tidak diperjanjikan lain dalam Perjanjian
Perkawinan. Perjanjian perkawinan adalah sebuah perjanjian tertulis yang dibuat
sebelum perkawinan dan disahkan oleh Pejabat Pencatat Perkawinan mengenai
kedudukan harta dalam perkawinan yang tidak bertentangan dengan hukum Islam
(Pasal 29 UUP)
Pasal 29 (1) Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan, kedua pihak atas
persetujuan bersama dapat mengadakan perjanjian tertulis yang disahkan oleh
Pegawai pencatat perkawinan, setelah mana isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga
sepanjang pihak ketiga tersangkut.
4
“Akte otentik, yaitu suatu surat yang diperbuat oleh atau dihadapan pegawai umum
yang berkuasa akan membuatnya, mewujudkan bukti yang cukup bagi kedua belah
pihak dan ahli warisnya serta sekalian orang yang mendapat hak dari padanya, yaitu
tentang segala hal, yang tersebut didalam surat itu dan juga tentang yang tercantum
dalam surat itu sebagai pemberitahuan sahaja; tetapi yang tersebut kemudian itu
hanya sekedar yang diberitahukan itu langsung berhubung dengan pokok dalam akte
itu.”
sehingga meskipun keterangan saksi ragu – ragu dan tidak bisa menjelaskan isi dari
akta tersebut, akan tetapi tentang kebasahan objek tersebut berupa SHM sudah sangat
memiliki kekuatan pembuktian sempurna, sehingga pertimbangan Majelis Hakim
telah keliru dan tidak mempertimbangkan keabsahan sebuah obyek yang dimiliki
oleh penggugat berupa akta otentik yang di buktikan kedalam persidangan tidak
di lihat oleh pengadilan Agama Jakarta utara tersebut Tidak Tepat;
2) sebidang tanah beserta bangunan Tingkat {Ruko) diatasnya seluas 90 rn2 yang
terletak di jalan Manggar No. 2 RT.002 Rw.18 Kelurahan Lagoa,
kecamatan: Koja, Kota Jakarta Utara, sesuai dengan Sertifikat Hak rnilik
Nomor: ……… atas nama Zulkarnain (Objek dan SHM dalam penguasaan
T'ergugat) Dengan batas – batas sebagai berikut .
5
1. Sebidang tanah beserta bangunan Tingkat (Rukoi diatasnya seluas 53 rn2
yang terletak di Jalan Marq.ar Luar No. 2 RT.007 Rw.011 Kelurahan
r,agaa, kecamatan: Kcja, Kota Jakarta Utara, sesuai dengan Sertifikat Hak
rnilik Nomor: 4145 atas nama Zulkarnain (Objek dalam penguasaan
T'ergugat, sementara SHM dalam penguasaan penggugat ) dengan batas –
batas sebagai berikut
2. sebidang tanah beserta bangunan Tingkat {Ruko) diatasnya seluas 90 rn2 yang
terletak di jalan Manggar No. 2 RT.002 Rw.18 Kelurahan Lagoa,
kecamatan: Koja, Kota Jakarta Utara, sesuai dengan Sertifikat Hak rnilik
Nomor: ……… atas nama Zulkarnain (Objek dan SHM dalam penguasaan
T'ergugat) Dengan batas – batas sebagai berikut .
6
dari Tergugat pada saat pernikahan pertama, sehingga hal tersebut tidak sesuai
dengan Pasal 145 HIR Jo Pasal 1909 KUH Perdata Jo Pasal 172 Rbg, sehingga dalil
tersebut sudah seharusnya di tolak;
10. Bahwa majelis hakim pada tingkat pertama telah keliru dalam memutus atau mengadili
dari suatu perkara yang sedang berlangsung tanpa melihat bukti – bukti yang di berikan
pada tingkat pertama berupa SHM yang dimana dalam pasal 1868 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata yang dimaksud dengan “akta autentik adalah suatu akta yang
di buat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang oleh/atau dihadapan pejabat
umum yang berwenang untuk maksud itu, ditempat di mana akta dibuat”
11. menurut Pasal 35 ayat (1) UU Perkawinan, harta benda yang diperoleh selama
perkawinan menjadi harta bersama, Mengenai harta bersama, suami atau istri dapat
bertindak atas persetujuan kedua belah pihak, seharusnya Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili suatu perkara pada tingkat pertama untuk
memberikan dari hasil yang telah Tergugat sewakan kepada orang lain dan
hasilnya harus di berikan kepada Penggugat dan Tergugat secara adil
12. Bahwa PEMANFAATAN OBJEK PERKARA, mempersoalkan tentang
pertimbangan majelis hakim, bahwa objek Harta bersama tersebut memang di kuasai
oleh pembanding, dan manfaat dari Objek yang di sewakan pada pihak lain tersebut
memang di terima oleh Tergugat yang memungut uang sewa dari bangunan toko atau
kios dari Harta Bersama, maka dari itu seharusnya Tergugat membagi dua dari hasil
yang di sewakan kepada Penggugat di karenakan masih dalam harta bersama,
13. Bahwa TENTANG PEMBAYARAN KERUGIAN, yang seharusnya menjadi
tuntutan dari Penggugat/pembanding karena Penggugat mengalami kerugian atas
pemanfaatan oleh Tergugat, maka majelis hakim yang memeriksa suatu perkara
memutus untuk Tergugat memberikan hak kepada penggugat dari hasil sewa toko yang
masih dalam keadaan harta bersama;
14. Bahwa tergugat / terbanding dalam melakukan pembelian ruko pertama yang dimana
Penggugat / pembanding selama mencicil masih ada kucuran keringat dari penggugat
maupun tergugat dalam mencari rezeki seharusnya dimana hakim yang memeriksa dan
mengadili suatu perkara melihat bahwa adanya campur tangan dari penggugat serta
balik nama SHM yang dimana masih dalam keadaan suami istri maka obyek pada
lokasi pertama yang di nyatakan oleh majelis hakim harus di tolak karena pada obyek
lokasi pertama adalah milik harta bersama keduanya dalam mencari nafkah
15. Bahwa majelis hakim yang memeriksa suatu perkara pada tingkat pertama tidak melihat
ataupun tidak cermat dalam memutus suatu perkara dengan adanya suatu perasaan dari
Penggugat yang tertekan pada saat mediasi yang dimana ada anak Tergugat dari
pernikahan pertama yang melakukan tindak pidana pemukulan yang di alami oleh
penggugat beserta anak kandung dari pernikahan kedua antara tergugat dengan
penggugat sehingga jalannya mediasi tidak menjadi kondusif yang dimana keterangan
pada saat mediasi Penggugat mengatakan bahwa obyek pertama adalah bagian harta
7
bawaan yang dimana ucapan atau perkataan penggugat tidak bisa di terima karena
dalam keadaan tertekan atau intimidasi dari pihak tergugat
16. Bahwa majelis hakim yang memeriksa dan mengadili suatu perkara pada tingkat
pertama dan pada tingkat kedua tidak melihat secara cermat dan jelas bahwa
“Menghukum tergugat untuk memberikan dwangsom atau uang paksa kepada
penggugat sejumlah Rp 60.000.000,- perbulan apabila tidak melaksanakan putusan
sejak putusan berkekuatan hukum tetap” sangatlah kecil untuk memenuhi dari
kebutuhan Penggugat beserta kedua anak dari tergugat
17. Bahwa majelis hakim tidak mempertimbangkan gugatan yang di ajukan oleh penggugat
untuk kebutuhan kedua anak dari Tergugat tidak di penuhi oleh tergugat baik dalam
hal kebutuhan pribadi dari kedua anaknya maupun pendidikan yang dimana selama ini
Penggugat sendiri yang membiayai semua kebutuhan dari kedua anaknya dari hasil
pernikahan antara Penggugat dengan tergugat
18. Bahwa Penggugat / pembanding meminta majelis hakim yang memeriksa atau
mengadili suatu perkara untuk memutus biaya kehidupan kedua anak kandung dari
hasil pernikahan antara penggugat dan Tergugat sebesar Rp. 8.000.000,- perbulan
untuk kedua anaknya
19. Bahwa selama ini Tergugat tidak memberikan kehidupan yang baik kepada kedua anak
kandungnya selama ini maka dari itu Penggugat meminta toko kepada Tergugat untuk
berjualan dan menghidupi kedua anak kandung dari hasil pernikahan yang selama ini
tergugat atau terbanding tidak berikan kepada kedua anaknya
20. Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat mempunyai sebuah perjanjian secara
tertulis yang dimana pada bulan desember Tergugat masih belum bisa memberikan
atau pembagian harta bersama secara 60 % untuk Penggugat dan 40 % untuk
Tergugat atau secara di rupiahkan Rp. 600.000.000,- untuk ruko pertama dan Rp.
700.000.000,- untuk ruko kedua maka salah satu ruko harus diberikan kepada
Penggugat sebagai bentuk dari pembagian harta bersama
21. Bahwa Penggugat / pembanding menginginkan pembagian harta bersama secara adil
dan benar yang selama ini di janjikan oleh Tergugat / terbanding selama ini selalu
ingkar janji kepada Tergugat maka dari itu Tergugat selalu memberikan sebuah opsi
untuk melakukan negosiasi bahwa Penggugat / pembanding menyarankan untuk
menyerahkan salah satu ruko milik Tergugat untuk di berikan kepada Penggugat yang
dimana nantinya Penggugat tempati serta berjualan untuk kehidupan Penggugat
beserta kedua anaknya
22. Bahwa setelah peceraian Penggugat tidak di berikan hak berupa hak pada saat masa
idah, hak untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak dengan kedua anak
kandungnya, hak untuk pendidikan kedua anaknya maupun memberikan kasih sayang
untuk kedua anaknya tidak di berikan oleh Tergugat
23. Bahwa Penggugat menuntut apa yang sudah menjadi hak – hak yang dimiliki oleh
penggugat serta janji yang sudah di ucapkan dan di tanda tangani oleh kedua belah
8
pihak dan disaksikan oleh pejabat yang terkait sebagai saksi untuk segera di berikan
oleh Tergugat kepada Penggugat
24. Bahwa hakim yang memeriksa dan mengadili suatu perkara tidak cermat dalam
memutus suatu perkara pada tingkat pertama yang dimana Tergugat telah
memanipulasi untuk mendapatkan keinginannya berupa ruko atau toko pertama
sebagai harta bawaan pada ruko pertama adalah bagian dari harta bersama maka
dari sikap itu Tergugat telah melakukan perampasan hak yang didapat penggugat
beserta kedua anaknya dalam pasal Pasal 372 KUHP yang berbunyi : Barang siapa
dengan sengaja memiliki dengan melawan hak suatu benda yang sama sekali atau
sebahagiannya termasuk kepunyaan orang lain dan benda itu ada dalam tangannya
bukan karena kejahatan, dihukum karena penggelapan, dengan hukuman penjara
selama-lamanya empat tahun atau denda sebanyak
25. Bahwa menurut ketentuan Pasal 97 Kompilasi Hukum Islam diatur bahwa ”Janda atau
Duda cerai hidup masing-masing berhak seperdua dari harta bersama sepanjang tidak
ditentukan lain dalam perjanjian perkawinan”
26. Bahwa di dalam agama Islam mengatakan jika sudah berjanji merupakan sesuatu yang
harus ditepati. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tanda orang
munafik itu ada tiga: jika berbicara dusta, jika berjanji dia ingkar, dan jika dipercaya
(diberi amanat) dia berkhianat” (HR. Bukhari Muslim).
27. Bahwa dari hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas, kita bisa mengetahui
bahwa janji mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Tidak boleh kita
seenaknya mengucap janji jika kita tidak merasa yakin bisa menepatinya. Tentang
pentingnya menepati janji ini juga ada dalam surat an Nahl ayat 91 dan 92, yang
berbunyi,
“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu
membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah
menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang kamu perbuat. Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan
yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai
kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu di antaramu,
disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang
lain. Sesungguhnya Allah hanya mengujimu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari
Kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu”
28. Bahwa dari perkataan Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang tidak menepati janji seorang muslim,
maka dia mendapat laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima
darinya taubat dan tebusan” (HR. Bukhari, 1870, dan Muslim, 1370).
29. Bahwa Penggugat khawatir Tergugat lalai dalam menjalankan kewajiban nya, maka
Penggugat mohon kepada Mejelis Hakim untuk menghukum Tergugat membayar uang
Paksa (Dwangsom) kepada Penggugat sebesar Rp. 1.000.000 ( satu juta rupiah) setiap
harinya, terhitung sejak perkara ini memiliki kekuatan hukum yang tetap
9
30. Bahwa untuk biaya Perkara mohon dibebankan kepada Termohon Kasasi;
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, Mohon Majelis Hakim pada Pengadilan
Tinggi Agama Jakarta berkenan memeriksa, mengadili, dan memutus dengan Putusan sebagai
berikut:
4) Menetapkan sebidang tanah beserta bangunan rumah toko ( ruko ) di atasnya berlantai
dua, sebagai berikut :
10
kepada pihak ketiga atau menurut hukum yang berlaku, dan hadilnya di bagi menjadi
dua antara penggugat dan tergugat
7) Menghukum tergugat untuk memberikan dwangsom atau uang paksa kepada
penggugat sejumlah Rp 60.000.000,- perbulan
8) Memberika biaya keperluan sehari – hari dan biaya pendidikan dari kedua anaknya
sampai ke perguruan tinggi sebesar Rp 200.000.000,-
9) Menghukum Tergugat untuk membayar uang Paksa (Drvangsom) atas ketelambalan
melaksanakan isi Putusan ini setiap hari sebesar Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah)
setiap harinya kepada Penggugat terhitung sejak perkara ini memiliki kekuatan hukum
yang tetap.
10) Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dalulu walaupun ada upaya hukum
banding, verzet, kasasi dan Peninjaun kembali (uit voorbaar bijvooraad )
11) Menghukum Terbanding atau Termohon Kasasi untuk membayar biaya perkara di
tingkat pertama, tingkat banding dan tingkat kasasi
Atau
apabila Mahkamah Agung berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et
bono);
Demikianlah Memori Kasasi ini diajukan, atas perhatian kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Kuasa Hukum Penggugat/Pembanding/Pemohon Kasasi
11