Sei sulla pagina 1di 3

Terapi periodontal terdiri dari preliminary phase, fase 1, 2, 3, dan 4.

Fase 1 terapi inisial


dilakukan untuk mengeliminasi faktor etiologi penyakit gingiva dan periodontal. Apabila
perawatan pada fase ini berhasil dilakukan dengan baik, maka akan dapat menghentikan
penyakit dental maupun periodontal. Fase terapi inisial, merupakan fase dengan cara
menghilangkan beberapa factor etiologi yang mungkin terjadi tanpa melakukan Tindakan
bedah periodontal atau melakukan perawatan restoratif dan prostetik.
Beberapa Prosedur yang Dilakukan pada Fase 1
1. Memberi Pendidikan pada pasien tentang kontrol plak
Instruksi kontrol plak harus dimulai sejak kunjungan pertama, yaitu penggunaan sikat
gigi mencakup metode menyikat gigi yang benar, frekuensi menyikat gigi, lama
menyikat gigi, sikat gigi yang digunakan dan prinsip penyikatan. Instruksi kontrol
plak yang komperehensif selanjutnya meliputi penggunaan alat bantu selain sikat gigi
yaitu benang gigi maupun pembersih daerah interdental lainnya. Konseling yang
bersifat memotivasi pasien terhadap faktor resiko yang berpengaruh terhadap penyakit
periodontal (seperti merokok) juga dimulai pada tahap ini (Manson, 2013).
Pendekatan di beberapa fase I memungkinkan dokter gigi untuk mengevaluasi,
memperkuat, dan meningkatkan keterampilan kebersihan mulut pasien (Carranza,
2015) Edukasi control plak dilakukan dengan menggunakan plaque disclosing agent
untuk mengedukasi pasien penyebab penyakit periodontal.

2. Scaling dan root planning


Scaling dan root planning termasuk dalam perawatan periodontal tahap awal. Tujuan
utama tindakan ini adalah untuk memperbaiki kesehatan gingiva dengan cara
menghilangkan faktor yang menimbulkan keradangan dari permukaan
gigi.Scallingsupragingiva dapat dilakukan dengan menggunakan skeler manual, alat
kuret dan instumen ultrasonic. Tindakan instrumentasi periodontal dapat direncanakan
dalam beberapa kali kunjungan dan untuk pasien dengan inflamasi yang parah dan
disertai deposit kalkulus yang banyak, tindakan debridemen seluruh mulut (full-mouth
debridement) dapat dilakukan secara bertahap dalam dua kunjungan atau lebih.
Penggunaan anastesi lokal juga diperlukan bila instrumentasi dilakukan pada sisi
inflamasi yang lebih dalam, selanjutnya dilakukan pemolesan yang bertujuan untuk
menghilangkan permukaan kasar setelah pembuangan sisa kalkulus supragingiva.

3. Perawatan kaeries dan lesi endodontik


Perlu adanya penambalan atau penumpatan gigi dan perawatan endodontik terlebih
dahulu karena bakteri dapat menginfeksi jaringan periodonsium. Hal ini dapat tcrjadi
karena adanya hubungan antara pulpa dan peridonsium melalui foramen apikal dan
kanal lateral.

4. Menghilangkan restorasi yang over kontur dan over hanging


Kesalahan restorasi gigi terutama restorasi proksimal sering kali menyebabkan
inflamasi gusi, kerusakan periodontal, dan kehilangan tulang alveolar. Restorasi gigi
yang berlebih dan tidak sesuai dengan bentuk dan kontur gigi yang alami disebut
restorasi yang overhang. Restorasi yang overhang dapat disebabkan oleh karena
kesalahan dalam preparasi, pemasangan matriks, pembentukan kontur gigi,
pemolesan, dan operator yang tidak kompeten misalnya dilakukan bukan oleh dokter
gigi. Tepi restorasi proksimal yang overhanging merupakan tempat yang ideal untuk
akumulasi plak dan perubahan keseimbangan ekologis pada daerah sulkus gusi tempat
terjadi peningkatan jumlah organisme penyebab penyakit periodontal. Meskipun
demikian, apabila overhang dihilangkan, kontrol plak akan dapat dilakukan dengan
lebih efektif, inflamasi gusi hilang, dan dukungan terhadap tulang alveolar akan
meningkat. Kebanyakan restorasi overhanging dapat diperbaiki dengan cara dibentuk
ulang tanpa mengganti restorasi tersebut. Hal ini dipertimbangkan sebagai komponen
standar perawatan non-bedah. Alat untuk menghilangkan restorasi yang overhang
bervariasi bergantung pada penilaian hasil pemeriksaan klinis.

5. Penyesuaian oklusal
Koronoplasti atau occlusal adjustment adalah membentuk kembali permukaan oklusi
gigi dengan pengasahan (grinding) sehingga hubungan gigi atas dan bawah harmonis.

6. Splinting temporer pada gigi yang goyang


Splinting periodontal bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan prognosis gigi
yang goyang, kenyamanan pasien, mengontrol oklusi jika terdapat gigi anterior yang
goyang, distribusi tekanan oklusi fungsional, dan menstabilkan gigi yang goyang.

7. Perawatan ortodontik
Komplikasi dari penyakit periodontal, antara lain migrasi patologis, gigi supraerupsi,
renggang, kehilangan papila interdental, dan kehilangan gigi akan memerlukan
penanganan dari beberapa spesialisasi. Migrasi gigi akibat periodontal yang
diperparah oleh maloklusi memerlukan perawatan ortodonti dengan tujuan untuk
menstabilisasi kondisi periodontal sehingga didapatkan fungsi fisiologis yang optimal.
8. Analisis Diet dan evaluasinya
Menjelaskan kepada pasien untuk membatasi makanan yang mengandung karbohidrat
terutama sukrosa. Berdasarkan bukti ilmiah dijelaskan bahwa sukrosa merupakan
bahan utama membentuk matriks plak.

9. Reevaluasi status periodontal setelah perawatan diatas


Reevaluasi dilakukan setelah dilakukan prosedur peawatan yang sudah disebutkn tadi
tujuannya untuk menentukan kondisi jaringan periodontalnya membaik atau tidak
apakah mau dilakukan Tindakan bedah atau tidak.

Daftar Pustaka

1. Parihar, Anuj Singh, et al. 2015. Furcation Involvement and It’s Treatment : A Review. J Adv
Med Dent Scie Res. 3(1) : 81-87.

2. Nield-Gehrig, Jill S, et al. 2008. Fundamentals of Periodontal Instruments and Advanced Root
Instrumentation.

3. Khairnar M : Classification of Food impaction-Revisited and its management. Indian J Dent


Adv 2013; 5((1): 1113-1119

4. Newman ,Takei , Klokkevold, Carranza. Caranza’s Clinical Periodontology Twelfth Edition.


Elsevier Saunders. 2015

Potrebbero piacerti anche