Esplora E-book
Categorie
Esplora Audiolibri
Categorie
Esplora Riviste
Categorie
Esplora Documenti
Categorie
EPIRETINAL MEMBRANE
Oleh :
Arifatul Jannah (201710401011063)
Fatmadika Rosa Afshela (201710401011083)
Pembimbing :
dr. Retna Gemala Dewi, Sp.M.
Referat dengan judul Epiretinal Membrane telah diperiksa dan disetujui sebagai
salah satu tugas dalam rangka menyelesaikan studi kepaniteraan Dokter Muda di
bagian Ilmu Kesehatan Mata.
ii
KATA PENGANTAR
Segenap puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang selalu melimpahkan
segala rahmat dan hidayahnya maka tugas referat yang berjudul “Epiretinal
Membrane” ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan tugas ini merupakan
salah satu tugas yang penulis laksanakan selama mengikuti kepaniteraan di SMF Ilmu
Kesehatan Mata RSU Haji Surabaya. Kami mengucapkan terimakasih kepada dr.
Retna Gemala Dewi, Sp.M. selaku dokter pembimbing dalam penyelesaian tugas
referat ini, terimakasih atas bimbingan, saran, petunjuk dan waktunya sehingga dapat
Kami menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk kritik dan saran selalu kami harapkan. Besar harapan kami semoga tugas ini
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
cystoid................................................................................................... 10
OCT ...................................................................................................... 11
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Epiretinal membrane (ERM) merupakan kelainan pada permukaan
vitreomakula yang dapat menyebabkan penurunan visus.1 Istilah lain untuk ERM
antara lain macular pucker, surface wrinkling retinopathy, dan epimacular
membrane.2
ERM disebabkan oleh adanya proliferasi membran fibroselular di area makula,
pada lapisan retina bagian dalam. Proliferasi ini dapat terjadi pada mata sehat atau
didahului oleh keadaan patologis seperti posterior vitreous separation (PVD),
penyakit vaskular retina, inflamasi intraokular, trauma tumpul atau tajam, dan lain-
lain.2 Manifestasi klinisnya dapat asimptomatik yang biasanya dapat terdeteksi ketika
melakukan pemeriksaan rutin, hingga yang dapat menurunkan kualitas hidup seperti
metamorfopsia, mikropsia, makropsia, fotopsia, penurunan visus, dan hilangnya
penglihatan sentral.1 Variasi gejala visual ini bergantung pada opasitas membran dan
seberapa banyak distorsi yang terjadi pada makula karena adanya kontraksi jaringan
fibroselular.2
Perbandingan angka kejadian ERM pada orang Asia lebih rendah dibandingkan
Kaukasia. Diduga sekitar 30 juta penduduk Amerika menderita ERM, paling tidak
pada satu mata. Patogenesis ERM belum diketahui secara pasti dan kebanyakan
pasien mengalaminya tanpa ada gejalan klinis yang mengarah pada penyakit ini,
sehingga diklasifikasikan sebagai idiopatik.3
Terdapat beberapa faktor risiko berkembangnya ERM, tapi yang paling
berpengaruh adalah usia. Kebanyakan ERM terjadi pada usia lebih dari 50 tahun dan
prevalensi bertambah seiring dengan pertambahan usia.1
Dahulu ERM hanya didiagnosis dan diklasifikasikan berdasarkan temuan klinis
pada pemeriksaan fisik. Saat ini telah banyak ditemukan teknologi imaging yang
membantu klinisi dalam menegakkan diagnosis secara lebih akurat. Pilihan terapi
untuk ERM saat ini terbatas, dapat ditempuh dengan observasi maupun pembedahan.1
Prosedur pengelupasan ERM melalui pembedahan pada pasien yang
1
2
3
4
b. Sekunder
ERM sekunder paling banyak terjadi pasca pembedahan retinal
detachment. Keadaan lain yang dapat mengawali ERM sekunder
antara lain panretinal photocoagulation, retinal cryotherapy,
penyakit vaskular retina, inflamasi dan trauma. Bisa terjadi bilateral
maupun unilateral bergantung pada faktor kausatifnya. Tipe sel
yang berproliferasi lebih bervariasi, kebanyakan adalah sel pigmen
yang diduga berasal dari retinal pigment epithelium.4
2.5 Manifestasi Klinis
Gejala ERM timbul berdasarkan ketebalan membran dan derajat
kekakuannya.2 Proliferasi biasanya terjadi di makula, tepatnya di sekitar fovea.
Membran terlihat berkilau dan transparan pada fase awal. Semakin lama,
membran ini akan semakin reflektif terhadap cahaya dan menebal sehingga
warnanya semakin opaque.5
Cellophane macular reflex ditandai dengan adanya membran tipis dan
transparan pada makula. Karena membran ini tidak menyebabkan distorsi
permukaan retina, maka belum ada kelainan visual yang dikeluhkan. Oleh
karena itu, biasanya cellophane macular reflex ditemukan secara tidak sengaja
saat melakukan pemeriksaan rutin. Pada pemeriksaan slit lamp biomicroscopy
akan tampak reflek cahaya yang berkilau, water-silk dan berpindah-pindah di
lapisan dalam retina.1,2
The Watzke Allen (slit beam) atau tes sinar laser yang dibidik (laser
aiming beam test) biasanya bisa membantu membedakan macular pseudohole
dari ketebalan lubang makular yang merumitkan ERM. Di kasus-kasus
equivocal, OCT bisa membedakan antara ketebalan lubang makula dan macular
pseudohole dengan 100% sensitivitas.2
Ciri klinis tertentu, walaupun jarang, bisa memberikan petunjuk-petunjuk
bagi para klinisi bahwa ERM bisa jadi manifestasi sekunder untuk keadaan
patologis okular lainnya, atau mengindikasikan adanya prognosis visual yang
lebih baik. Traksi makula atau kebocoran vaskular retina jangka panjang yang
diinduksi oleh ERM bisa menyebabkan atrofi dan/atau hipertrofi RPE.
Perubahan-perubahan seperti itu secara umum dianggap sebagai tanda-tanda
prognosis yang lemah untuk pemulihan visual setelah operasi pengangkatan
ERM.2
Ada kalanya, eksudat lipid intraretina (keras) dan/atau perubahan
mikrovaskular, seperti mikroaneurisma, dibentuk oleh traksi vaskular retina dan
kebocoran disebabkan oleh ERM idiopatik. Penemuan-penemuan seperti itu,
meskipun begitu, juga bisa memberi tanda adanya penyakit yang berhubungan,
seperti choroidal neovascular membrane atau longstanding branch retinal vein
occlusion, yang kemungkinan membutuhkan pendekatan manajemen yang
berbeda dan mengubah prognosis visual.2
2.6 Diagnosis
a. Gejala
Gejala pada epiretinal membran yaitu penglihatan kabur dari 20/20
menjadi 20/200, metamorfopsi, mikropsia, dan diplopia monokular.Pada
kasus ringan dan ERM dengan extramakular atau tipis gejala sering
asimptomatik.4,5
b.Tanda
Tajam penglihatansangat bervariasi, tergantung pada tingkat
keparahannya.4
9
A B
Gambar 2.5
(A)Gambaran angiogram fluorescein tanpa kebocoran (B)Gambaran horisontal SD-OCT
menunjukkan perubahan intraretinal cystoid.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Pseudohole pada epiretinal membrane dengan menggunakan OCT.5
Gambar 2.8
Epiretinal membranedan vitreomacular traction dengan menggunakan OCT.5
2.8 Penatalaksaan
Observasi apakah selaputnya ringan dan tidak progresif. Resolusi
gejala visual spontan terkadang terjadi, biasanya karena pemisahan ERM
dariretina sebagai PVD yang tidak lengkap. CME atau detasemen transpor
mungkin memerlukan operasi yang cukup cepatmeminimalkan perubahan
degeneratif sekunder.5
Operasi pengangkatan membran melalui vitrektomi memudahkan
pengelupasan biasanya memperbaiki atau menghilangkan distorsi(manfaat
utamanya), dengan peningkatan ketajaman visualsetidaknya dua baris di
sekitar 75% atau lebih; sekitar seperempatVA tidak berubah, dan sekitar 2%
menjadi lebih buruk.5
Pars Plana Viterctomy (PPV) dengan internal limiting membrane
(ILM) adalah intervensi yang dapat diberikan untuk pasien dengan ERM,
yang mungkin dapat memberikan perbaikan Corrected Distance Visual
Acuity (CDVA) dan regularisasi anatomi foveal yang berlanjut sampai tahun-
tahun depan.8
2.9 Komplikasi
Komplikasi bedah terjadi pada vitrektomi. Pemindahan dari membran
pembatas internal dengan pengelupasan ERM mungkin bermanfaat namun tetap
kontroversial. Perbaikan visual umumnya tidak terjadi pada beberapa bulan
pascaoperasi. Kekambuhan jarang terjadi.4
2.10 Prognosis
Hanya 10-25% mata yang menunjukkan penurunan ketajaman
penglihatan. Setelah operasi pengangkatan membran epiretinal, sebagian besar
distorsi makula dan semua pemutihan retina sembuh, biasanya dalam beberapa
hari atau minggu operasi. Sejumlah kecil mata (2-15%) memiliki ketajaman
penglihatan yang lebih buruk pasca operasi.2
BAB 3
RINGKASAN
ERM adalah struktur fibroseluler yang berproliferasi di lapisan dalam retina,
Sebagian besar pasien dengan ERM idiopatik berusia 50 tahun ke atas.2 Pada
hasil otopsi ERM ditemukan sekitar 2% pada pasien berusia 50 tahun ke atas dan
20% pada usia 75 tahun ke atas.Teori yang paling banyak dipakai yaitu adanya gaya
tarik-menarik vitreo-retina yang terjadi pada PVD dapat menyebabkan defek pada
membran limitan interna sehingga sel glia retina bermigrasi dan mengalami hipertrofi
sebagai usaha untuk memperbaiki defek yang ada. Selanjutnya permukaan dalam
retina akan mengalami proliferasi dan kontraksi.5,6 Gejala ERM timbul berdasarkan
tepatnya di sekitar fovea. Membran terlihat berkilau dan transparan pada fase awal.
Semakin lama, membran ini akan semakin reflektif terhadap cahaya dan menebal
internal limiting membrane (ILM) adalah intervensi yang dapat diberikan untuk
pasien dengan ERM.8 Hanya 10-25% mata yang menunjukkan penurunan ketajaman
penglihatan.2
13
DAFTAR PUSTAKA
3. Ng, C.H., Cheung, N., Wang, J.J., et al. 2011. Prevalence and Risk Factors for
Epiretinal Membranes in a MultiEthnic United States Population. Available at :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3070851/pdf/nihms229892.pdf
. Accessed on January 3rd 2018 at 8.00 PM.
5. Zorab, R.A., Straus, H., Dondrea, C.L., et al. 2005. Epiretinal Membrane. In :
Basic and Clinical Science Course Section 12 : Retina and Vitreous. American
Academy of Ophtalmology, San Fransisco. pp. 87-88.
8. Mela, A Vasiliki, 2016, Long Term Outcomes after Pars Plana Vitrectomy for
the Treatment of Epiretinal Membranes, Available
at:http://medcraveonline.com/AOVS/AOVS-05-00156.php . Accesed on
January 5rd 2018 at 07.00 PM.
14