Sei sulla pagina 1di 13

TEORI HELDEGARD

E.PEPLAU

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM II/SRWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
Disusun oleh:
- M. Jaka Bagus Mulya
- Yuliana Kintan Bella
- Reshi Destalia
- Winda Aprilia Veronica
- Dea Ananda Saputri
Latar Belakang
Dalam ilmu keperawatan sering sekali teori yang digunakan
adalah teori yang merupakan pendapat dari tokoh-tokoh yang ahli di
bidang ilmu keperawatan, tokoh tersebut salah satunya adalah
Peplau.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menjelaskan kepada
mahasiswa tentang model konsep dan teori keperawatan menurut
peplau, selain itu dengan adanya makalah ini diharapkan
mahasiswa dapat mengerti bagaimana tugas dan sikap perawat
yangseharusnya serta dapat mengimplementasikannya dalam
lingkungan kerja nanti.
2.1 Sejarah Hildegard E.Peplau

Hildegard E.Peplau lahir pada tanggal 1 september 1909 di


Reading, Pennysylvinia. Peplau lulus dari Hospital School School of
Nursing di Pottstown , Pennysylvinia pada tahun 1931. Gelar B.A.
Dalam bidang psikologi interpersonal di perolehnya dari Bennington
University,Vermont pada tahun 1943. Peplau meraih gelar M.A. dalam
bidang keperawatan psikiatri dari teacher’s Collage, Colombia, New
York pada tahun 1947 dan gelar Ed.D. dalam bidang pengembangan
kurikulum pada tahun 1953.
2.2 Keperawatan Psikodinamik

Kontribusi peplau dalam bidang perawatan khususnya keperawatan


psikiatri,sangat banyak. Tahun 1952, ia meluncurkan bukunya yang berjudul
“Interpersonal Relations In Nursing”. Peplau membuat model keperawatan
dengan istilah keperawatan resiko dinamik . Menurutnya, Keperawatan
psikodinamik merupakan kemampuan seseorang (perawat) untuk
memahami tingkah lakunya guna membantu orang lain, menidentifikasi
kesulitan yang di rasakannya, dan untuk menerapakan prinsip hubungan
manusia pada permasalahan yang timbul di semua level pengalaman.
Peplau menjelaskan tentang empat fase hubungan perawat-klien, yaitu
fase orientasi ,idenifikasi,ekploitasi,dan resolusi. Keempat fase tersebut
saling berkaitan. Disetiap Fase di perlukan peran yang berbeda sesuai
dengan kebutuhan klien.
2.3 Fase Orientasi

Pada fase ini, perawat dan klien bertindak sebagai dua individu yang
belum saling mengenal. Selama fase orientasi klien merupakan sesorang yang
memerlukan bantuan profesional dan perawat berperan membantu klien
mengenali dan memahami masalahnya serta menentukan apa yang klien
perlukan saat itu .jadi, fase orientasi ini merupakan fase untuk menentukana
adanya masalah. Fase orientasi di pengaruhi langsung oleh sikap perawat dan
klien dalam memberi atau menerima pertolongan. Selain itu, fase ini juga di
pengaruhi oleh ras, budaya, agama, pengalaman, latar belakang, dan harapan
klien maupun perawat. Akhir dari fase ini adalah perawat dan klien bersama
sama mengidentifikasi adanya masalah serta menumbuhkan rasa saling
percaya sehingga keduanya siap untuk melangkah ke fase berikutnya.
2.4 Fase Identifikasi

Pada fase ini, klien memberikan respon atau mengidentifikasi


persoalannya ia hadapi bersama orang yang di anggap memahami
masalahnya. Disini, perawat melakukan eksplorasi perasaan dan membantu
klien menghadapi penyakit yang ia rasakan sebagai sebuah pengalaman
yang mengorientasi ulang perasaannnya dan menguatkan kekuatan positif
pada pribadi klien serta memberikan kekuasaan yang di perlukan.
Selama fase identifikasi,klien di harapkan mulai memiliki perasaan
terlibat dan mulai memiliki kemampuan untuk mengatasi masalahnya dengan
mengurangi perasaan tidak berdaya dan tidak berputus asa. Jadi fase ini,
merupakan fase penentu bantuan apa yang di perlukan oleh klien. Pada fase
ini perawat juga memberi beberapa alternatif untuk mengatasi masalah klien.
2.5 Fase Eksploitasi

Pada fase ini, perawat memberi layanan keperawatan berdasarkan kebutuhan


klien. Disini , masing-masing pihak mulai merasa menjadi bagian integral dari proses
interpersonal . Selama fase eksploitasi, klien mengambil secara penuh nilai yang di
tawarkan kepadannya melalui sebuah hubungan .
Prinsip tindakan pada fase ini adalah eksplorasi/menggali, memahami keadaan
klien, dan mencegah meluasnya masalah. Perawat mendorong klien untuk menggali
dan mengungkapkan perasaan, emosi, pikiran, serta sikapnya tanpa paksaan dan
mempertahankan suasanan terapeutik yang mendukung.
Pada fase in, perawat juga di tuntut menguasai keterampilan berkomunikasi
secara teraupeutik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa fase eksplorasi
merupukn fase pemberian bantuan kepada klien sebagai langkah pemecahan
masalah. Jika fase ini berhasil, proses interpersonal akan berlanjut ke fase akhir,
yaitu fase resolusi
2.6 Fase Resolusi/Terminasi

Pada fase ini resolusi , tujuan bersama antara perawat dank lien sudah sampai pada
tahap akhir dan keduannya siap mengakhiri hubungan terapeutik yang selama ini terjalin.
Fase resolusi terkadang menjadi fase yang tersulit bagi kedua belah pihak sebab disini
dapat terjadi peningkatan kecemasan dan ketegangan jika ada hal-hal yang bekum
terselesaikan pada masing-masing fase. Indikator keberhasilan untuk fase ini adalah jika
klien sudah mampu mandiri dan lepas dari bantuan perawat. Selanjutnya, baik perawat
maupun klien akan mejadi individu yang matang dan lebih berpengalaman.
Dalam hubungan perawat-klien, ada enam peran perawat yang harus dilaksanakan.
Peran tersebut berbeda pada setiap fasenya . Keenam peran tersebut adalah peran
sebagai orang asing (role of the stranger), peran sebagai narasumber (role of resource
person), peran sebagai pengajar (teaching role),peran sebagai kepemimpinan (leadership
role), peran sebagai wali (surrogate role), dan peran sebagai penasihat (counselling role).
Dalam surrogate role, klien menganggap perawat sebagai walinya.
Oleh sebab itu, sikap perawat dan perilakunya harus menciptakan
perasaan tertentu dalam diri klien yang bersifat reaktif yang muncul
dari hubungan sebelumnya. Fungsi perawat disini adalah
membimbing klien mengenali dirinya sendiri dan sosok yang ia
bayangkan lalu.
Peplau memercayai bahwa conseling role memiliki peranan yang
besar dalam keperawatan psikiatri. Dalam hubungan perawat-klien,
peran ini sangat penting sebab tujuan dari teknik hubungan antar-
personal adalah membantu klien mengingat dan memahami
sepenuhnya peristiwa yang terjadi pada dirinya saat ini. Dengan
demikian, satu pengalaman dapat diintegraikan dengan pengalaman
lainna dalam hidupnya,bukannya justru dipisahkan.
2.7 Teori Keperawatan Peplau dan Komponen Utama Keperawatan

1.Keperawatan.
keperawatan didefinisikan oleh peplau sebagai sebuah proses signifikan, bersifat
terapeutik, dan interpersonal.

2.Individu.
Individu menurut Peplau adalah organisme yang memiliki kemampuan untuk
berusaha mengurangi ketengangan yang ditimbulkan oleh kebutuhan.

3.Kesehatan.
Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah simbol yang menyatakan
secara tidak langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan proses
kemanusiaan yang terus menerus mengarah kepada keadaan kreatif, konstruktif,
produktif didalam kehidupan pribadi ataupun komunitas.

4.Lingkungan.
Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkugan sebagai salah
satu konsep utama dalam keperawatan,
TEKA-TEKI
Ada Dua buah Cabai,terdiri atas satu cabai merah dan yang
satunya Cabai Hijau, cabai mana yang rasanya Pedas?
Jawabnya:
Cabai Yang Dimakan

KENO KOLA
SEKIAN & TERIMAKASIH

Potrebbero piacerti anche