Sei sulla pagina 1di 98

HAND OUT MATA KULIAH

SISTIM UTILITAS

OLEH :
BUDI SANTOSO, M.T.
NIP. 132 303 463
Bahan Baku Unit Proses Produk
Produk

. Fuel
Gas LISTRIK
( Gas&Oil ) Turbine BOILER,
STEAM
WHRU

Chemical’s Carbon
(Support) Chemical’s Demin Demin Water
Handling Active Plant
Filter
(CAF)
Inj.Klorin Air Minum
Water
Raw Water Treating Cooling CW.Sirkulasi
(Air Baku) Plant Tower
( WTP )
Treated Water
From RPA
RIVER
CW.Once Thr

Unit Nitrogen
N2 (Gas&Liq)
Udara dari Plant
Atmosfir
Kompresi
(Kompresor) Udara Kempa
Bahan Baku Unit Proses Produk
Produk

. Fuel
LISTRIK
( Gas&Oil )
STEAM

Chemical’s
(Support) Demin Water

Air Minum

Raw Water CW.Sirkulasi


(Air Baku)
Treated Water
From
RIVER
CW.Once Thr

N2 (Gas&Liq)
Udara dari
Atmosfir Udara Kempa
Bahan Baku Unit Proses Sandi.P
Sandi.P

. Fuel
Gas 659.131
( Gas&Oil ) Turbine BOILER,
659.121
WHRU

Chemical’s Carbon
(Support) Chemical’s Demin 657.141
Handling Active Plant
Filter
(CAF)
Inj.Klorin 659.141
Water
Treating Cooling
Raw Water
Plant 657.151
(Air Baku) Tower
( WTP )
From RPA 659.141
RIVER
659.151
Unit Nitrogen
Udara dari Plant 679.460
Atmosfir
Kompresi
(Kompresor) 659.111
OT DEMIN PLANT
CW

SAND
CLARIFIER FILTER CLEARWELL CARBON CATION ANION MIX BED
FILTER

RPA IV
BFW
DRINKING WATER DEAREATOR DEMIN
TANK TANK
From to
RIVER
Raw Water to
WTP
Water
Raw Water
Treating
from River Plant

Pompa CW.Once Through

Air Fire Water


Rumah Pompa air adalah unit yang berfungsi
untuk memompakan air baku (raw water intake).
Air baku berasal dari sungai (surface water), dipompa
dari sungai dengan menggunakan pompa sentrifugal
vertikal, kemudian didistribusikan sesuai
peruntukannya.
Prosentase distribusi pemakaian air baku sbb:

1.Untuk pendinginan di unit proses (cooling water


once through) sebesar 80%.

2.Untuk umpan (raw water intake) ke unit


penjernihan air (water treating plant)
sebesar 20%.

Sedangkan untuk pemadaman kebakaran, tersedia fire


water pump yang sewaktu-waktu siap dioperasikan
(stand-by)
WATER COMPOSITION
.
CATION’s ANION’s
Tot. T
Temporary
H A
Hardness A Ca ++ Mg ++ HCO3 -
L
R K
D
Permanent
ness Cl – , NO3 - E
Hardness
-- M
Relative Neutral Na + SO4 A
Compound
SiO2 - (silica), sligtly negatif
Colloidal (negative ion) Organic matter, Microorganism
Free CO2 (neg) & Dissolved O2 (neg) Dissolved Gas
Note :
TALK = Total Alkalinity.
EMA = Equivalent Mineral Acidity.
Flow Diagram Sederhana WTP
-Aluminium Sulfat
-Poly Electrolyte (PE) NaOH
-Caustic Soda (NaOH) (kontrol pH)

Feed
Raw Sand
Water CLARIFIER FILTER STORAGE
(Air Baku)
from TANK
RPA
Suspended
COOLING WATER
Solid, (Once Through) Drained sludge
Dissolved Must be complaint to PRODUK
Solid, environment regulation AIR BERSIH
Organic Comp requirement. (Treated Water)
FIRE WATER
Dissolved Solid, Organic
Air yang berasal dari alam (ex.sungai) mengandung kotoran (impurities).
Impurities dalam air dapat dikelompokan menjadi dua jenis yaitu:
1.Impurities yang tidak larut (suspended solid).
contoh : partikel-partikel halus yang menyebabkan air keruh, gas-gas
terlarut (ex:oksigen,karbon dioksida,hidro sulfida dan amonia.
Mikroorganisma yang menimbulkan bau, dll.

2.Impurities yang terlarut (Dissolved solid).


Contoh : Calcium Bikarbonat, Natrium Klorida, Calcium Sulfat,
Magnesium Bikarbonat, garam-garam silikat, dll.

Water Treating Plant adalah unit yang berfungsi untuk menjernihkan air
baku menjadi air bersih melalui
proses klarifikasi (clarification process).
Metode yang dipakai untuk menghilangkan
kedua jenis impurities tersebut berbeda yaitu:
Suspended solid dihilangkan melalui proses
Klarifikasi dan Filtrasi.

Dissolved solid dihilangkan melalui proses


Softening dan/atau Demineralisasi.

KLARIFIKASI adalah proses penghilangan


suspended solid melalui mekanisme:
KOAGULASI, FLOKULASI dan
SEDIMENTASI
Horizontal CLARIFIER (OLD tech)
.

M
M TreatedWtr
Treated Wtr

NaOH
KOAGULASI Flokulasi
Alum Primary Secondary Zig-Zag Clarified
Flow
Mixing Mixing Water

Sedimentasi

Raw
Raw
Water
Water
Intake
Blowdown

Intake
Blowdown

From
From
River Sludge
Sludge
River
. pH Adjuster
Coagulant
Flocculant
M M M
Collector OUT
Rapid Mixing
Clarified Water & Reaction zone Clarified Water
(Secondary Zone)
Rapid Mixing
& Reaction zone
(Primary zone)

Baffle (Sekat)

Secondary Secondary
Zone Zone

Raw Water Intake (INLET)


SCRAPPER
Blowdown
Gambar : CLARIFIER
DISKRIPSI PROSES
• Air baku yang berasal dari sungai komering sering
disebut dengan raw water intake dipompakan
melalui unit RPA untuk diproses lebih lanjut ke unit
operasi Water Treating Plant.
• Raw water intake masuk melalui bagian bawah
Clarifier. Kedalam Clarifier diinjeksikan bahan kimia
yaitu: Aluminium Sulfat (as coagulant), Poly
electrolyte (as flocculant) dan Caustic Soda (as pH
adjuster).
• Injeksi chemical’s dengan dosis tertentu berfungsi
untuk mempercepat proses klarifikasi.
• Typical Dosis injeksi adalah sebagai berikut:
- Alum. Sulfat=45-50 ppm (tergantung kualitas airbaku).
- Flokulan (PE) = 0.1 – 0.2 ppm.
- pH adjuster (NaOH) = 1.5 – 3 ppm.
• Clarifier dilengkapi dengan alat pengaduk (Mixer)
sehingga proses pencampuran dapat berlangsung
dengan baik (homogen). Mixer tersebut ada yang
putaran cepat (high speed mixer) dan putaran lambat
(low speed mixer).
• Didalam Clarifier terjadi proses:
- Koagulasi.
- Flokulasi.
- Sedimentasi.
Koagulasi: adalah suatu mekanisme penetralan
dimana partikel partikel koloid yang
bermuatan (ionik) dinetralkan muatannya,
setelah muatannya netral maka partikel -
partikel tersebut bisa / akan saling
mendekat / menempel satu sama lain dan
mulai terbentuk floc yang kecil (pin floc).
• Flokulasi : adalah suatu mekanisme dimana
floc kecil yang sudah terbentuk dalam
proses koagulasi tadi, melalui
suatu media flokulan (ex.Poly-Electrolyte)
digabungkan menjadi floc yang lebih
besar sehingga cukup berat untuk bisa
mengendap (settling).

• Sedimentasi : adalah suatu mekanisme dimana


floc yang sudah cukup besar tadi
akan mengendap dan turun ke
bawah permukaan air dibawah
pengaruh gaya gravitasi.
PROSES KOAGULASI
Chemical’s Aluminium Sulfat Al2(SO4)3 . 18H2O (KOAGULAN)

• Aluminium sulfat (alum) sebagai koagulan diinjeksikan kedalam


clarifier dengan dosis berkisar antara (45 – 50) ppm, tergantung dari
kualitas raw water intake-nya.
• Fungsi alum adalah untuk membentuk flok inti (pin – floc).
• Reaksi kimia yang terjadi adalah sbb:

Al2(SO4)3 + 3 Ca(OH)3  2 Al(OH)3 + 3 Ca(SO4)4

Al2(SO4)3 + 3 Ca(HCO3)2  2 Al(OH)3 + 3 Ca(SO4) + 6CO2


Netral
positif Negatif (koloid) (inti pin-flok) garam gas
• Partikel – partikel tersuspensi (koloid)
mempunyai muatan negatif sehingga
diantara mereka ada gaya tolak menolak
yang mengakibatkan koloid tersebut tidak
bisa mendekat satu sama lainnya.
• Muatan partikel tersebut harus dinetralisir
agar mereka bisa saling mendekat dan
menempel satu sama lain.
• Bahan kimia yang dipergunakan untuk
netralisasi tersebut disebut sebagai
primary-coagulant atau kadang-kadang
disebut sebagai koagulan saja.
Efek
Efek Muatan
Muatan terhadap
terhadap
AGLOMERASI
AGLOMERASI Partikel
Partikel
..
- -
Tolak Menolak
(alias CUUEK)

Netralisasi
By Coagulant

-/+ -/+ Netralisasi


By Coagulant

Proses PDKT

-/+ -/+
• Apabila rantainya putus menjadi pendek, maka
jumlah pin-floc yang bisa diikat menjadi lebih
sedikit sehingga floc yang terjadi tidak cukup
besar.
Pin-floc A

-/+ -/+
-/+-/+ -/+-/+ Flocculant
Polymer
Bridging (Penghubung)

Pin-floc A Pin-floc B -/+ -/+


Pin-floc B
Gambar: Illustrasi Proses Flokulasi
Proses Koagulasi berlangsung melalui 3 tahapan sbb:

1 Tahap pengadukan cepat (rapid-mixing) antara koagulan


dengan air.
Faktor ini sangat penting dan diperlukan agar:
- Probability tumbukan antara partikel untuk netralisasi
cukup besar sehingga netralisasi sempurna.
- Distribusi koagulan dalam air cukup baik dan merata.
- Ada input energi yang cukup untuk tumbukan antar
partikel dari partikel-partikel yang telah netral,
sehingga bisa terbentuk pin-floc.
2. Netralisasi muatan.
3. Dengan adanya input energi dari pengadukan (mixing)
tadi, partikel yang telah dinetralkan, bertubrukan satu
sama lain dan mulai terbentuk flok kecil (pin-floc).
PROSES FLOKULASI
Chemical’s Poly Electrolyte Sebagai FLOKULAN (coagulant aid)

• Pin-floc halus yang dihasilkan pada proses


awal koagulasi masih belum cukup besar
untuk bisa mengendap (settling) dengan baik
dibawah pengaruh gravitasi.
• Penggabungan pin-floc dapat dibantu /
dipercepat dengan suatu flokulan (biasa
disebut coagulant aid = flocculant), yaitu
suatu senyawa polimer yang berantai panjang
dan mempunyai berat molekul tinggi.
• Sifat polimer flokulan biasanya tidak bermuatan
(non-ionik) atau sedikit kationik (slightly cationic)
ataupun sedikit anionik (slightly anionic).
• Rantai yang panjang dan banyak cabangnya (BM-
tinggi) adalah persyaratan utama bagi flokulan,
dengan rantai yang panjang dan bercabang
tersebut, flokulan dapat berfungsi sebagai
“jembatan penghubung” bagi pin-floc untuk
membentuk suatu flok yang lebih besar.
• Jika mekanisme flokulasi diatas telah dipahami
maka dapat terlihat dengan jelas bahwa rantai
flokulan tersebut harus diusahakan agar tidak
pecah / terputus dalam pemakaiannya.
• Apabila rantainya putus menjadi pendek, maka
jumlah pin-floc yang bisa diikat menjadi lebih
sedikit sehingga floc yang terjadi tidak cukup
besar.
Pin-floc A

-/+ -/+
-/+-/+ -/+-/+ Flocculant
Polymer
Bridging (Penghubung)

Pin-floc A Pin-floc B -/+ -/+


Pin-floc B
Gambar: Illustrasi Proses Flokulasi
• Faktor yang bisa menyebabkan putusnya rantai polimer
tersebut adalah pengadukan yang cepat (rapid mixing).

• Disamping itu, rapid mixing bisa mengakibatkan flok yang


terbentuk menjadi pecah kembali.

• Dalam aplikasinya dilapangan (actual condition), flokulan


harus diinjeksikan pada daerah secondary mixing setelah
daerah rapid mixing.

• Faktor lain yang dapat mempengaruhi proses koagulasi &


flokulasi tsb adalah kondisi tingkat keasaman lingkungan
sekitar, sehingga perlu diatur dengan cara menginjeksikan
chemical’s NaOH sebagai pH adjuster.
PROSES SEDIMENTASI
• Dasar teori yang dipakai untuk proses sedimentasi
adalah hukum STOKES dengan rumus sbb:
18.5 D2 ( S1 - S2 )
V= …Hukum STOKES
Z

Dimana : V = kecepatan jatuhnya partikel (pengendapan).


D = diameter partikel.
S1 = densitas partikel.
S2 = densitas media (fluida).
Z = viskositas media (fluida).
Partikel-partikel yang sangat kecil (koloidal) memerlukan
waktu yang sangat lama untuk turun mengendap.
• Dibagian atas Clarifier akan terbentuk air yang relatif
sudah bersih, untuk kemudian dialirkan dengan cara di over
flow kan untuk kemudian dialirkan ke unit Filtrasi.
• Proses filtrasi terjadi di Unit Sand Filter.
• FILTRASI (Penyaringan) dilakukan dengan menggunakan
pasir (sand), koral (gravel) dan anthrasit untuk
menghilangkan / mereduksi zat tersuspensi (pin-floc) yang
terikut bersama aliran air umpan (dari outlet clarifier).
Secara periodik (24 jam), saringan harus di backwash untuk
menghilangkan flok yang tersaring dipermukaan filter.
• Air yang keluar dari Sand Filter kemudian dipompakan ke
tangki pengumpul (storage tank).
• Untuk menjaga agar pH air bersih tersebut on specification
(7.5–8.5) maka diinjeksikan NaOH liquid.
• Sedangkan kumpulan flok yang turun mengendap akan
dibuang secara intermitten melalui blowdown dengan tetap
menjaga keseimbangan flok didalam clarifier agar tidak
pecah/rusak ataupun jangan sampai flok berlebihan.
Sand FILTER Horizontal
.
Dirty Water From F in?..
For Backwash Clarifier
P in?..
ANTRASIT
ANTRASIT

PASIR
PASIR SILIKA
SILIKA
Delta P ?..
KERIKIL
KERIKIL

Kompresor
Treated Water to Tank
F out?..
P out?..
• Produk air bersih (treated water) ditampung
pada storage tank dan siap didistribusikan.

• Distribusi Air Bersih (treated water) sbb:


1.Proses lebih lanjut untuk:
- Air Minum (drinking water).
- Air Umpan Boiler (demineralized water).
2.Air Pendingin Sirkulasi (circulated
cooling water).
3.Service water, penggunaan air bersih di
dalam kilang.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi proses
Klarifikasi adalah sebagai berikut:

• Dosis Koagulan dan Flokulan.


• Pengadukan (Rapid Mixing).
• Temperatur.
• pH (derajat keasaman).
• Warna raw water intake.
• Level interface lumpur di Clarifier.
• Blowdown dari Clarifier, dll.
Flow Diagram DRINKING - WATER
.Treated Water DEMIN
Senyawa Organik,
PLANT
Dissolved Solid
Dissolved
Solid
(Garam Mineral)
Carbon
Active
Filter
( CAF )
DRINKING
WATER

Garam Mineral
Injeksi Chlorin
AIR MINUM (DRINKING WATER)
• Air bersih (treated water) masih mengandung
zat-zat organik (ex.phenolic,dll) dan
bakteri/kuman yang sangat berbahaya bagi
kesehatan jika dikonsumsi manusia.
• Untuk mendapatkan air minum (drinking water)
yang dipersyaratkan departemen kesehatan
maka air bersih (treated water) masih perlu
diproses lebih lanjut.
• Dari pertimbangan kedua hal tersebut diatas
maka air bersih (treated water) perlu diproses
lebih lanjut melalui unit adsorpsi di Carbon
Active Filter (CAF).
FUNGSI CARBON ACTIVE FILTER
(CAF)
• Mengurangi / menghilangkan kandungan
senyawa organik dengan cara adsorpsi.

• Mengurangi / menghilangkan kandungan


oksidator (ex.Chlorin, dll).

• Mengurangi / menghilangkan zat padat (solid)


yang tersuspensi dalam air.
Deskripsi Proses
• Air bersih (treated water) dipompakan ke Vessel
CAF yang berisi unggun carbon active.
• Air yang keluar dari CAF melalui bagian bawah,
diharapkan kandungan senyawa organik, senyawa
oksidator (chlorin, dll) dan zat padat tersuspensi
sudah direduksi / dihilangkan.
• Untuk membunuh bakteri/kuman-kuman, maka
diinjeksikan gas chlorin ke dalam pipa outlet CAF.
Produk Outlet CAF yang sudah diinjeksikan dengan
gas chlorin diharapkan sudah memenuhi syarat
kesehatan sebagai air minum untuk kemudian
didistribusikan ke konsumen didalam kilang
maupun perumahan RDP Pertamina.
Kapasitas Terpasang Drinking Water UP-III
adalah 1400 Ton/Jam dengan rincian sbb:

• Power Station – I Plaju = 400 Ton/Jam.


• Power Station – II Plaju = 450 Ton/Jam.
• Drinking Water Plant / SG = 150 Ton/Jam.
• Water Treating Plant / SG = 350 Ton/Jam.
• Water Treating Pant / SG = 50 Ton/Jam.
Flow Diagram Sederhana Demin -Plant
. Regeneration
H2SO4 NaOH H2SO4
NaOH

FEED
From Cation Anion Mixed
Outlet Exchanger Exchanger
Prod Prod Bed
CAF Prod

Neutralisation Neutralisation Neutralisation


Basin Basin Basin

Garam-2 Mineral Air Murni


Garam-2 Mineral Garam-2 Mineral
Cation Anion Cation Anion Cation Anion Cation Anion
Ca, Mg SO4, HCO3, H+, H+, SO4, HCO3, H+, H+, OH-, OH- H+, H+, OH-, OH-
K, Na, CO2, NO3. H+, H+ CO2, NO3.
H+ , H+ OH-, OH- H+ , H+ OH-, OH-

Silica (SiO2-) More Silica (SiO2) Less silica H2 O


DEMINERALIZED PLANT
(DEMIN – PLANT)
• Fungsi : Untuk mereduksi / menghilangkan
kandungan garam-garam mineral
dengan bantuan resin sebagai penukar
ion – ion mineral yang ada dalam air
dan menggantikannya dengan ion H+
dan OH- sehingga diperoleh produk air
yang murni (H2O).
DISKRIPSI PROSES
• Produk air yang keluar dari Carbon Active Filter
masih mengandung garam – garam mineral
seperti : NaCl, CaCl2, MgCl2, NaNO3, NaHCO3,
CO2, CaSO4, MgSO4, senyawa Silica (SiO2), dll.

• Untuk bisa menjadi umpan Boiler Feed Water


(BFW) maka kandungan senyawa mineral tsb
harus dihilangkan, karena akan berdampak buruk
terhadap pipa-pipa boiler (tube inside) dan
peralatan steam turbine yang menggunakannya.
• Air umpan yang masuk ke cation exchanger akan
menangkap ion-ion positif dan menempel pada
permukaan resin kation.

• Kemudian produk dari outlet cation exchanger


dialirkan ke anion exchanger, sehingga ion-ion
negatif akan diikat pada permukaan resin anion.

• Produk dari outlet anion exchanger kemudian di


alirkan ke Mixed Bed, sehingga kandungan
garam-garam mineral yang mungkin masih belum
tertangkap dapat direduksi/dihilangkan.
• Mixed Bed berisi resin kation dan resin anion.
• Diharapkan air yang keluar dari Mixed
Bed sudah bebas dari kandungan
garam-garam mineral. Dengan lain
perkataan bahwa air yang keluar dari
Mixed Bed adalah Air Murni (H2O).

• Air murni yang diproduksi dari Demin


Plant sudah dapat digunakan untuk
proses selanjutnya, yaitu sebagai Boiler
Feed Water, atau keperluan lain seperti
TA/PTA ataupun sebagai umpan ke
Hidrogen Plant.
• Jika resin didalam Cation Exchanger, Anion
Exchanger dan Mixed Bed sudah jenuh maka
perlu segera dilakukan regenerasi terhadap
resin tersebut dengan cara memasukkan larutan
bahan kimia (chemical’s).

• Regenerant yang digunakan adalah sbb:


- Cation Exchanger adalah larutan H2SO4.
- Anion Exchanger adalah larutan NaOH.
- Mixed Bed adalah larutan H2SO4 & NaOH.
Reaksi Adsorpsi ion-ion positip (Cationic)
. Ca ++,
SO4 --, Fixed.Neg. Mobile.Pos.
NO3 -, Charged Charged Ca ++,
SO4 --,
NO3 -,
Mg ++, Mg ++, Cl -,
Cl -,

R.
K+, K+,
+R.H + H.
HCO3 -, HCO3 -,
Na +, Na +, HSiO3 --,
HSiO3 --,
H+ H+, OH,
OH -
… … …

Dll. Strong Acid Dll.
Dll.
Cation Resin FMA

. Ca ++, Exchange
Fixed.Neg.
Charged Ca ++,
Mg ++, Mg ++,
K+, K+,

R. Na +,
H+, + H2SO4 R.H + Na +,
H+,
SO4--
… …
Dll. Mobile .Pos. Dll.
Charged

Reaksi Adsorpsi REGENERASI (Cationic)


. From Outlet Gambar Ilustrasi
Carbon Active Proses Adsorpsi
Filter (Service) Pada Resin Bed
Cation Exchanger
( Service )

Ca ++
Mg ++
Depth
Resin Bed K+ Cation
Cation.Exch
Na + Selectivity
H+

To Inlet
Anion
Exchanger
. Gambar Ilustrasi
Proses Adsorpsi
Pada Resin Bed
Regenerant Cation Exchanger
H2SO4 ( Regenerasi )

Depth H+
Resin Bed
Cation.Exch
Ca ++
Ca ++
Mg ++
K+

Na +
To
Neutralization
Basin
Reaksi Adsorpsi ion-ion negatif (Anionic)
. SO4 --,
Fixed.Pos. Mobile.Neg.
Charged Charged
SO4 --,
NO3 -,
Less NO3 -, Less
Cl -,

+R.OH R.
Na +, Cl -, Na +,

+OH.
H+, HCO3 -, HCO3 -, H +,
… HSiO3 --, HSiO3 --, …
Dll. SiO2-, SiO2-, Dll.
OH- OH-,
Strong Base
(FMA)
Anion Resin

. SO4 --, Fixed.Pos.


Charged
SO4 --,
NO3 -,
Exchange
NO3 -,
Cl -, Cl -,

R. HCO3 -,
HSiO3 --,
SiO2-,
+ NaOH R.OH + Na + HCO3 -,
HSiO3 --,
SiO2-,
OH-, OH-,
Mobile .Neg.
Charged (FMA)

Reaksi Adsorpsi REGENERASI (Anionic)


. From Outlet Gambar Ilustrasi
Cation Proses Adsorpsi
Exchanger Pada Resin Bed
(Service) Anion Exchanger

SO4--
NO3 -
Depth
Resin Bed Cl - Anion
Anion.Exch
HCO3- Selectivity
SiO2
OH -

To Inlet
Mixed Bed
Exchanger
. Gambar Ilustrasi
Proses Adsorpsi
Pada Resin Bed
Regenerant Anion Exchanger
NaOH ( Regenerasi )

Depth OH -
Resin Bed
Anion.Exch
Ca ++
SO4 --
NO3 -
HCO3 -

SiO2 -
To
Neutralization
Basin
Kapasitas Terpasang Demin Plant
UP-III adalah = 400 Ton/Jam
dengan rincian sebagai berikut:
• Demin Plant PS-2 Plaju = 350 Ton/Jam.
• Demin Plant Sungai Gerong = 50 Ton/Jam.

Demineralized Water digunakan untuk :


1. Umpan Boiler Feed Water (BFW)
2. Bahan Baku Hidrogen Plant.
3. Pemakaian di unit PTA
Beberapa Masalah Dalam Operasi Unit
Demin-Plant adalah Short Run Length,
yang disebabkan oleh sbb:
• Channeling.
• Regenerasi yang kurang baik.
• Tingginya kandungan suspended solid pada air umpan.
• Jumlah resin yang tidak cukup (losses).
• Fouling pada resin.
• Backwash yang tidak sempurna.
• Silica Leakage.
Problem Pada Resin
• Resin bisa mengalami kerusakan sebagai akibat dari
hal-hal sbb:

1. Sebab MEKANIS.
- Pressure drop yang berlebihan.
- Flow rate yang tinggi.
- Water hammer.
- Degradasi thermal.

2. Sebab KIMIAWI.
- Oksidasi yang diakibatkan oleh klorin & oksigen.
- Adanya senyawa kalsium karbonat & MgOH.
- Minyak (Oil Content).
- Zat-zat organik & Jasad renik (mikroba).
FLOW DIAGRAM AIR PENDINGIN SIRKULASI (ct.CW)

Return

Chemical’s:
1.Corrosion Inhibitor
2.Scale Inhibitor.
3.Biocide
USER
(HE, dll)
1.Klorin (Cl-)
2.pH adjuster
COOLING TOWER
Cooling Tower
(NaOH, H2SO4) BASIN
BASIN Supply

Feed
(Treated Water) Blowdown
Air Pendingin Sirkulasi
(Circulated Cooling Water)
• Tujuan dari pengolahan air pendingin sirkulasi
(ct.CW) adalah untuk mencegah atau mengurangi
tiga (3) hal pokok, yaitu:

1. Masalah KOROSI (CORROSION PROBLEM).


2. Masalah SCALE (SCALING PROBLEM).
3. Masalah Pertumbuhan MIKROORGANISAMA
yang tidak terkendali (microorganism control).
Ketiga masalah tersebut sebenarnya
berhubungan satu sama lain, sehingga ketiga
faktor tersebut harus dicegah sekaligus dengan
suatu program treatment yang sesuai dengan
kondisi sistem yang bersangkutan.

Umpan (feed) dan Make-up untuk air pendingin


sirkulasi (ct.CW) adalah berasal dari
treated water (air bersih).
Diskripsi Aliran Proses
• Umpan berasal dari treated water, kemudian
akan diinjeksikan bahan kimia dengan dosis
tertentu.
• Jenis chemical’s yang diinjeksikan adalah:
1.Corrosion Inhibitor.
2.Scale Inhibitor.
3.Biocide.
Selain ketiga chemical’s tersebut diatas,
masih ada dua jenis chemical’s lain yang
diinjeksikan yaitu:
1.Oxydyzing Biocide (gas Chlorin).
2.pH adjuster (NaOH dan H2SO4 ).
• Air yang sudah mengalami treatment kemudian
dipompakan (di-supply) ke USER dengan
temperatur 25 – 30 oC.
• Air kembalian (return) menjadi lebih panas
(40 – 45 oC), untuk selanjutnya didinginkan dengan
cara mencurahkan air kembalian tersebut dari
bagian atas Cooling Tower.
• Untuk membantu proses pendinginan air kembalian
maka di bagian atas Cooling Tower dilengkapi
dengan kipas (fan).
• Air kembalian akan turun ke bawah melalui sirip –
sirip bagian samping Cooling Tower, kemudian air
tersebut akan terkumpul di Basin.
• Demikian seterusnya proses tersebut berlangsung
berulang-ulang.
Masalah yang terjadi dalam Air Pendingin
Sirkulasi (ct.CW) adalah sbb:

• Korosi (corrosion).
• Deposisi / Kerak (Scaling).
• Fouling.
• Pertumbuhan Mikroorganisme.
• Lumut, Jamur, Ganggang.
• Pengrusakan Struktur Kayu, dll.
Ketiga masalah tersebut sebenarnya
berhubungan satu sama lain, sehingga ketiga
faktor tersebut harus dicegah sekaligus dengan
suatu program treatment yang sesuai dengan
kondisi sistem yang bersangkutan.

• Umpan (feed) dan Make-up untuk


air pendingin sirkulasi (ct.CW)
adalah berasal dari treated water
(air bersih).
Diskripsi Aliran Proses
• Umpan berasal dari treated water, kemudian
akan diinjeksikan bahan kimia dengan dosis
tertentu.
• Jenis chemical’s yang diinjeksikan adalah:
1.Corrosion Inhibitor.
2.Scale Inhibitor.
3.Biocide.
Selain ketiga chemical’s tersebut diatas,
masih ada dua jenis chemical’s lain yang
diinjeksikan yaitu:
1.Oxydyzing Biocide (gas Chlorin).
2.pH adjuster (NaOH dan H2SO4 ).
• Air yang sudah mengalami treatment kemudian
dipompakan (supply) ke USER (HE,dll) dengan
temperatur 25 – 30 oC.
• Air kembalian (return) menjadi lebih panas
(40 – 45 oC), untuk selanjutnya didinginkan dengan
cara mencurahkan air kembalian tersebut dari
bagian atas Cooling Tower.
• Untuk membantu proses pendinginan air kembalian
maka di bagian atas Cooling Tower dilengkapi
dengan kipas (fan).
• Air kembalian akan turun ke bawah melalui sirip –
sirip bagian samping Cooling Tower, kemudian air
tersebut akan terkumpul di Basin.
• Demikian seterusnya proses tersebut berlangsung
berulang-ulang.
Masalah yang terjadi dalam Air Pendingin
Sirkulasi (ct.CW) adalah sbb:

• Korosi (corrosion).
• Deposisi / Kerak (Scaling).
• Fouling.
• Pertumbuhan Mikroorganisme.
• Lumut, Jamur, Ganggang.
• Pengrusakan Struktur Kayu, dll.
Kapasitas Terpasang Cooling Tower
UP-III adalah 16.000 Ton/Jam
dengan rincian sbb:
• Cooling Tower PS-2 Plaju
= 12.000 Ton/Jam.

• Cooling Tower Sungai Gerong


= 4.000 Ton/Jam.
Keberhasilan suatu program treatment
tergantung pada banyak faktor, terutama sbb:
• Jenis treatment yang dipergunakan harus sesuai
dengan kondisi air dan kondisi sistem yang akan
diolah.
• Kontrol yang baik terhadap parameter – parameter
yang ditetapkan.
• Monitoring program yang sedang berjalan.
• Adanya pemahaman yang benar dan tepat dari
orang yang menangani masalah ini tentang:
- Teknologi yang dipakai,
- Persyaratan dan batasan yang diperbolehkan,
- Potensi permasalahan yang mungkin timbul,
- Penanganan permasalahan tersebut dan
tindakan yang diambil bila terjadi penyimpangan.
FLOW DIAGRAM UDARA BERTEKANAN
.
Strainer
Feed to Nitrogen Plant

Suct
Inst.Air, Ref Air

KOMPRESOR
Drier Drier
Disch

To DRIER
UDARA BERTEKANAN
(COMPRESSED AIR)
• Udara bertekanan (compressed air) sangat
diperlukan untuk menunjang kehandalan
dan produksi

• Kebutuhan udara bertekanan tersebut


dipasok dari bagian Utilitas (UTL) dengan
menggunakan kompressor sentrifugal.
Kapasitas Terpasang adalah 26.000 Nm3/Jam
Dengan rincian sbb:
• Compressor CENTAC PS-2 Plaju (5x4350) = 21.750 Nm3/Jam.
• Compressor di PS-1 Plaju (2x1000) = 2.000 Nm3/Jam.
• Compressor di Sungai Gerong (3x 750) = 2.250 Nm3/Jam.

• Distribusi Udara Bertekanan adalah sebagai berikut:


- Refinery Air (untuk komsumsi di Kilang).
- Instrument Air (untuk penggerak Control Valve Pneumatik).
- Proses Air (Untuk keperluan Proses).
- Feed ke Nitrogen (N2) Plant.

• Tekanan outlet Compressor CENTAC pada normal


operasi berkisar antara 8.0 s/d 9.0 Kg/Cm2.g.
Proses Blok Diagram Sederhana Nitrogen Plant UTL BBM Plaju

Feed Air
Refrigeration
Intake Unit
(from Atm) Regeneration Waste Gas

GAS

Compressed Chiller Adsorption Liquifaction


Intake Air Unit Unit Process
(Cryogenic LIQUID
Technology)
Solid Impurities, Rect.Column
Drain
Contaminant HC & Waste
Kondensat Storage
(debu,ash) Gas
Tank
to Atm

Proses Proses Proses Proses Pemisahan & Produk N2


Kompressi Udara Pendinginan Udara Pemurnian Udara Pencairan Nitrogen Cair & Gas
Unit Proses Utama Produksi N2 adalah sbb:
1. Unit Kompressi Udara (Compressed Air).
2. Unit Pendinginan Udara (Cooling Air).
3. Unit Pemurnian (Adsorption).
4. Unit Pemisahan dan Pencairan N2
(Separation & Liquifaction).
Diskripsi Aliran Proses
FEED PREPARATION.
• Unit Kompresi Udara.
• Untuk kompresi udara atmosfir menggunakan kompresor.
Debu dan solid contaminant lainnya akan terperangkap
pada filter kompresor. Jika delta tekanan in/out filter
sudah mendekati batasan maksimum, maka filter
kompresor agar segera diganti (filtration of solid).
• Kompresor yang digunakan adalah “an oil-free
kompresor”.
• Kondensat H2O diminimize didalam kompresor,
kondensat tersebut terperangkap pada inter / after cooler
kompresor.
• Kondisi udara yang keluar dari kompresor bertekanan
8 – 9 Kg/Cm2, dan temperatur +/- 40 oC.
Unit Pendinginan Udara (CHILLER).

Udara yang keluar dari kompresor dengan temperatur


sekitar 40 oC , selanjutnya akan dilewatkan melalui unit
Chiller yang menggunakan refrigerant freon-22
sebagai media pendingin.

Diharapkan udara yang keluar dari unit chiller dapat


diturunkan sampai temperatur 5 oC.

Kondensat H2O yang terkondensasi akan ditampung


didalam vessel dan selanjutnya akan didrain, sehingga
kondensat (moisture H2O) yang masih terikut bersama
feed air intake akan semakin berkurang
(moisture diminimize).
Unit Pemurnian Udara (ADSORBER).

• Adsorber adalah unit yang berfungsi menyerap moisture


H2O dan impurities lainnya terutama (lighter hidrocarbon,
H2,dll).
• Impurities akan menempel pada permukaan Mol Sieve,
Active Alumina, Ceramic Ball, dan apabila sudah jenuh
maka segera dilakukan proses regenerasi terhadap
adsorban.
• Kemampuan adsorban untuk menyerap impurities adalah
hal yang sangat penting, sehingga impurities tesebut sudah
direduksi / dihilangkan, agar pada proses berikutnya tidak
menjadi kendala (ancaman).
• Impurities yang sangat berbahaya adalah hidrokarbon
ringan, terutama acetylene, ethylene dan derivate-nya
karena hidrokarbon tersebut memiliki sifat yang sangat
reaktif dan eksplosif.
• PROSES PEMISAHAN & PENCAIRAN N2
(SEPARATION & LIQUIFACTION PROCESS).
Udara yang keluar dari adsorber diharapkan sudah bersih dari impurities
terutama kandungan hidrokarbon ringan dan derivate-nya, untuk selanjutnya
akan diproses lebih lanjut didalam Cold Box Shell.
Di dalam Cold Box Shell terdiri dari peralatan :
1. Main Cold Heat Exchanger.
2. Rectifier Column (Upper & Lower).
3. Evaporator Condensor.
4. Expander.
5. Sub-Cooler.

Cold Box Shell di isi dengan perlite yang berfungsi sebagai isolasi
terhadap kelima peralatan tersebut diatas. Temperatur untuk mencairkan
nitrogen adalah sangat rendah yaitu (- 185 s/d –175 oC), teknologi ini dikenal
dengan nama cryogenic process technology.
Kondisi perlite harus dipertahankan tetap baik (kering) dan tidak
terkontaminasi dari kandungan uap air maupun impurities lainnya
dari udara sekitar (atm).
Prinsip Dasar Proses Pemisahan dan Pencairan N2.

Proses pemisahan dan pencairan nitrogen (N2) didalam cold box


shell adalah berdasarkan perbedaan titik didihnya.

Pada tekanan 1 atmosfir titik embun (dew point) nitrogen


(N2) adalah – 195 oC, sedangkan titik embun oksigen
(O2) adalah – 183 oC (refer properties data of O2 & N2).

Outlet dari adsorber kemudian dilewatkan melalui Main Cold Heat


Exchanger,dimana media pendingin-nya adalah oksigen yang berasal
dari upper column rectifier (temp < - 173 oC ).

Campuran dominan nitrogen (N2) dan oksigen (O2) yang keluar dari
cold box heat exchanger sekitar – 165 s/d –160 oC, kemudian akan
masuk kedalam lower column rectifier.

Pada kondisi di lower column maka oksigen dan nitrogen akan terpisah
berdasarkan perbedaan embunnya.
• Bagian bawah dari lower column rectifier akan kaya
dengan kandungan oksigen sedangkan bagian atasnya
akan kaya dengan kandungan nitrogen.
• Bagian atas dari lower column (rich N2) dialirkan ke
evaporator condensor yang berada didalam upper column
rectifier. Sehingga nitrogen yang masih dalam fasa gas
akan mencair didalam evaporator condensor dengan
menggunakan media pendinginnya adalah oksigen yang
berasal dari lower column.
• Nitrogen cair tersebut akan ditampung didalam pot untuk
selanjutnya dilewatkan melalui sub-cooler guna
pendinginan lebih lanjut, kemudian nitrogen cair (liquid N 2)
akan dialirkan dan disimpan kedalam storage tank.
Sedangkan N2 gas, akan terlebih dahulu dilewatkan melalui
Main Heat Exchanger untuk kemudian langsung dikirim ke
konsumen (user, seperti: TA/PTA, PP,dll).
Proses Pencairan N2 di Cold Box Atm Atm
GAN-Prod.
N2 PSV
or Sealing COLD BOX PACKAGE
IA Box Waste Gas
P = 5.0 Kg / Cm2
Waste Gas Upper T= -170 s/d – 175 oC
Column Vent.
O2
Evap.
Feed Air Intake Cond Sub Cooler

Cold Box.HE N2
LIN-Prod.
Filter Lower
Column

O2
P= 7.0-8.0 Kg/Cm2
T= -160 s/d -165 oC. Atm

Expander
By-Pass Drain Steam 3.5-K
Prinsip Utama Pengoperasian N2-Plant
1. Impurities feed air intake tidak melebihi batas maksimum desain.
2. Kemampuan Adsorber untuk mereduksi impurities feed air intake.
3. Kesempurnaan regenerasi di Adsorber sesuai SOP dengan posisi Auto.
4. Monitoring ketat terhadap kualitas umpan (quality of feed air intake),
inlet/outlet adsorber, produk LIN/GAN, waste gas yang didukung
dengan peralatan “on line analyzer” maupun counter check data hasil
pemeriksaan LAB (dew point), purity, CO2 content, Hidrokarbon
content, hidrogen, chlorin, CO, H2O, dll ).
5. Hindari perlite terkontaminasi dengan moisture H2O dari atm.
6. Pengendalian kondisi operasi (P,T,F) dan peralatan sedemikian rupa,
terutama mengamati kondisi yang abnormal untuk segera melakukan
tindakan perbaikan ke kondisi standart.
7. Patroli yang intensif dilapangan (field) dan memonitor fungsi
peralatan terutama jika terjadi icing pada sistem perpipaan atau
abnormal condition lainnya.
PEMBANGKIT STEAM (BOILER)
• Boiler adalah unit operasi utilitas yang
berfungsi untuk memproduksi uap air
bertekanan (steam).
• Umpan BFW (Boiler Feed Water) berasal dari
demin water, kemudian dipanaskan untuk
merubah air (water) dari fasa cair ke fasa uap
kering (superheated steam).
• Proses pemanasan air dari fasa cair ke fasa
uap kering tersebut mengalami beberapa
tahapan dan mendapatkan perlakuan kimia
(chemical treatment)
• Adapun perlakuan chemical’s treatment tersebut
adalah untuk mengurangi atau menghindari
terjadinya masalah kimia (operasional) yaitu:
a. deposit / scale (formation of deposit).
b. Korosi (corrosion of metal’s).
c. Terbawanya air boiler(carry over)/kontaminasi
steam, hal ini akan berdampak buruk:(ex.silika).
Sedangkan masalah desain & konstruksi, pemilihan
material dan perawatan (maintenance) juga
merupakan hal yang sangat penting dan tidak akan
dibahas lebih lanjut.

• Diskripsi proses dan phenomena proses yang


terjadi akan dibahas lebih lanjut.
Flow Diagram Pembangkit STEAM (BOILER)
. Atmosfir Produk
STEAM

LP-Steam

Steam
Drum Stack
DE-AERATOR Boiler Water Pipe

Flue

FURNACE
Pipe
Hidrazine Gas

Morpholine
Pipe
Pipe
Mud
Demin Water Drum
FUEL
(Boiler Feed Water)
Blowdown
Diagram Alir Proses
• Air umpan (demin water) biasanya disebut sebagai Boiler
Feed Water (BFW) dipompakan ke Deaerator.
• Chemical’s morpholine dan hidrazine diinjeksikan kedalam
BFW sebelum masuk ke Deaerator.
• Fungsi morpholine : untuk menaikkan pH boiler water dan
sebagai zat anti korosi.
• Fungsi hidrazine : untuk menangkap gas-gas terlarut (seperti
dissolved oxygen, CO2 dll).
• Low Pressure Steam (LP-steam) diinjeksikan kedalam
deaerator dengan tujuan untuk membantu melepaskan
dissolved oxygen dan sekaligus menaikkan temperatur BFW
secara bertahap.
• Sehingga dengan lain perkataan dapat dikatakan bahwa
Fungsi Unit Deaerator adalah mengurangi/menghilangkan
kadar gas-gas terlarut (seperti: dissolved O2, CO2 dll) dalam
BFW dengan bantuan chemical’s dan sekaligus menaikkan
temperatur BFW secara bertahap.
• Prinsip deaerasi adalah berdasarkan kelarutan gas-gas yang
terlarut dalam air akan menjadi nol (0) pada titik didihnya.
• Mekanisme Reaksi:

• Morpholine ( rumus kimia: OC4H9N )


• Mekanisme mengapa morpholine dapat berfungsi
sebagai anti karat adalah sbb:

• - menaikkan pH boiler water sekaligus,


• - menetralkan asam karbonat dengan reaksi sbb:

OC4H9N + H2CO3  OC4H9N.H2CO3

• Reaksi berlangsung efektif pada fasa liquid.


• Hidrazine (N2H4) sebagai oxygen scavenger.
• Seperti diketahui bahwa korosi adalah proses oksidasi,
oksidasi terjadi jika ada zat oksidator. Oksidator dalam kasus
ini adalah oksigen (O2).
• Hidrazine berfungsi untuk menangkap oksigen (O2) yang
terkandung dalam BFW dengan mekanisme reaksi sebagai
berikut:

N2H4 + O2  N2 + 2H2O

• Selanjutnya gas-gas terlarut dan N2 yang terbentuk dibuang


(vent) ke atmosfir dengan bantuan panas LP-steam. Kondisi
temperaturnya adalah 105 – 120 oC.
• Seperti diketahui bahwa kelarutan gas (oksigen) akan
berkurang pada temperatur yang lebih tinggi. Kelarutan
oksigen pada temp 105 – 120 oC tinggal 0.007 mg/liter dan
harus dihilangkan /dikurangai seminimum mungkin dengan
bantuan chemical’s hidrazine.
• Hidrazine digunakan untuk boiler bertekanan tinggi,
karena hasil reaksinya tidak menambah kandungan zat
padat dari air umpan.
• Disamping dengan oksigen, hidrazine juga bereaksi
dengan logam untuk membentuk passive film. Reaksinya
sbb:
N2H4 + 6Fe2O3  4Fe3O4 + N2 + 2H2O
Passive Film

• Hidrazine akan mengalami dekomposisi pada temperatur


400 oF dan akan menghasilkan H2, N2, dan NH3.
• Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh: temperatur, pH, dan
perbandingan hidrazine / oksigen.
• Untuk hasil terbaik, hidrazine dipakai pada pH 9.5 atau
lebih.
• BFW yang keluar dari deaerator diharapkan :
- Kadar gas-gas terlarut sudah berkurang/hilang
sampai batas tertentu (on-spec).
- pH (derajat keasaman) meningkat.
- Temperatur akan meningkat.

Produk yang keluar dari deaerator disebut


sebagai boiler water selanjutnya akan dialirkan
ke Steam Drum.
Pada steam drum konstruksinya dilengkapi
dengan piping system yang sudah disusun
sedemikian rupa dan sangat kompak terintegrasi
dengan furnace. Peralatan tersebut sering
disebut dengan Packed Boiler.
Boiler Efficiency
.*Heat in Blowdown. Heat Loss Heat in Flue Gas(dry-gas)
*Heat in Desuperheater. Unburned Carbon in Refuse
*Heat in Reheat Steam Out.
*Heat in Recirculating Pump. envelope Moisture in Fuel
*Heat in Deaerator
(to make Boiler Water). Moisture in Air
*Identified other’s.
Moisture from burning H2

EFF. (n) adalah sbb: BOILER Heat in Atomizing Steam


= Heat Input – Losses x 100% Or CO & Unburned H2
Heat Input
FURNACE
Unburned Hidrocarbon

Heat Loss Rad.& Convect


•Heat Air.
•Heat Atomizing Steam. Sensible heat in ash (dust)
•Sensible Heat in FUEL.
•Heat Moisture Air. Soot Blowing heat loss.
Amount of
•Heat Feed In (BFW).
Fuel & Air Identified other’s.
(Incl:Excess Air)
• Produk yang keluar dari top steam drum
masih dalam bentuk saturated steam (steam
basah), untuk bisa menjadi superheated
steam (steam kering) maka perlu
temperaturnya harus dinaikkan dengan cara
dipanasi lebih lanjut.

• Untuk mengendalikan temperatur steam


product maka pada bagian akhir diinjeksikan
boiler water sebagai de-superheater.

• Produk superheated steam kemudian


didistribusikan ke unit pemakai (user).
PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
• Tenaga Listrik dalam menunjang operasi produksi adalah
sangat penting. Bila tenaga listrik dalam produksi
berhenti mengalir maka produksi akan terhenti dan
mengakibatkan kerugian.

• Alat penggerak pembangkit tenaga listrik adalah Steam


Turbine dan Gas Turbine.
• Gas turbin adalah suatu alat yang memanfaatkan
panas pembakaran (energi panas) dengan menggunakan
fuel gas sebagai bahan-bakarnya. Panas pembakaran
tersebut disalurkan ke sudu-sudu turbin sehingga
menghasilkan putaran. Putaran tersebut akan memutar
poros (rotor), kemudian putaran (energi kinetik) tersebut
digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik melalui alat
yang disebut dengan Generator.
GENERATOR
• GENERATOR adalah mesin listrik yang
berfungsi untuk merubah tenaga mekanis
yang berupa tenaga putar poros (ROTOR)
menjadi tenaga listrik.
• Prinsip Kerjanya: Bila sebuah penghantar
(conductor) digerakkan (mekanis) dalam
medan magnet, maka pada penghantar
tersebut akan timbul arus listrik.
• Bila sebuah lingkaran kawat penghantar
diputar didalam medan magnet diantara
kutub-kutub magnet maka pada kawat
penghantar tersebut akan mengalir arus. Arus
ini mengalir karena pada kawat terbangkitkan
(generated) gaya gerak listrik (ggl).
Blok Diagram GAS TURBINE
Pembangkit Tenaga LISTRIK

. Fuel
Gas To WHR STEAM
Udara Or
Diesel
( Air ) Spark-Plug Flue
Gas
GENERATOR
GENERATOR
COMBUSTOR

POROS
M Kapasitas
3 x 31.5
Cooling Air MWH

LISTRIK
Compressor TURBINE
Blok Diagram STEAM TURBINE

LISTRIK
STEAM
42-K

POROS
Kapasitas
3,0
TURBINE MWH

GENERATOR
MP STEAM
HEADER
Blok Diagram EMERGENCY DIESEL GENERATOR

.
EXHAUST
GAS

GENERATOR
GENERATOR

Kapasitas
MD POROS 0,75
MWH

LISTRIK
DIESEL FUEL
Gambar Prinsip Kerja Generator
. 1. Kutub-kutub magnet, dapat
magnet tetap (permanent) atau
Elektro magnet (remanent).

U S
1 1
AVO meter

3 2
4
5 2.
3.
Garis-garis gaya magnet.
Rotor sebagai Conductor.

4 5 4.
5.
Slip Ring (Gelang Seret).
Sikat / Brush / Borstel.

Bila Conductor diputar maka akan timbul ggl, yang menyebabkan arus mengalir
pada Conductor, diambil / ditangkap dari slip ring dengan perantara sikat (Brush).
ASPEK LINGKUNGAN
 Kegiatan produksi dan utilitasnya (untuk memproduksi listrik, steam,
udara kempa, nitrogen, hydrogen, air, dll) akan berdampak pada
lingkungan. Dampak negatif yang ditimbulkan pada lingkungan adalah
pencemaran (polusi) udara, tanah dan air meliputi :
 
Polusi udara
Gas CO2 (Carbon Dioxide) yang berasal dari Flue gas (gas buang) dari
proses pembakaran (furnace/boiler). Meskipun konsentrasinya sangat kecil
yaitu sekitar 0,02 % dari volume udara, namun zat ini mempunyai
kontribusi negatif terhadap efek rumah kaca (green house effect),
mekanisme ini terjadi dikarenakan sifat CO2 yang menyerap energi radiasi
infra merah, sehingga berpotensi untuk merubah cuaca dan iklim bumi
(temperatur global bumi semakin panas).
Gas SO2 (Sulfur Dioxide) yang berasal dari gas buang cerobong
furnace. Meskipun konsentrasinya sangat kecil bahkan sering nil, namun
gas yang tidak berwarna ini bila bercampur dengan uap air diatmosfir
menghasilkan H2SO4 (asam sulfat) lalu turun sebagai hujan asam yang
bersifat korosif (merusak atap seng, konstruksi bangunan besi/ baja) dan
menimbulkan gangguan pernafasan dan iritasi terhadap kulit manusia.
Gas CO (carbon mono Oxide) terbentuk dari proses pembakaran yang
tidak sempurna di furnace (kekurangan oksigen). Gas CO ini berbahaya
bagi kesehatan manusia, karena dapat bereaksi dengan butir-butir darah
merah (haemoglobin) dan menghasilkan ikatan yang kuat dengan
haemoglobin (permanen), sehingga orang menjadi cepat lelah, tidak
dapat bereaksi dengan baik dan bahkan bisa pingsan.

Gas NOx (Nitrogen Oxide) gas yang berwarna merah kecoklatan,


terbentuk dari reaksi oksigen dan nitrogen yang terjadi pada proses
pembakaran dengan temperatur sangat tinggi ( > 900 oC). Konsentrasi
gas ini sangat kecil dan bahkan sering nil. Dibawah pengaruh sinar
matahari, gas oksida nitrogen (NOx) tersebut bereaksi dengan gas-gas
hidro karbon membentuk oksidan-oksidan fotokimiawi. Di atmosfir gas
tersebut dapat bereaksi dengan ozon, yang bersama-sama dengan
partikel yang terdapat diudara akan menjadi kabut fotokimiawi. Pada
konsentrasi tertentu (terakumulasi) di udara, dapat mengakibatkan
berbagai macam radang pernapasan yang cukup serius.
Polusi tanah dan air

Seperti telah disebutkan di atas, polusi air dari kegiatan utilitas berasal dari
bocoran pelumas rotating equipment, ceceran dari peralatan-peralatan
yang tidak beroperasi secara normal. Namun sebelum sampai lolos ke
perairan/sungai telah ditangkap di Separator/Oil Catcher untuk dipisahkan
antara air dan minyak.
Buangan (effluent) rutin yang utama dan perlu mendapat perhatian adalah
sebagai berikut :

Water treating plant (WTP): blowdown sludge, ceceran chemical’s, dll.


Drinking Water Plant: ceceran chemical’s, backwash water ex.CAF, dll.
         Unit cooling tower : blowdown sludge, ceceran chemical’s, dll.
         Demin Plant : ceceran chemical’s, air cucian (back wash)
chemical’s regenerant ex.regenerasi terlebih dahulu dinetralisasi.

        Hidrogen Plant : ceceran chemical elektrolit (KOH).


      Packed Boiler (Boiler) : ceceran chemical’s, blowdown sludge,dll.
        Unit Kompresor : ceceran oli pelumas.
Nitrogen Plant : pencemaran terhadap air relatif tidak berdampak.
Di Pertamina UP-III Plaju sudah dibentuk suatu team pengembang untuk
menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001. Komitmen
Pertamina UP-III untuk menerapkan ISO 14001 tersebut ditindak lanjuti /
diimplementasikan dengan dibuatkan Surat keputusan mengenai
Kebijakan Lingkungan di Pertamina UP III
Team pengembang yang sudah dibentuk tersebut akan terus bekerja
untuk mensosialisasikan dan menerapkan SML ISO 14001.
Target yang diharapkan adalah, pada tahun 2004 UP-III Plaju
memperoleh sertifikat ISO 14001 dengan hasil baik.

Kajian awal dan analisa detil untuk kegiatan utilitas UP-III sudah
diidentifikasi oleh team pengembang UTL/Prod-I.BBM, baik aspek dan
dampak terhadap lingkungan, aspek dan dampak penting
yang perlu ditindak lanjuti dan program perbaikannya.
Perlu diketahui, bahwa sertifikat ISO 14001 bisa diperoleh apabila semua
pihak terkait (team manajemen, seluruh pekerja UP-III dan kontraktor)
memiliki komitmen yang kuat dan konsisten melaksanakannya sesuai
dengan standart ISO 14001.
Tanpa dukungan semua pihak, mustahil sertifikat ISO 14001 diperoleh.
Gambar Blok Diagram Sederhana : Unit Operasi Bagian Utilities Prod-I. BBM
Bahan Bak u UNIT PROSES / UNIT OPERASI UTILITIES Produk Dampak Lingkungan Sandi.Perk

Compressed Udara - B is ing, C e c e ra n Lube Oil 659.111


UDARA IA / SA (Plant Air) Kempa -S ilika Ge l
Air Plant.
from Kap.Disain Nitrogen Plant
Atm PL: (5x4350)+(1x1000) Nitrogen - Perlite, Freon. 679.460
Kap.Disain: LIN= 336 Nm3/J
SG: (4x750)Nm3/J. Gas & Cair Sil.Alumina Adsorber
GAN = 1650 Nm3/J
RAW OT.CW - B is ing, C e c e ra n Lube Oil 659.151
-Lum pur.
WATER Cooling Water Once Through, Fire Water (Once.Thro)
ex.RPA
Air Pendingin -C he m ic a l's C o rr.inh,
Cooling.Tower S c a le inh, B io c ide . 657.151
Water Treating P L=12000 T/J + S G=4000 T/J Sirkulasi
Kap.total: - Dra in rutin,- Ga s C lo rin
Plant ( WTP ) (CT.CT)
15.000 T/J
Air Bersih - C he m ic a l's Alum ,
PL:1/2/3/4 Treated Water or Industrial Water or Service Water 659.141
Kap.Disain: (Tre a te d Wtr) C a us tic , P E, Ka pur
SG:5/6B
PS-2/PL=2x1100 T/J - Dra in Lum pur, Lube Oil
BK: 5
WTU/SG = 400 T/J. CAF Injeksi
Air Minum - Injeksi Clorin 659.141
DWP/SG= 150 T/J. Kap: Klorin (Cl2)
(Drink.Wtr) - Carbon Active
WTP/BK = 50 T/J. PL: 4x110 Dem in Plant
WTP PS-1/ PL Idle. PS-1:150 Kapasitas Demin Water - Chemical's Caustic, 657.141
SG:200 PL=3x100 T/J ( DIW ) A. Sulphate & Resin
SG= 35-40 T/J
Hidrogen Plant Hidrogen - Larutan KOH 659.280
Kap: 9,5 T/J ( H2 ) Gas - H2 gas, Bising

Fuel Gas Turbine SOFTENER A/B/C/D PB&WHRU Steam - Chemical's Caustic


GT 2015 UA/UB/UC Kap: 4x75 T/J PB=2x50 T/J 42-K &Tripho,Blow dow n. 659.121
Gas Ka p.Dis a in: (HP-Steam) -Emisi Gas Buang,
ex. EP 3x31 M WH = 93 M WH Heat Recovery WHRU=3x60 T/J - Suara Bising.

CD&L /SG S te a m 23-K


Diesel Oil EDG 2016 U F GC -I/II/III
Kap. 0,75 MWH Kap. 25-30 T/J RFCCU

Boiler PS-1 Steam - Chemical's Caustic


ST. 2017 U Boiler No: 15-K &Tripho,Blow dow n. 659.121
Kap. 3 MWH 2/3/4/5/6/8 = 22 (MP-Steam) -Emisi Gas Buang,
Fuel Gas 9/10/11 = 30 - Suara Bising
(M.G/R.G) Tot = 200 T/J

LISTRIK -B is ing, Lube Oil Dra in,


659.121
Frek= 50 Hz. - Em is i Ga s B ua ng.
G UD A N G UT L
CHEMICAL's P L / SG / BK
CONSUM PTION (C he m ic a l's Ha ndling) D.T - Ceceran, tumpahan
Larutan
Sbg Bahan Distribusi Chem ical
selama transportasi 659.250
Pendukung Chem ical Handling dan Mixing sebelum di
distribusikan ke unit.

C re a te d B y: Anto ni R a tio Do lo ks a ribu/o ps -e ng-utl/27.02.03.pla ju.

Potrebbero piacerti anche