MENTERLKEUANOAN
‘REPUDLR INDONESIA
‘SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 258/PMK.03/2008
TENTANG
PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 26 ATAS PENGHASILAN DARI
PENJUALAN ATAU PENGALIHAN SAHAMSEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PASAL18 AYAT (3c) UNDANG-UNDANG PAJAK PENCHASILAN YANG DITERIMA.
Menimbang :
Mengingat
ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK LUAR NEGERI
MENTERI KEUANGAN,
bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 26 avat (2a) Undang-Undang Nomor7
Tahun 1988 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, atas
penghasilan dari penjualan atau pengalihan saham sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubuh terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 lipotong, pajak sebesar 20 % (dua
puluh persen) dari perkiraan penghasilan neto
9. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan
dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 26 avat (3) Unclang-Undang,
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebogaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan {ndang-Undang Nemor 36 Tahun
2008, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kevangan tentang Pemotongan,
Pajak Penghasilan Pasal 26 atas Penghasilan dari Penjualan atau
Pengalihan Saham Sebagaimana Dimaksud Dalam Pass! 18 Ayat (3)
Undang-Undang Pojak Penghasilan yang Diterima ata Diperolch Wajid
Pajak Luar Negeri;
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1981 tentang Ketentuon Umum dan Tata
Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomar 3262)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang,
Nomor 28 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4740);
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 198% Nomor 30, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263), sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun
2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133,
‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893);
Keputusan Presicien Nomor 20/P Tahun 2005;Menetaphan
METER KEUANGAN
[REPUOUIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEMOTONGAN
PAJAK PENGHASILAN PASAL 26 ATAS PENGHASILAN DARI
PENJUALAN ATAU PENGALIHAN SAHAM — SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 18 AYAT (3%) UNDANG-UNDANG PAJAK
PENGHASILAN YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK
LUAR NEGERI.
Pasal 1
(1) Penjuatan atau pengalihan saham perusahaan antara (special purpose
‘company ateu conduit compniny), dapat dlitetapkan scbagai penjualan atau
pengalihan saham badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di
Indonesia, atu penjualan atau pengalihan bentuk usaha tetap di
Indonesia,
@) Perusahaan antara (special purpose company atau conduit company)
sebagaimana dimaksudl pada ayat (1) adalah perusahaan antara (special
purpose company atau conduit company) yang dibentuk untuk tyjuan
penjualan atau pengalihan saham perusahaan yang didirikan atau
bertempat kedudukan di negara yang memberikan perlindungan pajak
(Tax Haven Country) yang mempunyaihubungan istimewa dengan
badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau
bentuk usaha tevap di Indonesia
@) Atas pengiasilan dari penjualan atau pengalihan. saham scbagaimana
dimaksud pada ayat (1) dipotong Pajak Penghasilan sebesar 20% (dua
puluh persen) dari perkiraan penghasilan neto,
(4) Besarnya perkiraan penghasilan neto sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) adalah 25% (dua puluh lima persen) dari harga jual
(6) Pajak Penghasilan scbagaimana dimaksud pada ayat (4) adalan bersifat
final
(6) Tethadap penjual yang berstatus sebagai Wajib Pajak Luar Negeri yang
merupakan penduduk dari negara vang telah mempunyai Persetujuan
Penghindaran Pajak Berganda (P38) dengan Indonesia, pemotongan
pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (4) hanya dilakukan apabila hak
pemajakan berdasarkan P3B berada pada pihak Indonesia.
Pasal 2
(2) Penghasilan dari_penjualan atau pengalihan saham sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (4) kepada Wajib Pajak Dalam Negeri,
ipotong pajak oleh pembeli Wajib Pajak Dalam Negeri dan kepada
Wajib Pajak Luar Negeri tersebut diberikan bukti pemotongan PPh
Pasal 26.MENTERY KEUANGAN
REPUBLIC WOCNESIA
{2) Dalam hal saham dibeli oleh Wajib Pajak Luar Negeri, berlaku ketentuan
sebagai berikut :
a. pihak yang ditunjuk sebagai pemungut pajak adalah badan yang
didirikan atau berkedudukan’ di Indonesia yang sahamnya
diperjualbelikan oleh pemegang saham Wajib Pajak Luar Negeri di
Juar Bursa Efek; dan
b. badan sebagaimana dimaksud pala huruf a harus mencatat akta
pemindahan hak atas saham yang dijual
Pasal 3
(1) Pajak yang telah dipotong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
‘wajib disetorkan ke Kantor Pos atau bank yang ditunjuk olch Menteri
Keuangan oleh pemotong Pajak Penghasilan paling lama tanggal 10
(sepuluh) bulan berikutnya setelah terjadinya transaksi pengalihan
(2) Pemotong Pajak Penghasilan wajib melaporkan pajak yang telah
dipotong sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Surat
Pemberitahuan Masa paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak
berakhir.
(G) Pajak yang telah cipungut scbagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
\wajib disetorkan ke Kantor Pos atau bank yang ditunjuk oleh Menteri
Keuangan oleh pemungut Pajak Penghasiian paling lama tanggal 10
(sepuluh) bulan berikutnya setelah terjadinya transaksi pengalihan
(4) Pemungut Pajak Penghasilan wajib melaporkan pajak yang telah
dipungut sebogaimana dimaksud pada ayat (3) dalam” Surat
Pemberitahuan Masa paling lama 20 (dua puluh) hari setclah Masa Pajak
berakhir.
Pasal 4
Pemotong Pajak Penghasilan dan/atau pemungut Pajak Penghasilan yang
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dikenai
ssanksi sesuai peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan,
Pasal 5
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2009.