Sei sulla pagina 1di 19

Growth Monitoring Training

1
Tentang SEAMEO TROPMED RCCN – UI
 SEAMEO adalah Organisasi Menteri-Menteri Pendidikan di Asia Tenggara
yang bertujuan untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat melalui
penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas
 Ada 15 kantor SEAMEO, salah satunya adalah SEAMEO TROPMED
yang berlokasi di Universitas Indonesia Jakarta dengan kegiatan utama
dalam bidang Gizi Komunitas; dengan kegiatan utama: pendidikan dan
pelatihan, penelitian dan pelayanan konsultansi.
Objectives
 Have the knowledge on basic concept of Nutritional status
of children under five years old and children 0-8 years old
 Have both theoretical and practical knowledge in the right
way of measurement of nutrition indicators
 Have the knowledge on software for analyzing
Anthropometric data
 Be able to conduct Anthropometric data analysis using WHO
Anthrop 2005
 Be able to make use of data, record in the appropriate
format and analyze and prepare report on key nutrition
indicators (underweight, stunting, wasting etc) using WHO
Anthrop 2005
Permasalahan gizi
di Indonesia

Otte Santika SP., MSc.


Lindawati Wibowo SSi., MSc.

SEAMEO - TROPMED
Regional Center for Community Nutrition
University of Indonesia
Gizi dalam daur hidup

?
53% dari kematian anak
Disebabkan oleh
kondisi kurang gizi
Permasalah Gizi Di Indonesia
Kategori A
(Kurus/Pendek)
Kategori B
INDONESIA:
• MALAYSIA Kurang Vit A & Zat Besi
• TIMOR • LOAS  Kurang Energi
• KAMBOJA • THAILAND Protein (Kurus
• FILIPINA dan Pendek)
• MYANMAR
 Kurang Vitamin
• INDONESIA A
 Anemia Gizi Besi
 Kurang Yodium
• CINA  Gizi Lebih
Kategori C (Overweight)
Gizi Lebih
Sumber: World Bank 2006: Reposition
Nutrition as Central to Development
PERMASALAHAN GIZI DI INDONESIA (Riskesdas, 2007)
(gizi buruk & kurang)
40

35 33.6

30 27.8
27.6
26.5 26.6
24.8 25.4 25.4
24.2
25 22.7 22.7 22.8 23.2
22.5
21.4 21.2
20.2
18.9 18.2 19.3
20 18.3 18.4
17.5 17.4 17.6
16.7 16 16.6
15.8
15
15
12.4 12.9
10.9 11.4

10

0
PERMASALAHAN GIZI DI INDONESIA (Riskesdas, 2007)
(Pendek – kronis: >prevalensi nasional)

50 46.7 45.8
44.6
43.1 44.7 43.7 44.5
45 42.8
41.8
38.7 38.9 39.2 40.3 40.5
39.9 40.2
39.4
40 36.5 36.4 36 35.6 36.4 37.6
36.8
35.4 34.8 35.2
35 33 31.2
31
27.6 29.1
30 26.7
26.1
25
20
15
10
5
0
Bangka Belitung
Bengkulu
Sumut

Sulbar

Indonesia
Sulut
Kepulauan Riau

Kalteng

Sulteng

Sultenggara

Papua
Sulsel
Lampung

Jabar

Jatim

Bali
Sumbar

NTT
Kalbar

Kaltim

Maluku Utara
Maluku

Papua Barat
Jateng
Sumsel

Gorontalo
NTB
NAD

Kalsel
Riau

Banten
Jambi

DKI Jakarta

DI Yogyakarta
5

0
10
15
20
25
NAD

18.3
17
Sumut
Sumbar

15.3
Riau

22.1
Jambi

19.2
Sumsel

15.8
Bengkulu
Lampung

14.213.7
Bangka Belitung

10.8
Kepulauan Riau
13.5
17

DKI Jakarta

9
Jabar
Jateng
11.8

DI Yogyakarta
Jatim
Banten
13.714.1

10

Bali
NTB
15.5
20

NTT
Kalbar
Kalteng
17.416.9

Kalsel
Kaltim
16.315.9
(Kurus – acute: >10%)

Sulut
10.2

Sulteng
15.5

Sulsel
13.7

Sultenggara
14.6

Gorontalo
Sulbar
Maluku
16.716.817.2

Maluku Utara
14.9
PERMASALAHAN GIZI DI INDONESIA (Riskesdas, 2007)

Papua Barat
16.4

Papua
12.4

Indonesia
13.6
Kapan intervensi gizi
perlu dilakukan?
Pola Umum Gagal Tumbuh
(di negara berkembang)

0.5 Intervensi harus dilakukan


0.25 sedini mungkin
Weight for age Z-score (NCHS)

0
-0.25
-0.5
-0.75
-1
-1.25
-1.5
-1.75
-2
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51 54 57 60

Age (months)

Africa Latin America and Caribbean Asia


Shrimpton et al. 2001
Gizi dalam daur hidup

?
Penyebab gagal tumbuh-kembang
pada anak
 Bumil kurang gizi  IUGR

 Praktek pemberian ASI yang tidak sesuai standar


(inisiasi, ASI exclusive, prolonged bf)

 Setelah bayi berusia 6 bulan, dimana ASI saja


tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak
 makanan tambahan yang diberikan tidak padat
gizinya

 Hilangnya zat gizi karena penyakit seperti diare

 Pola asuh anak yang tidak memenuhi standar


(waktu & cara)
Status Gizi

Asupan Makanan Penyakit Penyebab langsung

Perawatan Ibu Pelayanan


Akses Pangan dan Anak (pola kesehatan dan Penyebab tidak langsun
Asuh) kebersihan
lingkungan

Kemiskinan dan
Pendidikan,
Lapangan kerja

Akar masalah

Potensi Sumberdaya
Intervensi gizi apa yang
perlu dilakukan?
Intervensi Gizi yang bersifat preventif
Sasaran Intervensi Tujuan
WUS Penyuluhan gizi Peningkatan pola makan
Supl. zat besi & status gizi WUS
Bumil Penyuluhan gizi Peningkatan pola makan
Supl. zat besi & status gizi bumil
Promosi ASI Persiapan pasca
melahirkan
Busui Penyuluhan gizi Peningkatan status gizi &
Promosi ttg pemberian pola makan ibu & anak
makanan tambahan yg Deteksi dini terjadinya
benar gagal tumbuh pd anak
Supl. zat besi

Supl. Vitamin A

Promosi ASI

Growth Monitoring
program
Intervensi Gizi yang bersifat preventif
Sasaran Intervensi Tujuan
Ibu balita Penyuluhan gizi Peningkatan status gizi &
Promosi ASI pola makan ibu & anak
Promosi ttg Deteksi dini terjadinya gagal
pemberian makanan tumbuh pd anak
tambahan yg benar
GMP

Balita Supl. Vitamin A Peningkatan status gizi &


Supl. Zat besi kekebalan tubuh anak
Intervensi Gizi yang bersifat kuratif
Sasaran Intervensi Tujuan
Balita Supl. Vitamin A Penurunan
Supl. Zat besi prevalensi VAD,
Rehabilitasi gizi
anemia, campak,
dan diare
Pemulihan kondisi
kurang gizi
Bumil Rehabilitasi gizi Pemulihan kondisi
kurang gizi untuk
BUMIL KEK

Potrebbero piacerti anche