Sei sulla pagina 1di 22

Implementasi

Pemantauan Terapi Obat

Budi Raharjo
Pharmaceutical Care
• The responsible provision of drug therapy for the purpose
of achieving definite outcome that improve patient’s qualit
y of life
Hepler and Strand 1990

• A practice in which the practitioner takes responsibility for


a patient’s drug therapy needs, and is held accountable fo
r this commitment
Cipolle, Strand and Morley 1998
Filosofi Asuhan Farmasi
1. Mengenali kebutuhan sosial pasien;
2. Melakukan pendekatan yg berpusat pada pasien;
3. MENGASUH pasien merupakan modus operandi;
4. Mengemban tanggungjawab khusus untuk:
Identifikasi DRP (Drug Related Problem)
Atasi DRP yg telah terjadi
Cegah DRP yg potensial akan terjadi
DTP (1998) DRP (1990)
1. Need Additional Drugs 1. Untreated Indication
2. Unnecessary Drugs 2. Improper Drug Selection
3. Wrong Drugs 3. Sub Therapeutical Dose
4. Dosage Too Low 4. Overdosage
5. Adverse Drug Reaction 5. Not Rechieving Drugs
6. Dosage Too High 6. Adverse Drug Reaction
7. Not Following Instructions 7. Drug Interaction
8. Drug Use Withhout Indication
Drug Therapy Problem (1998)
1.Need Additional Drugs
2.Unnecessary Drugs Indication
3.Wrong Drugs
4.Dosage Too Low Eficacy
5.Adverse Drug Reaction
6. Dosage Too High
Safety
7. Not Following Instructions Compliance
Monitoring Terapi Obat
1. Monitoring Keadaan Umum (KU) Pasien:
a. Kondisi Klinik Pasien
b. Tanda-tanda Vital
c. Pemeriksaan Laboratorium
2. Monitoring Efektivitas Terapi Obat
3. (Monitoring Farmakokinetika Klinik)
4. Monitoring Adverse Drug Reaction:
a. Monitoring efek Samping Obat
b. Monitoring Interaksi Obat
5. Monitoring Toksisitas Obat
1. Monitoring KU Pasien
a. Kondisi Klinik Pasien
i. Keadaan saat datang:
 Tenang/Gelisah/Kesakitan/Sesak Nafas/Anemis/Lemah
ii. Kesadaran:
 Compos mentis/Somnolen/Apatis/Sopor/Coma/Mati
iii. Kesadaran saat Cedera Kepala  GCS=EoMoVo
iv. Nyeri, Mual-Muntah, dll
b. Tanda-tanda Vital Pasien:
 Tekanan Darah/Nadi/Suhu Badan/Respirasi
c. Pemeriksaan Laboratorium:
 Monitoring Parameter Penyakit & Efek Terapi
 Monitoring Efek Toksis Obat
2. Monitoring Efektivitas Terapi Obat
Nama Obat Kondisi Klinik Tanda Vital Pem.Laboratorium
Antibiotika Appetite,demam,KU Suhu,Nadi Leukosit,LED,
OAD, Insulin Mual-Muntah, 3P, Tingkat - GDP, GD2JPP, HbA1C
kesadaran (koma (jangka panjang)
hiperglikemi)
Lemas, rasa lapar, gemetar, - GDP, GD2JPP, GDS
Tingkat kesadaran (koma
hipoglikemi)

Anti Hipertensi Pusing, Nyeri kepala Tekanan Darah, Nadi -

Nitrat (Sindrom Sesak, Nyeri dada - -


Koroner akut)
Diuretik (pada CHF) Sesak Nafas, Vol. Urin - -
selama 24 jam
Statin - - Cholesterol Total, LDL,
HDL
Fibrat - - Trigliserida
3. Monitoring Farmakokinetika Klinik
• Obat dengan indeks terapetik sempit (digoxin, phenyt
oin, carbamazepin, asam valproat, antibiotika gentam
isin, amfotericin, tacrolimus)
• TDM = Therapeutic Drug Monitoring
• Kendala:
– Biaya Mahal
– Fasilitas (tidak semua RS ada lab. TDM)
• Peran Farmasis:
– Menetapkan jadwal sampling
– Interpretasi data terkait dosis vs respon
– Adjusment dosis
4. Monitoring Adverse Drug Reaction
MONITOR REAKSI OBAT YG MERUGIKAN (ROM):
• Reaksi Tipe A: Respon obat yang merupakan peningkatan efek far
makologi obat (toksisitas), atau peningkatan efek sekunder obat (ef
ek samping). Biasanya tergantung dosis.
• Reaksi Tipe B: Respon obat yang tidak berkaitan dengan efek farm
akologi, biasanya melalui mekanisme immunologi atau farmakoge
netik. Biasanya merupakan reaksi alergi/hipersensitif
• Reaksi Tipe Lain:
4. Monitoring ADR.......
MONITOR INTERAKSI OBAT
• Perubahan sifat farmakodinamika maupun farmakokinetika su
atu obat yang disebabkan oleh pemakaian dua obat atau lebih
secara bersamaan, karena faktor diet, atau karena kebiasaan
(merokok, alkohol, dll)
• Precipitant Drug: Obat yang mempengaruhi
• Object Drug: Obat yang dipengaruhi
• Pada interaksi yg melalui enzim cytochrome P-450, Object dru
g disebut sebagai Substrat dan Precipitant disebut Inhibitor/Ind
uktor enzim Cytochrome P-450
5. Monitoring Toksisitas Obat
Mengenali tanda toksisitas beberapa obat dengan indeks terapi sempit

Nama Obat Tanda Klinik Toksisitas


Fenitoin Ataksia, Nistagmus, Blurred vision, Slured vision, Dizziness, Drowsiness,
Confusion, Mood berubah, kadar obat > 100mg: kematian

Teofillin/Aminofillin Muntah berulang, agitasi, konvulsi, takhikardia, pupil dilatasi, tremor insomnia,
hipokalemia, iritabilitas
Digoksin Perubahan EKG (depresi gel ST), hiperkalemia, mual, muntah, blured vision,
perubahan tingkah laku, konfusion, heart block
Warfarin Perdarahan internal, koma, angina, nyeri abdomen, nyeri otot
Dokumentasi Monitoring Pasien
• Form PTO
• Form CPPT
Juknis Pengisian CPPT
• Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
• S-O-A-P
– Subyektif
– Obyektif
– Assessment
– Plan
Subyektif
• Memuat keluhan pasien
• Contoh:
– Pasien mengeluhkan nyeri, mual, demam.
– Pada pasien anak : Ibu pasien mengatakan anak masih diare 4x
dari tadi pagi
– Pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran : keluarga
mengatakan pasien pingsan sejak tadi malam
Obyektif
• data – data yang bersifat objektif, dapat dibuktikan / diuk
ur dengan angka.
• Contoh:
– Diagnosa DPJP
– Hasil laboratorium, hasil penunjang diagnosa yang berkaitan mis
al hasil foto thorax, hasil rongen, berat badan, serum kreatinin
(Contoh : suhu tubuh 38oC ; kadar leukosit 22.500 U/L)
– Terapi DPJP (hanya ditulis “ terapi sesuai instruksi DPJP”)
Assessment
• Memuat DRP Pasien
• DRP 1-Terdapat penggunaan obat tetapi tidak ada indika
si, Contoh:
– Pasien tidak mengeluhkan batuk dapat terapi ambroxol
– Pasien sudah tidak ada tanda – tanda perdarahan masih diberik
an terapi asam traneksamat
• DRP 2-Terdapat indikasi tetapi tidak ada obat, Contoh :
– Tekanan darah pasien tinggi belum ada terapi antihipertensi
Assessment..... lanjut
• DRP 3-Pemilihan obat tidak tepat, contoh :
– Pasien masih merasakan nyeri setelah penggunaan ketorolac 4
hari, kemungkinan membutuhkan terapi golongan opiod
– Pasien anak tidak disarankan menggunakan antibiotik levofloxa
cin, ciprofloxacin (golongan Quinolon)
– Pemberian terapi diazepam akan memperparah encefalopati
– Penggunaan antibiotik ceftriaxone pada pasien meningitis dihent
ikan 14 hari, penggunaan lebih dari 14 hari tetapi tidak ada perb
aikan.
Assessment..... lanjut
• DRP 4-Dosis terlalu tinggi, contoh:
– Frekuensi pemberian cetirizine berlebih
– Dosis ranitidin perlu disesuaikan atau diatur ulang pada clear kr
eatinin tinggi. Obat – obat yang memerlukan penyesuai dosis ad
alah .... (disebutkan obanya)
• DRP 5-Dosis terlalu rendah, contoh:
– Dosis pemberian ampicilin terlalu rendah
– Frekuensi pemberian ceftriaxone terlalu sedikit
– Dosis ranitidin perlu disesuaikan atau diatur ulang pada clear kr
eatinin tinggi. Obat – obat yang memerlukan penyesuai dosis ad
alah .... (disebutkan obanya)
Assessment..... lanjut
• DRP 6-Interaksi obat, contoh:
– Interaksi obat berpotensi yang mempengaruhi keseimbangan elektr
olit
– Bila jumlah obatnya sedikit dituliskan :
– Potensi interaksi obat A dan B menyebabkan ..................
– Bila jumlah obatnya banyak hanya dituliskan : terdapat potensial inte
raksi obat yang memepengaruhi keseimbangan elektrolit
• DRP 7-Potensi Efek Samping Obat, contoh:
– ISDN dapat menyebabkan pusing
– MST dapat menyebabkan sembelit
– Fentanil patch dapat meningkatkan efek sedasi
Plan
• Tindak lanjut / rekomendasi setelah melakukan identifika
si SOA untuk menyelesaikan permasalahan terkait obat,
baik yang telah terjadi atau berpotensi akan terjadi. Pen
ulisan kolom plan disesuaikan dengan assesmen yang di
tulis, dapat berupa :
– Rekomendasi
– Edukasi ke Pasien
– Monitoring
Thank You

Kingsoft Office
ake Presentation much more fun
@Kingsoft_Office

kingsoftstore

Potrebbero piacerti anche