Sei sulla pagina 1di 8

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol.6 No.

3 AGUSTUS2017 ISSN 2302 - 2493

IDENTIFIKASI DAN UJI RESISTENSI BAKTERI DARI PLAK GIGI


PASIEN DENGAN TUMPATAN AMALGAM DI PUSKESMAS TIKALA
BARU TERHADAP MERKURI DAN ANTIBIOTIK GOLONGAN
PENISILIN

Rawis Eirene Christi1), Fatimawali1), Adithya Yudistira1)


1)
Program studi farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

Metallic mercury is widely used as a patch of cavities which commonly called


amalgam. The activity of chewing food and drinking increases the frequency of the amalgam
discharge, so that mercury vapor from amalgam enters the human body and can cause
damage to the body. Mercury toxicity can be reduced by using mercury resistant bacteria, but
if these bacteria also have antibiotic-resistant compounds it will have a negative impact. The
objective of the study was to investigate mercury-resistant bacteria and antibiotics in dental
plaque of patients with amalgam. This study used descriptive explorative method with dental
plaque samples from 3 patients at Tikala Baru Community Health Center, as well as mercury
and antibiotic amoxicillin that already exist in Pharmacy laboratory. The results showed that
the were three bacteria identified are Staphylococcus sp., Brucella sp. and Phenylobacterium
sp. Fifteen bacterial isolates were grown in Nutrien Broth medium with concentration of
HgCl2 10 ppm, 20 ppm, 40 ppm so that the bacteria had been mercury resistant and in 3
repetitions of amoxicillin antibiotics, 14 isolates were found in the resistant category and 1
bacterial isolate in the intermediate category.

Keywords: dental plaque, bacteria, resistance, mercury, amoxicillin

ABSTRAK

Logam merkuri banyak digunakan sebagai penambal gigi berlubang yang biasa
disebut amalgam. Kegiatan mengunyah makanan dan minum minuman menaikan frekuensi
lepasnya amalgam, sehingga uap merkuri dari amalgam masuk dalam tubuh manusia dan
dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh. Daya toksik merkuri dapat diturunkan dengan
menggunakan bakteri resisten merkuri, akan tetapi bila bakteri ini juga memiliki senyawa
yang resisten terhadap antibiotik maka akan memberi dampak negatif. Tujuan dari penelitian
untuk mengetahui bakteri yang resisten merkuri dan antibiotik pada plak gigi pasien dengan
tumpatan amalgam. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif dengan sampel
plak gigi dari 3 orang pasien di Puskesmas Tikala Baru, merkuri dan antibiotik amoksisilin
yang sudah ada di laboratorium Farmasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa bakteri-bakteri
yang teridentifikasi ada tiga yaitu Staphylococcus sp., Brucella sp. dan Phenylobacterium sp.
15 isolat bakteri bertumbuh pada media Nutrien Broth dengan konsentrasi HgCl2 10 ppm, 20
ppm, 40 ppm sehingga bakteri tersebut telah resisten merkuri dan dalam 3 kali pengulangan
pengujian antibiotik amoksisilin didapatkan 14 isolat bakteri dalam kategori resisten dan 1
isolat bakteri dalam kategori intermediate.

Kata kunci: plak gigi, bakteri, resistensi, merkuri, amoksisilin

200
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol.6 No.3 AGUSTUS2017 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN mer ini, bakteri mampu untuk mereduksi


Logam merkuri banyak digunakan ion Hg2+ menjadi Hg0 yang sebelumnya
baik dalam kegiatan perindustrian maupun bersifat toksik menjadi kurang toksik
laboratorium karena logam merkuri (Nofiani, 2004).
merupakan salah satu trace element yang Dalam penelitian yang dilakukan
mempunyai sifat cair pada temperatur oleh Rehman dan Ali (2014) menyatakan
ruang dengan gravitasi spesifik dan daya bahwa bakteri Pseudomonas sp.
hantar listrik yang tinggi (Manampiring et merupakan salah satu bakteri yang telah
al., 2011). Dalam kehidupan sehari-hari, resisten terhadap merkuri. Dan penelitian
merkuri paling umum digunakan sebagai yang dilakukan oleh Palilingan (2015),
penambal gigi berlubang yang biasa menyatakan bahwa bakteri Pseudomonas
disebut amalgam (Putranto, 2011). sp. yang diisolasi dari plak gigi pasien
Amalgam merupakan bahan yang yang menggunakan tumpatan amalgam
paling sering digunakan karena bahan ini telah resisten terhadap merkuri dan
dapat bertahan lama sebagai bahan terhadap antibiotik yaitu amoksisilin.
tumpatan, mudah memanipulasinya, Resistensi terhadap senyawa
mudah beradaptasi dengan cairan mulut merkuri dan turunannya diketahui
dan harganya relatif murah (Sintawati, berkaitan erat dengan resistensi terhadap
2008). Amalgam gigi ini mengandung berbagai golongan antibiotik. Gen yang
50% unsur merkuri, 35% perak, 9% timah, mengkode sifat resisten terhadap merkuri
6% tembaga dan seng (Putranto, 2011). dan senyawa logam berat lainnya pada
Tumpatan amalgam melepaskan umumnya terletak pada plasmid yang sama
partikel mikroskopik dan uap merkuri. sehingga suatu bakteri dapat menunjukkan
Kegiatan mengunyah makanan dan minum sifat resisten terhadap logam berat dan
minuman yang panas menaikan frekuensi antibiotik secara bersama-sama (Brooks et
lepasnya tumpatan gigi. Uap merkuri al., 2007).
tersebut akan diserap oleh akar gigi, Berdasarkan pemaparan di atas,
selaput lendir dari mulut dan gusi, dan tujuan penelitian ini ialah untuk
ditelan, lalu sampai ke kerongkongan dan mengidentifikasi bakteri pada plak gigi
saluran cerna (Walewangko et al., 2015). pasien dengan tumpatan amalgam dan
Amalgam yang mengandung merkuri yang menguji resistensiya terhadap merkuri dan
masuk dalam tubuh manusia dapat antibiotik Amoksisilin golongan Penisilin.
terakumulasi sehingga menyebabkan
keracunan, kerusakan saraf di otak, METODe PENELITIAN
terganggunya fungsi ginjal dan hati, serta Penelitian yang dilakukan
merusak janin pada wanita hamil (Widodo, menggunakan metode deskriptif
2008). eksploratif dengan pendekatan studi
Sifat toksik dari merkuri dapat prospektif. Pengambilan sampel plak gigi
berkurang oleh adanya mikroorganisme pasien di poli gigi Puskesmas Tikala Baru.
resisten merkuri, misalnya bakteri resisten Identifikasi dan uji resisten bakteri
merkuri. Penurunan daya toksik merkuri terhadap merkuri dan antibiotik golongan
dapat terjadi oleh bakteri karena memiliki penisilin di Laboratorium Mikrobiologi
gen yang resisten merkuri, yaitu gen Farmasi FMIPA UNSRAT.
operon mer. Dengan adanya gen operon

201
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol.6 No.3 AGUSTUS2017 ISSN 2302 - 2493

Identifikasi Bakteri aquadest. Preparat selanjutnnya difiksasi di


Uji Fisiologi atas lampu Bunsen. Preparat diteteskan
Disiapkan media NA dan dengan kristal violet sebanyak 1 tetes dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang diamkan selama 1 menit. Kemudian kristal
telah diberi label sesuai kode biakan violet dicuci pada air mengalir. Preparat
bakteri yang akan digunakan sebanyak 3 yang sudah dikeringkan ditambahkan
mL, kemudian media disterilkan pada suhu dengan Larutan lugol sebanyak 1 tetes dan
121˚C selama 15 menit, lalu didinginkan. dibiarkan selama 1 menit. Larutan lugol
Setelah media dingin, kemudian kultur dicuci dengan air mengalir, kemudian
sediaan diinokulasi dengan cara dicuci dengan alkohol 96% sampai semua
ditusukkan jarum ӧse lurus sedalam ¾ zat warna tampak luntur. Preparat dicuci
bagian, kemudian diinkubasi pada suhu kembali dengan air mengalir. Preparat
37˚C selama 24 jam. Lakukan pengamatan ditambahkan larutan safranin sebanyak 1
selama 24 jam masa inkubasi. tetes dan dibiarkan selama 1 menit dan
Uji Biokimia dicuci pada air yang mengalir, dikeringkan
Uji biokimia meliputi uji indol, uji dan diperiksa dimikroskop dengan
sitrat, uji H2S, uji fermentasi karbohidrat, menambahkan minyak imersen
uji lisin dan uji katalase. Untuk uji indol (Fatimawali, 2016).
mengguakan media NA, uji sitrat
menggunakan media Simmon’s Citrate Uji Kepekaan Bakteri Terhadap
Agar, uji H2S dan fermentasi karbohidrat Merkuri
mengguakan media TSIA, uji lisin Inokulasi kultur bakteri dalam
mengguakan media Lysine Iron Agar dan media NB cair yang mengandung HgCl2
uji katalase menggunakan media NB. dalam beberapa konsentrasi yang berbeda
Masing-masing media disterilkan pada yaitu 10 ρρm, 20 ρρm, 40 ρρm dan 80
suhu 121°C selama 15 menit. Setelah itu ρρm, masing-masing konsentrasi
media dimasukkan dalam tabung reaksi dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
masing-masing 3 mL dan didinginkan diinkubasi selama 2x24 jam. Diamati
hingga memadat, untuk , uji sitrat, uji H2S, koloni yang tumbuh.
uji fermentasi karbohidrat dan uji lisin
medianya dimiringkan 30˚ hingga Uji Kepekaan Bakteri Terhadap
memadat. Bakteri isolat dari agar miring Antibiotik
diambil dan diinokulasikan ke tabung Dipipet suspensi bakteri uji
pengujian. Diinkubasi pada suhu 35°C sebanyak 200 μL dan dituangkan ke
selama ± 24 jam setelah itu dilihat seluruh permukaan media NA selanjutnya
hasilnya. Untuk uji indol ditambahkan 5 diratakan menggunakan L-Glass dan
tetes reagen covac’s dan untuk uji katalase diamkan selama 5 menit. Tempatkan
ditambahkan H2O2 setelah diinkubasi cakram Amoksisilin 25 μg dan kertas
(Fatimawali, 2016). saring yang telah dicelupkan ke dalam
Uji Morfologi aquades sebagai kontrol negatif pada
Kaca objek dibersihkan. Biakan permukaan media NA. Cakram Antibiotik
bakteri pada agar miring diambil kemudian dan kontrol negatif ditekan menggunakan
ditotolkan pada bagian tengah kaca objek pinset agar dapat menempel secara
sampai merata dan ditetes dengan sempurna pada permukaan media agar.

202
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol.6 No.3 AGUSTUS2017 ISSN 2302 - 2493

Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37oC Zona bening yang telah diukur,
selama 18-24 jam. Dibuat tiga kali ulangan dibandingkan berdasarkan pedoman
pada cawan petri yang berbeda (Kumala et Clinical and Laboratorium Standart
al., 2010). Setelah inkubasi, amati zona Institute (CLSI).
bening yang terbentuk di sekitaran cakram HASIL DAN PEMBAHASAN
antibiotik kemudian diukur diameternya. Identifikasi Bakteri
Tabel 1. Identifasi Bakteri
Uji
Uji Biokimia Uji Morfologi
Fisiologi
Kode
Fermentasi
Isolat
Motil Indol Sitrat H2S Karbohidrat Lisin Katalase Bentuk Gram
G L S Gas
1 - - + + + - - - + + Kokus Positif
2 - - + + - - - - + + Kokus Positif
3 - - + - + - - + + + Kokus Positif
4 - - + + + - - - + + Kokus Negatif
5 - - + - + - - + + + Kokus Positif
6 - - + - + - - + + + Kokus Negatif
7 - - + - + - - - + + Kokus Positif
8 - - + - + - - + + + Kokus Positif
9 - - + - + - - + + + Kokus Negatif
10 - - + - + - - + + + Kokus Positif
11 - - + + - - - - + + Kokus Positif
12 - - + - + - - + + + Kokus Positif
13 - - + - + + + + + + Kokus Positif
14 - - + - + - - + + + Kokus Negatif
15 - - + - + - - + + + Kokus Negatif
Dari data pada Tabel 1. ke-15 isolat bakteri diperoleh hasil untuk identifikasi bakteri adalah
sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Identifikasi Bakteri
Kode Isolat Hasil identifikasi bakteri
1 Staphylococcus sp.
2 Staphylococcus sp.
3 Staphylococcus sp.
4 Brucella sp.
5 Staphylococcus sp.
6 Phenylobacterium sp.
7 Staphylococcus sp.
8 Staphylococcus sp.
9 Phenylobacterium sp.
10 Staphylococcus sp.
11 Staphylococcus sp.
12 Staphylococcus sp.
13 Staphylococcus sp.
14 Phenylobacterium sp.
15 Phenylobacterium sp.

203
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol.6 No.3 AGUSTUS2017 ISSN 2302 - 2493

Dari Tabel 4. Isolat bakteri 1, 2, 3, 5, 7, 8, oksidase diproduksi oleh keempat spesies


10, 11, 12 dan 13 menunjukkan bakteri yang mengifeksi manusia. Bakteri ini
Staphylococcus sp. Bakteri ini merupakan cukup sensitif terhadap panas dan asam.
bakteri Gram positif, biasanya tersusun Suhu optimal adalah 37ºC dan
dalam kelompok seperti buah anggur yang pertumbuhan dapat terjadi pada suhu 20ºC
tidak teratur dengan diameter 0,5-2,0 μm. dan 40ºC (Brooks et al., 2007).
Termasuk pada bakteri nonmotil. Isolat bakteri 6, 9, 14 dan 15
Kebutuhan terhadap oksigen termasuk menunjukkan bakteri Phenylobacterium
aerob. Pada umumnya bakteri ini tumbuh sp. Bakteri ini merupakan bakteri Gram
pada media yang mengandung 10% NaCl negatif berbentuk kokus dengan ukuran
dengan suhu optimal yaitu 30-37ºC. 0,7-1,0 x 1,0-2,0 μm. Umumnya bakteri ini
Katalase, oksidase dan produksi H2S tunggal, berpasangan, ataupun membentuk
bersifat positif. Beberapa tipe rantai pendek. Bakteri ini tidak memiliki
staphylococcus merupakan flora normal motil. Pertumbuhan bakteri pada agar
kulit dan membran mukosa manusia. Tipe termasuk lambat dan koloni yang tumbuh
lainnya bersifat patogen (Holt et al., 1994 ; juga kecil (1-2 mm sesudah 2-3 minggu).
Brooks et al., 2007). Koloni biasanya halus, cembung, lembab,
Isolat bakteri 4 menunjukkan dengan permukaan mengkilap. Suhu
gambaran bakteri Brucella sp. yang optimal untuk pertumbuhan bakteri ini
merupakan bakteri Gram negatif dengan adalah 29-30ºC. Pertumbuhan tidak terjadi
bentuk kokus sampai batang dengan pada suhu 4 dan 37ºC. Pada suhu 37ºC
panjang 12 μm dengan sebagian besar kultur bakteri akan mati dalam beberapa
berbentuk coccobacill pendek. Bersifat hari. Berdasarkan uji biokimia maka
anaerob, nonmotil dan tidak membentuk didapatkan uji katalase positif, dan uji
spora. Bakteri ini memetabolisme oksidase positif lemah. Urea dan Indol
karbohidrat tetapi tidak menghasilkan baik negatif (Holt et al., 1994).
asam maupun gas dalam jumlah yang Uji Kepekaan Bakteri terhadap
cukup untuk diklasifikasi. Katalase dan Merkuri
Tabel 3. Hasil Pengujian Resistensi Merkuri
Konsentrasi
Isolat Bakteri
0 ppm 10 ppm 20 ppm 40 ppm 80 ppm
1 + + + - -
2 + + + - -
3 + + + - -
4 + + + - -
5 + + + + -
6 + + + - -
7 + + + - -
8 + + + + -
9 + + + + -
10 + + + - -
11 + + + + -
12 + + + - -
13 + + + + -

204
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol.6 No.3 AGUSTUS2017 ISSN 2302 - 2493

14 + + + + -
15 + + + - -
Dari Tabel 3. menunjukan bahwa dalam kondisi stres. Ketiga, adanya
pada konsentrasi 10 ppm dan 20 ppm plasmid yang mengandung gen resistensi
bakteri dapat bertumbuh dengan cepat dan merkuri yang masuk ke dalam sel
baik, konsentrasi 40 ppm hanya sedikit (Palilingan et al., 2015).
bakteri yang bertumbuh dan yang lain Isolat bakteri pada konsentrasi 40
sudah tidak bertumbuh sedangkan ρρm dan 80 ρρm menunjukkan resistensi
konsentrasi 80 ppm bakteri sudah tidak merkuri lebih rendah dibandingkan dengan
bisa bertumbuh lagi. Hasil dapat dilihat merkuri konsentrasi 10 ρρm dan 20 ρρm.
pada lampiran. Suatu bakteri digolongkan Kemungkinan pada konsentrasi 40 ρρm
bakteri resisten merkuri apabila bakteri dan 80 ρρm memiliki respon dengan cara
tersebut dapat bertahan pada konsentrasi pertama yaitu menghambat metabolisme
merkuri 10 ppm atau lebih (Anne, 2006), sel sehingga terjadi pertumbuhan yang
sehingga dari pengujian yang dilakukan lambat atau mati. Sedangkan pada
dapat dinyatakan 15 isolat bakteri tersebut konsentrasi 10 ρρm, 20 ρρm dan 40 ρρm
telah resisten terhadap merkuri. diduga mengandung gen resisten merkuri
Perbedaan resistensi ini spektrum sempit dimana mer penentu
sehubungan dengan mekanisme respon resisten hanya terjadi pada garam merkuri
populasi bakteri terhadap merkuri. Ada organik saja berbeda dengan mer penentu
tiga mekanisme respon terhadap stres resisten spektrum luas yang resisten
merkuri. Pertama, dengan cara terhadap methylmercury dan
menghambat metabolisme sel sehingga phenylmercury, serta garam merkuri
pertumbuhan sel lambat atau mati. Kedua, anorganik (Walewangko et al., 2015).
menginduksi sistem operon resisten Uji Kepekaan Bakteri terhadap
merkuri untuk bekerja sehingga sel tetap Antibiotik
Tabel 4. Hasil Pengujian Antibiotik Amoksisilin
Hasil pengukuran zona bening
Kode Isolat
Rata-rata (mm) Kepekaan
1 11,3 R
2 10,3 R
3 11,5 R
4 16,5 I
5 11,7 R
6 12,2 R
7 10,3 R
8 13,7 R
9 10,3 R
10 11,8 R
11 7,3 R
12 10,5 R
13 10,7 R
14 10 R
15 10,5 R
Keterangan : R= Resistensi ; I= Intermediate

205
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol.6 No.3 AGUSTUS2017 ISSN 2302 - 2493

Sesuai dengan pedoman Clinical intermediate, sedangkan kontrol negatifnya


and Laboratorium Standart Institute tidak membentuk zona hambat karena
(CLSI) yang termasuk sensitif zona aquades tersebut tidak bersifat antibakteri.
beningnya berukuran 18 mm, Resistensi tersebut diketahui karena
intermediate 14-17 mm sedangkan resisten antibiotika amoksisilin tidak mampu
13 mm. Dari 15 isolat bakteri yang menghambat pertumbuhan bakteri,
diujikan dengan antibiotik Amoksisilin 14 sehingga zona bening yang terbentuk di
isolat bakteri telah masuk kategori resisten bawah batasan resistensi.
dan 1 isolat bakteri masuk dalam kategori

Tabel 5. Persentase Kepekaan Bakteri dari Isolat Plak Gigi terhadap Antibiotik
Amoksisilin
Persentase (%)
Antibiotik S I R
S I R
Amoksisilin 0 1 14 0% 6,7% 93,3%
Keterangan : S= Sensitif, I= Intermediate, R= Resistensi

Dari Tabel 5. dapat dilihat


antibiotik amoksisilin telah resisten Hubungan Resistensi Merkuri dan
sebesar 93,3%. Resistensi bakteri terhadap Antibiotik Amoksisilin
penisilin (Amoksisilin) dapat timbul akibat Resistensi terhadap senyawa
adanya mutasi yang menyebabkan merkuri dan turunannya diketahui
dihasilkannya produksi protein pengikat berkaitan erat dengan resistensi terhadap
penisilin yang berbeda atau akibat bakteri berbagai golongan antibiotik. Dapat dilihat
memerlukan gen-gen protein pengikat dari data yang telah diperoleh, isolat
penisilin baru. Resistensi terhadap bakteri yang diujikan dengan merkuri telah
penisilin (Amoksisilin) juga dapat muncul 100% resisten begitu pula dengan
akibat bakteri memiliki sistem transpor pengujian terhadap antibiotik Amoksisilin
membran luar (outer membrane) yang telah resisten sebesar 93,3%. Hal ini
terbatas, yang mencegah penisilin disebakan oleh adanya gen yang
mencapai membran sitoplasma (lokasi mengkode sifat resisten terhadap merkuri
protein pengikat penisilin). Hal ini dapat dan senyawa logam berat lainnya pada
terjadi akibat adanya mutasi yang umumnya terletak pada plasmid yang sama
mengubah porin yang terlibat dalam sehingga suatu bakteri dapat menunjukkan
transpor melewati membran luar. Hal lain sifat resisten terhadap logam berat dan
yang memungkinkan terjadinya resistensi antibiotik secara bersama-sama (Brooks et
bakteri terhadap penisilin (Amoksisilin) al., 2007).
adalah apabila bakteri memiliki
kemampuan untuk memproduksi β- KESIMPULAN
laktamase, yang akan menghidrolisis Bakteri yang teridentifikasi dari
ikatan pada cincin β-laktam molekul plak gigi pasien di Tikala Baru adalah
penisilin dan mengakibatkan inaktivasi bakteri Staphylococcus sp., Brucella sp.
antimikroba (Pratiwi, 2008). dan Phenylobacterium sp.

206
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol.6 No.3 AGUSTUS2017 ISSN 2302 - 2493

Bakteri Staphylococcus sp., Merkuri di Daerah Aliran Sungai


Brucella sp. dan Phenylobacterium sp. Tondano, Kelurahan Ketang Baru,
telah resisten terhadap merkuri. Bakteri Manado. Jurnal Ilmiah Sains.
yang resisten terhadap Amoksisilin yaitu: 11(1): 26-30
Staphylococcus sp. dan Phenylobacterium Nofiani R, Gusrizal. 2004. Bakteri
sp. Bakteri yang termasuk intermediet Resisten Merkuri Spectrum Sempit
terhadap Amoksisilin yaitu Brucella sp. dari Daerah Bekas Penambangan
Emas Tanpa Izin (peti) Mandor
SARAN Kalimantan Barat. Jurnal Natur
Berdasarkan penelitian yang Indonesia. 6(2): 67-74.
dilakukan perlu dipertimbangkan untuk Palilingan, W., Kepel, B. J., dan
penggunaan amalgam yang mengandung Fatimawali. 2015. Uji Resistensi
merkuri pada tambalan gigi berlubang. Bakteri Pseudomonas Sp yang
Perlu adanya penggantian terapi Diisolasi dari Plak Gigi Terhadap
obat amoksisilin untuk infeksi di rongga Merkuri dan Antibiotik
mulut karena telah resisten. Amoksisilin. Jurnal e-Biomedik
Perlu dilakukan penelitian kembali (eBm). 3(3): 716-721
dengan menggunakan antibiotik yang Pratiwi, S. 2008. Mikrobiologi Farmasi.
berbeda untuk mengetahui antibiotik yang Erlangga, Jakarta.
tepat digunakan dalam penanganan infeksi Putranto, T.R. 2011. Pencemaran Logam
di rongga mulut. Berat Merkuri (HG) pada Air
Tanah. Teknik. 32(2): 62-72
DAFTAR PUSTAKA Sintawati, F. X. 2008. Pajanan Merkuri
Anne, O. 2006. Interaction of human pada Tenaga Kesehatan Gigi.
commensal bacteria with amalgam- Jurnal Ekologi Kesehatan. 7(2) :
derived mercury: the scince and its 786 – 794.
implications for infectious disease Walewangko, G.V.Ch., Bodhi, W. dan
and neurotoxicology. Georgia Kepel, B. J. 2015. Uji Resistensi
University, Athens (GA) Bakteri Escherichia Coli yang Di
Brooks, G.F., Carroll, K.C., Butel, J.S., Isolasi dari Plak Gigi
Morse, S.A., 2007. Melnick & Menggunakan Merkuri dan
Adelberg’s Medical Microbiology Ampisilin. Jurnal e-Biomedik
24th Edition. Mc. Graw-Hill (eBm). 3(1): 118-124
Medical, USA. Widodo. 2008. Pencemaran air raksa (Hg)
Fatimawali. 2016. Toksikologi: sebagai dampak pengolahan biji
Detoksifikasi Merkuri. Unsrat emas di sungai Ciliunggunung,
Press, Manado Waluran, Kabupaten Sukabumi.
Holt J.G, N.R. Krieg, P.H.A. Sneath, J.T. Jurnal Geologi Indonesia. 3(3):
Staley, S.T. Williams. 1994. 139-149.
Bergey’s Manual of Determinative
Bacteriology, 9 th Edition. USA:
Williams and Wilkins.
Manampiring, A.E. dan Kepel, B.J. 2011.
Studi Populasi Bakteri Resisten

207

Potrebbero piacerti anche