Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Analisis Perubahan Nilai Kalori Di Batubara
Analisis Perubahan Nilai Kalori Di Batubara
PENDAHULUAN
Kalimantan dan pulau SumatEra, sedangkan di daerah lain dapat dijumpai batubara
walaupun dalam jumlah yang kecil dan belum dapat ditentukan keekonomisannya,
seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Seulawesi . Batubara merupakan salah
satu sumber energy alternative yang sampai saat ini masih meningkat pesat dalam
pertambangan PT. Kaltim Prima Coal (KPC). Perusahaan ini merupakan salah satu
dan teknologi pun harus ditingkatkan guna menemukan ide-ide maupun metode yang
Praktek kerja lapangan (PKL) adalh suatu kegiatan yang dilakukan diluar
kampus, dan merupakan suatu kurikulum ysng dibuat untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia bagi mahasiswa Teknik Universitas Hasanuddin Makassar .oleh
karena itu, program praktek kerja lapangan ini sangat membantu mahasiswa
kerja .
1
1.2 Tujuan
faktor-faktor yang mempengaruhi berubahnya nilai kalori pada Seam 27, Seam Nl, Dan
berubahnya nilai kalori di bebarapa seam batubara di Pt Kaltim Prima Coal (Kpc) .
Waktu pelaksanaan kerja praktek lapangan ini di mulai pada tanggal 26 januari
2017 sampai 06 Maret 2017 . tempat pelaksanaan di Pt Kaltim Prima Coal (kpc) , Divisi
MOD , Departemen Coal Mining Sangatta , Kutai Timur , Provinsi Kalimantan Timur
FEBRUARI-MARET
NO KEGIATAN MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4 MINGGU 5 MINGGU 6
26 27 30 31 1 2 3 6 7 8 9 10 13 14 16 17 20 21 22 23 24 27 28 29 1 2 3 6 7
1SAFETY INTRODUCTION , MOD RULES , ORIENTASI DEPARTEMENT DAN PERSENTASI JUDUL KP
2 PENGAMBILAN DATA LAPANGAN
3 PERSENTASI MID , DAN PENYUSUNAN LAPORAN KP
4 PERSENTASI AKHIR , DAN PENYERAHAN LAPORAN KP
2
BAB II
TINJAUAN UMUM
PT. Kaltim Prima Coal (KPC) adalah sebah perusahaan tambang batubara yang
terletak di pulau Kalimantan Timur. KPC yang berdiri pada tahun 1991 ini merupakan
perusahaan yang dimiliki oleh PT BUMI Resources Tbk. KPC dalam melaksanakan tugas
dan pekerjaannya selalu melibatkan secara aktif masyarakat dan pemerintah, terutama
pemerintah desa dan kecamatan, hal ini perlu dicontoh oleh perusahaan lain supaya
pabrik dan tempat eksplorasi. Perusahan tambang batubara KPC milik Grup Bakrie ini
memiliki sistem manajemen perusahaan yang baik mulai dari proses perencanaan
KPC juga yang memegang kuasa eksplorasi dan penambangan untuk daerah
Timur. Pada awalnya, KPC merupakan perusahaan joint ventura antara Conzinc Rio
Tinto Australia (CRA Limited) dan British Petroleum (BP) dari Inggris, tetapi sejak 10
Oktober 2003 seluruh saham PT. KPC yang dimiliki oleh kedua perusahaan tersebut
3
Informasi struktur geologi dan cadangan batubara di Kalimantan Timur
khususnya di daerah Sangatta diteliti oleh tim survey geologi Belanda pada tahun
1930. Pada tahun 1970, PT. Rio Tinto Indonesia melakukan kegiatan eksplorasi
lanjutan. Negoisasi perjanjian dengan pemerintah dimulai pada akhir tahun 1978 dan
berakhir pada tahun 1982. Hasil studi kelayakan penambangan yang selesai pada
tahun 1986 menyatakan cadangan batubara terukur diperkirakan berjumlah 360 juta
ton. Pada tahun 1988, PT. Kaltim Prima Coal telah menyelesaikan penyusunan rencana
operasi penambangan.
1989. Produksi batubara secara menyeluruh dimulai sejak Agustus 1991 dan eksplorasi
resmi dibuka pada bulan September tahun 1991. Produksi komersial dimulai pada
tahun 1991 dengan produksi pengapalan batubara sebanyak 7,3 juta ton dicapai pada
14,7 juta ton pada tahun 1998, tahun 2001 sebesar 15,7 juta ton dan rencana
produksi tahun 2015 adalah 50,7 juta ton. Dalam perjalanannya, kepemilikan saham
KPC telah beralih dari BP dan Rio Tinto ke Bumi Resources pada bulan Oktober 2003.
Kemudian pada bulan Juli 2007, 30% sahamnya dimiliki oleh PT. Tata Group India.
sebagai berikut:
yang berlaku.
4
b. Berupaya tanpa henti mempromosikan budaya praktik terbaik dalam
meningkatkan kesejahteraan.
tinggi.
b. Meminimalkan kerugian.
5
c. Memupuk budaya perbaikan berkesinambungan.
PT. KPC secara geogafis terletak pada 116°-118° BT dan 1°34’ LU-1°17’ LS,
Sangatta berada pada 150 Km di sebelah Utara Kota Samarinda dan 300 km di
sebelah Utara Kota Balikpapan. Lokasi daerah penambangan terletak di sebelah Utara
Sungai Sangatta yang berjarak 20 Km dari Pantai Timur Kalimantan (lihat Gambar
2.1).
Wilayah penambangan dibagi menjadi dua blok, yaitu blok Lembak yang terletak
di sebelah utara kota Sangatta dan blok Samarinda yang terletak di sebelah utara kota
Samarinda. Blok Lembak terbagi lagi menjadi dua wilayah, yaitu wilayah Pinang dan
wilayah Bengalon.
Untuk mencapai lokasi tersebut dapat melalui beberapa alternatif rute perjalanan :
total jarak 370 km, dengan rincian 150 km dari Samarinda dan 220 km dari
Balikpapan, dengan kondisi jalan aspal agak rusak terutama jalur Samarinda–
dengan kondisi jalan aspal yang cukup baik dan dapat ditempuh dengan
Melalui udara : dapat ditempuh dengan pesawat Cassa atau Twin otter dari
menit.
6
Gambar 2.1 Lokasi Daerah PKP2B PT Kaltim Prima Coal
(Sumber : Mining Operation Division PT. Kaltim Prima Coal)
7
Gambar 2.2 Lokasi kuasa pertambangan PT. KPC (Sumber : Departemen Geologi PT.
KPC)
8
Gambar 2.3 Lokasi Penambangan PT. KPC, Tampak Atas
(Sumber : Departemen Coal Mining PT. KPC)
Keadaan geologi daerah PKL di PT. KPC berdasarkan fisiografi, stratigrafi, dan
2.3.1 Fisiografi
Dome) merupakan daerah tertinggi dengan ketinggian 325 meter di atas permukaan
laut dan titik terendahnya adalah tepi Selatan Selat Makassar. Penambangan
dipusatkan pada deposit Pinang yang sebagian besar topografinya berupa perbukitan.
Hal ini disebabkan adanya peristiwa pengangkatan perlapisan yang relatif masih muda
dan adanya peristiwa geologi lainnya seperti perlipatan dan patahan kecil. Permukaan
yang belum matang karena peristiwa pengangkatan yang masih muda mengakibatkan
9
PT. KPC yaitu sungai Sangatta yang mengalir di sebelah selatan dari daerah
penambangan dan sungai Murung yang merupakan anak sungai dari sungai Sangatta.
Sungai Murung mengalir membelah daerah penambangan dari arah selatan ke arah
utara.
Tmpb
Tmb
Tmpb a
Tmba
Se
kur
D au
LOCATION MAP U Ant
D icli
U
kLemba ne
Sy
S. Fa ncl
Le ult in
mb
Pe e
ak
BENGALON ne
ba
Rantau Fault ng
a
n
Oa Tmpb
Fault
Tpkb
Pa
lo
ng
S. Bengalon S.
Sek
ura PORT
u SITE
Sepaso Baru
M
Qa
ak
Qa
S. Bengalon as
sa
Tmpb Sy
ncl Tmba NORTH
r
ine
PINANG St
Ru
ntu
Tmba ra
Tmpb
it
Le
Tmpb mb Tmp
ak Fault
PINANG Villa
MELAWAN Sy
NORTH DOME U EAST
Ant ncl
ine D PINANG
icli WEST
ne PINANG
Tmba LEGEND
MELAWAN
Mel Limit of Lembak Block
WEST aw
an (DU 417) 90,706 Ha
Limit of KPC Exploitation
S. Tanjung Bara (DU1517) 9,618 Ha
San
gatt Sangatta Seam Subcrop
Papa
a Baru
Charlie Qa
Teluk
Lingga
KUTAI NATIONAL PARK Tpkb
Qa
Tmba
Sangatta Tmpb
REGIONAL GEOLOGY
LEMBAK EXPLORATION
BLOCK
Gambar 2.4 Geologi Regional PT Kaltim Prima Coal (Sumber : Departement Geologi
Drawn by drafting section -P&T- geology/Lembak2.prs
2.3.2 Stratigrafi
Stratigrafi daerah Pinang dari yang tua adalah formasi Pamaluan, formasi Pulau
Balang, dan formasi Balikpapan (lihat Gambar 2.5). Formasi-formasi tersebut banyak
10
mengandung batubara. Endapan batubara tersebut terbentuk pada masa tersier yang
merupakan Cekungan Kutai.
FIGURE 9
STRATIGRAPHY COLUM N OF PINANG & MELAWAN AREAS
(Reviewed 31.12.95 Mine Geology Dept. PT Kaltim Prima Coal)
STRATIGRPHIC
THICKNESS
(Metres)
LITHO -
FORMATION LOGICAL
COAL SEAM LITHOLOGICAL CHARACTERISTICS
COLUMN NAME
Kedapat
1400 Mudstone, siltstone, sandstone and coal.
MA1 Main West Pinang coal deposit sequence containing
Mandili coal seams from the Sangatta to Kedapat seam.
BALIKPAPAN 1300 Mudstones typically show ironstone nodules and bands.
P7
BEDS P6
P5 Sandstone beds up to 10 metres thick.
P4
P3
1200 P2
P1
Pinang
MI 1
1100 Middle
Sangatta Dominantly mudstone, siltstone with thick channel
B2 sandstone units (10-30 metres thick)
B1
1000 Bintang In the South of Pinang area, the Prima and Bintang
800 Melawan
Benu
700 Jorang
600 Tempudau
Pamungkas
500 Coal seam 0.5 to 2.00 metre thick only, usually with
high Sulpur content (>1.00%).
North Melawan Fluvial sandstone with coal detritus in upper of interval
400
Bara Mutu
Gendeng
Coal seams in this interval Dominantly mudstone and siltstone interval with thin
200
have not been named calcareous sandstone beds, fine grained thin coralline
limestone and bioturbated sandstone in lower part of interval
0
Limestone, coralline marker bed at base of coal sequence
PAMALUAN Mudstone, fine laminated calcareous sandstone thin
Limestone bands.
D RAWN BY D RAFTIN G SEC TIO N -P&T- G EO LO G Y\STRATA1.PRS
* NB : Coal S eam Names - Loc al Interpretati on and Nomenc l ature
Gambar 2.5 Stratigrafi daerah pinang (Sumber : Departemen Geologi PT. KPC)
Formasi Pamaluan tersusun dari batu lempung, batu pasir gampingan, batu
gamping tipis, dengan lapisan penunjuk batu gamping koral. Formasi Pulau Balang
dengan ketebalan ± 400 meter, dominan tersusun oleh batu lempung, batu lanau
dengan lapisan tipis batu pasir gampingan, batu gamping koral, dan batu pasir dengan
fragmen batubara. Formasi Balikpapan dapat di bagi menjadi tiga, yaitu bagian bawah
11
yang terdiri dari batu lempung, batu lanau, dan alur-alur batu pasir serta lapisan
batubara Prima, Bintang, B1, dan B2. Pada bagian tengah tersusun atas batu lempung,
batu lanau, batu pasir, dan batubara dengan ketebalan 1-20 meter. Lapisan batubara
tersebut yaitu : Sangatta, Middle, M1, Pinang, P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, Mandili,
Kedapat, dan K1. Formasi balikpapan yang mempunyai ketebalan lebih dari 500 meter
terletak selaras di atas formasi Pulau Balang dan endapan yang ekonomis terletak di
bagian bawah formasi balikpapan yang berkala Miosen.
Daerah Pinang termasuk dalam formasi Balikpapan dan terletak di bagian Timur
Laut lembah Kutai. Struktur Kubah Pinang didominasi oleh perlipatan–perlipatan yang
membentuk serangkaian antiklin yang berpusat di Samarinda dan memiliki
kecenderungan arah Utara–Timur.
Struktur geologi utama yang terdapat di daerah formasi Balikpapan adalah
Kubah Pinang, dimana terdapat struktur antiklin dengan arah Utara, dan patahan
normal yang memiliki kecenderungan arah Timur–Barat Daya. Struktur geologi yang
banyak terdapat di sekitar kubah Pinang merupakan perlapisan dan kekar.
Jenis batuan utama tanah penutup adalah siltstone, mudstone, dan sandstone.
Ketebalan interburden relatif tetap. Mudstone dan sebagiannya carbonaceous,
biasanya berbatasan langsung dengan lapisan batubara. Sandstone tidak ditemukan
dalam keadaan menerus secara lateral, melainkan berbentuk lensa dalam berbagai
ukuran.
Dari uji kuat tekan batuan (UCS), terlihat perbedaan kuat tekan uniaksial yang
cukup besar antara sandstone (19,0 Mpa) dan siltstone (18,4 Mpa) terhadap mudstone
(2,0 Mpa). Density insitu rata-rata batuan utama dan lapisan batubara adalah 2,48
ton/bcm, 2,40 ton/bcm, 2,37 ton/bcm, 1,27 ton/bcm berturut-turut untuk siltstone,
mudstone, sandstone dan batubara.
12
Pada kala Miosen awal, pengangkatan wilayah ke arah Barat telah
menghasilkan banyak suplai sedimen yang masuk ke Cekungan Kutai dan
menghasilkan Formasi Delta, salah satunya adalah wilayah Sangatta. Pengumpulan
endapan delta pada saat awal mengakibatkan terbentuknya Formasi Pulau Balang
terutama paparan delta yang lebih rendah dari endapan laut dangkal, dan diikuti oleh
Formasi Balikpapan yang terdiri dari mudstone, batu lempung dan batu pasir. Di dalam
Formasi Balikpapan tersebut terdapat sejumlah peat yang pada akhirnya akan
membentuk lapisan batubara Pinang Barat. Penurunan yang terjadi di wilayah ini
diduga tidak serentak sehingga menimbulkan terbentuknya patahan-patahan.
Deposit yang membentuk Formasi Balikpapan kemudian diikuti dengan
pembentukan Formasi Kampung Baru pada kala Pilosen. Selama kala Pilosen Marine
dari Bongan Shale dan Formasi Pamuluan mengalami tekanan. Terobosan perlapisan
endapan oleh deposit dari Bongan Shale dan Formasi Pamuluan mengakibatkan
terbentuknya struktur antiklin dengan sinklin melalui Cekungan Kutai, sebagian Kubah
Pinang dan sinklin lembah wilayah Pinang.
Seperti halnya daerah lain di Indonesia, Sangatta dan sekitarnya beriklim tropis
yang dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim
hujan terjadi pada bulan November sampai dengan bulan Juli, sedangkan musim
kemarau terjadi pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober.
Daerah Sangatta memiiki iklim dengan curah hujan yang relatif tinggi. Data
curah hujan rata–rata daerah Sangatta dan sekitarnya (khususnya area tambang dan
pelabuhan Tanjung Bara) untuk tahun 2015 dapat di lihat pada Gambar 2.6, nilai
maksimum pada bulan Januari (area tambang : 297,8 mm/bulan, area pelabuhan
Tanjung Bara : 345,5 mm/bulan) dan nilai minimum pada bulan Agustus
13
Data Curah Hujan Rata-Rata
Tahun 2015
400
300
mm
200
100
0
Gambar 2.6 Curah hujan rata-rata per bulan di PT. KPC, tahun 2015
(Sumber : Departemen Environment PT. KPC)
14
2.5 Cadangan dan Kualitas Batubara
Pit B
Pit A
Big AB
Melawan West
Bendili
Mustahil / Khayal
Harapan South
Pit J Series
Gambar 2.8 Peta Cadangan Batubara PT KPC (Sumber : Departemen Geologi PT.
KPC)
Sumberdaya dan cadangan batubara yang dimiliki PT Kaltim Prima Coal per Desember
2010 dapat dilihat pada gambar 2.8.
15
Lapisan – lapisan batubara di KPC memiliki kadar abu dan sulphur yang rendah,
dengan variasi ketebalan dari 0.5 – 15.0 meter.
Lapisan-lapisan yang berbeda digunakan langsung ataupun dicampurkan utuk
menghasilkan suatu GAR products.
16
Tabel 2.1 Kualitas Batubara PT. KPC
17
(a) Kategori produk berdasarkan nilai CV dan Ash
Product Category just based on CV and Ash cut off
ASH (adb)
CV (gar) <2.0 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 >7.5
>6700
6700
6650
6600
6550
6500
6450
6400
6350
6300
6250
6200
6150
6100
6050
6000
5950
5900
5850
5800
5750
5700
5650
5600
5550
5500
5450
5400
5350
5300
5250
5200
<5200
Gambar 2.9 (a) dan (b) Kualitas Batubara PT. Kaltim Prima Coal (KPC) (Sumber : Coal
Technical Services PT KPC)
18
2.6 Target Produksi
Tabel 2.2 Produksi batubara dan overburden PT. KPC tahun 2000-
2014
19
(Alpha, Bravo, dan Charlie). Adapun urutan kegiatan penambangan di PT. KPC secara
garis besar meliputi pembersihan lahan, penggalian overburden, penimbunan
overburden, penggalian batubara, reklamasi lahan, pengolahan dan pengapalan
batubara :
20
terjadinya Air Asam Tambang (AAT) akibat beraksinya material PAF dengan air dan
udara. Untuk itu diperlukan perlakuan khusus bagi material jenis ini saat dilakukan
penimbunan yaitu dengan menempatkan material PAF ini didasar timbunan kemudian
ditimpa dengan material NAF. Hal ini dimaksudkan untuk memutus interaksi antara air,
udara dan material PAF.
2.7.5 Reklamasi
21
batubara dari hasil pencucian sebesar ±4% dari keseluruhan produksi batubara PT.
KPC.
Di CPP, batubara tersebut akan diperkecil ukurannya hingga 50 mm
menggunakan crusher. Hasil dari crusher tersebut akan dibawa ke stockpile melalui
conveyor. PT. KPC memiliki dua lokasi stockpile untuk batubara yang sudah di
crushing. Yang pertama CPP stockpile, yang kedua terletak di Tanjung Bara Coal
Terminal. CPP Stockpile terbagi menjadi tiga yaitu stockpile I yang menampung
batubara Melawan, Prima, atau Pinang. Stockpile II yang menampung batubara
Melawan. Dan stockpile III menampung batubara Prima. Dari ketiga stockpile tersebut
akan masuk ke overland conveyor menuju Tanjung Bara Coal Terminal. Conveyor ini
memiliki panjang 13,2 km dengan kapasitas 7000 ton per jam.
Oleh karena itu, untuk mengurangi resiko cidera pada karyawannya, PT. KPC membuat
suatu aturan baku atau biasa disebut Golden Rules yang berlaku untuk PT. KPC
maupun pada kontraktor. Aturan baku itu mencakup :
Semua jenis pekerjaan.
Sebelum memulai pekerjaan, diharuskan mengidentifikasikan bahaya yang
berhubungan dengan pekerjaan tersebut dan diharuskan mengendalikan
bahaya tersebut, agar dapat bekerja dengan aman. Jika pekerjaan dianggap
tidak aman, maka pekerjaan tidak boleh dilakukan dan harus disampaikan
kepada supervisor atau atasan.
22
Pengawasan pekerjaan.
Saat melakukan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, diharuskan
memastikan anggota selalu mengikuti peraturan dan prosedur PT. KPC.
Keselamatan kendaraan bergerak.
Dilarang mengoperasikan kendaraan maupun alat yang mengalami kerusakan.
Keselamatan di jalan dan peraturan lalu lintas.
Diharuskan memahami dan mematuhi peraturan lalu lintas PT. KPC
Isolasi dan lockout.
Saat bekerja pada alat yang dapat menimbulkan cedera diharuskan
memastikan alat tersebut diisolasi dan di-locked dengan benar.
Keselamatan untuk pekerjaan listrik
Saat menggunakan pekerjaan listrik, diharuskan memastikan peralatan tersebut
dalam kondisi aman.
Bekerja di ketinggian
Selalu melindungi diri dari kemungkinan terjatuh saat bekerja di ketinggian
(lebih dari 1,8 meter di atas permukaan tanah atau tempat berjalan atau
platform permanen).
Ruang terbatas
Dilarang memasuki ruang terbatas tanpa surat izin masuk ruang terbatas.
Alat pengangkut atau penyangga.
Dilarang mengoperasikan alat pengangkat untuk mengangkat atau alat
penyangga untuk menyangga beban bila tidak aman dilakukan.
Bekerja di dekat dinding galian yang mudah longsor.
Dilarang berada di dalam jarak satu setengah kali ketinggian dinding galian
(digging face) yang mudah longsor kecuali berada di dalam kendaraan yang
dilengkapi dengan Faliing Object Protective Structure (FOPS) yang disetujui.
Bekerja di area peledakan.
Orang atau kendaraan yang tidak berwenang dilarang memasuki area yang
sedang diisi dengan bahan peledak tanpa seizin blaster yang sedang bertugas.
Berada di dekat air.
Selalu melindungi diri dari potensi tenggelam ketika bekerja di dalam atau di
atas air dengan kedalaman lebih dari satu meter.
23
Aturan baku dipatuhi agar dapat mengurangi resiko cidera atau fatality. Yang harus
diperhatikan pada keselamatan kerja adalah :
1. Cara penggunaan alat.
2. Kedisiplinan waktu. Karyawan harus berada dilingkungan kerja selama
kerja, istirahat dan pulang tepat waktu.
3. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan penuh, sesuai dengan
tugas yang diberikan oleh pimpinan.
4. Melaksanakan cara kerja yang aman sehingga tidak membahayakan diri
sendiri dan orang lain.
5. Menggunakan Personal Protective Equipment atau PPE (alat pelindung diri)
dengan benar seperti :
a. Sepatu safety yang berfungsi untuk melindungi kaki dari kejatuhan
benda yang dapat menimbulkan cedera.
b. Helm yang berfungsi sebagai alat pelindung kepala dari benturan benda
keras maupun material yang jatuh.
c. Kacamata yang berfungsi sebagai pelindung mata dari semburan oli
maupun percikan–percikan lainnya.
d. Masker yang berfungsi untuk melindungi mulut dan hidung dari debu
maupun material kecil yang dapat menggangu kesehatan.
e. Jas hujan yang dapat digunakan bila hujan.
f. Jaket pelampung yang harus digunakan di dekat air.
g. Tutup telingga (ear plug) yang berfungsi untuk mengurangi intensitas
suara yang tinggi yang ditimbulkan oleh mesin sehingga organ–organ
pendengaran tidak terganggu.
Keselamatan kerja yang sangat utama, maka untuk menghindari resiko cidera dibuat
pertanyaan–pertanyaan yang perlu diingat sebelum memulai pekerjaan, yaitu:
1. Apakah area kerja saya rapi dan bebas dari bahaya.
2. Apakah prosedur untuk pekerjaan ini.
3. Apakah PPE saya sesuai dengan posisi saya untuk tugas ini.
4. Apakah peralatan yang saya pakai sesuai dan aman.
5. Bagaimana urutan langkah pekerjaan ini untuk meminimalkan resiko cidera.
24
2.9 Struktur Organisasi PT. KPC
Saham–saham perusahaan induk PT. KPC yang dimiliki oleh PT. Bumi Resource
yang merupakan perusahaan swasta Indonesia dan dikelola oleh :
a. Dewan Direksi
Terdiri dari para wakil perusahaan induk ditambah dengan anggota dewan yang
dipilih dari pihak luar.
b. Panitia Operasional
Terdiri dari beberapa anggota dewan direksi dan para ahli keuangan yang
memperhatikan secara khusus kegiatan dan unjuk kerja perusahaan.
c. Dewan Komisaris
Dewan ini dibentuk untuk membantu perusahaan memenuhi syarat–syarat
hukum bagi sebuah perusahaan besar yang beoperasi di Indonesia. Terdiri dari
para wakil baik dari Indonesia maupun dari luar negeri. Para wakil tersebut
terdiri dari para pelaku bisnis terkenal Indonesia maupun internasional.
Pejabat eksekutif utama atau Chief Executive Officer (CEO) adalah Presiden Direktur
(PD) yang bertanggung jawab langsung kepada dewan direksi. Presiden Direktur
bertanggung jawab atas seluruh kerja perusahaan. Dibawah CEO, ada Chief Operating
Officer (COO) yang membawahi kegiatan operasional dan Chief Financial Officer (CFO)
yang membawahi kegiatan keuangan.
Sejumlah kepala divisi yang disebut General Manager (GM) bertanggung jawab
kepada COO atau CFO. Setiap General Manager bertanggung jawab atas unjuk kerja
dan operasi divisinya. Pada saat ini terdapat tiga belas (13) divisi, yaitu :
Mining Development
Human Resource Division
External Affairs and Sustainable Development
25
Marketing Division
Contract Mining
Health, Safety and Environmental and Security Division
Mining Operation Division ( Depertemen Coal Mining berada di bawah divisi
MOD )
Mining Support Division
Coal Processing and Infrastruktur Division
Head of Project Expansion Team
Business Improvement
Supply Chain
Finance
Tingkatan para pemimpin terpenting di wilayah kerja PT. KPC adalah :
Chief executive officer
Pejabat Eksekutif Utama : Chief Executive Officer (CEO)
Pejabat Operasi Utama : Chief Operating Officer (COO)
Pejabat Keuangan utama : Chief Financial Officer (CFO)
Divisi : General Manager (GM)
Departemen : Manager
Seksi : Superitendent/ General Superitendent
Unit : Supervisor
Masih terdapat tingkatan lain yang ada dalam seksi–seksi yaitu Senior Engineer,
Spesialis, Leading Hand dan sebagainya.
26
BAB III
Waktu pelaksanaan kerja praktek lapangan ini di mulai pada tanggal 26 januari
2017 sampai 06 maret 2017 . tempat pelaksanaan di pt kaltim prima coal (kpc) , divisi
MOD , departemen coal mining sangatta , kutai timur , provinsi Kalimantan timur
FEBRUARI-MARET
NO KEGIATAN MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4 MINGGU 5 MINGGU 6
26 27 30 31 1 2 3 6 7 8 9 10 13 14 16 17 20 21 22 23 24 27 28 29 1 2 3 6 7
1SAFETY INTRODUCTION , MOD RULES , ORIENTASI DEPARTEMENT DAN PERSENTASI JUDUL KP
2 PENGAMBILAN DATA LAPANGAN
3 PERSENTASI MID , DAN PENYUSUNAN LAPORAN KP
4 PERSENTASI AKHIR , DAN PENYERAHAN LAPORAN KP
Ada pun data yang didapatakan terbagi atas dua data yaitu :
Data sekunder (Historycal data) ini berisikan data wawancara dan data kualitas
batubara pada saat tahapan eksplorasi . Data wawancara ini dilakukan dengan
beberapa engginer yang mengetahui dasar dari perubahan nilai kalori batubara
dibeberapa seam di Pt.Kaltim Prima Coal (KPC). adapun data-data kualitas batubara
pada saat tahanpan eksplorasi
Table3.2 Data Bor Kualitas Batubara Di Pit Inul East Seam NL, Pit Inul
Middle Seam Prlr, Pit Kukang Seam K27
27
SEAM TOTAL MOISTURE% ASH % NILAI KALORI kcal/kg
data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan sendiri
dilapangan. Dalam melakukan pengamatan ini ada dua hal data yang diambil antara
lain
28
BAB IV
GAMBAR 4.1 Kenampakan Pit Inul East (sumber: departemen Coal Mining PT.
Kaltim Prima Coal)
29
GAMBAR 4.2 Kenampakan Pit Inul Middle (Sumber : Departemen Coal Mining
PT. Kaltim Prima Coal)
Pit kukang
Department Coal Mining adalah merupakan departmen yang memiliki tugas untuk
melakukan kegiatan penambangan batubara yang telah expose di semua pit yang
dibawah MOD. Batubara yang telah ditambang dari pit, nantinya akan diangkut menuju
30
stockpile maupun ROM stockpile ataupun langsung ke crusher yang ada di perusahaan
PT. Kaltim Prima Coal .
Total Moisture adalah jumlah air yang terdapat pada batubara . Total moisture
dibagi menjadi dua yang itu Inherent Moisture, dan Extraneous Moisture yang mana
Inherent Moisture adalah air bawaan dari batubara sedangkan extraneous moisture
adalah jumlah air yang berasal dari luar batubara . perubahan nilai kalori sangat
dipengaruhi oleh naik turunnya Total moisture ini , semakin tinggi total moisturenya
semakin rendah nilai kalori dalam batubara tersebut . adanya cuaca dibumi membuat
total moisture sangat sering berubah-ubah baik itu ketika terjadi hujan maupun saat
panas matahari . adapun factor yang mempengaruh nilai dari total moisture antara
lain:
1. Peringkat Batubara
2. Size Distribusi
3. Pengambilan Sampel
Size distribusi sample batubara yang diambil terlalu besar atau terlalu kecil.
31
Cuaca pada saat pengambilan sample
Adapun beberapa data analisis perubahan total moisture pada saat pengeboran
eksplorasi , pengamatan atau pengambilan sampel dan data pada saat
penambanangan di seam K27 pit kukang , di seam NL pit inul east, dan seam PR
lower pit inul middle :
Table 4.1 Perbandingan Data Bor Dan Data Penagamatan Total Moisture
Seam Nl
Total Surface
NL Inherent Moisture(ad)%
Moisture(ar)% Moisture(ad)%
DATA BAWAH
20.53 16.7 3.83
PERMUKAAN
DATA ATAS
18.1 17 1.1
PERMUKAAN
Table 4.2 Perbandingan Data Bor Dan Data Penagamatan Total Moisture
Seam PRLR
Total Inherent
PRLR Surface Moisture(ad)%
Moisture(ar)% Moisture(ad)%
DATA BAWAH
15.5 12.2 3.2
PERMUKAAN
DATA ATAS
15.6 13.2 2.4
PERMUKAAN
Table 4.3 Perbandingan Data Bor Dan Data Penagamatan Total Moisture
Seam K27
Total Inherent
K27 Surface Moisture(ad)%
Moisture(ar)% Moisture(ad)%
DATA BAWAH
28.5 24.4 5.7
PERMUKAAN
DATA ATAS
30.2 26.9 3.3
PERMUKAAN
32
Sumber : (Department Hatari PT. Kaltim Prima Coal)
4.2.2 Ash(debu)
Adapun beberapan data kualitas ash dari data bor , data pengamatan dan data
penambangan :
Table 4.4 Perbandingan Data Bor Dan Data Penagamatan ASH Seam Nl
Seam NL Ash(ad)%
DATA BAWAH 0.8
PERMUKAAN
DATA ATAS 1.4
PERMUKAAN
33
Table 4.5 Perbandingan Data Bor Dan Data Penagamatan ASH Seam PRLR
Table 4.6 Perbandingan Data Bor Dan Data Penagamatan ASH Seam PRLR
Sampel Ash(ad)%
DATA BAWAH
5.7
PERMUKAAN
DATA ATAS PERMUKAAN 4.3
Ada pun data bor kualiatas batubara yang diperbadingkan dengan data hasil
analisis pengamatan di seam NL, seam PRLR, dan seam K27:
Tabel 4.7 Kualitas Batubara Di Seam Nl Pada Data Bor Dan Data
Pengamatan
Total
NL ASH% NILAI KALORI
Moisture(ar)%
DATA BAWAH
20.53 0,8 6123
PERMUKAAN
DATA BAWAH
18.1 1,4 6093
PERMUKAAN
34
Sumber: ( Departement Hatari PT. Kaltim Prima Coal)
Perubahan total moisture dapat dilihat dari data bor yang mengalami
penurunan dari data pengamatan , penurunan nilai total mositure ini dipengaruhi oleh :
pengambilan sampel dilapangan yang berbeda , data bor berupa coring (bulat
panjang) sedangkan data pengamatan dilakukan secara sampling dilapangan dengan
ukuran partikel batubara yang bervariasi , waktu pengambilan sampel yang berbeda
yang membuat terjadinya perubahan inherent moisture nya berbeda
Nilai ash pada sampel nl mengalamai kenaikan yang cukup signifikan dari data
bor , kenaikan dari ash ini dipengaruhi oleh volume parting dari setiap sampel yang
diambil dan letak pengambilan yang tidak sama sehingga membuat perubahan nilai
ash.
Nilai kalori pada pada seam nl ini mengalami penurunan dari data bor ke data
pengamatan , penurunan ini diakibatkan oleh penurunan signifikan nilai ash pada seam
nl walaupun total moisture nya naik
Tabel 4.8 Kualitas Batubara Di Seam PRLR Pada Data Bor Dan Data
Pengamatan
Total
PRLR ASH% NILAI KALORI
Moisture(ar)%
DATA BAWAH
15.5 5,7 63o4
PERMUKAAN
DATA ATAS
15.6 4,3 6414
PERMUKAAN
Perubahan total moisture dapat dilihat dari data bor yang mengalami kenaikan
dari data pengamatan , kenaikan nilai total mositure ini dipengaruhi oleh :
pengambilan sampel dilapangan yang berbeda , data bor berupa coring (bulat
panjang) sedangkan data pengamatan dilakukan secara sampling dilapangan dengan
ukuran partikel batubara yang bervariasi , waktu pengambilan sampel yang berbeda
yang membuat terjadinya perubahan inherent moisture nya berbeda
Nilai ash pada sampel seam pr lower mengalamai penurunan dari data bor ,
penurunan dari ash ini dipengaruhi oleh volume parting dari setiap sampel yang
35
diambil dan letak pengambilan yang tidak sama sehingga membuat perubahan nilai
ash.
Nilai kalori pada pada seam pr lower mengalami kenaikan dari data bor ke data
pengamatan hal ini disebabkan oleh penurunan nilai ash yang signifikan walaupun total
moisture nya mengalami kenaikan pada seam pr lower.
Tabel 4.9 Kualitas Batubara Di Seam K27 Pada Data Bor Dan Data
Pengamatan
Total
K27 ASH% NILAI KALORI
Moisture(ar)%
DATA BAWAH
28.5 4,6 4878
PERMUKAAN
DATA ATAS
30.2 1,7 4856
PERMUKAAN
Perubahan total moisture dapat dilihat dari data bor yang mengalami kenaikan
dari data pengamatan , kenaikan nilai total mositure ini dipengaruhi oleh :
pengambilan sampel dilapangan yang berbeda , data bor berupa coring (bulat
panjang) sedangkan data pengamatan dilakukan secara sampling dilapangan dengan
ukuran partikel batubara yang bervariasi , waktu pengambilan sampel yang berbeda
yang membuat terjadinya perubahan inherent moisture nya berbeda
Nilai ash pada sampel k27 mengalamai penurunan dari data bor , penurunan
dari ash ini dipengaruhi oleh volume parting dari setiap sampel yang diambil dan letak
pengambilan yang tidak sama sehingga membuat perubahan nilai ash.
Nilai kalori pada pada seam k27 hampir tidak mengalami perubahan walaupun
nilai total moisture nya naik tetapi nilai ash nya turun hampir signifikan dengan
kenaikan total moisture nya
Elevasi adalah ketinggian . penurunan elevasi di pit Inul Middle, Pit Inul
East, Pit Kukang, rata-rata 10 meter kebawah dengan memperhitungkan
produktivitas alat gali yang ada di lapangan . Adapun data elevasi di Pit Inul
Middle seam Pr lower :
36
Tabel 4.10 Kualitas Batubara Setiap Elevasi Di Seam PRLR
17581 20-Jan-16 IM PRLR 30 15.74 12.84 1.40 1.35 1.61 1.46 1.41 1.70 1.67 6,468 6,253 7,543 7,421
18083 20-Mar-16 IM PRLR 20 15.36 13.10 1.20 1.17 1.38 1.04 1.01 1.22 1.20 6,456 6,288 7,533 7,429
18671 5-Jun-16 IM PRLR 8 14.84 12.60 1.70 1.66 1.95 0.99 0.97 1.16 1.14 6,406 6,242 7,475 7,329
19161 16-Aug-16 IM PRLR 0 13.68 11.36 1.56 1.52 1.76 1.37 1.33 1.57 1.54 6,430 6,259 7,381 7,252
19993 10-Dec-16 IM PRLR -10 15.56 13.62 1.76 1.72 2.04 1.80 1.76 2.13 2.09 6,318 6,176 7,466 7,314
20157 3-Jan-17 INMP2 PRLR -20 14.72 12.74 1.52 1.49 1.74 0.79 0.77 0.92 0.91 6,492 6,345 7,572 7,440
20436 7-Feb-17 INMP2 PRLR -30 14.08 12.60 5.94 5.83 6.79 1.14 1.12 1.40 1.31 6,115 6,012 7,504 6,996
Pada tabel ini total mositure mengalami penurunan dari setiap elevasi
akan tetapi pada elevasi 0 ke elevasi -10 mengalami kenaikan , penurunan ini
diakibatkan adanya tekanan perbedaan suhu yang berbeda disetiap elevasi ,
sedangkan untuk nilai ash nya dan nilai kalori hampir tidak mengalami
perubahan dari elevasi ke elevasi yang lainnya .
37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil observasi lapangan dan melakukan pengolahan data dapat disumpulkan
factor-faktor yang mempengaruhi nilai kalori batubara adalah :
1. Perubahan nilai kalori terjadi akibat perubahan nilai dari total moisture,
ash(debu). Tetapi kenaikan ataupun penurunan nilai kalori dilihat dari
perbandingan seberapa besar kenaikan ataw penurunan dari total moisture dan
nilai ash itu sendiri
Size distribusi
Perbedaan elevasi
38
5.2 Saran
39