Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Prosedur Kegiatan Diarea Depo
Prosedur Kegiatan Diarea Depo
KARYA TULIS
Disusun Oleh :
FARUQ HILMI DHIYA’ULHAQ
NRP. 205801064
FAKULTAS KEMARITIMAN
UNIVERSITAS MARITIM AMNI
(UNIMAR AMNI)
SEMARANG
2023
i
PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN KARYA TULIS
Pembimbing I Pembimbing II
Capt. Iwan Weda, SE., M.M., M.Mar Muji Mulyatno, S.Tr., M.M
NIDN. 0618117503
ii
PENGESAHAN KARYA TULIS
Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma Tiga
Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhanan
iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Menyatakan bahwa Karya Tulis yang saya ajukan ini adalah hasil karya saya
sendiri, yang belum pernah ditulis atau di terbitkan untuk mendapatkan gelar pada
Program Studi Diploma Tiga Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhan.
Karya Tulis ini saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
iv
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang maha Pengasih Lagi Maha Penyayang,
Puji serta syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
serta karunia- Nya, penulis sanggup menuntaskan Karya Tulis yang berjudul
“Penanganan Kendala Di Area Operasional Depo Dalam Prosedur Pelayanan
Pergerakan Petikemas Pada PT. Salam Pacific Indonesia Lines Surabaya”.
Penyusunan Karya Tulis ini bertujuan untuk memenuhi ketentuan
mendapatkan gelar Diploma Tiga pada Program Studi Ketatalaksanaan Pelayaran
Niaga dan Kepelabuhan di Fakultas Kemaritiman Universitas Maritim AMNI
Semarang.
Dalam penulisan Karya Tulis ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Tetapi penulis menyadari jika kelancaran dalam penataan Karya Tulis ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan, serta bimbingan orang- orang di dekat
penulis, sehingga kendala- kendala yang penulis hadapi teratasi.
Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ir. Siswadi, M.T. selaku Rektor Universitas Maritim AMNI Semarang.
2. Capt. Sutini, M.Mar, S.Tr, MT. Selaku Dekan Fakultas Universitas Maritim
Amni Semarang.
3. Ngaijan, S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma Tiga
Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhan Universitas Maritim
AMNI Semarang.
4. Capt. Iwan Weda, S.E., M.M., M.Mar selaku Dosen pembimbing 1.
5. Muji Mulyatno, S.Tr., M.M selaku Dosen pembimbing 2.
6. Bapak atau ibu Dosen Pengajar dan segenap Karyawan Universitas Maritim
AMNI Semarang yang telah memberikan bekal pengetahuan sehingga penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis ini.
7. Pimpinan dan Karyawan PT. Salam Pacific Indonesia Lines Surabaya yang
telah memberikan kesempatan penulis menimba pengetahuan selama
menjalankan praktik darat.
v
8. Rekan-rekan taruna dan taruni Universitas Maritim AMNI Semarang yang
telah memberikan semangat dan dorongan dalam penyelesaian Karya Tulis ini.
Dalam penulisan Karya Tulis ini, penulis masih banyak kekurangan serta
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharap kritik serta anjuran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis ini. Akhir kata penulis
berharap mudah-mudahan Karya Tulis ini bermanfaat untuk penulis pada
khususnya serta pembaca pada umumnya sebagai wawasan pengetahuan.
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Jika kamu gelisah, jangan salahkan orang lain dengan kecukupannya.
Salahkanlah dirimu yang lupa akan bersyukur.
2. Mereka yang menyukai praktik tanpa teori bagaikan pelaut yang menjalankan
kapal tanpa kompas dan kemudi. Dia tidak pernah tahu dimana akan terdampar
(Leonardo da Vinci).
3. I am learning all the time. The tombstone will be my diploma.
4. Come with the proud, home with the pride.
5. Pikiran hebat berbicara mengenai ide-ide, pikiran sedang berbicara tentang
kejadian sekitar, dan pikiran kecil berbicara tentang orang lain.
(Eleanor Roosevelt).
6. Ilmu diperoleh melalui belajar, sedang berkah diperoleh melalui pengabdian.
7. Apa bagusnya seseorang yang memilki pengetahuan yang dalam, namun tak
memiliki sikap yang baik.
PERSEMBAHAN
Karya Tulis ini saya persembahkan kepada :
1. Ayah dan Bunda, engkau orang tua hebat yang sangat kucintai dan tak pernah
mengeluh dalam merawat dan membimbing dengan penuh kasih sayang.
2. Saudara kerabatku yang telah membantu dan mensuportku selama menempuh
pendidikan.
3. Rekan-rekan angkatan LVIII khususnya program studi KPN dan kelas KPN C
yang setia menemaniku dari awal kita masuk sampai kita lulus bersama.
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN KARYA TULIS ii
PENGESAHAN KARYA TULIS iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS iv
KATA PENGANTAR v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN vii
Abstrak viii
Abstract ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Permasalahan 1
1.2 Ruang Lingkup Permasalahan 4
1.3 Rumusan Masalah 4
1.4 Tujuan dan Manfaat Karya Tulis 4
1.5 Sistematika Penulisan 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1 Prosedur Pergerakan Petikemas 7
2.2 Prosedur Penanganan Petikemas 12
2.3 Kendala di Area Operasional Depo 13
BAB 3 METODE PENGUMPULAN DATA 15
3.1 Jenis Data 15
3.2 Sumber Data 15
3.3 Metode Pengumpulan Data 16
x
xi
BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL 19
4.1 Gambaran Umum Obyek Pengamatan 19
1. Sejarah Perusahaan 19
2. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan 21
3. Struktur Perusahaan 22
4.2 Pembahasan 25
1. Prosedur Pergerakan Petikemas 25
2. Prosedur Penanganan Petikemas 28
3. Kendala Yang Dihadapi Dilapangan Dalam Proses Pergerakan
dan Proses Penangan Petikemas 35
4.3 Hasil 36
BAB 5 PENUTUP 40
5.1 Kesimpulan 40
5.2 Saran 41
DAFTAR PUSTAKA 41
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Ukuran Container...................................................................................... 25
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Logo PT. Salam Pacific Indonesia Lines Surabaya.............................. 19
Gambar 4.2 Depo PKS PT. Salam Pacific Indonesia Lines Surabaya...................... 20
Gambar 4.3 Struktur Depo PT. Salam Pacific Indonesia Lines Surabaya................ 22
Gambar 4.4 Kapal SPIL Oriental Galaxy................................................................. 24
Gambar 4.5 Bongkar Muat di Terminal Petikemas Surabaya................................... 24
Gambar 4.6 Siklus Status Petikemas PT. Salam Pacific Indonesia Lines................. 26
Gambar 4.7 Siklus Status Petikemas Empty dari Depo Muat ke Atas Kapal............ 28
Gambar 4.8 Petikemas Grade A............................................................................... 29
Gambar 4.9 Petikemas Grade B................................................................................ 30
Gambar 4.10 Petikemas Grade C.............................................................................. 30
Gambar 4.11 Release Order...................................................................................... 31
Gambar 4.12 Alur Pengambilan Petikemas Empty di Depo..................................... 31
Gambar 4.13 Surat Jalan........................................................................................... 32
Gambar 4.14 Alur Pembuatan Receiving Card Full................................................. 33
Gambar 4.15 Receiving Card Full............................................................................ 33
Gambar 4.16 Alur Pengajuan Batal Muat atau Alih Kapal....................................... 34
Gambar 4.17 Dokumen Batal Muat atau Alih Kapal................................................ 34
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
yang merupakan salah satu bentuk kapal muatan yang dapat mengangkut
barang lebih banyak dari kapal cargo dan biasanya digunakan oleh para
importir maupun eksportir untuk mendistribusikan barangnya (Daryanto &
Anggi Gita, 2018).
Dalam company profile-nya (2020) disampaikan bahwa PT. Salam
Pacific Indonesia Lines adalah perusahaan pelayaran yang melayani
pengiriman barang dalam skala besar ke seluruh Indonesia dengan
menggunakan container dan didukung oleh operasional kapal serta alat
berat. PT. Salam Pacific Indonesia Lines mengawali usahanya dimulai pada
tahun 1970 dimana perusahaan masih berupa ekspedisi antar pulau dengan
nama PT. Samudera Pacific, pada tahun 1980 perusahaan membeli kapal
pertama.Kemudian di tahun 1996 mengembangkan usahanya dari breakbulk
cargo menjadi angkutan yang lebih efisien dengan menggunakan container.
Penelitian dilakukan terhadap kegiatan operasional di PT. Salam
Pacific Indonesia Lines Surabaya karena untuk mengembangkan teori
pembelajaran yang diperoleh di kampus dengan langsung ikut serta
terhadap kegiatan di lapangan, apakah teori yang sudah di pelajari sesuai
tidak dengan kejadian di lapangan secara langsung. Kegiatan operasional di
PT. Salam Pacific Indonesia Lines Surabaya meliputi tally container, ship
agency, foreman, dan logistics. Setelah ikut serta secara langsung kegiatan
operasional perusahaan, muncul berbagai kendala dalam proses pergerakan
dan proses penanganan petikemas. Untuk mendukung kelancaran kegiatan
operasional perusahaan perlu adanya solusi untuk menghadapi kendala
yang ada.
Adapun rumusan yang dapat disampaikan adalah bagaimana proses
pergerakan dan proses penanganan petikemas serta upaya mengatasi
kendala-kendala yang ada pada proses pergerakan dan proses penanganan
petikemas pada PT. Salam Pacific Indonesia Lines Surabaya. Penyusunan
tugas akhir ini menggunakan metode observasi yaitu dengan pengamatan
langsung di lapangan terhadap objek yang akan dilaporkan dan menelaah
laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori yang
4
Dalam karya tulis ini akan menyajikan tentang metode penulisan yang
dipergunakan, dan teknik pengumpulan data yang penulis gunakan.
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL
Menguraikan hasil kajian dari masalah yang akan dibahas. Dalam bab
ini juga dikemukakan pendapat atau ide gagasan yang sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan yang berlandaskan pada informasi serta
teori-teori yang ada.
BAB IV PENUTUP
Adalah bagian akhir yang berisi bab penutup dari penulisan karya tulis
ini, dalam bab disampikan kesimpulan dari karya yang ditulis
sekaligus dipergunakan guna menjawab permasalahan yang dibahas
serta dilengkapi dengan saran-saran berdasarkan pemecahan masalah.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
a. Perjalanan adalah suatu pergerakan satu arah dari titik asal ke titik tujuan.
Biasanya pergerakan yang menggunakan moda kendaraan bermotor.
b. Pergerakan Home-Based, yaitu pergerakan yang menunjukan bahwa rumah
dari pelaku perjalanan merupakan asal maupun tujuan pergerakan.
c. Pergerakan Non Home-Based yaitu pergerakan yang menunjukan bahwa
ujung pergerakan bukanlah pelaku pergerakan.
d. Produksi pergerakan (Trip Production), didefinisikan sebagai asal dan tujuan
dari sebuah pergerakan home-based atau sebagai asal dari perjalanan Non
Home-Based.
e. Tarikan pergerakan (Trip Attraction), didefinisikan sebagai akhir bukan
rumah untuk pergerakan Home-Based atau sebagai tujuan dari suatu
pergerakan Non Home-Based.
f. Bangkitan pergerakan (Trip Generation), adalah total jumlah pergerakan
yang ditimbulkan oleh rumah tangga dalam suatu zona, baik Home-Based
maupun Non Home-Based.
Perjalanan adalah pergerakan suatu arah dari zona asal ke zona tujuan,
termasuk pergerakan berjalan kaki. Berhenti secara kebetulan tidak dianggap
sebagai tujuan pergerakan meskipun terpaksa melakukan perubahan rute.
Meskipun sering diartikan dengan pergerakan pulang dan pergi, dalam ilmu
transportasi biasanya analisis keduanya harus dipisahkan. Sistem pergerakan
adalah arus pergerakan orang atau barang seperti besaran (volume), maksud
perjalanan, asal-tujuan perjalanan, waktu perjalanan, moda yang digunakan dan
sebagainya.
Lasse (2014) menggungkapkan aktivitas yang terjadi antara operator kapal
dan perusahaan pelaksana bongkar muat kapal antara lain :
a. Stevedoring merupakan kegiatan menurunkan atau menaikkan barang dari
atau ke atas kapal.
b. Cargodoring adalah pemindahan barang dari kapal ke gudang atau lapangan
dan sebaliknya.
c. Receiving adalah kegiatan menerima barang yang dibongkar dari kapal,
9
berlangsung di sisi kapal langsung ke truck atau ke tongkang, dan di sisi darat
gudang atau lapangan bagi barang diterimakan kepada consignee.
d. Delivery adalah penyerahan barang oleh kapal (pengangkut) kepada
penerima. Seperti receiving, delivery pun dapat berlangsung di sisi kapal
langsung ke truck atau ke tongkang, dan di sisi darat gudang atau lapangan
bagi barang melalui gudang atau lapangan diserahkan carrier kepada
consignee atau perwakilan. Perwakilan dari consignee pada event receiving
dan delivery ialah perusahaan pengurusan jasa kepabeanan (PPJK) atau freght
forwader.
3. Petikemas
Menurut Peraturan Menteri nomor 53 tahun 2018 tentang Kelayakan
Petikemas dan Berat Kotor Petikemas Terverifikasi, petikemas adalah bagian dari
alat angkut yang berbentuk kotak serta terbuat dari bahan yang memenuhi syarat,
bersifat permanen dan dapat dipakai berulang-ulang, yang memiliki pasangan
sudut serta dirancang secara khusus untuk memudahkan angkutan barang dengan
satu atau lebih moda transportasi, tanpa harus dilakukan pemuatan kembali.
Menurut Sudarsono (1994) istilah petikemas yang berasal dari istilah container.
Petikemas dalam praktek nampak merupakan peti-peti yang terbuat dari bahan
logam dari beberapa macam ukuran dan tipe. Menurut Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 83 tahun 2016, petikemas (general
cargo) adalah petikemas kotak yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan
standar internasional (international standard organization), sebagai alat atau
perangkat pengangkut barang.
Ronosentono (1997) menyampaikan, petikemas adalah suatu alat dari suatu
sarana angkutan yang :
a. Secara fisik bersifat permanen, dan pada umum nya cukup mampu (kuat)
untuk dipergunakan beberapa kali pemakaian.
b. Khusus dirancang untuk dipergunakan pada setiap pengangkutan atau
pengiriman barang baik dengan menggunakan satu atau beberapa jenis sarana
angkutan, tanpa harus melaksanakan beberapa kali bongkar atau muat.
c. Mampu untuk dipindah-pindahkan dari satu sarana angkutan tertentu kepada
10
sarana angkutan lainnya dengan mudah, karena peralatan yang tersedia pada
sarana angkutan dimaksud adalah tepat guna.
d. Dirancang sedemikian rupa sehingga mudah untuk diisi barang atau
menggkosongkannya.
e. Jumlah isi bagian dalam (internal volume) minimal 1 m3 atau lebih besar lagi.
a. General Cargo Container atau General Purpose (GP) untuk muatan umum.
b. Special Ventilated Container (SVC) untuk muatan yang berkeringat atau
basah, bau atau mudah rusak.
c. Open Top atau Side Container (OT atau OS) dibuat dari steel untuk alat
berat, mesin, traktor, dan sebagainya dimasukkan dari atas oleh derek.
d. Flat Rack Container (FRC), untuk mesin-mesin, atau alat berat dan
sebagainya yang mungkin memakai space lebih dari ukuran 20’ atau 40’;
berlanatai dasar kuat atau kokoh.
e. Dry Bulk Container (DBC) untuk muatan curah.
f. Tank Container (TC), tanki dilindungi rangka besi untuk muatan cair atau
gas.
g. Refrigerated Container (RF), bermesin pendingin, untuk buah-buahan,
daging, dan sebagainya.
melakukan bongkar muat secara tepat dan sistematis serta penggunaan ruang
muat semaksimal mungkin.
Penanganan muatan menurut Triatmodjo (2010) adalah perpindahan jenis
angkutan dari angkutan laut ke angkutan darat dan sebaliknya harus dapat
berjalan dengan lancar, aman, dan efektif. Untuk itu, diperlukan penanganan
muatan yang dilakukan oleh para pekerja dengan menggunakan peralatan yang
tersedia di pelabuhan. Jenis peralatan tergantung pada jenis muatan yang
ditangani. Jenis muatan dapat dikelompokkan dalam bentuk muatan umum
(general cargo), muatan curah dan muatan petikemas. Triatmodjo (2010)
mengungkapkan penanganan bongkar muat di terminal petikemas dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu lift on atau lift off (lo/lo) dan roll on/roll off
(ro/ro). Pada metode lo/lo, bongkar muat dilakukan secara vertikal dengan
menggunakan crane baik crane kapal, crane mobil atau crane tetap yang ada di
dermaga (quay gantry crane). Pada metode ro/ro, bongkar muat dilakukan secara
horinzontal dengan menggunakan truck atau trailer.
2.3 Kendala di Area Operasional Depo
Pada dasarnya suatu perusahaan untuk mencapai tujuan atau kesuksesan
tertentu pasti ada suatu kendala (permasalahan) yang ada di operasional depo atau
hambatan di tempat kerja. Untuk mencapai tujuan dari perusahaan perlu adanya
solusi atau pemecahan kendala (permasalahan) yang ada di operasional depo.
Membahas mengenai kendala-kendala di perusahaan atau di operasional depo
yang dihadapi sama dengan mengatasi masalah-masalah yang perlu di selesaikan.
Pengertian kendala menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1998)
adalah “faktor atau keadaan yang membatasi, menghalangi, atau mencegah
pencapaian sasaran”. Padan kata atau persamaan kata dari kendala adalah
masalah. Lubis (2008) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan problem yaitu
suatu deviasi antara yang seharusnya terjadi dengan yang nyata (actual) terjadi
sehingga penyebabnya perlu ditemukan dan diverifikasi. Wijaksono (2013:254)
mengungkapkan bahwa kendala (constraint) terdiri dari dua tipe yaitu kendala
fisik misalnya mesin dan bahan baku, serta kendala non fisik misalnya moral,
pelatihan (keahlian dan keterampilan). Blocher (2012) menyatakan kendala
14
1. Operasional Depo
Adapun yang dimaksud dengan makna lapangan disini adalah bidang
pekerjaan di perusahaan. Pengertian lapangan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI, 1998) adalah “bidang (pekerjaan, pengetahuan, dsb) bekerja di
bidang pendidikan”. Menurut sensus penduduk 2000, lapangan pekerjaan adalah
bidang kegiatan dari usaha atau perusahaan atau instansi dimana seseorang
bekerja atau pernah bekerja. Lapangan usaha adalah bidang kegiatan dari
pekerjaan atau usaha atau perusahaan atau kantor atau tempat seseorang bekerja.
BAB 3
METODE PENGUMPULAN DATA
15
16
1. Observasi
Pengertian observasi secara umum merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mengetahui sesuatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
sesuatu dari sebuah fenomena yang berdasarkan pengetahuan serta gagasan.
Dalam karya tulis ini pelaksanaan observasi atau pengamatan dilakukan pada
penanganan kendala di area operasional depo dalam prosedur pelayanan
pergerakan petikemas pada PT. Salam Pacific Indonesia Lines Surabaya serta
mencatatnya selama penulis melaksanakan praktik darat dari awal bulan Juni 2022
sampai akhir kegiatan pada bulan Februari 2023.
2. Wawancara
Menurut Moleong (2017) wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan ini. Hasil wawancara akan digunakan
sebagai sumber penunjang dalam proses penganalisaan data deskriptif. Hal ini
untuk mengetahui pandangan, pendapat, keterangan atau pertanyaan-pertanyaan
yang dilihat dan dialami oleh responden dan informasi.
Wawancara yang dilakukan dalam pembuatan karya tulis ini merupakan
wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang berpedoman pada daftar
pertanyaan. Dalam karya tulis ini data diperoleh dengan cara mengadakan sesi
tanya jawab atau wawancara terhadap narasumber atau yang berkaitan dengan
obyek yang diteliti secara langsung, maka wawancara dilakukan kepada Capt.
Harmin selaku Manager Operasional PT. Salam Pacific Indonesia Lines Surabaya.
3. Studi Pustaka
Metode studi pustaka adalah metode pengumpulan data dengan mengadakan
studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan
laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Secara
umum studi pustaka adalah upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk
mendapatkan informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Informasi
18
Sejarah perusahaan PT. Salam Pacific Indonesia Lines dimulai pada tahun
1970 dengan berdirinya perusahaan yang bernama PT. Samudera Pacific, yaitu
sebuah perusahaan freight forwading antar pulau. Pada tahun 1980, perusahaan
tersebut mempunyai kapal pertama sebagai tanda awal berdirinya perusahaan
pelayaran nasional, yang kemudian perusahaan tersebut diberi nama PT.
Samudera Pacific Indah Raya (SPIR). Pada tahun 1984, perusahaan telah berganti
nama lagi menjadi PT. Salam Sejahtera yang berpusat di Samarinda. Pada tahun
itu juga dilakukan perpindahan kantor pusat dari Samarinda ke Surabaya,
sehingga muncul nama perusahaan baru yaitu PT. Salam Pacific Indonesia Lines.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan pelanggan serta permintaan untuk
lebih dapat diandalkan antar pulau untuk pengiriman, PT. Salam Pacific Indonesia
Lines pada tahun 1996 meningkatan pelayanan dari penanganan kargo breakbulk,
diganti menggunakan container. PT Salam Pacific Indonesia Lines terkemuka
untuk menjadi pelopor pengiriman Indonesia bagian timur dan sangat menjunjung
tinggi motto dari PT. Salam Pacific Indonesia Lines menghubungkan kepulauan
dengan 28 kantor yang berlokasi strategis di seluruh nusantara. Didukung oleh tim
19
20
Tujuan dari PT. Salam Pacific Indonesia Lines tersebut yaitu untuk
memenuhi atau melampaui kebutuhan pelanggan, kompetitif dalam harga,
ketepatan waktu pengiriman dan mencapai kepuasan pelanggan.
21
3. Strategi Perusahaan
PT. Salam Pacific Indonesia Lines mempunyai strategi perusahaan untuk
mencari atau membuat pelanggan menjadi berlangganan dan dapat tercapainya
kepuasan pelanggan, strategi tersebut dinamakan HIJAU, dalam arti yaitu :
a. Hasilkan peningkatan
b. Improve produktivitas dan efisiensi
c. Jadikan proses standarisasi dan sederhana
d. Aplikasi menajemen kerja
e. Unik strategi pemasaran
4. Struktur Perusahaan
Sesuai kebijakan PT. Salam Pacific Indonesia Lines, maka struktur
organisasi yang ditampilkan adalah struktur organisasi di Depo PT. Salam Pacific
Indonesia Lines Surabaya.
Kepala Depo
Asistan
Kepala Depo
Foreman
Admin Depo Gate Staff Operator
Depo
Gambar 4.3 Struktur Depo PT. Salam Pacific Indonesia Lines Surabaya
Sumber : PT Salam Pacific Indonesia Lines Surabaya (2023)
c. Alat Berat
Bidang pengelolaan unit mekanis alat berat meliputi: operasional alat berat
untuk melayani proses bongkar barang dan maintenance unit mekanis alat berat
sebagai supporting dari PBM. tipe unit mekanis alat berat adalah sebagai berikut :
forklift, forklift looder, reach stacker, crane dan trailer.
d. Container dan Seal
Pada bidang usaha ini PT. Salam Pacific Indonesia Lines Surabaya
menyediakan container beserta sealnya bagi customer yang akan mengirimkan
25
barang demi memudahkan customer agar tidak mondar mandir dalam pengiriman
barang. Kepemilikan container :
1) Carrier Own Container (COC)
Container milik perusahaan pelayaran dan termasuk container leasing.
2) Shipper Own Container (SOC)
Container milik shipper yang menumpang di kapal milik perusahaan
pelayaran.
e. Ukuran Container
Tabel 4.1 Ukuran Container
Sumber : PT. Salam Pacific Indonesia Lines Surabaya (2022)
Panjang ±6m ± 12 m
Lebar ± 2.4 m ± 2.5 m
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan selama melakukan Pra survey ditemukan
beberapa fenomena di PT. Salam Pacific Indonesia Lines Surabaya dijelaskan
seluruh proses kegiatan proses pergerakan dan proses penanganan petikemas di
PT. Salam Pacific Indonesia Lines Surabaya. Berikut temuan kendala
permasalahan yang ditemukan di Area Operasional Depo :
1. Prosedur Pergerakan Petikemas
Prosedur Pergerakan petikemas adalah pergerakan petikemas dari proses
bongkar dari kapal sampai petikemas tersebut muat kembali ke atas kapal. Pada
proses observasi ditemukan beberapa masalah yang terjadi di lapangan yang
26
Gambar 4.6 Siklus Status Petikemas PT. Salam Pacific Indonesia Lines
Sumber : PT. Salam Pacific Indonesia Lines Surabaya (2022)
Selanjutnya pemilik barang dapat mencetak release order yang sudah tertera
nomor petikemas yang sesuai dengan muatan yang akan dimuat di marketing.
Selanjutnya pemilik barang dapat menyerahkan release order ke petugas depo.
31
Petugas Depo
Release melakukan
pengecekan Lift On
Order kesesuaian RO
dengan petikemas
Trailer
Surat Jalan keluar Depo
masuk ke terminal petikemas. Setelah itu tally man akan mengecek kesesuaian
nomor petikemas dan status petikemas tersebut. Jika sudah sesuai tally man akan
mengecap release order dengan cap Cash Management System (CMS). Cap CMS
diginakan sebagi bukti bahwa nota yang ditagihkan sudah di bayar oleh PT. Salam
Pacific Indonesia Lines dengan sistem autodebit. Setelah di cap CMS petugas
akan mencetakkan receiving card full.
Release Pra-
CMS RC Full
Order (RO) Nota
Setelah receiving card full selesai, petikemas yang sudah selesai proses
stuffing bisa masuk ke area pelabuhan untuk ditumpuk di terminal petikemas
sebelum batas waktu closing untuk muat kapal yang dituju tutup dan ketika kapal
yang dituju sesuai dengan receiving card full sudah sandar maka petikemas
tersebut akan dimuat ke atas kapal.
34
Batal
Release
Order (RO) Pra-Nota CMS Muat/Alih
Kapal
proses stuffing di gudang pemilik barang dan juga melakukan pengecekan proses
stuffing jika dilakukan di depo atau di pelabuhan. Jika waktu selesai stuffing sudah
pasti lalu tally man akan membuatkan receiving card full di Pelindo.
Hal ini sangat membantu untuk kelancaran arus petikemas dengan saling
menjaga komunikasi. Melakukan pendekatan terhadap pihak PPJK sebagai
langkah awal untuk menimbulkan rasa saling membutuhkan, sehingga pihak PPJK
secara berkelanjutan menggunakan jasa dari PT. Salam Pacific Indonesia Lines
Surabaya.
4. Terjadi Kerusakan Pada Trucking
Pihak PPJK selaku pemilik truck harus memperhatikan perawatan dari truck
itu sendiri dan penggunaan truck yang sesuai dengan SOP seperti membawa
muatan yang tidak melebihi kapasitas dari truck itu sendiri. Selain itu pemilik
truck harus membekali peralatan bengkel untuk persiapan ketika truck terjadi
kerusakan ditengah jalan dapat segera diperbaiki dengan cepat kerusakannya.
Selain itu pula bisa dilakukan daily inspection, jadi sebelum berangkat dicek
terlebih dahulu seperti level tekanan angin pada ban, sistem pengeremannya
dengan mengecek minyak remnya apakah ada kebocoran atau tidak dan fungsi
komponen lain yang bisa mengganggu operasional kendaraan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemaparan di bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Prosedur Pergerakan Petikemas
a. Dalam PT. Salam Pacific Indonesia Lines Surabaya terdapat status
petikemas dan kode lokasi petikemas yang digunakan untuk mengontrol
pergerakan dan inventarisasi petikemas.
b. Penggunaan aplikasi Container Inventory Control (CIC) sangat membantu
karyawan untuk mengontrol pergerakan dan inventarisasi petikemas dengan
adanya data lengkap mengenai petikemas tersebut.
2. Prosedur Penanganan Petikemas
a. Pembuatan dokumen alih kapal di Pelindo ke kapal berikutnya yang sesuai
dengan jadwal kapal pengangkutnya.
b. Melakukan persiapan proses stuffing muatan sehingga ketika petikemas
empty sampai ke gudang pemilik barang dapat langsung dilakukan proses
stuffing.
c. Melakukan perhitungan yang tepat mengenai jumlah dan volume muatan
yang akan di lakukan proses stuffing untuk menghindarkan broken stowage.
3. Kendala dalam Prosedur Pergerakan dan Penanganan Petikemas
a. Muatan di gudang pemilik barang belum siap untuk stuffing.
b. Lalu lintas jalan raya yang dilewati oleh trailer.
c. Kurangnya komunikasi antara pihak PT. Salam Pacific Indonesia Lines
Surabaya dengan pihak pengurus forwarder.
d. Terjadi kerusakan pada trucking.
e. Terjadi kerusakan alat bongkar muat di depo.
40
41
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam penulisan Karya Tulis ini adalah
sebagai berikut :
1.
Supir trailer harus mengetahui medan jalan raya yang dilewati trailer dan
harus bisa memperkirakan volume bahan bakar yang ada dengan jarak tempuh
yang bisa dicapai dengan bahan bakar tersebut sehingga supir bisa mengisi
tangki bahan bakar secara penuh ketika akan membawa petikemas ke
pelabuhan untuk menghindari antri yang panjang ketika akan mengisi bahan
bakar. Selain itu, pihak PPJK harus memperhatikan perawatan dari trailer dan
mempersiapkan alat-alat bengkel yang diperlukan ketika trailer sedang
mengalami kerusakan ditengah jalan dan menjalankan daily inspection dengan
mengecek seluruh keadaan kendaraan sebelum beroperasi.
2.
Ketika melakukan pengurusan dokumen petikemas di Pelindo sebaiknya
menghubungi forwarder terkait terlebih dahulu. Hal tersebut untuk
mengkonfirmasi dan menanyakan kesiapan muatan guna dilakukan proses
pembuatan receiving card full di Pelindo dan menghindari keterlambatan
petikemas full masuk ke area terminal petikemas sebelum waktu closing. Serta
pihak pemilik barang harus mempersiapkan dengan baik muatan yang akan di
stuffing untuk menghindari broken stowage.
3.
Ketika pihak perusahaan sudah mengetahui alat bongkar muatnya sering
bermasalah sebaiknya pihak perusahaan langsung mengarahkan pihak trailer
langsung mengambil petikemas empty di uster pelabuhan dengan mengurus
dokumen SP2 empty sehingga pihak trailer tidak perlu menunggu sampai alat
bongkar muat selesai diperbaiki dan arus pergerakan petikemas tetap berjalan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Identitas Narasumber
1. Nama : Capt Harmin
2. Umur : 55 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Pendidikan Formal : D3 Amd. Pel
5. Jabatan : Manager Operasional
Hasil Wawancara
Faruq : Bagaimana awal mula pergerakan container Capt?
Capt Harmin : Awal mula pergerakan container yaitu terbitnya RO yang di
booking oleh relasi PPJK kepada pihak pelayaran Divisi CS.
Faruq : Kenapa relasi PPJK sering tidak mendapatkan container Capt?
Capt Harmin : Karena pergerakan container kita dicabang lamban dan terlambat
sampai ke pusat akhirnya stock container kita dipusat kehabisan
stock untuk relasi PPJK.
Faruq : Ketika terjadi kerusakan container ketika proses bongkar muat,
kepada siapa dan apa yang dilampirkan untuk claim Capt?
Capt Harmin : Pertama kita lihat kerusakan container tersebut dimana, apakah
ketika perjalanan di kapal menggunakan armada kita atau ketika
bongkar muat di Terminal lalu ketika ingin melakukan claim
harus dilampirkan Berita Acara dari kedua belah pihak.
Faruq : Bagaimana jika relasi PPJK terlambat mengirimkan container
untuk muat di atas kapal Capt?
Capt Harmin : Relasi PPJK harus konfirmasi terlebih dahulu ke pihak pelayaran
untuk muat alih kapal. lalu pihak pelayaran mengganti data
coparn di terminal agar tidak timbul biaya double di terminal.
Faruq : Apa yang dibutuhkan untuk pengambilan container Full atau
FAC di CY lini satu Capt?
Capt Harmin : Yang harus disiapkan dahulu yaitu DO untuk diserahkan ke team
coparn terminal agar dibuatkan surat jalan container (SJC) dan
SP2 untuk pengambilan Full Container di CY lini satu.
Faruq : Apa yang menyebabkan relasi PPJK muat alih kapal Capt?
Capt Harmin : Biasanya karena muatan mereka sendiri di gudang belum ready
tapi sudah mendaftarkan container di terminal untuk open stack.
Faruq : Ada berapa grading container di PT. SPIL ini Capt?
Capt Harmin : Di PT. SPIL ini ada 3 grading container yaitu Container Grade
A dengan nomor 290 keatas yang biasanya untuk makanan dan
minuman, Grade B dengan nomor 270 - 289 untuk kayu dan alat
elektronik dan Grade C dengan nomor 270 kebawah untuk untuk
besi bekas.
Faruq : Kenapa harus ada status container Capt?
Capt Harmin : Agar kita perusahaan pelayaran dan relasi tahu keberadaan dan
kondisi container kita dan memperlancar pergerakan container
kita.
Faruq : Kendala apa yang sering terjadi ketika bongkar muat container di
Depo Capt?
Capt Harmin : Biasanya kendala yang sering terjadi yaitu Alat berat (Reach
stacker) kita rusak dan memperlambat alur pergerakan container
dan juga dokumen yang expired sehingga relasi PPJK tidak bisa
mengambil containernya.
Faruq : Bagaimana kita menangani kendala yang sering terjadi ketika
proses bongkar muat Capt?
Capt Harmin : Untuk menangani kendala tersebut kita harus rutin melakukan
maintenance untuk alat berat kita dan divisi CS harus
berkoordinasi dengan relasi PPJK ketika dokumen mereka
expired sebelum container mereka tiba di Depo agar tidak terjadi
keterlambatan pergerakan container.
Faruq : Mohon izin Capt terimakasih untuk wawancara dan ilmunya
Capt, semoga kedepannya PT. SPIL semakin jaya
Capt Harmin : Iya sama-sama Mas Faruq semoga ilmu kamu selama PRADA
bermanfaat dan cepat lulus untuk mengaplikasikan ilmu tersebut
di dunia kerja.
Lampiran 02 Dokumentasi Wawancara Bersama Narasumber