Sei sulla pagina 1di 48

1

APA ITU IMPEDANCE

• Impedansi listrik, atau lebih sering disebut


impedansi, menjelaskan ukuran penolakan terhadap
arus bolak-balik
• Impedansi listrik memperluas konsep resistansi listrik
ke sirkuit AC (ALTERNATE CURRENT) , menjelaskan
tidak hanya amplitudo relatif tegangan dan arus,
tetapi juga fase relatif.
• Impedansi adalah kuantitas kompleks yang
dinotasikan dengan dan istilah impedansi kompleks
mungkin dapat dipertukarkan.
• Bentuk kutub secara praktis menunjukkan baik
karakteristik magnitudo dan fase
Brief introduction to
bioimpedance

• Bioimpedance refers to the electrical


properties of a biological tissue,
measured when current flows through
it. This impedance varies with
frequency and different tissue types,
and varies sensitively with the
underlying histology.
RESISTANCE DAN CAPACITANCE
The resistance and the capacitance of tissue are the two basic properties in
bioimpedance.
 Resistance (R) is a measure of the extent to which an element opposes the flow of
electrons or, in aqueous solution as in living tissue, the flow of ions among its cells.
 The three fundamental properties governing the flow of electricity are voltage,
current and resistance.
• The voltage may be thought of as the pressure exerted on a stream of charged
particles to move down a wire or migrate through an ionized salt solution. This is
analogous to the pressure in water flowing along a pipe.
• The current is the amount of charge flowing per unit time, and is analogous to
water flow in a pipe.
• Resistance is the ease or difficulty with which the charged particles can flow,
and is analogous to the width of a pipe through which water flows—the
resistance is higher if the pipe is narrower (figure A.1).

They are related by Ohm’s law:


V (voltage, Volts) = I (current, Amps) x R (resistance, Ohms ):

The above applies to steadily flowing, or ‘d.c.’ current (direct current).


Current may also flow backwards and forwards—‘a.c.’ (alternating current).
A cytometer consists of:

AllCells Webinar Se
ries_ Flow Cytometr
y 101.mp4

Electronics

Fluidics
Light detectors
FL3 PerCP, Cy5

FL2 PE
Computer

FL1 FITC

SSC

Laser
Light FSC

488nm
HEMATOLOGI - DARAH

HEMATOLOGI
Studi yang mempelajari darah dan
komponennya

DARAH
1. Bagian cair – plasma atau
serum
2.Bagian padat – sel-sel darah

7
KOMPOSISI DARAH

8
FUNGSI DARAH
1. Transportasi
(a) yang berhubungan
dengan respirasi (b)
yang berhubungan dengan nutrisi (makanan);
(C) yang berhubungan dengan ekskresi;
(d) yang berhubungan
dengan regulasi
2. Regulasi keseimbangan pH darah (7,0-7,2) 
mengentalkan darah karena mempunyai plasma
protein (albumin. Fibrinogen, globulin)
3. Regulasi keseimbangan darah dengan jaringan
4. Mencegah pendarahan (trombosit)
5. Pertahanan tubuh (leukosit) 9
HEMATOPOIESIS
Sistem hematopoietik mempunyai karakteristik
berupa pergantian sel yang konstan untuk
mempertahankan populasi eritrosit, leukosit dan
trombosit.
Sistem hematopoietik dibagi menjadi 3 :
1. Sel stem yang menyokong hematopoiesis
2. Colony forming unit (CFU) sebagai pelopor yang
selanjutnya berkembang dan berdiferensiasi dalam
memproduksi sel
3. Faktor regulator yang mengatur agar sistem
berlangsung beraturan

10
SEL-SEL
DARAH
 Sel darah merah (eritrosit)
 Sel darah putih (leukosit)
 Granulosit
 Neutrofil
 Eosinofil
 Basofil
 Agranulosit
 Limfosit
 Monosit
 Platelet (trombosit)

11
SEL DARAH MERAH = ERITROSIT
Fungsi utama :
Membawa oksigen (O2)
dari paru-paru ke
jaringan dan
pembuangan produk
karbondioksida (CO2)

12
ERITROPOIESIS

www.octc.kctcs.edu
13
RETIKULOSIT
 Retikulosit adalah sel eritrosit muda yang
sitoplasmanya masih mengandung sejumlah besar
sisa-sisa ribosome dan RNA

 Lebih besar dari ukuran RBC yang matang

 Masa hidup antara 1-2 hari

 Tanpa nucleus

14
SEL DARAH MERAH

Berfungsi membawa oksigen ke jaringan tubuh


15
SEL DARAH PUTIH =
LEUKOSIT
 Fungsi sel ini untuk melindungi
tubuh, merusak infeksi bakteri
dan virus

 Dikelompokkan:
◦ Leukosit fagosit - secara aktif
keluar dan melawan infeksi

◦ Leukosit imun – produksi


antibodi yang melawan
infeksi

16
TIPE SEL DARAH PUTIH
P H A G O C Y T IC L E U K O C Y T E S IM M U N E L E U K O C Y T E S

N e u t r o p h ils E o s in o p h ils B a s o p h ils M o n o c y te s L y m p h o c y te s

Granulocytes

17
Neutrofil

 Berfungsi sebagai fagosit

 Pertahanan tubuh
terhadap infeksi bakteri
dan proses peradangan
kecil lainnya, serta
menjadi sel yang pertama
hadir ketika terjadi infeksi
di suatu tempat

18
Eosinofil

 Berperan dalam
sistem kekebalan dengan
melawan parasit
multiselular dan beberapa
infeksi pada makhluk
vertebrata.

 Bersama-sama dengan
sel biang, eosinofil juga ikut
mengendalikan mekanisme
alergi.

19
Monosit

Kelompok darah putih yang


menjadi bagian dari
sistem kekebalan

20
Limfosit

 Tugasnya adalah
menghasilkan antibodi,
suatu protein yang
membantu tubuh
memerangi penyakit

21
Basofil dan Sel Mast

 Basofil terutama bertanggung jawab untuk


memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan
mengeluarkan histamin kimia yang
menyebabkan peradangan

22
SEL DARAH PUTIH

Melindungi tubuh dari infeksi

23
TROMBOSIT = PLATELET
= KEPING DARAH

Keping darah tersirkulasi


dalam darah dan terlibat
dalam mekanisme
hemostasis tingkat sel
dalam proses
pembekuan darah

24
PLATELET

Berguna untuk menghentikan perdarahan


25
HEMATOLOGI RUTIN
Complete Blood Count

26
HEMATOLOGI RUTIN
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan
komponen-komponennya

Tujuan :

1. Mendeteksi kelainan hematologi dengan dugaan


adanya kelainan jumlah fungsi sel darah
2. Kelainan sistemik (hati dan ginjal) yang dapat
mempengaruhi sel darah baik bentuk maupun
fungsinya
3. Membantu diagnosis penyakit infeksi dengan
melihat kenaikan atau penurunan jumlah leukosit
4. Mendeteksi penyakit perdarahan yang menunjukkan
kelainan faal hemostasis

27
Parameter Pemeriksaan Hematologi Rutin:
1.Hemoglobin
2.Hematokrit
3.Eritrosit
4.Nilai-nilai MC :
- MCV (Mean corpuscular volume)
- MCH (Mean corpuscular hemoglobin)
- MCHC (Mean corpuscular hemoglobin
concentration)
5.Leukosit
6.Trombosit

28
HEMOGLOBIN
 Pemeriksaan hemoglobin dilakukan untuk mengetahui
keadaan anemia

 Penurunan hemoglobin :  Peningkatan hemoglobin :

• Anemia defisiensi besi • Polisitemia


• Anemia defisiensi asam
folat
• Thalassemia
• Infeksi kronis

 Nilai normal ► Laki-laki : 13,2 – 17,3 g/dL


Perempuan : 11,7 – 15,5 g/dL

29
HEMATOKRIT
 Pemeriksaan Hematokrit merupakan
perbandingan volume sel darah merah dengan
komponen darah yang lain

 Pemeriksaan hematokrit dilakukan untuk


menentukan keadaan anemia, kehilangan darah,
anemia hemolitik, dll

 Nilai normal ► Laki-laki : 40 - 52%


Perempuan : 35 – 47%

30
ERITROSIT
 Pemeriksaan eritrosit dilakukan untuk mengetahui keadaan
anemia, polisitemia, dll

 Nilai normal ► Laki-laki : 4,4 – 5,9 (106/µl)


Perempuan : 3,8 – 5,2 (106/µl)

 Kehilangan 30-40% eritrosit dengan penurunan Hb < 6 g/dL


memerlukan transfusi darah

31
Mean Corpuscular Hemoglobin
(MCH)
 Pemeriksaan untuk mengetahui rata-rata
banyaknya Hb yang terdapat dalam sebuah
eritrosit, mendiagnosa keadaan thalassemia dan
kelainan hemoglobin lainnya

 Nilai normal : 26 – 34 pg

32
Mean Corpuscular Volume (MCV)

 Pemeriksaan volume rata-rata sel darah merah,


mendiagnosis keadaan thalassemia dan lainnya

 Nilai normal : 80 – 100 fL

33
Mean Corpuscular Hemoglobin
Concentration (MCHC)
 Pemeriksaan konsentrasi hemoglobin rata-rata pada
volume sel darah merah

 Nilai normal : 32 - 36 g/dL

34
NILAI-NILAI MC
 Pemeriksaan ini juga berguna dalam morfologi sel darah merah untuk mengkarakterisasi anemia

 Diagnosis MCH rendah, MCV rendah - Hipokromik,


Mikrositik
• Anemia defisiensi besi
• Thalassemia
• Penyakit anemia kronis

 Diagnosis MCH tinggi, MCV tinggi - Hiperkromik,


Makrositik
• Defisiensi Vitamin B12
• Defisiensi folat

35
LEUKOSIT
 Pemeriksaan leukosit dilakukan untuk mengetahui
kelainan sel darah putih yang bertanggung jawab
terhadap imunitas tubuh, evaluasi bakteri dan virus dan
diagnosis keadaan leukemia

 Nilai normal ► Perempuan : 3,6 – 11 (103/µl)


Laki-laki : 3,80 – 10,6 (103/µl)
 Penurunan leukosit :  Peningkatan leukosit :
• Infeksi virus • Infeksi bakteri
• Penyakit sumsum • Perdarahan akut
tulang • Leukemia
• dll • Terpapar bahan beracun
• Penyakit inflamasi kronis
• dll
36
TROMBOSIT
 Pemeriksaan trombosit dilakukan untuk evaluasi,
diagnosis dan pemantauan perdarahan dan kelainan
pembekuan darah, trombosis, trombositopenia dan
trombositosis

 Keadaan hemofilia, leukemia, gangguan pembekuan


darah (disseminated Intravascular Coagulation: DIC),
dll

 Nilai normal: 150 – 440 (103/µl)

37
Hematologi - Impedansi (1)

Sel disuspensikan dalam cairan elektrolit dimana cairan elektrolit


yang merupakan konduktor listrik yang baik, sedangkan sel secara
relatif merupakan konduktor listrik yang kurang baik. Aliran listrik
konstan dialirkan ke dalam suspensi sel ini dengan menggunakan
dua elektroda yang terletak pada setiap sisi orifice (celah). Ketika
satu sel bergerak melalui orifice, maka terjadi gangguan terhadap
arus listrik yang sedang mengalir Perubahan arus listrik ini disebut
pulsa.
Masih Bingung??
Contoh:
•Misalnya akan dilakukan penghitungan kadar RBC (red blood cell), WBC
(white blood cell) dan plt (platelet/trombosit) dari seorg pasien. Kalw
dibedakan berdasarkan volume (karena impedansi memanfaatkan
volume sel), maka urutannya adalah WBC >RBC (36-360 fl) > PLT (2-20 fl).
Iya toh??
•Nah, misalnya ada sel yg melewati celah, dan setelah sinyal terbentuk
ternyata sel tsb memiliki volume sebesar 300 fl. Maka sel tersebut akan
dikelompokkan/dibaca detektor sebagai sel darah merah. Kemudian sel
selanjutnya setelah diukur, ternyata memiliki volume 400 fl. Maka sel
tersebut akan dikelompokkan/dibaca sebagai sel darah putih. Dan begitu
seterusnya hingga sel terhitung semua

39
Hematologi - Impedansi (2)
• Amplitudo masing masing pulsa adalah
proporsional dengan volume partikel yang
dideteksi.
• Biasanya metode ini digunakan untuk
menghitung :
– Sel darah putih (WBC)
– Sel darah merah (RBC)
– Platelet
Kekurangan Metode Impedansi
• kemungkinan dua sel melewati celah dalam
satu waktu. Akibatnya, detektor akan membaca
ukuran sel lebih besar dari ukurannya yg
sebenarnya. Lalu, apa pengaruhnya pada hasil
perhitungan??
• kemungkinan sel yang telah diukur (melalui
celah) akan kembali lagi ke sensing zone.
Akibatnya, sel ini akan dihitung dua kali oleh
detektor
41
Kekurangan Metode Impedansi (2)
• Akibat adanya sistem vakum (hydrodinamik),yg
sebenarnya dimanfaatkan untuk mengatur jalannya
sel melewati apperture, sel bisa mengalami
deformitas atau perubahan bentuk. Misalnya, yang
seharusnya sel berbentuk bulat, menjadi lonjong
atau elips. Jika ini terjadi, maka waktu yg digunakan
sel tersebut utk melewati apperture akan semakin
besar.Sehingga detektor akan membaca ukuran sel
tsb lebih besar dari ukurn yang sebenarnya.

42
Hematologi - Flow Cytometri (1)
• flowsitometri atau flowcytometry terdiri dari tiga kata
yakni (flow = mengalir), (cyto = sel) dan (metry = yg
berhubungan dgn pengukuran).
• Metode pengukuran sel yang dalam keadaan
mengalir. Lho, kok bisa mengalir? Berarti sel2nya
disuspensikan ke dalam cairan dan diberikan tekanan
agar bisa mengalir.

43
Hematologi - Flow Cytometri (1)
Prinsip Sel-sel dideteksi dan dihitung ketika sel
tersebut mengalir melalui suatu aliran,
dimana sinar laser difokuskan dan
ditembakkan ke arah sel-sel tersebut.
Sudut sinar laser yang dipendarkan oleh
sel-sel tersebut menggambarkan
karakteristik sel termasuk ukuran sel,
struktur bagian dalam, bentuk granul,
dan morfologi permukaan.

Metode ini digunakan untuk : ---


a. Perhitungan sel darah putih (WBC)
b. Perhitungan sel diferensial
Prinsip kerja - Flow Cytometri
• Sejumlah sel disuspensikan ke dalam suatu cairan
konduktif
• Sel2 tersebut diatur sedemikian rupa (diberikan
tekanan hydrodynamic focussing) sehingga dapat
melewati suatu lorong (apparatus) satu demi satu
• Ketika sel sampai di suatu titik di lorong tsb, sel akan
ditembak dengan sinar laser (Light amplification by
stimulating emmision of radiation)

45
Prinsip kerja - Flow Cytometri
• Lalu, hasil temakan tadi, akan dibaca oleh dua macam
detektor.
– detektor yg pertama, letaknya sejajar dengan
sumbu X terhadap sumber tembakan. Sinyal yg
didapatkan di sini, akan dibaca sebagai gambaran
ukuran sel yang ditembak.
– Detektor yang kedua, letaknya 90 derajat terhadap
sumber tembakan / laser. Sinyal yang didapatkan
disini, akan dibaca sebagai gambaran sitosolik yg
ada dalam sel (mis : granul)
46
Perbedaan Impedansi & Flow
Cytometri??
• Contoh WBC
WBC terbagi dua:
1.Sel agranular (limfosit dan monosit)
2.Sel granular (neutrofil, basofil, dan eusinofil)
Secara Impedansi Impedansi
Jumlah sel darah putih secara keseluruhan

47
Perbedaan Impedansi & Flow
Cytometri??
• Contoh WBC
WBC terbagi dua:
1.Sel agranular (limfosit dan monosit)
2.Sel granular (neutrofil, basofil, dan eusinofil)
Secara Impedansi Flow Cytometri
Jumlah sel darah putih secara keseluruhan, serta
jumlah sel agranular & granular

48

Potrebbero piacerti anche