Sei sulla pagina 1di 32

POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

DIGITAL IMAGE PROCESSING PROGRAM DIV


TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK
PENGENALAN
PRINSIP DASAR PENGOLAHAN
Disusun Oleh:
CITRA DIGITAL Disusun Oleh:
II Putu
PutuOka
Oka Wisnawa,
Wisnawa, S.Kom.,
S.Kom., M.T. M.T.
IdaBagus
Ida Bagus Adisimakrisna
Adisimakrisna Peling,
Peling, S.Kom.,
S.Kom., M.T. M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

INTRODUCTION

Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T. I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T.

adisimakrisna@pnb.ac.id | 087861881486 08113939131 | okawisnawa@pnb.ac.id


Riwayat Pendidikan Riwayat Pendidikan
[2010] S1 Universitas Udayana [2008] S1 Institut Teknologi & Bisnis STIKOM Bali
[2016] S2 Universitas Udayana [2013] S2 Universitas Udayana

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER & KONTRAK PERKULIAHAN

Mata kuliah ini mempelajari tentang MENGULANG: Nilai akhir yang mendapatkan Nilai D dan E wajib
teknik pengolahan citra dan pola. mengulang ke semester pendek atau ke semester regular
Lingkup bahasan kuliah ini adalah
pengantar pengolahan citra dan
pola, dasar citra digital, operasi KETERLAMBATAN: Toleransi 15 menit sejak mulai perkuliahan
dasar pengolahan citra digital, image
enhancement, image morphology,
deteksi tepi dan segmentasi citra.
Selain itu, mata kuliah ini juga KEHADIRAN: Minimal 75%
membahas mengenai implementasi
teknik-teknik pengolahan citra digital
dalam bentuk aplikasi.
PAKAIAN: Berpakaian rapi dan sopan

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

EVALUASI NILAI
ANGKA MUTU ● [ 25% ] Tugas dan Keaktifan
HURUF MUTU
SKALA 0-100 SKALA 0-4 ● [ 20% ] Nilai Kuis
81-100 4 A
● [ 25% ] Ujian Tengah Semester
● [ 30% ] Ujian Akhir Semester
76-80 3.5 AB

66-75 3 B

61-65 2.5 BC

56-60 2 C

41-55 1 D

0-40 0 E

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL: PENGANTAR

● Prinsip Dasar Pengolahan Citra


● Komponen dalam Pengolahan Citra
● Aplikasi Pengolahan Citra
● Computer Vision dan Hubungannya dengan Pengolahan Citra

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL: PENGANTAR


⚫ Apa itu citra?

suatu gambaran atau kemiripan dari suatu objek

⚫ Apa itu citra analog?

citra yang terbentuk dari sinyal kontinyu. Nilai intensitas cahaya pada citra analog memiliki range
antara 0 s.d ~ (mata manusia, kamera analog, TV, foto sinar X)

⚫ Apa itu citra digital?

citra yang terbentuk dari sinyal diskrit. Nilai intensitas cahaya pada citra digital bergantung pada
kedalaman bit yang menyusunnya (kamera digital, smartphone, webcam, scanner, mikroskop
digital, pesawat radiodiagnostik seperti CT Scan, CR, MRI, USG, dll.)

Jenis -> citra biner, citra grayscale, citra RGB

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

KENAPA BELAJAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL?


Di masa lalu, Untuk waktu yang lama, menggunakan komputer untuk memanipulasi gambar digital (yaitu,
pemrosesan gambar digital) adalah sesuatu yang hanya dilakukan oleh sekelompok kecil spesialis yang memiliki
akses ke peralatan mahal.Biasanya kombinasi spesialis dan peralatan ini hanya dapat ditemukan di laboratorium
penelitian, sehingga bidang pemrosesan citra digital berakar pada ranah akademis.

Sekarang, kombinasi dari komputer yang kuat di setiap desktop dan fakta bahwa hampir setiap orang memiliki
beberapa jenis perangkat untuk akuisisi citra digital, baik itu kamera ponsel, kamera digital, atau pemindai, telah
menghasilkan sejumlah besar gambar digital. Dan, dengan itu, untuk banyak pemrosesan citra digital telah menjadi
hal yang biasa.

Bertahun-tahun yang lalu mendigitalkan foto dan menyimpannya ke file di komputer adalah tugas yang memakan
waktu. Ini mungkin sulit untuk dibayangkan mengingat dukungan tingkat perangkat keras dan sistem operasi yang
kuat saat ini untuk semua jenis media digital, tetapi perlu diingat bahwa komputer "pribadi" di awal 1990-an tidak
cukup kuat untuk memuat ke dalam memori utama satu komputer (gambar dari kamera digital hari ini). Sekarang
paket perangkat keras dan perangkat lunak yang kuat telah memungkinkan para amatir untuk memanipulasi gambar
dan video digital semudah profesional.

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

KENAPA BELAJAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL?


Semua perkembangan ini telah menghasilkan komunitas besar yang bekerja secara produktif mengolah gambar
digital dengan hanya memiliki pemahaman dasar atas mekanika yang mendasarinya. Untuk konsumen biasa, yang
hanya ingin membuat arsip digital foto liburan, pemahaman yang lebih dalam tidak diperlukan. Seperti halnya
pemahaman yang mendalam tentang konsep mesin pembakaran tidak diperlukan untuk bisa mengemudikan mobil
dengan sukses.

Saat ini, profesional TI harus lebih dari sekadar terbiasa dengan pemrosesan gambar digital. Mereka diharapkan
mampu memanipulasi gambar dan media digital terkait dengan pengetahuan, yang merupakan bagian yang semakin
penting, tidak hanya dari mereka yang terlibat dalam kedokteran dan media, tetapi semua industri. Dengan cara yang
sama, insinyur perangkat lunak dan ilmuwan komputer semakin dihadapkan pada pengembangan program, basis
data, dan sistem terkait yang harus menangani gambar digital dengan benar. Kurangnya pengalaman praktis dengan
jenis bahan ini, dikombinasikan dengan pemahaman yang sering tidak jelas tentang fondasi dasarnya dan
kecenderungan untuk meremehkan kesulitannya, sering kali mengarah pada solusi yang tidak efisien, kesalahan yang
mahal, dan frustasi pribadi dalam pengembangan sistem terkait.

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

PEMROGRAMAN DENGAN GAMBAR?


Meskipun istilah "pemrosesan gambar" sering digunakan secara bergantian dengan istilah
"pengeditan gambar", kami memperkenalkan definisi yang lebih tepat berikut ini. Pengeditan gambar
digital, atau kadang-kadang disebut, pencitraan digital, adalah manipulasi gambar digital
menggunakan aplikasi perangkat lunak yang ada seperti Adobe Photoshop® atau Corel Paint®.
Pengolahan citra digital, di sisi lain, adalah konsepsi, desain, pengembangan, dan peningkatan
program pencitraan digital.

Lingkungan pemrograman modern, dengan API (antarmuka pemrograman aplikasi) yang ekstensif,
membuat hampir setiap aspek komputasi, baik itu jaringan, basis data, grafik, suara, atau pencitraan,
mudah tersedia bagi non spesialis. Kemungkinan mengembangkan program yang dapat menjangkau
ke dalam gambar dan memanipulasi elemen individu pada intinya sangat menarik dan menggoda.
Anda akan menemukan bahwa dengan pengetahuan yang benar, sebuah gambar pada akhirnya
menjadi tidak lebih dari sekadar susunan nilai sederhana, yang dengan alat yang tepat Anda
dapat memanipulasi dengan cara apa pun yang dapat dibayangkan.

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

PEMROGRAMAN DENGAN GAMBAR?


"Grafika komputer", berbeda dengan pemrosesan gambar digital, berkonsentrasi
pada sintesis gambar digital dari deskripsi geometris seperti model objek tiga
dimensi (3D). Sementara profesional grafis saat ini cenderung tertarik pada topik
seperti realisme, terutama dalam hal pengembangan game. Bidang ini
menggunakan sejumlah metode yang berasal dari pemrosesan gambar, seperti
transformasi gambar (morphing), rekonstruksi gambar Model 3D dari data gambar,
dan teknik khusus seperti rendering berbasis gambar dan nonfoto realistik.
Demikian pula, pemrosesan gambar menggunakan sejumlah ide yang berasal dari
geometri komputasi dan grafika komputer, seperti model volumetrik (voxel) dalam
pemrosesan gambar medis. Kedua bidang ini mungkin bekerja paling dekat dalam
hal pascaproduksi digital film dan video dan pembuatan efek khusus .

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

APA ITU CITRA?


Citra merupakan informasi selain dalam bentuk
teks atau audio, Informasi ini diperlukan bukan
hanya untuk komunikasi antar manusia saja
tetapi juga antara manusia dengan mesin.
Informasi dalam citra dapat diinterpretasikan
secara berbeda-beda atau bersifat subjektif oleh
karena itu dibutuhkan suatu teknik pengolahan
citra untuk mendapatkan informasi yang
dikehendaki, hal ini tentu saja untuk membantu
pekerjaan manusia lebih mudah salah satunya
dengan penggunaan teknologi komputer sebagai
alat penginderaan mesin otomatis.
Untuk mengetahui perkembangan pengolahan
citra dalam membantu kehidupan atau pekerjaan
manusia setidaknya kita dapat membaginya
menjadi 4 periode perkembangan pengolahan
citra.

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

SEJARAH AWAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL


Pada periode pertama, pengolahan citra digital digunakan
dalam industri surat kabar. Saat itu citra digital pertama
kalinya ditransmisikan secara digital melalui kabel laut yang
menghubungkan kota London dan kota New York. Sistem
transmisi kabel laut, Bartlane Cable Picture Transmision
System dikenalkan pada awal tahun 1920. Sistem transmisi
ini mampu mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk
mentransmisikan citra melintasi Atlantik, yang pada awalnya
memerlukan waktu lebih dari 1 minggu, menjadi kurang dari 3
jam. Peralatan cetak khusus mengkodekan citra yang
dikirimkan melalui kabel transmisi dan kemudian
merekonstruksinya di tempat penerima. Gambar 1.1 adalah
gambar yang telah ditransmisikan melalui Bartlane Cable
Picture Transmision System dan di reproduksi pada printer
Gambar 1.1 A digital picture produced in 1921 from a telegraf.
coded tape by a telegraph printer with special type
faces, (McFarlane, 1972) Beberapa masalah awal dalam peningkatan kualitas visual
gambar digital pada masa itu dihubungkan dengan pemilihan
prosedur pencetakan dan distribusi level intensitas. Metode
pencetakan yang digunakan untuk mendapatkan Gambar 1.1
I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T. kemudian ditolak diakhir 1921.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

SEJARAH AWAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL


Awalnya sistem Bartlane dapat mengkodekan Citra dalam 5
perbedaan level keabuan, kemampuan ini kemudian ditingkatkan
menjadi 15 level pada 1929. Gambar 1.2 adalah tipikal jenis citra
yang didapatkan dengan menggunakan 15 tone. Sejak periode ini
sistem untuk mengembangkan film plate dengan light beam
diperkenalkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi citra digital.

Walaupun contoh diatas diliputi oleh citra digital, proses yang


dilakukan tidak dipandang sebagai hasil pengolahan citra digital
karena komputer tidak digunakan dalam pembuatannya.
Pengolahan citra digital berkaitan erat dengan penggunaan
komputer digital, Citra digital membutuhkan banyak tempat
penyimpanan dan kekuatan komputasi dalam pemrosesannya.
Sehingga perkembangan pengolahan citra digital sangat
tergantung pada pengembangan komputer digital dan dukungan
Gambar 1.2 Unretouched cable picture of Generals
Pershing (right) and Foch, transmitted in 1929 from teknologi, termasuk data storage display, dan transmisi.
London to New York by 15-tone equipment.
(McFarlane.)

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

SEJARAH AWAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL


Kedua, pada periode ini sekitaran awal tahun 1960 adalah tahap
pertama pengolahan cita digital karena pada periode sebelumnya
belum digunakannya komputer digital. Pada pengolahan citra
digital pertama ini komputer digunakan untuk keperluan astronomi
yaitu peningkatan kualitas gambar bulan yang diambil oleh
pesawat luar angkasa Ranger 7 dan dilakukan di laboratorium Jet
Propulsion. teknik pemrosesan gambar yang digunakan seperti
koreksi geometris, transformasi gradasi, dan penghilangan noise
pada foto bulan yang dikirim.

Selain itu juga penelitian pengolah gambar digital dilakukan di


Institut Teknologi Massachusetts, Laboratorium Bell, dan
Universitas Maryland dengan fokus pengolah citra untuk citra
satelit, konversi standar foto kawat, medis pencitraan, pengenalan
karakter, dan peningkatan foto. Namun pada periode ini biaya
pengerjaan terbilang cukup mahal.
Gambar 1.3 Permukaan bulan diambil oleh
Ranger 7 pada tanggal 31 Juli 1964 (McFarlen)

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

SEJARAH AWAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL


Ketiga, periode ini dimulai pada tahun 1970 dimana area observasi citra bergeser
ke wilayah lain yaitu pencitraan medis dengan penemuan Computerized Axial
Tomography (CAT) atau yang sering disebut juga Computerized Tomography (CT)
kini telah menjadi salah satu aplikasi terpenting di bidang pencitraan medis.
Keempat, yaitu tahun 1970 sampai sekarang, dimana pengolahan citra sudah
digunakan secara luas atau kreatif di berbagai aplikasi. Seperti, Algoritma
komputer digunakan untuk mempertajam kontras gambar untuk interpolasi sinar-X
yang lebih baik, penginderaan jauh, pengenalan gambar dan komputer visi.
Demikian pula, peningkatan dan pemulihan citra operasi digunakan untuk
memproses gambar yang rusak dan kabur. Oleh karena itu wilayah
pengembangan pengolah citra dibagi menjadi dua tugas yaitu pengolahan gambar
dan computer vision.

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

CITRA ANALOG VS CITRA DIGITAL?


Apa itu citra analog? Citra adalah suatu gambaran atau Apa itu citra digital?
kemiripan dari suatu objek
Citra yang terbentuk dari sinyal Citra yang terbentuk dari sinyal
kontinyu. Nilai intensitas cahaya diskrit. Nilai intensitas cahaya
pada citra analog memiliki range pada citra digital bergantung pada
antara 0 s.d ~ (mata manusia, kedalaman bit yang menyusunnya
kamera analog, TV, foto sinar X) (kamera digital, smartphone,
webcam, scanner, mikroskop
Citra analog tidak dapat digital, pesawat radiodiagnostik
direpresentasikan dalam seperti CT Scan, CR, MRI, USG, dll.)
komputer, sehingga tidak bisa
diproses oleh komputer secara Citra digital adalah citra yang
langsung. Jenis-jenis citra dapat terbagi dapat diolah oleh komputer.
menjadi citra biner, citra grayscale,
citra RGB

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

CONTOH CITRA DIGITAL?


Gambar digital adalah tema sentral dalam pembelajaran ini, dan
tidak seperti beberapa tahun yang lalu, istilah ini sekarang sangat
umum digunakan sehingga tidak ada alasan untuk menjelaskannya
lebih lanjut. Namun kita tidak membahas semua jenis gambar digital,
melainkan berfokus pada gambar yang terdiri dari elemen gambar,
lebih dikenal sebagai piksel, yang disusun dalam kotak persegi
panjang biasa.

Setiap hari, orang bekerja dengan berbagai macam gambar raster


digital seperti foto berwarna dari seseorang atau sekelompok orang
(portrait), pemandangan, pemindaian skala abu-abu dari dokumen
cetak, denah bangunan, dokumen faks, tangkapan layar, gambar
medis seperti sinar-x dan ultrasound, dan banyak lagi lainnya (lihat
Gambar 1.4 untuk contoh). Terlepas dari semua sumber yang
berbeda untuk gambar-gambar ini, mereka semua, sebagai suatu
peraturan, pada akhirnya direpresentasikan sebagai susunan elemen
gambar yang tersusun persegi panjang. Gambar 1.4 Examples of digital images. Natural
landscape (a), synthetically generated scene (b),
poster graphic (c), computer screenshot (d), black and
white illustration (e), barcode (f), fingerprint (g), x-ray
(h), microscope slide (i), satellite image (j), radar image
(k), astronomical object (l).

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

BAGAIMANA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DILAKUKAN?


Pengolahan citra merupakan bagian penting yang
mendasari berbagai aplikasi nyata, seperti
pengenalan pola, penginderaan jarak-jauh melalui
satelit atau pesawat udara, dan machine vision.

Pada pengenalan pola, pengolahan citra antara lain


berperan untuk memisahkan objek dari latar belakang
secara otomatis. Selanjutnya, objek akan diproses
oleh pengklasifikasi pola. Sebagai contoh, sebuah
objek buah bisa dikenali sebagai jeruk, apel, atau
pepaya.

Penginderaan jarak jauh, tekstur atau warna pada


citra dapat dipakai untuk mengidentifikasi objek-objek
yang terdapat di dalam citra

Pada machine vision (sistem yang dapat “melihat”


dan “memahami” yang dilihatnya), pengolahan citra
berperan dalam mengenali bentuk-bentuk khusus
yang dilihat oleh mesin.
I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

TUJUAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL?

1. Memperbaiki kualitas gambar dilihat dari aspek radiometric (peningkatan


kontras, transformasi warna, restorasi citra) dan dari aspek geometric
(rotasi, translasi, skala, transformasi geometric),
2. Melakukan proses penarikan informasi atau deskripsi objek atau
pengenalan objek yang terkandung pada citra,
3. Melakukan proses kompresi atau reduksi data untuk tujuan penyimpanan
data, transmisi data, dan waktu proses data.

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL: PENINGKATAN KECERAHAN &


KONTRAS

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL: PENGHILANG DERAU (NOISE)

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

PENGOLAHAN CITRA
DIGITAL: PENCARIAN
BENTUK OBJEK

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

METODOLOGI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

● Pembentukan Citra (Data Acquisition)


● Pengolahan Citra Tingkat Awal (Image Preprocessing)
● Segmentasi Citra (Image Segmentation) dan deteksi sisi (Edge Detection)
● Seleksi dan Ekstraksi Ciri (Feature Extraction and Selection)
● Representasi dan Deskripsi
● Pengenalan Pola (Pattern Recognition)
● Interpretasi Citra (Image Interpretation)
● Penyusunan Basis Pengetahuan

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

OPERASI-OPERASI DALAM PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

● Perbaikan kualitas citra (image enhancement)


● Perbaikan kualitas citra (image enhancement)
● Pemampatan citra (image compression).
● Segmentasi citra (image segmentation).
● Pengorakan citra (image analysis)

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

ELEMEN DASAR CITRA DIGITAL


Citra digital terdiri dari sejumlah elemen di mana masing-masing mempunyai lokasi
dan nilai tertentu. Komponen atau elemen ini disebut sebagai picture element, image
element, pels atau pixels. Elemen-elemen dasar ini yaitu kecerahan (brightness),
kontras (contrast), kontur (contour), warna (color), bentuk (shape), dan tekstur (texture).

Perbedaan nilai atas elemen-elemen ini yang membedakan rasa dari sebuah citra,
meskipun objek citra digitalnya sama. Inilah yang dimanfaatkan oleh para photografer,
atau editor foto untuk diolah sedemikian rupa, sehingga menghasilkan output berbeda-
berbeda yang memiliki nilai artistik yang unik. Dalam dunia digital photography
mungkin Anda mengenalnya dengan nama “Preset”

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA: BIDANG MEDIS


Pengolahan citra digital mengalami kemajuan
penting dalam bidang kedokteran ketika
ditemukannya tomografi terkomputerisasi
(Computer Terized Tomography/CT) pada tahun
1970-an dan kini teknologi tomografi tersebut
maju sangat pesat.

Pengolahan citra digital dapat digunakan untuk


deteksi tumor atau kanker, identifikasi penyakit
dalam, segmentasi tulang, klasifikasi gigi, dan
analisis citra mikroskopis.

Uga dapat digunakan untuk menghitung jumlah Gambar 1.9 Citra digital kanker paru-paru

sel darah merah yang rusak atau mengetahui


kondisi sel darah.
I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA: BIDANG GEOLOGI


Informasi penting dari sumber-sumber alam
seperti pertanian, perairan, kelautan, mineral dan
geologi dapat diperoleh dengan melakukan
analisis citra terhadap citra satelitnya.

Pencemaran air laut, kerusakan wilayah, dan


pencemaran atau polusi udara dapat dilakukan
dengan menganalisis citra satelitnya

Untuk mengetahui kapal laut yang melewati


perbatasan wilayah laut negara.

Menghitung volume dari sampel citra gelembung


yang diakibatkan air laut.

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

APLIKASI PENGOLAHAN
CITRA: BIOMETRIK
Suatu sistem mengalami kemajuan
pesat akibat dari pesatnya
perkembangan pengolahan citra pada
bidang biometrik. Sebagai contoh
pemanfaatan sidik jari, iris, deteksi
wajah, dan biometrika lainnya untuk
sistem identifikasi seseorang.

Dalam bidang ini, pengolahan citra juga


dapat menentukan jumlah penyebaran
partikel pigmen pada citra kulit.

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA: BIDANG ASTRONOMI

Kemajuan pada bidang fotografi


memberi dampak pada bidang-
bidang astronomi,
photogrammetry, dan fisika
partikel. Para astronom dapat
melakukan pengukuran terhadap
posisi dan jarak suatu bintang dari
foto udara.

Gambar 1.2 This is a galaxy called M33 viewed in 5 different wavelengths

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

COMPUTER VISION: PENGEMBANGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL?

Terminologi lain yang berkaitan erat dengan pengolahan citra adalah


computer vision atau machine vision. Pada hakikatnya, computer vision
mencoba meniru cara kerja sistem visual manusia (human vision). Human
vision sesungguhnya sangat kompleks. Manusia melihat objek dengan
indera penglihatan (mata) lalu citra objek diteruskan ke otak untuk
diinterpretasi sehingga manusia mengerti objek apa yang tampak dalam
pandangan matanya. Hasil interpretasi ini mungkin digunakan untuk
pengambilan keputusan (misalnya menghindari objek bergerak).

Seringkali tampak pada pandangan pertama bahwa tugas pemrosesan


gambar yang diberikan akan memiliki solusi sederhana, terutama jika itu
adalah sesuatu yang mudah dicapai oleh sistem visual kita sendiri. Namun
dalam praktiknya ternyata mengembangkan solusi yang andal, kuat, dan
tepat waktu itu sulit atau tidak mungkin. Ini terutama benar ketika
masalahnya melibatkan analisis gambar; yaitu, di mana tujuan utamanya
bukan untuk meningkatkan atau mengubah tampilan gambar tetapi untuk
mengekstrak informasi yang berarti tentang isinya—baik itu membedakan
objek dari latar belakangnya, mengikuti jalan di peta, atau menemukan
kode batang pada karton susu, tugas-tugas seperti ini sering kali ternyata
jauh lebih sulit untuk diselesaikan daripada yang kita harapkan.
I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

COMPUTER VISION: PENGEMBANGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL?

Pengenalan pola merupakan disiplin matematika dan bertanggung jawab untuk teknik pengelompokan, Hidden Markov Model
(HMM), decision tree, dan analisis komponen utama (PCA), yang digunakan untuk menemukan pola dalam data dan sinyal.
Metode dari pengenalan pola telah diterapkan secara luas untuk masalah yang timbul dalam computer vision dan analisis
gambar. Contoh dari pengaplikasian mereka yang sukses adalah Optical Character Recognition(OCR), di mana solusi turnkey
yang kuat dan sangat akurat tersedia untuk mengenali teks yang dipindai. Metode pengenalan pola benar-benar universal dan
telah berhasil diterapkan tidak hanya pada gambar tetapi juga sinyal suara dan audio, dokumen teks, perdagangan saham, dan
tren pencarian dalam basis data besar, yang sering disebut penambangan data. Dalam studi kasus ini pengurangan dimensi,
metode statistik, dan sintaksis memainkan peran penting dalam pengenalan pola.

Computer vision menangani masalah rekayasa sistem visual buatan yang mampu memahami dan menafsirkan dunia kita yang
sebenarnya. Topik populer di bidang ini meliputi pemahaman adegan, pengenalan objek, interpretasi gerak (pelacakan), navigasi
otonom, dan manipulasi robotik objek dalam sebuah adegan. Karena computer vision berakar pada kecerdasan buatan (AI),
banyak metode AI pada awalnya dikembangkan untuk mengatasi atau mewakili masalah dalam computer vision. Bidang-
bidang tersebut (computer vision dan AI) masih memiliki banyak kesamaan saat ini, terutama dalam hal metode adaptif dan
pembelajaran mesin.

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.
POLITEKNIK NEGERI BALI | JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Jelaskan prinsip pengolahan citra digital!


2. Apakah perbedaan citra digital dengan citra
analog?
3. Sebutkan contoh-contoh pengaplikasian
pengolahan citra digital di berbagai bidang
pekerjaan!

I Putu Oka Wisnawa, S.Kom., M.T. | Ida Bagus Adisimakrisna Peling, S.Kom., M.T.

Potrebbero piacerti anche