Sei sulla pagina 1di 12

PENDIDIKAN KRITIS

MENGEJA
KADERISASI
DARI
HALAMAN

Dzul Fikrey
Putri Maharani Ashary
Vol. 1, 19 Desember 2023 A. Rizky Harun Arifuddin
Edisi CADRE 2023 Muhammad Isnainil Asgar
Tamalanrea, Makassar Haurihul Akmar

Think Globally, Act Locally 01


MENU

Front Cover 01

Menu 02

Mengeja Kaderisasi 03
Dari Halaman

Buku Bacaan 04

Review 05-09

Implementasi & Upgrading 10-11

Back Cover 12

Think Globally, Act Locally 02


MENGEJA KADERISASI
DARI HALAMAN
Mengeja Kaderisasi melalui Membaca merupakan upaya untuk membangun kerangka
berpikir melalui Pendidikan kritis. Pendidikan kritis adalah pendidikan yang berusaha
menciptakan ruang untuk mengidentifikasi dan menganalisis berbagai potensi yang di
miliki oleh para peserta didik secara bebas dan kritis untuk mewujudkan proses
perubahan sosial. Pendidikan seharusnya merupakan sesuatu yang dapat akses oleh
setiap individu dan dijalankan secara mandiri oleh masyarakat, dilaksanakan oleh
masyarakat dan dinikmati masyarakat. Akan tetapi, hal ini berbeda dengan realita yang
ada dikarenakan pendidikan yang ada di masyarakat kerap kali di intervensi oleh
pemerintah dalam dunia pendidikan dengan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan
yang menghalangi kreatifitas para pendidik, yang di didik di dunia pendidikan.
Pendidikan juga dalam hal ini, dapat menumbuhkan kesadaran kritis yang kemudian
berfungsi terhadap masyarakat.

Menurut Paulo Freira, terdapat 3 jenis kesadaran yang ada di dalam masyarakat saat ini.
Kesadaran tersebut ialah kesadaran magis, artinya segala sesuatu adalah takdir.
Kesadaran naif, artinya sesuatu yang dilakukan hanya untuk kebutuhan pemenuhan
akan kebutuhan duniawi saja. Terakhir kesadaran kritis, adanya sikap peduli dan reflektif
terhadap wilayah sekitar sehingga menghasilkan adanya pengambilan sikap untuk
mengatasi masalah-masalah yang ada, dalam hal ini masalah ketimpangan yang terjadi
dalam pendidikan dan masyarakat. Hal ini penting untuk diketahui demi membantu diri
dalam menumbuhkan pemikiran kritis.

Melalui karya ini, penulis bermaksud melahirkan pemikiran-pemikiran kritis sebagai


bentuk perlawanan terhadap rezim dan sistem yang menindas hari ini dan masa yang
akan datang. Pola kaderisasi yang dibangun sebagaimana yang diaminkan dalam HIMAHI
FISIP UNHAS merupakan sebuah Langkah besar dan terkait banyak orang, oleh
karenanya melalui karya ini dianggap penting untuk memulai kaderisasi dalam diri
sendiri. Berdasarkan dari kamus kelembagaan HIMAHI FISIP UNHAS, kaderisasi
merupakan proses pembentukan watak, sikap, dan pola pikir serta pengembangan
potensi kader yang sesuai dengan arah dan tujuan organisasi

Proses untuk melahirkan pemikiran-pemikiran yang kritis tentu tidak se-instan dan se-
praktis membalikkan telapak tangan, melainkan dibangun secara bertahap dan melalui
proses yang panjang, salah satunya adalah dengan membaca. Pendidikan kritis
merupakan salah satu bacaan yang dapat digunakan dalam melatih daya berpikir dan
analisis dalam memandang kaderisasi itu sendiri. Pendidikan kritis mengantarkan kita
untuk membuka mata terkait dunia pendidikan hari ini, sebagai bidang yang paling dekat
dalam diri kita sebagai mahasiswa.

Dalam kaitannya, proses membaca Pendidikan kitis mengajarkan kita untuk mengeja
kaderisasi yang akan dibangun ke depannya. Kaderisasi yang hendak dibangun tentunya
sesuai dengan asas dan sifat HIMAHI FISIP UNHAS, yaitu ilmiah dan kekeluargaan. Dan
karenanya untuk melahirkan pemikiran yang ilmiah, tentu melalui membaca karya-karya
Pendidikan kritis. Penting untuk digaris bawahi, bahwa karya ini merupakan salah satu
bentuk yang dilalui oleh para penulis untuk melahirkan daya pikir kritis dan mempunya
pemikiran yang luas dalam mengeja kaderisasi itu sendiri.

Think Globally, Act Locally 03


BUKU BACAAN

Di Bawah Cengkraman IMF


Oleh: Indra Ismawan
Tahun 2002

Ekonomi-Politik Internasional
& Pembangunan
Oleh: Dr. Mohtar Mas’oed
Tahun 2014

Guru: Mendidik itu Melawan


Oleh: Eko Prasetyo
Tahun 2007

Pendidikan Kaum Tertindas


Oleh: Paulo Freire
Tahun 2008

The Philosophy of Stoic


Oleh: Sony Adams
Tahun 2022

Think Globally, Act Locally 04


DI BAWAH CENGKRAMAN IMF

Buku "Di Bawah Cengkraman IMF" menawarkan


pandangan mendalam terhadap dampak yang
diakibatkan oleh International Monetary Fund
(IMF) terhadap perekonomian suatu negara.
Dalam karya ini, penulis yang tidak
mengidentifikasi diri memperkenalkan pembaca
pada situasi di mana negara-negara terpaksa
mencari bantuan dari IMF, dan kemudian merinci
dampaknya terhadap kebijakan makroekonomi
dan masyarakat. Dengan merinci kebijakan-
kebijakan IMF dan implikasinya, buku ini bertujuan
memberikan analisis kritis terhadap peran IMF
dalam skenario ekonomi global.

Buku ini diawali dengan latar belakang mengenai


bagaimana suatu negara bisa terperangkap dalam
situasi ekonomi sulit dan akhirnya memutuskan
untuk mengambil bantuan dari IMF. Penulis
membuka kerangka kerja diskusinya dengan
merinci faktor-faktor yang dapat mendorong
negara untuk bergantung pada IMF, seperti krisis
ekonomi, kegagalan struktural, atau utang yang
tidak terkendali. Dengan memberikan konteks ini,
buku membangun fondasi yang kuat untuk
memahami perjuangan ekonomi yang dihadapi
oleh negara-negara penerima bantuan IMF. Berbagai teori dan konsep dalam buku ini
sejalan dengan fokus keilmuan dalam Ilmu
Satu aspek utama buku ini adalah penilaian kritis Hubungan Internasional. Salah satu teori
terhadap kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh yang cukup terglorifikasi di dalam buku ini
IMF. Penulis mencoba untuk membongkar apakah secara implisit yakni liberalisme institusional.
kebijakan-kebijakan ini selaras dengan kondisi Teori ini menekankan peran institusi
nyata di negara yang menerapkannya. Buku ini internasional dalam hal ini IMF untuk
tidak hanya memberikan kritik tanpa dasar; mengatur interaksi dan kerja sama ekonomi
sebaliknya, penulis menyuguhkan argumen negara. Juga konsep yang berkaitan dalam
mendalam tentang bagaimana kebijakan buku ini yakni multilateralisme. Dimana
struktural yang diamanatkan oleh IMF dapat konsep ini menggambarkan pentingnya
memberikan beban besar pada warga negara, kerja sama melalui institusi internasional dan
terutama mereka yang berada di lapisan forum multilateral untuk menangani isu-isu
masyarakat bawah. global. Teori dan konsep memiliki peran
yang sangat penting dalam membedah
Dalam membangun argumennya, penulis kasus, terutama dalam konteks ilmu
menggunakan sejumlah contoh konkret dan studi hubungan internasional. Buku ini menjadi
kasus nyata untuk mendukung pandangannya. panduan dalam melihat bagaimana penulis
Dengan mendetailkan dampak sosial dan ekonomi membedah interaksi kerja sama yang
yang muncul dari kebijakan IMF, buku ini dibangun IMF dengan negara-negara lain.
memberikan pembaca pemahaman yang lebih
baik tentang bagaimana kebijakan ini Dengan analisis mendalam sebagai
memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat. pembaca, buku ini diangggap mampu dalam
Data dan statistik disajikan dengan cara yang menawarkan metode berpikir ilmiah yang
meyakinkan, memberikan landasan yang solid sangat relevan dengan asas keilmuan
bagi pembaca untuk merenungkan dan menilai HIMAHI FISIP UNHAS. Juga pembahasan yang
dampak kebijakan IMF. Dalam menyimpulkan, "Di mengarah pada dampak ekonomi dan sosial
Bawah Cengkraman IMF" adalah karya yang menjadi konsederan bagi pembaca untuk
menarik dan informatif bagi pembaca yang menentukan keberpihakan pada negara
tertarik untuk memahami dampak nyata dari sedang berkembang sebagai objek
kebijakan IMF di lapangan. kapitalisme IMF.

Pembaca: Muhammad Isnainail Asgar Think Globally, Act Locally 05


EKONOMI-POLITIK INTERNASIONAL & PEMBANGUNAN
Buku ini merupakan buku pengantar untuk memahami
Ekonomi-Politik Internasional (EPI). Sebagai sebuah bidang
studi yang berkembang di abad 17an hingga 20an dengan
berbagai dinamika dan sudut pandang berbeda dari setiap
tokoh yang membahas mengenai peran EPI sebagai sebuah
bidang studi. EPI merupakan studi yang membahas mengenai
bagaimana kepentingan ekonomi dan proses politik yang
berinteraksi untuk membentuk sebuah kebijakan pemerintah.
Ekonomi Politik Internasional mempelajari kehidupan dalam
ekonomi di tingkat internasional yang berfokus membahas
mengenai hubungan ekonomi antara Negara Industri Maju
(NIM) dan Negara Kurang Berkembang (NKB). Ekonomi-Politik
Internasional merupakan interaksi pasar dengan skala global
dengan berbagai dinamika dan peran aktor yang ada seperti
negara, perusahaan multinasional, dan organisasi internasional.
Dikutip dari penulis buku ini, ia menjelaskan bahwa“ Economic
International Politic is a study of the interplay of economics and
politics in the world arena”. Hal ini mendefinisikan ekonomi
sebagai sebuah sistem produksi, distribusi dan konsumsi,
sedangkan politik mejadi sebuah legitimasi dalam menjalankan
ekonomi sebuah bangsa dalam taraf internasional.

Dalam membedah sudut pandang yang luas apa itu EPI, terdapat empat perspektif yang
berkembang. Keempat perspektif ini kemudian memiliki pandangan serta kritikan sendiri
terhadap perspektif lainnya. Perspektif pertama ialah merkantilis dengan pahamnya bagaimana
negara lemah harus mengintervensi pasar demi melindungi ekonomi domestic miliknya dari
dominasi asing. Kedua ada liberal dengan pemanfaatan sistem internasional, akan tetapi dalam
konteks ini sistem internasional tidak diperbolehkan untuk mengintervensi pasar demi mencapai
efisiensi dalam perekonomian. Perspektif radikal yang menjelaskan konsep ini tentang negara
lemah yang menghindarkan diri dari sistem kapitalisme nasional. Terakhir perspektif reformis,
dengan memanfaatkan secara maksimal organisasi-organisasi internasional untuk mencapai
strategi “Collective-self reliance & Collective bargaining”. Keempat perspektif ini kemudian
saling memberikan kritik satu sama lain demi mempertahankan eksistensinya masing-masing.

Kemudian buku ini menjelaskan tentang pandangan yang


pesimis terhadap gerakan Non Blok yang umumnya muncul
dari mereka para pengguna perspektif realisme politik,
yaitu keyakinan bahwa setiap tindakan politik luar negeri
pasti didasarkan pada tujuan untuk mencapai kepentingan
nasional. Kepentingan nasional adalah konsep yang
menjelaskan tentang tujuan atau ambisi sebuah negara
untuk memenuhi keperluan milik negaranya. Dalam konsep
kepentingan nasional, hal yang paling dasar adalah
peningkatan kekuasaan atau kekuatan nasional yang biasa
disebut struggle for power. struggle for power adalah
esensi setiap tindakan politik internasional oleh sebuah
negara. Sedangkan pandangan yang lebih optimis
umumnya menolak hal ini karena. didasarkan pada
perspektif teoritik yang menolak asumsi kaum realis
tersebut. Mereka yakin bahwa struggle for power bukanlah
sebuah unsur yang sejak awal adalah hal yang dominan
dalam hubungan internasional. Banyak bukti yang
menunjukkan bahwa hubungan seperti itu juga diliputi oleh
kerjasama.

Pembaca: Rizky Harun Arifuddin Think Globally, Act Locally 06


GURU: MENDIDIK ITU MELAWAN
Buku ini adalah sebuah karya yang menggugah pikiran dan
memprovokasi pola pikir yang kolot tentang pendidikan dan peran
guru. Memadukan pendekatan kritis dan narasi yang kuat, buku ini
berhasil menyampaikan pesan-pesan yang sangat relevan bagi
dunia pendidikan saat ini. Salah satu daya tarik utama dari buku ini
adalah pemikiran yang berani dan kontroversial, mengajak
pembaca untuk berpikir di luar kotak dan melihat pendidikan dari
perspektif yang lebih luas dan progresif. Penulis mempertanyakan
praktik tradisional dalam sistem pendidikan dan menekankan
pentingnya memerangi paradigma lama yang mungkin tidak lagi
relevan dengan kebutuhan dan tuntutan zaman sekarang.
Selain mengkritik sistem pendidikan yang ada dan mencalonkan
para guru sebagai pemain utama dalam perubahan, buku ini juga
menawarkan solusi praktis dalam bentuk saran dan strategi yang
dapat diterapkan oleh para guru. Dalam setiap babnya, pembaca
akan menemukan saran yang konkret tentang bagaimana
meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Sekalipun ditulis dengan bahasa yang jelas dan


mudah dimengerti, beberapa konsep yang Neoliberalisme kemudian jadi bentuk tatanan
dijelaskan dalam buku ini bisa menjad ujung ekonomi baru yang memeras Pendidikan,
tombak dalam merevolusi cara kita memahami bukan semata-mata bertumpu pada hukum
pendidikan. Oleh karena itu, buku ini mungkin pasar melainkan sumber tenaga kerja.
lebih cocok untuk para pembaca yang memiliki Kurikulum didesain sesuai hukum uang,
pengalaman atau pengertian yang lebih dalam Akumulasi dan jual beli menjadi pelajaran
tentang sistem pendidikan dan hasrat untuk utama dan pertama. Hukum uang ini yang
membuat perubahan yang signifikan. membuat seseorang kemudian dinilai
berprestasi selama kemampuannya sesuai
dengan kebutuhan pasar.
Dalam buku ini juga terdapat sejumlah strategi
dan metode mengajar yang diungkapkan Secara keseluruhan, Guru: Mendidik Itu
penulis. Penulis menganjurkan adanya Melawan! adalah buku yang sangat
keterlibatan aktif seluruh elemen dalam dunia menginspirasi dan menggugah pembacanya
pendidikan, termasuk guru, siswa, orang tua, untuk berpikir lebih kritis tentang pendidikan
dan pemerintah. Penulis juga menekankan dan peran guru dalam membentuk masa
pentingnya pendidikan karakter yang bukan depan generasi penerus. Buku ini adalah
hanya berfokus pada pengetahuan akademik, bacaan yang sangat dianjurkan, terutama
tetapi juga pada nilai-nilai moral dan etika. Buku bagi guru dan tenaga pendidik yang ingin
ini memberikan berbagai saran dan solusi untuk menggali potensi mereka sebagai agen
memperbaiki sistem pendidikan yang ada dan perubahan dalam dunia pendidikan.
memberikan motivasi kepada para guru untuk
tetap bersemangat dan berdedikasi. Hal serupa yang dapat kita lihat dalam
HIMAHI FISIP UNHAS. Sifat ilmiah yang
Buku ini kemudian memperlihatkan bagaimana dijunjung oleh organisasi ini bertujuan agar
praktek neoliberalisme telah mengakar dalam para kadernya memiliki nalar kritis dan selalu
sistem Pendidikan. Keterlibatan pihak swasta bertanya tentang berbagai hal yang
dalam sektor Pendidikan menyebabkan dianggap menyimpang dan terus
perubahan dalam sistem Pendidikan yang memelihara ruang-ruang dialektis terhadap
radikal. Sistem Pendidikan dipaksa mengikuti hiruk pikuk dunia hari ini. Kemudian, terdapat
sistem pasar sehingga sekolah tidak lagi pola serupa yang ditekankan buku ini terkait
melahirkan pemikiran pemikiran merdeka bagaimana kemudian pendidikan kritis ini
melainkan siswa yang siap untuk dimasukkan ke diimplementasikan. Adanya penegakan sikap
industri. Lembaga Pendidikan hanya mampu atas realita sosial yang dilakukan setelah
menampung siswa yang memenuhi kriteria dan proses penyamaan paradigma sebagai
kualifikasi pasar yang ditetapkan. Guncangan bentuk perlawanan terhadap sistem
yang paling menyolok adalah banyaknya pendidikan saat ini sejalan dengan arah gerak
keluarga yang tidak mampu berangkatkan himpunan sebagaimana yang dipraktisasikan
anaknya ke bangku sekolah, sungguh miris. oleh HIMAHI FISIP UNHAS.
Pembaca: Dzul Fikrey Think Globally, Act Locally 07
PENDIDIKAN KAUM TERTINDAS
Dengan adanya Pendidikan dialogism
akan humanisasi Pendidikan lebih
membentuk kesadaran kritis peserta
didik, tidak ada lagi yang memikirkan
dan hanya tinggal menerima materi saja
tetapi mereka juga (guru dan murid)
berfikir bersama-sama dalam hal ini
guru menjadi rekan murid yang
melibatkan dirinya langsung untuk
merangsasang dan mengagas daya fikir
kritis para muridnya.

Dari buku ini bisa dikaitkan pada


kaderisasi HIMAHI FISIP UNHAS yang
dimana di dalam HIMAHI FISIP UNHAS
selalu diberi ruang untuk berdialektika
agar didalamnya tidak ada perbedaan
antara senior dan junior melainkan
tempat bertukar fikiran dan berbagi
gagasan. HIMAHI menyediakan ruang
keilmuan untuk mencetak regenerasi
yang mempunyai daya fikir kritis dalam
menyikapi segala sesuatu.

Pada karya Paulo Freire yang berjudul “Pendidikan


kaum tertindas” yang dimana dalam tulisannya ia
menyatakan bahwa Pendidikan kaum tertindas
merupakan suatu usaha untuk mengembalikan
fungsi dari Pendidikan yang dimana sebagai alat
untuk membebaskan manusia pada berbagai
bentuk penindasan dan ketertindasan atau biasa
di sebut sebagai suatu usaha untuk
“memanusiakan manusia’’ (Humanisasi).
Pendidikan kaum tertindas merupakan sebuah
langkah agar mereka mengetahui secara kritis
bahwanya baik diri mereka sendiri maupun kaum
penindasnya adalah sebuah bentuk menifestasi
dari “penghilangan harkat manusia”
(Dehumanisasi). Dan dalam Pendidikan, nilai-nilai
humanisme harusnya menjadi prioritas yang HIMAHI FISIP UNHAS berusaha
dimana mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. mengimplementasikan pendidikan dari
buku ini yang dimana sebagai alat untuk
Pada konsep “hadap masalah” yang di tulis Paulo membebaskan manusia pada berbagai
pada bukunya yang menjelaskan dimana bentuk penindasan dan ketertindasan
Pendidikan dilakukan secara dialogis dua arah. atau biasa di sebut sebagai suatu usaha
Pada hal ini Pendidikan yang ideal ialah Pendidikan untuk “memanusiakan manusia’’
yang dialogis sehingga kaum tertindas dapat (Humanisasi). Menjadikan nilai-nilai
menuntut dunia agar lebih manusiawi dalam arti kemanusiaan tumbuh dan hidup dalam
segala sesuatu didialogkan untuk memutuskan tiap nafas lembaga. Dengan demikian,
sesuatu ( yang akan dilakukan atau dipakai). dalam tiap-tiap gerak HIMAHI FISIP
UNHAS selalu berasaskan ilmiah.
Pembaca: Putri Maharani Ashary Think Globally, Act Locally 08
THE PHILOSOPHY OF STOIC
Buku dari tulisan Sony Adams yang Stoik bagi beberapa orang
berjudul “The Philosophy of Stoic” masih terdengar cukup asing
memberi pemahaman mengenai karena untuk mengetahuinya,
gaya hidup stoik yang dibangun atas harus melewati trigger terlebih
mindfulness dan keberserahan diri dahulu untuk menarik orang
langsung kepada sang pencipta. dalam membaca filsafat stoik ini.
Akar dari stoik yakni kembali kepada Contohnya mengalami
alam karena hakikat manusia di penderitaan seperti depresi,
alam: mempunyai nalar, nalar berarti penyakit mental, kehilangan
perangkat manusia yang digunakan sesuatu yang mereka sayangi.
dalam mencari kebenaran fungsinya Akan tetapi, orang yang ingin
sama seperti indra untuk mengenali mempelajari stoik tidak harus
objek sesuai dengan persepsi. Oleh mengalami hal tersebut. Hal ini
karena itu, stoik merupakan sebuah dikarenakan gaya hidup stoik
fondasi dasar yang mengacu dan dapat membantu manusia untuk
mengarah kepada sebuah hal yang mengendalikan emosi terhadap
manusia dapat kontrol dan tidak berbagai hal yang dialami,
dapat di kontrol. bahkan hal buruk sekalipun.

Para ahli stoikisme dalam memanipulasi Para pemikir stoikisme memiliki pendapat
emosi karena dapat mengatur emosi dengan bahwa kebajikan merupakan acuan untuk
bijak. Menurut Goleman, emosi terbagi menjadi mengurangi masalah dari hal yang tidak dapat di
8 bagian. Emosi tersebut yaitu amarah, kontrol, dimana tidak ingin terlibat dalam konflik
kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta, emosional, balas dendam atau memendam
terkejut, jengkel, dan malu. Sedangkan kebencian. Kemudian, Filosofis religious
menurut dosenpsikologi.com, emosi di bagi mengidentifiksi terdapat enam inti kebajikan.
menjadi 10 bagian, yaitu cinta, benci, takut, Enam inti kebajikan tersebut ialah Keberanian,
marah, malu, dengki, cemburu, gembira, Keadilan, Kemanusiaan, Kesederhanaan,
terkejut, dan sedih. Emosi-emosi tersebut Kebijaksanaan dan Transendensi. Hal ini penting
kemudian dapat menjadi alat untuk dikeathui untuk dapat membantu diri menjadi
mengendalikan seseorang melalui manipulasi lebih baik.
emosi terhadap orang tersebut. Kemudian
pada perspektif stoik, emosi hanya terbagi Untuk berubah menjadi lebih baik, semuanya
menjadi empat jenis emosi seperti hasrat, membutuhkan waktu yang sangat panjang, tidak
kesenangan, ketakutan, dan rasa sakit. Hal ini ada perubahan yang terjadi secara instan, ada
merupakan dasar utama yang harus di sadari beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk
dan perlu untuk di kelola untuk bisa membantu mencegah dari kesalahan sudut
menerapkan gaya hidup stoik karena sumber padang mengenai ego, yaitu berhenti
utama dari bagaimana perilaku seseorang. tersinggung, melepaskan keinginan untuk
menang lepaskan kebutuhan untuk menjadi
Ada beberapa gambaran besar mengenai hal benar, lepaskan keingnan untuk menjadi lebih
yang dapat kita kontrol dan hal yang tidak unggul, lepaskan keinginan untuk memiliki lebih,
dapat kita kontrol yang dijabarkan oleh Epictus. lepaskan megidentifikasi diri berdasarkan prestasi
Terdapat beberapa hal yang dapat kita kontrol diri sendiri, lepaskan popularitas. Para pemikir
seperti perilaku diri dalam menghadapi stoik harus paham bahwa mereka ada diluar
masalah, rasa bersyukur, kebahagiaan diri kontrol anda, hal tersebut tentu saja merupakan
sendiri, usaha diri sendiri, dan pengambilan tantangan yang besar bila berada di sebuah
sebuah keputusan. Sedangkan, hal yang tidak lingkungan yang tidak dapat kita kontrol. Dalam
dapat kita kontrol dan berada diluar kendali buku ini kita dapat lebih memahami bagaimana
kita ialah jodoh, cuaca, pandangan orang lain, bahagia, kebijakan, melatih pikiran serta berdamai
perubahan seseorang, perilaku orang lain, dengan diri sendiri. Tidak semua orang dapat
kematian dan pencapaian orang lain. Karena menerapkan filsafat ini, orang yang belum dapat
adanya hal yang tidak bisa kita kontrol menerima stoik, karena dirinya sendiri belum
membuat stoik akhirnya mencari cara untuk dapat mindful dengan hal yang terjadi dengan
mengurangi masalah terhadap hal yang diluar batinnya, seorang stoik ialah ia yang dapat
kontrol kita, khususnya kebajikan. memanejemen emosi-emosinya sendiri.
Pembaca: Haurihul Akmar Think Globally, Act Locally 09
IMPLEMENTASI

Setelah membaca, saya melihat ada nilai-nilai dan etika yang


berbeda. Hal ini membantu saya dalam membentuk perspektif

Di Bawah Cengkraman IMF


Muhammad Isnainil Asgar

moral dan nilai-nilai untuk kerangka berpikir. Pun secara


keseluruhan, membaca memberikan saya wawasan mendalam
tentang hubungan internasional melalui peran negara dan
organisasi internasional, juga membantu dalam membentuk
landasan berfikir, dan mendukung pemahaman yang lebih baik
terkait ilmu hubungan internasional.
Dengan mempelajari organisasi internasional, saya dapat
mengembangkan wawasan mendalam tentang kompleksitas
dinamika dunia saat ini dan persiapannya untuk berperan dalam
memecahkan tantangan global di masa depan. Sebagai
pembelajar ilmu hubungan internasional, perlu rasanya untuk
mentransformasikan keilmuan di dalamnya terkait organisasi
internasional.

Hal serupa yang dapat kita lihat dalam HIMAHI FISIP UNHAS. Sifat
ilmiah yang dijunjung oleh organisasi ini bertujuan agar para
Rizky Harun Arifuddin

kadernya memiliki nalar kritis dan terus mempertanyakan segala

Ekonomi-Politik
internasional &
pembangunan
sesuatu yang dianggap menyimpang dan terus memelihara
ruang-ruang dialektis terhadap hiruk pikuk dunia hari ini. Selain
daripada itu, terdapat pola yang serupa ditekankan dalam buku
ini terkait bagaimana kemudian pendidikan kritis ini
diimplementasikan. Adanya penegakan sikap atas realita sosial
yang dilakukan setelah proses penyamaan paradigma sebagai
bentuk perlawanan terhadap sistem pendidikan saat ini sejalan
dengan arah gerak himpunan sebagaimana yang dipraktisasikan
oleh HIMAHI FISIP UNHAS.

Setelah membaca buku ini, saya makin percaya bahwa nalar


kritis memang sangat diperlukan dalam proses belajar. Hal ini
sesuai dengan apa yang diajarkan oleh HIMAHI FISIP UNHAS itu
Guru: mendidik itu melawan

sendiri dalam arah geraknya. Pendidikan kritis mengantarkan


saya untuk melihat kompleksitas dunia pendidikan hari ini,
bagaimana kemudian bobroknya sistem pendidikan yang mulai
mengadopsi tuntutan dan mekanisme pasar. Satu hal yang
sangat menarik dalam buku ini adalah pendidikan merupakan
Dzul Fikrey

suatu proses melahirkan pemikiran pemikiran yang merdeka,


bukan orang-orang yang siap untuk dimasukkan ke dalam
industri.
Dalam buku ini kemudian lebih menyadarkan saya bahwanya
pendidikan bukan hanya untuk dinikmati sendiri atau dengan
kata lain orang menyebutnya hari ini onani intelektual,
melainkan sesuatu yang harus diimplementasikan dan
diaktulisasikan. Secara keseluruhan pikiran saya makin terbuka
dalam melihat dunia pendidikan hari ini setelah membaca buku
ini.

Think Globally, Act Locally 10


Setelah saya membaca buku paulo freire dengan judul “pendidikan kaum
tertindas”. Awalnya saya mengira bahwa buku ini mengisahkan tentang hal
yang umum mengenai tertindasnya kaum-kaum masyarakat kecil (miskin)
yang nyatanya bukan. Akan tetapi, setelah saya membaca dan memahami isi
buku tersebut saya mulai terbuka bahwa yang tertindas bukan hanya
mereka, ternyata saya juga merupakan orang yang tertindas. Dalam tulisan
paulo mengenai Model pendidikan “gaya bank“ dalam buku ini dijelaskan
tentang bagaimana bank berjalan. Dimana pengajar menjadi depositor dan
peserta didik menjadi sang deposito. Dalam hal ini, murid hanya dijadikan

pendidikan kaum tertindas


sebagai objek, bukan subjek. Tenaga pengajar memberikan ilmu dan peserta
didik menangkap kemudian menghapalkannya lalu dikumpul. Hal ini
Putri Maharani Ashary

kemudian membuat visualisasi murid menjadi seperti tabungan yang diisi


oleh pengajar dan sewaktu-waktu akan dipecah dan diambil hasilnya.

Akhirnya, murid menjadi seorang pribadi yang tdk memiliki kebebasan


dalam berpendapat karena pendidikan tidak peduli dengan proses
pendewasaan pemikiran dan tidak mampu melakukan pemikiran yang kritis
terhadap realita sosial di sekitar yang dimana menyatukan teori dengan
realitas yg sedang dihadapi (sementara pendidikan gaya bank tidak peduli
dengan hal ini). Gaya model bank ini menyebabkan kondisi yang terjadi
hanyalah transfer of knowledge (guru menjadi orang yang paling tau dan
murid menjadi orang yg tidak tau) dan peserta didik ini kemudian dibentuk
sesuai dengan keinginan para penguasa, paulo mengingingkan pendidikan
bukan yang hanya sedekar menghafal atau membaca saja melainkan
timbulnya dialektika di dalamnya bukan sekedar di hafal lalu di lupakan.
Dalam konteks implementasi terhadap realita HIMAHI, kita dapat
mengimplementasikannya dalam gerak-gerak HIMAHI dalam menjalankan
organisasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai-nilai HIMAHI yang bersifat ilmiah.
Selain dari itu, nilai kebangsaan dan keilmuan bisa kita kaitkan secara jelas
dengan melihat bagaimana kita memiliki mentalitas belajar yang kuat dalam
menjalani pendidikan. Sedangkan dalam nilai kebangsaan tentang
bagaimana kita pantang menyerah dalam berbagai kerja-kerja HIMAHI
kedepannya.

Setelah membaca buku ini, pikiran saya menjadi lebih terbuka dengan
berbagai hal yang sudah dan sementara saya hadapi. Hal ini dikarenakan,
buku ini mengajarkan kita bagaimana melakukan gaya hidup yang stoik. Stoik
merupakan sebuah gaya hidup yang menjelaskan tentang bagaimana
manusia dapat berdamai dengan dirinya sendiri dan selalu melakukan
the philosophy of stoic

kebajikan terhadap segala hal. Selain itu, Stoik juga mengajarkan kita bahwa
kita harus bersyukur dan berusaha mengendalikan diri kita terhadap
Haurihul Akmar

berbagai hal yang ada. Hal ini penting untuk menjaga hati dan pikiran.

Kemudian, terdapat 2 hal yang paling menarik dari buku ini menurut saya.
Pertama ialah stoik mengharuskan kita untuk berfikir positif terhadap
berbagai hal yang kita jalani di hidup ini. Kedua ialah stoik menjelaskan
kepada kita untuk berserah diri terhadap hal-hal yang tidak bisa di kontrol
dan hanya fokus terhadap hal-hal yang bisa di kontrol. Hal ini kemudian
dapat menjadi salah satu bekal untuk diri saya kedepannya. Hal ini kemudian
dapat membantu diri saya dalam menjalankan dalam berbagai hal yang
kemudian saya jalani, termasuk dalam konteks kaderisasi di HIMAHI. Stoik
kemudian berkaitan dengan kaderisasi HIMAHI karena dapat membantu diri
saya pribadi untuk selalu berfikir positif di dalam kerja-kerja HIMAHI dan
fokus untuk memaksimalkan apa yang bisa di kontrol saja.

Think Globally, Act Locally 11


“Membacalah, Menulislah,
Menggambarlah, Berkumpullah,
Berdialektikalah, Menarilah,
Senangilah, Berkaryalah, Lakukanlah
Yang Kau Mau, Tapi Jangan Lupa
Men-CINTA-Lah.”
Terima Sayang
untuk para pemerhati
semoga diberkati.

Think Globally, Act Locally 12

Potrebbero piacerti anche