Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
NIT : 19.1.12.006
NIT : 19.1.12.006
NIT : 19.1.12.006
Disetujui oleh:
Komisi Pembimbing
Diketahui oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas
kasih dan perlindungan Tuhan Yesus. Penulis dapat menyelesaikan praktik sekaligus
menulis dan menyusun laporan KPA semester 6 prodi teknik penangkapan ikan.
Laporan ini merupakan laporan hasil praktik kerja lapangan akhir penulis yang disusun
atas kegiatan KPA selama 3 bulan pada KM. Indragiri yang berpangkalan di Pelabuhan
Perikanan nusantara (PPN) Sibolga, Sumatera Utara. Laporan ini ditulis oleh penulis
sebagai salah satu syarat kelulusan prodi perikanan tangkap politeknik kelautan dan
perikanan karawang.
Proses persiapan pelaksanaan dan penyusunan laporan ini telah melibatkan
kontribusi pemikiran dan saran konstruktif banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada :
1. Dr. Guntur prabowo. A.Pi,.M.M selaku direktur Politeknik Kelautan dan
Perikanan karawang yang telah menyelenggarakan Praktik Kerja Lapang akhir.
2. Kadi istrianto, A.P.Pi,. M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan
arahan dan bimbingan atas penulisan laporan ini.
3. Ir. Ratih martia R.M.Si selaku pembimbing II atas kesediaan waktu yang telah
diberikan untuk mengkoreksi terhadap sejumlah data dan informasi.
4. Dr. Robert perangin-angin S.St,S.Pi,.M.Si selaku ketua program studi teknik
penangkapan ikan.
5. Kepala Syahbandar PPN Sibolga yang telah memberikan fasilitas penulis untuk
melaksanakan KPA
6. Kedua orang tua yang telah memberi doa serta dukungan nya.
Penulis menyadari dengan segala keterbatasan yang ada dalam pelaksanaan maupun
penyusunan proposal ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis meminta
maaf atas segala kekurangan yang ada. saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan dalam proses penyempurnaan. Akhir kata, semoga penyusunan proposal
KPA ini dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya.
Arianto Bate’e
Nit 19.1.12.006
ii
RINGKASAN
Arianto Bate’e. NIT 19112006 Teknik Pengoperasian Alat Tangkap dan
Komposisi Hasil Tangkapan Alat Tangkap Purse Seine (study kasus : KM.
Indragiri) yang berpangkalan di PPN Sibolga, Sumatera Utara. Dibimbing oleh
Kadi istrianto, A.P.Pi,. M.Pd dan Ir. Ratih martia R.M,.Si
Tujuan dari penulisan laporan kerja praktek akhir ini adalah untuk Mengetahui
dan memahami cara pengoperasian serta komposisi hasil tangkapan alat tangkap purse
seine yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga, study kasus KM.
Indragiri. Manfaat kepada pembaca adalah sebagai salah satu referensi dalam
mengetahui bagaimana cara mengoperasikan serta komposisi hasil tangkapan pada alat
tangkap purse seine.
Purse seine merupakan alat tangkap ikan aktif. Menurut (Azis, 2017) prinsip
menangkap ikan dengan purse seine adalah melingkari gerombolan ikan dengan jaring,
sehingga jaring tersebut membentuk dinding vertikal, dengan demikian gerakan ikan ke
arah horisontal dapat dihalangi. Setelah itu, bagian bawah jaring di kerucutkan untuk
mencegah ikan lari ke arah bawah jaring.
Pengoperasian alat tangkap purse seine ada dua macam yaitu, pengoperasian
dengan satu kapal dan pengoperasian dengan dua kapal. waktu pengoperasian purse
seine dapat dilakukan pada malam hari dan dapat dilakukan pada siang hari. Teknik
pengoperasian purse seine dibagi ke dalam tiga tahap yaitu ; persiapan, setting dan
hauling.
Kapal KM. Indragiri merupakan kapal perikanan yang memiliki tonase kotor 96
GT dan digerakkan oleh satu mesin induk berkapasitas 280 PK. Kapal perikanan ini
mengoperasikan alat tangkap purse seine di WPP NRI-572. Selama praktikkan
melakukan operasi kapal ini, melakukan operasi di wilayah perairan barat sumatra utara
dari laut utara pulau Mursala hingga laut bagian selatan pulau Tello, Nias Selatan.
Purse seine merupakan alat tangkap yang lebih efektif untuk menangkap ikan-
ikan pelagis kecil di sekitar permukaan air. Hasil tangkapan utama purse seine adalah
ikan layang (Decapterus sp), ikan kembung (Rastrellinger sp), ikan tongkol (Euthynnus
affinis), ikan cakalang (Katsuwonus pelamis). Sementara hasil sampingan berupa cumi-
cumi (loligo sp), ikan tuna (tunnus albacores)
Kata kunci : teknik pengoperasian, purse seine, komposisi hasil tangkapan.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3. Ruang Lingkup Dan Batasan Masalah............................................................... 2
1.4. Tujuan ................................................................................................................ 2
1.5. Manfaat .............................................................................................................. 3
iv
V. Hasil Dan Pembahasan ......................................................................................... 16
5.1. Data Kapal Dan Alat Tangkap ..................................................................... 16
5.1.1. Spesifikasi KM Indragiri ........................................................................... 16
4.1.2. Spesifikasi Mesin ...................................................................................... 17
5.1.3. Alat Navigasi Dan Komunikasi................................................................. 18
5.1.4. Alat Perlengkapan Kerja ........................................................................... 20
5.1.5. Konstruksi Alat Tangkap .......................................................................... 20
5.1.6. Alat Bantu Penangkapan ........................................................................... 24
5.1.7. Awak Kapal ............................................................................................... 26
5.2. Operasi Penangkapan .................................................................................. 28
5.2.1. Persiapan (preparing) ............................................................................... 28
5.2.2. Pengumpulan Gerombolan Ikan ............................................................... 29
5.2.3. Setting ....................................................................................................... 30
5.2.4. Hauling ..................................................................................................... 31
5.2.5. Penanganan ikan diatas kapal ................................................................... 32
5.3. Komposisi Hasil Tangkapan..................................................................... 33
5.3.1. Hasil Tangkapan Januari 2022 ................................................................. 36
5.3.2. Hasil Tangkapan Februari 2022 ............................................................... 36
5.3.3. Hasil tangkapan maret 2022 ..................................................................... 37
v
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
viii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki luas lautan
sekitar 5,8 juta km², pesisir, dan pulau-pulau kecil yang luas dan bermakna strategis
sebagai pilar pembangunan ekonomi nasional. Selain memiliki nilai ekonomis, sumber
daya kelautan juga mempunyai nilai ekologis. Disamping itu, kondisi geografis
Indonesia terletak pada geopolitis yang strategis, yakni antara lautan Pasifik dan lautan
Hindia yang merupakan kawasan paling dinamis dalam arus percaturan politik,
pertahanan, dan keamanan dunia. Kondisi geo-ekonomi dan geo-politik tersebut
menjadikan sektor kelautan sebagai sektor yang penting dalam pembangunan nasional
(Ppn Sibolga, 2019).
Potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 12,54 juta ton
per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan zona ekonomi
eksklusif Indonesia (ZEEI) (Komnas Kajian, 2017 dalam Suhardi, 2019). Dari seluruh
potensi sumberdaya ikan tersebut, jumlah tangkapan diperbolehkan (JTB) sebesar 10,03
juta ton pada tahun 2017 atau baru 63,99% dari JTB, sementara total produksi perikanan
tangkap (di laut dan danau) adalah 6,89 juta ton. Potensi mikro flora-fauna kelautan
juga belum ter-eksplorasi sebagai penyangga fungsional pada masa depan.
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga adalah suatu pelabuhan yang terletak
di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Pondok Batu Kecamatan Sarudik Kabupaten
Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara. Daerah ini berada pada sisi pantai Teluk
Tapian Nauli menghadap ke arah lautan Hindia. Daerah ini merupakan daerah teluk
pesisir selatan. Nelayan di PPN Sibolga menggunakan beberapa jenis alat tangkap yang
terdiri dari purse seine, bagan perahu, dan pukat ikan. Alat tangkap purse seine di PPN
Sibolga terdapat 158 unit alat tangkap dengan ukuran kapal yang digunakan dari 27GT,
28 GT, 29 GT, 30 GT, 33 GT, 34 GT, 39GT, 96 GT hingga 138 GT (Ppn Sibolga, 2019)
Alat penangkapan ikan merupakan salah satu komponen penting bagi nelayan
karena menjadi alat utama untuk menghasilkan produksi perikanan, baik berupa
ikan maupun non ikan. Jenis alat tangkap yang terdapat di PPN Sibolga terdapat empat
jenis yaitu pukat cincin, bagan apung, jaring insang, pancing. Namun yang paling
dominan adalah pukat cincin yang terus mengalami peningkatan tiap tahunnya.
Purse seine merupakan alat tangkap yang efektif untuk menangkap ikan-ikan pelagis
yang bersifat bergerombol dan hidup di dekat perairan yang dalam. Alat tangkap ini
bersifat aktif karena pengoperasian nya bersifat menghalangi, mengurung serta
mempersempit ruang gerak baik ke samping (horizontal) maupun ke arah dalam
(vertical). Setelah itu, bagian bawah jaring di kerucut kan sehingga ikan tidak dapat
melarikan diri dan akhirnya tertangkap (Tomasila dan Usemahu, 2004 dalam Suhardi,
2019).
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang
perikanan, tujuan pembangunan perikanan tangkap yaitu: (1) meningkatkan
kesejahteraan nelayan; dan (2) menjaga kelestarian sumber daya ikan dan
lingkungannya. Pemanfaatan wilayah pesisir dan laut oleh nelayan terutama dalam
bidang perikanan tangkap merupakan salah satu bagian terpenting dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat nelayan yang berada di wilayah pesisir. Oleh Karena itu untuk
1
meningkatkan kesejahteraan nelayan seperti hal-nya yang tercantum dalam tujuan
perikanan tangkap, maka pengetahuan nelayan dalam menentukan waktu pengoperasian
alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan, khususnya pengoperasian alat tangkap
purse seine sangatlah penting, sehingga hasil tangkapan yang ingin dicapai dapat
memenuhi target. Selain itu, dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan dapat
berlangsung secara berkelanjutan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul
dalam karya ilmiah praktik akhir ini yaitu Teknik Pengoperasian dan Komposisi hasil
tangkapan Alat Tangkap Purse Seine (kasus studi : KM Indragiri) yang berpangkalan di
pelabuhan perikanan nusantara (PPN) Sibolga.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengoperasikan alat tangkap purse seine.
2. Bagaimana komposisi hasil tangkapan alat tangkap purse seine pada KM
Indragiri.
1.3. Ruang Lingkup Dan Batasan Masalah
Ruang lingkup dalam kerja praktik lapang ini sesuai dengan materi yang di dapat
pada perkuliahan sehingga fokus bahasan meliputi teknik pengoperasian dan usaha
penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine berdasarkan studi kasus pada suatu
kapal.
Adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam kerja praktik lapang ini sesuai
dengan materi yang didapat pada perkuliahan sehingga penulis memberi batasan sebagai
berikut:
1. Proses dan metode pengoperasian alat tangkap purse seine.
2. Komposisi hasil tangkapan dengan alat tangkap purse seine.
3. Penanganan serta ikan nilai hasil tangkapan ikan dengan alat tangkap purse
seine.
1.4. Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan KPA ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan cara pengoperasian serta komposisi hasil tangkapan alat
tangkap purse seine pada KM Indragiri yang berpangkalan di Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga.
2. Mendeskripsikan spesifikasi kapal, spesifikasi alat tangkap, dan alat navigasi
yang digunakan pada pengoperasian alat tangkap purse seine kasus study : KM
Indragiri.
3. Mendeskripsikan penanganan hasil tangkapan di atas kapal.
2
1.5. Manfaat
Adapun manfaat laporan kerja praktik kerja lapang ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pengoperasian dan
komposisi hasil tangkapan alat tangkap purse seine khususnya pada kasus study
yang praktikkan tulis.
2. Bagi masyarakat; (a) memperluas wawasan tentang cara pengoperasian alat
tangkap purse seine, serta (b) mendapatkan informasi tentang spesifikasi kapal,
spesifikasi alat tangkap dan alat navigasi serta komposisi hasil tangkapan alat
tangkap purse seine khususnya pada kasus study.
3
II. Tinjauan Pustaka
5
operasinya memburu gerombolan ikan (scouting) maka panjang jaring yang dianjurkan
sekitar 850 meter (Mallawa, 2012 dalam Suhardi, 2019).
Sayap (wing), badan jaring (main net) dan kantong (bag) merupakan bagian utama
dari pukat cincin, biasanya bagian ini dibuat dengan menggunakan benang nylon (PA)
atau bahan lainnya. Ukuran mata jaring (mesh size) biasanya sama tetapi kadang kala
berbeda. Hal ini disesuaikan dengan ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Pada setiap
bagian jaring purse seine yang menggunakan ukuran jaring yang berbeda, biasanya pada
bagian sayap menggunakan ukuran mata jaring yang paling besar dan makin kearah
kantong semakin mengecil (Baskoro dan Taurusman, 2011 dalam Azis, 2017).
7
3. Selain itu, ABK yang lain menghancurkan balok es menjadi curah yang
selanjutnya dimasukkan ke dalam dasar palka.
4. Ikan dalam palka di atur dengan susunan : “es-ikan-es-ikan es” (system boxing).
5. Setelah semua ikan masuk ke dalam palka, kemudian ditutupi dengan rapi.
6. Alat-alat yang digunakan dibersihkan dan disimpan pada tempatnya.
7. Sementara itu, ABK yang lain membersihkan dek kapal dari kotoran atau
sampah dengan cara menyiram nya menggunakan air laut. (danajat, 2015 dalam
Suhardi, 2019)
8
III. Metodologi
Waktu dan Tempat Praktik Akhir ini telah dilaksanakan pada tanggal 14 januari-03
april 2020 di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga, Kabupaten Tapanuli
Tengah Provinsi Sumatera Utara dan pada kapal KM. Indragiri.
Tabel 1 Jadwal kegiatan KPA
No Kegiatan Januari Februari Maret April
Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
1. Pelaporan kegiatan KPA dan
dokumentasi wilayah,
fasilitas, dan kegiatan harian
di PPN Sibolga
2. Pengenalan kru kapal
3. Mengamati dan mendata
spesifikasi kapal
4. Mengamati dan mendata
spesifikasi alat tangkap
5. Melakukan kegiatan
persiapan dan pengangkutan
kebutuhan berlayar
6. Mengikuti serta mengamati
proses pencarian daerah
penangkapan
7. Melakukan operasi
penangkapan (15
hari/operasi)
8. Melakukan serta mengamati
teknik operasi alat tangkap
purse seine pada KM
Indragiri
9. Mengamati serta mengikuti
kegiatan penanganan hasil
tangkapan
10. Mengamati serta mengikuti
kegiatan penyimpanan hasil
tangkapan
11. Mengamati proses bongkar
di tangkahan (PPN Sibolga)
12. Mengamati proses
pelelangan serta mendata
hasil tangkapan KM Indragiri
13. Mengisi log serta membuat
dokumen persiapan
pembuatan laporan
14. Penarikan dari tempat KPA
9
3.2. Alat Dan Bahan
Alat dan bahan digunakan untuk mencari data, kapal dan alat tangkap. Adapun
peralatan yang diperlukan antara lain :
1. Kapal purse seine KM. Indragiri
2. Alat tangkap purse seine KM. Indragiri
3. Alat bantu penangkapan Purse seine KM. Indragiri
4. Alat dokumentasi (camera handphone)
5. Alat tulis menulis untuk pencatatan
6. Alat hitung
7. Penggaris
8. Kuesioner
Bahan yang digunakan untuk mencari data, bahan untuk operasi penangkapan.
Adapun bahan yang digunakan antara lain :
1. Peta dan alur daerah operasi penangkapan
2. Dokumen surat kapal
3. Data produksi dan hasil tangkapan
4. Data spesifikasi penanganan ikan
5. Laporan tahunan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga.
10
3.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer diperoleh
secara langsung dengan mengikuti kegiatan operasional penangkapan melalui
pengamatan, perhitungan, pengukuran, secara langsung baik sewaktu di darat maupun
di atas kapal. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak luar berupa data
eksternal tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi praktik dan sudah di pihak pihak
yang terkait :
1) Observasi.
Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati
langsung
2) Wawancara. Wawancara adalah proses Tanya jawab dengan responden
secara lisan dimana dua orang atau lebih dan bertatap muka dan
mendengarkan secara langsung informasi atau keterangan yang diperlukan.
3) Studi pustaka.
Studi pustaka ini dilakukan mempelajari teori-teori yang mendukung praktik
sehingga diharapkan dengan landasan teori yang kuat akan diperoleh
pemahaman yang bail. Metode tersebut dapat digunakan untuk mencari data
sekunder sebagai data pendukung dari data primer yang didapatkan dari
lapangan
4) Dokumentasi
Dokumentasi ini bersifat sekunder dan dilaksanakan oleh si peneliti dengan
mendokumentasikan beberapa proses/keadaan saat berlangsungnya kegiatan
kerja praktik lapang
Data yang didapat dan diolah terlebih dahulu selanjutnya dianalisa dengan
menggunakan analisa deskriptif yaitu analisa yang menggambarkan keadaan sebenarnya
yang terjadi di lapangan dan kemudian dibandingkan dengan teori yang ada.
11
IV. Keadaan Umum Lokasi
4.1. Profil Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga
Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga merupakan pusat pertumbuhan dan
pengembangan ekonomi perikanan di wilayah barat Indonesia yang berbasis perikanan
tangkap.
Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga terletak di Teluk Aek Habil, tepatnya di
Pantai Barat Sumatera Utara di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Pondok Batu,
Kecamatan Sarudik, Kabupatan Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Dengan luas
lahannya adalah 12,3 Ha. secara geografis terletak pada posisi koordinat 01 – 02’ – 15”
LS dan 100 – 23’ – 34”BT.
12
4.2. Sejarah Pelabuhan PPN Sibolga
Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan penghasil ikan terbesar di Sumatera
Utara. Untuk mendukung pemanfaatan sumber daya perikanan, maka upaya yang
dilakukan pemerintah adalah dengan melakukan pembangunan Pelabuhan Perikanan
Nusantara Sibolga. Kehadiran Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga bertujuan untuk
meningkatkan roda perputaran perekonomian masyarakat dalam bidang perikanan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat pesisir.
Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga dibangun oleh pemerintah Direktorat
Jendral Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan. Peresmiannya
dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia tanggal 21 Juli 1993. Pelabuhan ini
termasuk salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bidang perikanan dan bertanggung
jawab kepada Direktorat Jendral Perikanan Tangkap Kementrian Kelautan dan
Perikanan.
4.3. Fasilitas Pelabuhan PPN Sibolga
Berdasarkan pasal 4 permen kp nomor PER.08/MEN/2012 tentang kepelabuhan
perikanan dalam rangka menunjang fungsi pelabuhan perikanan, setiap pelabuhan
perikanan memiliki fasilitas yang terdiri dari ; fasilitas pokok, fasilitas fungsional; dan
fasilitas penunjang yang dapat memudahkan berbagai kegiatan nelayan setempat
diantaranya adalah sebagai berikut :
Merupakan fasilitas pokok yang harus ada dan berfungsi untuk melindungi
pelabuhan ini dari gangguan alam, tempat membongkar ikan hasil tangkapan dan
memuat perbekalan, serta tempat tambat labuh kapal-kapal penangkapan ikan. Fasilitas
pokok ini meliputi :
Tabel 2 fasilitas pokok PPN Sibolga
13
4.3.2. Fasilitas fungsional
Fasilitas yang berfungsi untuk memberikan pelayanan dan manfaat lansung yang
diperlukan untuk kegiatan operasional suatu pelabuhan perikanan fasilitas fungsional ini
terdiri dari :
14
4.3.3. Fasilitas penunjang
15
V. Hasil Dan Pembahasan
5.1. Data Kapal Dan Alat Tangkap
5.1.1. Spesifikasi KM Indragiri
Kapal merupakan unit penangkapan utama purse seine dalam mendukung
pengoperasian alat tangkap purse seine. Kapal purse seine yang digunakan dalam kerja
praktik lapang ini adalah KM Indragiri.
KM Indragiri yang digunakan dalam kerja praktik lapang ini merupakan kapal
dengan alat tangkap purse seine yang dibuat pada tahun 1997 dengan tempat pembuatan
di Sibolga adapun spesifikasi dari kapal km Indragiri adalah sebagai berikut :
Tabel 5 Spesifikasi KM. Indragiri
No Spesifikasi Keterangan
1 Nama kapal Km Indragiri
7 Breadth 7,15
8 Depth 2,35
9 Tonase kotor 96
10 Tonase bersih 58
17 Jumlah palkah 10
18 Kapasitas 30 ton
16
5.1.2. Spesifikasi Mesin
Kapal purse seine yang digunakan dalam kerja praktik lapang menggunakan mesin
induk dengan daya 280 PK dan memiliki 1 mesin generator. Adapun spesifikasi dari
mesin KM. Indragiri adalah sebagai berikut
1. Mesin induk
Mesin induk merupakan alat penggerak utama yang digunakan untuk menggerakkan
kapal menuju fishing ground dan mesin penggerak untuk melakukan operasi
penangkapan dalam hal ini setting. Mesin induk pada KM Indragiri merupakan mesin
penggerak satu satunya.
Tabel 6 spesifikasi mesin induk KM Indragiri
No Spesifikasi Keterangan
1 No mesin 241027
2 Merk Mitsubishi
3 Model Mitsubishi
4 Daya 280 pk
5 Jumlah silinder 8
6 Bahan bakar Diesel
2. Mesin generator
Mesin generator merupakan mesin listrik yang digunakan sebagai sumber energi
lampu kapal dan sumber listrik alat navigasi pada KM Indragiri
Tabel 7 spesifikasi mesin generator KM Indragiri
No Spesifikasi Keterangan
1 No mesin
2 Merk Mitsubishi
3 Model Mitsubishi
4 Daya 220 pk
5 Jumlah silinder 8
6 Bahan bakar Diesel
17
5.1.3. Alat Navigasi Dan Komunikasi
Alat navigasi merupakan segala alat elektronik dan non elektronik yang mendukung
kegiatan pelayaran yang terdapat dan dimanfaatkan di atas kapal. alat navigasi yang
terdapat Pada KM Indragiri yaitu sebagai berikut ;
1. Kompas
Gambar 5 kompas
Kompas berfungsi sebagai petunjuk arah sejati haluan kapal, dengan alat ini haluan
kapal dapat dilihat. Penggunaan kompas sangat mudah, pengguna hanya perlu
mengetahui haluan dari posisi yang ingin dituju, lalu mencocokkan nya dengan haluan
tersebut pada kompas. Pada KM Indragiri kompas yang digunakan adalah kompas
magnetic model box compass buatan jepang
2. GPS (Global Positioning System)
Pada KM Indragiri terdapat dua GPS yang memiliki fungsi yang sama. Penyediaan
dua GPS ini bermaksud ketika suatu saat salah satu GPS mengalami kerusakan maka
salah satu bisa digunakan. GPS yang digunakan pada KM Indragiri bermerek Garmin
dengan model GPSmap 585 sebanyak 1 unit dan GPSmap 128 sebanyak 1 unit.
Gambar 7 radio
4. Fish finder
19
Fish finder adalah alat navigasi yang digunakan untuk mengetahui kedalaman
perairan dan mendeteksi adanya gerombolan ikan di dalam air. Menurut Pakmet, 2017
dalam (Hutapea, 2021) menyatakan bahwa fish finder adalah alat elektronik yang dapat
menghasilkan citra gambar dan data tentang objek-objek di dalam air seperti:
keberadaan ikan, posisi, arah renang, densitas, ukuran, suhu air, kedalaman perairan dan
jenis dasar perairan. Pada KM Indragiri sendiri fish finder yang digunakan adalah fish
finder dengan merek furono, model FVC 688 dan merupakan alat navigasi buatan
jepang.
20
Gambar 10 konstruksi alat tangkap purse seine
Uraian Spesifikasi
Bahan Bagian Badan Jaring Polyethylene(Pe) Ø 0,6 & 0,9 Mm
Bahan Bagian Sayap Polyethylene(Pe) Ø 0,6 & 0,9 Mm
Bahan Bagian Kantung Polyethylene(Pe) Ø 0,30 Mm
Ukuran Mata Jaring 2 Inch/ 24 Mm
Panjang Alat Tangkap 400 M
Dalam Alat Tangkap 60 M
Polyethylene (Pe) Ø 16 Mm. 420
Tali Ris Atas Dan Tali Pelampung M
Tali Ris Bawah Dan Tali Polyethylene (Pe) Ø 16 Mm. 420
Pemberat M
Polyvinyl Chloride (Pvc) 1000
Bahan Pelampung Buah
Bahan Pemberat Timah (Pb) 1500 Buah
Cincin Besi Putih 105 Buah
Jarak Antar Cincin 3000 cm
21
Bagian-bagian purses seine adalah sebagai berikut :
a. Pelampung (buoy)
Menurut (Hutapea, 2021), Pelampung merupakan alat untuk mengapungkan seluruh
jaring ditambah dengan kelebihan daya apung (extra buoyancy), sehingga alat ini tetap
mampu mengapung walaupun di dalamnya ada ikan hasil tangkapan. Bahan pelampung
dari KM Indragiri terbuat dari Polyvinyl Chloride (PVC) dan mempunyai jumlah 1000 Buah,
sehingga daya apung yang didapat alat tangkap cukup seimbang dengan beban yang
didapat.
b. Pemberat (Sinker)
22
d. Mata Penguat (Selvage)
Selvage merupakan mata jaring penguat yang berfungsi untuk melindungi bagian
pinggir dari jaring utama agar tidak mudah rusak atau robek pada saat ditarik, selvedge
terletak di sekeliling jaring utama.
Bahan Selvedge yang digunakan KM Indragiri adalah polyethylene (PE) 380d/12
dengan ukuran mata jaring 3 inch. Menurut (Munawir, 2017), Ukuran mata selvedge
selalu lebih besar dari jaring utama, demikian juga nomor benang yang dipergunakan.
e. Tali ring
Tali ring adalah tali yang dipergunakan untuk menggantungkan cincin pada tali ris
bawah. Tali ring ini juga kadang-kadang disebut juga dengan tali kang. Menurut (Azis,
2017), Tali kang dibuat dengan menggunakan bahan kualon atau polyethylene dengan
ukuran diameternya 10 mm. Dan ukuran panjangnya ± 150 cm. Ada tiga tipe tali ring
yaitu bentuk kaki tunggal, bentuk kaki ganda dan bentuk dasif.
Pada KM Indragiri tali ring menggunakan bahan polyethylene dengan diameter 10
mm. dan memiliki panjang 130 cm. dan menggunakan tipe tali ring yaitu bentuk kaki
tunggal.
f. Cincin (Ring)
Fungsi cincin adalah untuk tempat lewatnya tali kerut sewaktu ditarik agar bagian
bawah jaring dapat terkumpul. Bahan-bahan cincin yang digunakan pada KM Indragiri
Besi Putih dengan jumlah total cincin adalah 105 Buah. Diameter cincin adalah 10 cm dan
memiliki berat 400 gram. Jarak antar cincin adalah 3000 cm
g. Tali kolor (Purse Line)
Tali kolor (purse line) berfungsi untuk menyatukan cincin yang terdapat di bagian
bawah, sehingga ikan yang berada di dalam akan terkurung jaring yang berbentuk
kantong. Bahan tali kolor menggunakan polyethylene (PE).
23
5.1.6. Alat Bantu Penangkapan
1. Lampu
Gambar 13 Lampu
Lampu sebagai alat bantu penerangan untuk menarik gerombolan ikan. Menurut
Ayodhyoa, 1981 dalam (Suhardi, 2019), tertariknya ikan pada cahaya sering disebut
phototaxis, dimana cahaya merangsang dan menarik ikan untuk berkumpul pada sumber
cahaya atau biasa pula karena rangsangan cahaya (stimulus) lampu dapat menarik dan
mengkonsentrasikan ikan yang telah tertarik cahaya lampu. Cahaya yang masuk ke
dalam air mengalami pembiasan, penyerapan, penyebaran, pemantulan, dan lain-lain.
Penangkapan ikan dengan bantuan cahaya lampu pada prinsipnya sama saja dengan
penangkapan bantuan rumpon, yaitu hanya sebagai alat bantu agar gerombolan ikan
terkumpul pada satu titik (tempat) tertentu yang diinginkan kemudian diadakan
penangkapan dengan menggunakan alat bantu sesuai dengan kondisi perairan tersebut
(Bintoro, 1986 dalam Suhardi, 2019).
Sumber tenaga lampu berasal dari mesin generator. Pada km Indragiri sendiri
terdapat lampu sebagai alat bantu penangkapan sebanyak 14 pada deck kanan, 14 pada
deck kiri, 7 pada deck buritan, tiga pada deck haluan, dan 4 pada buritan
2. gardan
Gambar 14 gardan
24
Gardan berfungsi sebagai alat untuk menarik tali kerut dan benda-benda berat
lainnya seperti palung dan jangkar. Caranya dengan melingkari tali yang akan ditarik
sebanyak 2-3 kali pada garden yang dalam hidup/berputar. Gardan ini ditempatkan pada
sisi kiri dan kanan anjungan kapal. Gardan yang digunakan pada KM. Indragiri terbuat
dari bahan besi Kuningan, gardan digerakkan dengan menggunakan tenaga mesin utama
yang diatur dengan kontrol pembagi. Kecepatan putaran gardan dapat diatur sesuai
kebutuhan dengan alat pengendali (kopling) yang dioperasikan dari kamar mesin
3. Side roller
Side hauler berfungsi sebagai pengatur kolor agar tali kolor mengarah ke sebelah
kanan haluan kapal terbuat dari baja dan posisi penempatan disebelah kanan haluan,
terdapat 2 roller yang dapat berputar sehingga memudahkan pada saat hauling untuk
mengarahkan tali penarik pelampung.
4. Palung (sekoci)
Sekoci berfungsi sebagai salah satu alat bantu penangkapan. Pada saat setting
alat tangkap palung (sekoci) membawa dua orang kru yang membawa lampu untuk
memfokuskan gerombolan ikan pada satu titik. Titik dimana sekoci akan berhenti akan
menjadi pusat diameter melingkarnya jaring purse seine.
25
Sekoci pada KM Indragiri ditengahi oleh sebuah mesin tempel yang memiliki
spesifikasi sebagai berikut :
Tabel 9 spesifikasi mesin palung (sekoci)
No Spesifikasi Keterangan
2 Merk Yamaha
3 Model Enduro
4 Daya 15 pk
5 Jumlah silinder 2
6 Bahan bakar Bensin
Gambar 17 mesin sekoci
26
Berikut daftar pembagian tugas serta jumlah bagian yang diterima masing-
masing kru.
27
5.2. Operasi Penangkapan
Daerah pengoperasian alat tangkap purse seine adalah di perairan samudra Hindia
tepatnya pada WPP-RI 572. Purse seine dioperasikan pada kedalaman sekitar 60-68
meter. Dengan tipe dasar yang tidak berkarang untuk mencegah terjadinya gesekan akan
antara jaring dan karang yang berdampak pada rusaknya alat tangkap. Kapal purse seine
yang penulis ikuti beroperasi pada malam dan dini hari sehingga menggunakan teknik
light fishing atau yang penangkapan ikan menggunakan lampu atau cahaya untuk
menarik perhatian ikan. Berikut tahap penangkapan ikan dengan alat tangkap purse
seine pada KM Indragiri di antaranya;
5.2.1. Persiapan (preparing)
Persiapan pengoperasian dilakukan untuk memperlancar kegiatan operasi
penangkapan agar berjalan efektif dan efisien. Adapun persiapan yang dilakukan pada
KM Idragiri ini terdiri dari persiapan di darat serta persiapan di laut.
Persiapan yang dilakukan di darat antara lain seperti pengecekan kelengkapan alat
yang digunakan untuk pengoperasian alat tangkap dan alat-alat untuk memperbaiki
mesin dan alat tangkap, pengecekan mesin, perbekalan berupa bahan makanan dan
minuman serta obat-obatan, BBM untuk seluruh mesin yang ada dikapal, kelengkapan
surat-surat kapal, serta air tawar. Setelah semuanya telah siap maka kapal siap menuju
daerah penangkapan. Dari fishing base ke fishing ground memerlukan waktu 1 hari
untuk sampai sehingga ada persiapan-persiapan yang dilakukan di laut seperti penataan
alat tangkap agar pada saat setting alat tangkap dapat beroperasi dengan baik, penataan
nampan untuk mendinginkan ikan, penataan ruang ABK, penataan posisi alat bantu
penangkapan serta membuka terpal penutup alat tangkap purse seine.
29
5.2.3. Setting
Penurunan alat tangkap dilakukan apabila keadaan arus dan angin baik, tanda-tanda
ikan sudah berkumpul ada, dan jam kerja dari operasi sudah sesuai kesepakatan. Ketika
nakhoda merasa semua aspek yang dipertimbangkan sudah sesuai maka nakhoda akan
member aba-aba untuk melakukan setting. lampu sekoci (palung) akan diturunkan dan
dibawa oleh 2 orang kru, sebagai pengalihan perhatian ikan setelah lampu utama kapal
dipadamkan.
Kemudian kapal terus mengitari sekoci sambil memperhatikan arah angin dan arus
yang sesuai untuk menurunkan alat tangkap. Perhitungan arah angin dan arus ini sangat
berpengaruh terhadap sempurna nya bukaan jaring dan posisi kapal pada saat hauling
nantinya. Arah angin dapat diketahui dengan arah kibaran bendera yang dipasang pada
tiang haluan sedangkan arah arus diketahui dengan hanyut nya pelampung signal. Posisi
kapal pada awal setting yaitu berada dibawah angin serta arus tidak mengarah bagian
bawah kapal.
30
Berikut adalah gambaran posisi kapal pada saat setting.
Gambar 20 (a) posisi awal kapal saat setting (b) arah lampu bangkar saat setting
Sumber : (Suhardi, 2019)
31
Penarikan dimulai dengan penaikan pelampung tanda yang tersambung pada tali
selambar. Kemudian tali selambar ditarik menggunakan gardan hingga pelampung naik
ke atas kapal. Ujung tali kolor bagian depan yang diikatkan pada selambar dibuka dan
dipasang melalui roller tancap. Tali jambang segera ditarik untuk menaikkan setiap
sudut bagian bawah alat tangkap. Dalam penarikan alat tangkap sampai ujung kantong
jaring memerlukan waktu sekitar 60 menit.
Dalam penarikan tali jambang, dilakukan juga penarikan ris samping untuk
menaikkan setiap sisi jaring. Pelampung dan sayap jaring ditarik sedikit demi sedikit
dengan menjaga agar alat tangkap tetap terbuka secara sempurna. Penarikan dilakukan
dengan cepat dan cermat agar tali kolor dan jaring tetap kencang gun menghindari
tersangkut nya jaring pada baling-baling kapal karena terbawa arus. Sistem penarikan
tali kolor yaitu dengan menggunakan alat bantu berupa gardan dan roller. Gardan yang
digunakan berjumlah 2 buah terletak pada sisi kiri dan kanan kapal. Untuk bahan dasar
terbuat dari besi, hal ini disesuaikan dengan jenis bahan tali kolor yang berupa
polyethylene. Sedangkan penggunaan roller berjumlah 4 buah yang dipasang pada
lambung kanan (roller tancap) dan dek kiri kapal (roller tetap).
32
rendah agar memudahkan pada saat pembongkaran atau pendistribusian. Palka pada
KM Indragiri terbuat dari fiber dan dibuat kedap udara, dan kedap air
c. Pembongkaran/Pendistribusian Ikan
Pendaratan ikan dilakukan pada Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga
yang merupakan tempat/pangkalan pelelangan ikan. Ikan yang didaratkan kemudian di
simpan dalam gudang pemilik kapal. ikan yang sudah di bongkar dari atas kapal
kemudian dilakukan penyortiran. Kualitas terbaik dan memiliki nilai eksport akan di
eksport dan kualitas baik akan di pasarkan ke pasar local untuk pemenuhan industry
perikanan besar maupun kecil di dalam negeri
5.3. Komposisi Hasil Tangkapan
Jenis tangkapan utama merupakan jenis ikan yang dalam mencari makan tertarik
pada cahaya lampu serta membentuk suatu gerombolan sehingga menjadi target utama
penangkapan dengan alat tangkap purse seine. hasil tangkapan utama merupakan hasil
tangkapan yang memiliki jumlah Sedangkan untuk jenis tangkapan sampingan adalah
jenis ikan predator yang keberadaannya untuk memangsa ikan-ikan kecil.
Hal ini sesuai dengan pendapat Tani (2020) bahwa ikan yang menjadi tujuan
penangkapan dari pukat cincin adalah ikan-ikan pelagic shoaling spesies, yang berarti
ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan) antara lain Layang,
Kembung, Selar, Tongkol, Cakalang, Sardine dan jenis ikan pelagis lainnya.
33
3 Layang Decapterus
Selar
5 Selar Bentong
crumenophthalmus
6 Kembung Rastrellinger
7 Kuro Polynemidae
34
8 Talang Scomberoides lysan
11 Barakuda Sphyraena
35
5.3.1. Hasil Tangkapan Januari 2022
Jumlah hasil tangkapan pada januari 2022 ter komposisi sebanyak 28.200 kg
yang terdiri dari ikan Lemuru 5.100 kg, Layang Benggol 4.000 kg, Layang 2.000 kg,
Tongkol 2.200 Kg, Selar Bentong 3.000 Kg, Kembung 5.500 Kg, Kuro 61 Kg, Talang
900 Kg.
Hasil Tangkapan KM Indragiri Bulan Januari
3%
18% Lemuru
20% Layang Benggol
Layang
Tongkol
14%
Selar Bentong
Kembung
19%
7% Kuro
Talang
8%
11%
36
Komposisi Hasil Tangkapan KM Indragiri Pada Bulan Februari
2022
2%
2% 3% Lemuru
Layang Benggol
28% Layang
Selar Bentong
32%
Kembung
8% Selar Tetengkek
11% Kerisi
14%
Selar Kuning
Layang
29%
Selar Bentong
Kembung
Layur
44%
Selar Tetengkek
Kuwe
20%
37
Tabel 13 komposisi hasil tangkapan KM Indragiri januari-maret
38
Komposisi Hasil Tangkapan KM Indragiri Januari-maret
1%
1% 0%
0%
10% Lemuru
1% 15%
Layang Benggol
Layang
9% Tongkol
8% Selar Bentong
Kembung
Kuro
Talang
11%
Selar Tetengkek
kerisi
24%
4% selar kuning
layur
16% kuwe
39
VII. Penutup
6.1. Kesimpulan
1. Pengoperasian alat tangkap purse seine terdiri dari persiapan alat tangkap,
pencarian fishing ground, kemudian dilanjutkan setting, lalu hauling. System
kerja di kapal purse seine menggunakan sistem grup yang pengerjaan nya
dilakukan sesuai dengan tugas masing-masing.
2. Dari hasil praktikkan mengikuti kegiatan operasi penangkapan ikan dengan alat
tangkap purse pada KM Indragiri membuktikan bahwa hasil tangkapan utama
pada penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine adalah ikan pelagis
kecil. Sementara hasil sampingan merupakan ikan predator.
6.2. Saran
1. Berdasarkan kegiatan penangkapan yang dilakukan pada KM Indragiri, di
dapatkan semakin canggih alat bantu penangkapan maka hasil yang dijanjikan
juga semakin besar, kebutuhan akan tenaga kerja akan semakin berkurang dan
resiko kecelakaan kerja juga akan semakin berkurang.
2. Disarankan bagi pelaku perikanan pengolahan, pemasaran, dan distributor yang
membutuhkan ikan dengan jenis ikan pelagis kecil, kapal perikanan yang
mengoperasikan alat tangkap purse seine adalah sasaran yang tepat
40
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, F. (2020). Studi Pemanfaatan Fasilitas Pelabuhan Perikanan. Manajemen
Riset Dan Teknologi , 30.
Azis, M. A. (2017). Analisis Efisiensi Teknis Penangkapan Ikan Menggunakan
Alat Tangkap Purseseine Di Muncar, Jawa Timur . Albacore , 7-14.
Dian, A. D., & Iqbal, A. H. (2018). Komposisi Hasil Tangkapan Dan Laju
Tangkap (Cpue) Usaha . Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan,Universitas
Diponegoro , 69.
Gandi, M. (2017). Analisa Kelayakan Usaha Penangkapan Ikan Dengan Alat
Tangkap Longline. Loran Karya Ilmiah Pratek Akhir Poltek Kp Siduarjo , 4-7.
Hutapea, D. (2021). Studi Pengoperasian Purse Seine Di Km. Sumber Abadi.
Aurelia Journal Vol. 3 , 70-80.
Munawir, M. (2017). Analisis Efisiensi Dan Efektifitas Operasi Kapal Purse .
Jurnal Ilmiah Agribisnis Dan Perikanan (Agrikan Ummu-Ternate) , 12.
Ppn Sibolga. (2022). Laporan Tahunan Ppn Sibolga. Laptah , 3.
Ppn Sibolga. (2019). Laptah Ppn Sibolga . Sibolga: Ppn Sibolga.
Ri, K. K. (2017). Peraturan Mentri Kelautan Dan Perikanan. Undang-Undang , 8.
Sibolga, P. (2021). Profil Pelabuhan Sibolga. Laporan Tahunan , 1-10.
Suhardi. (2019). Teknik Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine Di Km Echo
Maluku Jaya Lima. Laporan Akhir , 20-26.
Wiyono, E. S. (2012). Analisis Efisiensi Teknis Penangkapan Ikan Menggunakan
Alat Tangkap Purseseine Di Muncar, Jawa Timur. Jurnal Teknik Pertania , 100-166.
41
LAMPIRAN
Lampiran 1 surat ukur kapal KM Indragiri
56
Lampiran 2 surat perizinan penangkapan KM Indragiri
57
Lampiran 3 sertifikat ankapin nakhoda kapal
58
Lampiran 4 surat izin usaha KM INDRAGIRI
59
Lampiran 5 pas besar KM Indragiri
60
Lampiran 6 Desain Kapal KM Indragiri
61
Lampiran 7 Lanjutan Desain KM Indragiri
62
Lampiran 8 sijil KM Indragiri
63
lanjutan lampiran 8
64