Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ZINE Membaca Buku Vol 1
ZINE Membaca Buku Vol 1
MENGEJA
KADERISASI
DARI
HALAMAN
Dzul Fikrey
Putri Maharani Ashary
Vol. 1, 19 Desember 2023 A. Rizky Harun Arifuddin
Edisi CADRE 2023 Muhammad Isnainil Asgar
Tamalanrea, Makassar Haurihul Akmar
Front Cover 01
Menu 02
Mengeja Kaderisasi 03
Dari Halaman
Buku Bacaan 04
Review 05-09
Back Cover 12
Menurut Paulo Freira, terdapat 3 jenis kesadaran yang ada di dalam masyarakat saat ini.
Kesadaran tersebut ialah kesadaran magis, artinya segala sesuatu adalah takdir.
Kesadaran naif, artinya sesuatu yang dilakukan hanya untuk kebutuhan pemenuhan
akan kebutuhan duniawi saja. Terakhir kesadaran kritis, adanya sikap peduli dan reflektif
terhadap wilayah sekitar sehingga menghasilkan adanya pengambilan sikap untuk
mengatasi masalah-masalah yang ada, dalam hal ini masalah ketimpangan yang terjadi
dalam pendidikan dan masyarakat. Hal ini penting untuk diketahui demi membantu diri
dalam menumbuhkan pemikiran kritis.
Proses untuk melahirkan pemikiran-pemikiran yang kritis tentu tidak se-instan dan se-
praktis membalikkan telapak tangan, melainkan dibangun secara bertahap dan melalui
proses yang panjang, salah satunya adalah dengan membaca. Pendidikan kritis
merupakan salah satu bacaan yang dapat digunakan dalam melatih daya berpikir dan
analisis dalam memandang kaderisasi itu sendiri. Pendidikan kritis mengantarkan kita
untuk membuka mata terkait dunia pendidikan hari ini, sebagai bidang yang paling dekat
dalam diri kita sebagai mahasiswa.
Dalam kaitannya, proses membaca Pendidikan kitis mengajarkan kita untuk mengeja
kaderisasi yang akan dibangun ke depannya. Kaderisasi yang hendak dibangun tentunya
sesuai dengan asas dan sifat HIMAHI FISIP UNHAS, yaitu ilmiah dan kekeluargaan. Dan
karenanya untuk melahirkan pemikiran yang ilmiah, tentu melalui membaca karya-karya
Pendidikan kritis. Penting untuk digaris bawahi, bahwa karya ini merupakan salah satu
bentuk yang dilalui oleh para penulis untuk melahirkan daya pikir kritis dan mempunya
pemikiran yang luas dalam mengeja kaderisasi itu sendiri.
Ekonomi-Politik Internasional
& Pembangunan
Oleh: Dr. Mohtar Mas’oed
Tahun 2014
Dalam membedah sudut pandang yang luas apa itu EPI, terdapat empat perspektif yang
berkembang. Keempat perspektif ini kemudian memiliki pandangan serta kritikan sendiri
terhadap perspektif lainnya. Perspektif pertama ialah merkantilis dengan pahamnya bagaimana
negara lemah harus mengintervensi pasar demi melindungi ekonomi domestic miliknya dari
dominasi asing. Kedua ada liberal dengan pemanfaatan sistem internasional, akan tetapi dalam
konteks ini sistem internasional tidak diperbolehkan untuk mengintervensi pasar demi mencapai
efisiensi dalam perekonomian. Perspektif radikal yang menjelaskan konsep ini tentang negara
lemah yang menghindarkan diri dari sistem kapitalisme nasional. Terakhir perspektif reformis,
dengan memanfaatkan secara maksimal organisasi-organisasi internasional untuk mencapai
strategi “Collective-self reliance & Collective bargaining”. Keempat perspektif ini kemudian
saling memberikan kritik satu sama lain demi mempertahankan eksistensinya masing-masing.
Para ahli stoikisme dalam memanipulasi Para pemikir stoikisme memiliki pendapat
emosi karena dapat mengatur emosi dengan bahwa kebajikan merupakan acuan untuk
bijak. Menurut Goleman, emosi terbagi menjadi mengurangi masalah dari hal yang tidak dapat di
8 bagian. Emosi tersebut yaitu amarah, kontrol, dimana tidak ingin terlibat dalam konflik
kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta, emosional, balas dendam atau memendam
terkejut, jengkel, dan malu. Sedangkan kebencian. Kemudian, Filosofis religious
menurut dosenpsikologi.com, emosi di bagi mengidentifiksi terdapat enam inti kebajikan.
menjadi 10 bagian, yaitu cinta, benci, takut, Enam inti kebajikan tersebut ialah Keberanian,
marah, malu, dengki, cemburu, gembira, Keadilan, Kemanusiaan, Kesederhanaan,
terkejut, dan sedih. Emosi-emosi tersebut Kebijaksanaan dan Transendensi. Hal ini penting
kemudian dapat menjadi alat untuk dikeathui untuk dapat membantu diri menjadi
mengendalikan seseorang melalui manipulasi lebih baik.
emosi terhadap orang tersebut. Kemudian
pada perspektif stoik, emosi hanya terbagi Untuk berubah menjadi lebih baik, semuanya
menjadi empat jenis emosi seperti hasrat, membutuhkan waktu yang sangat panjang, tidak
kesenangan, ketakutan, dan rasa sakit. Hal ini ada perubahan yang terjadi secara instan, ada
merupakan dasar utama yang harus di sadari beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk
dan perlu untuk di kelola untuk bisa membantu mencegah dari kesalahan sudut
menerapkan gaya hidup stoik karena sumber padang mengenai ego, yaitu berhenti
utama dari bagaimana perilaku seseorang. tersinggung, melepaskan keinginan untuk
menang lepaskan kebutuhan untuk menjadi
Ada beberapa gambaran besar mengenai hal benar, lepaskan keingnan untuk menjadi lebih
yang dapat kita kontrol dan hal yang tidak unggul, lepaskan keinginan untuk memiliki lebih,
dapat kita kontrol yang dijabarkan oleh Epictus. lepaskan megidentifikasi diri berdasarkan prestasi
Terdapat beberapa hal yang dapat kita kontrol diri sendiri, lepaskan popularitas. Para pemikir
seperti perilaku diri dalam menghadapi stoik harus paham bahwa mereka ada diluar
masalah, rasa bersyukur, kebahagiaan diri kontrol anda, hal tersebut tentu saja merupakan
sendiri, usaha diri sendiri, dan pengambilan tantangan yang besar bila berada di sebuah
sebuah keputusan. Sedangkan, hal yang tidak lingkungan yang tidak dapat kita kontrol. Dalam
dapat kita kontrol dan berada diluar kendali buku ini kita dapat lebih memahami bagaimana
kita ialah jodoh, cuaca, pandangan orang lain, bahagia, kebijakan, melatih pikiran serta berdamai
perubahan seseorang, perilaku orang lain, dengan diri sendiri. Tidak semua orang dapat
kematian dan pencapaian orang lain. Karena menerapkan filsafat ini, orang yang belum dapat
adanya hal yang tidak bisa kita kontrol menerima stoik, karena dirinya sendiri belum
membuat stoik akhirnya mencari cara untuk dapat mindful dengan hal yang terjadi dengan
mengurangi masalah terhadap hal yang diluar batinnya, seorang stoik ialah ia yang dapat
kontrol kita, khususnya kebajikan. memanejemen emosi-emosinya sendiri.
Pembaca: Haurihul Akmar Think Globally, Act Locally 09
IMPLEMENTASI
Hal serupa yang dapat kita lihat dalam HIMAHI FISIP UNHAS. Sifat
ilmiah yang dijunjung oleh organisasi ini bertujuan agar para
Rizky Harun Arifuddin
Ekonomi-Politik
internasional &
pembangunan
sesuatu yang dianggap menyimpang dan terus memelihara
ruang-ruang dialektis terhadap hiruk pikuk dunia hari ini. Selain
daripada itu, terdapat pola yang serupa ditekankan dalam buku
ini terkait bagaimana kemudian pendidikan kritis ini
diimplementasikan. Adanya penegakan sikap atas realita sosial
yang dilakukan setelah proses penyamaan paradigma sebagai
bentuk perlawanan terhadap sistem pendidikan saat ini sejalan
dengan arah gerak himpunan sebagaimana yang dipraktisasikan
oleh HIMAHI FISIP UNHAS.
Setelah membaca buku ini, pikiran saya menjadi lebih terbuka dengan
berbagai hal yang sudah dan sementara saya hadapi. Hal ini dikarenakan,
buku ini mengajarkan kita bagaimana melakukan gaya hidup yang stoik. Stoik
merupakan sebuah gaya hidup yang menjelaskan tentang bagaimana
manusia dapat berdamai dengan dirinya sendiri dan selalu melakukan
the philosophy of stoic
kebajikan terhadap segala hal. Selain itu, Stoik juga mengajarkan kita bahwa
kita harus bersyukur dan berusaha mengendalikan diri kita terhadap
Haurihul Akmar
berbagai hal yang ada. Hal ini penting untuk menjaga hati dan pikiran.
Kemudian, terdapat 2 hal yang paling menarik dari buku ini menurut saya.
Pertama ialah stoik mengharuskan kita untuk berfikir positif terhadap
berbagai hal yang kita jalani di hidup ini. Kedua ialah stoik menjelaskan
kepada kita untuk berserah diri terhadap hal-hal yang tidak bisa di kontrol
dan hanya fokus terhadap hal-hal yang bisa di kontrol. Hal ini kemudian
dapat menjadi salah satu bekal untuk diri saya kedepannya. Hal ini kemudian
dapat membantu diri saya dalam menjalankan dalam berbagai hal yang
kemudian saya jalani, termasuk dalam konteks kaderisasi di HIMAHI. Stoik
kemudian berkaitan dengan kaderisasi HIMAHI karena dapat membantu diri
saya pribadi untuk selalu berfikir positif di dalam kerja-kerja HIMAHI dan
fokus untuk memaksimalkan apa yang bisa di kontrol saja.