Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Ray-finned Fishes
Actinopterygii
Actinopterygii
Paedocypris
Oarfish
Reproduksi
• Umumnya, individu jantan dan betina terpisah. Betina memijahkan telurnya untuk
fertilisasi eksternal dan jantan menginseminasi setelahnya.
• Perkembangan dimulai dengan tahap larva yang berenang bebas. Ada juga yang
melewati pola ontogeni, terutama pada organisme hermafrodit. Pada banyak kasus,
diawali dengan protogini, yaitu awalnya betina dan berubah menjadi jantan pada tahap
ter tentu karena faktor internal atau eksternal tertentu. Protandri lebih jarang ditemukan
daripada protogini.
• Fertilisasi eksternal lebih banyak ditemukan daripada fertilisasi internal. Pada Teleostei
yang oviparous, sebagian besar (79%) tidak menunjukkan pola asuh tetua. Viviparitas,
ovoviviparitas, atau beberapa bentuk pola asuh tetua untuk telur, baik oleh tetua jantan
maupun tetua betina, atau keduanya ditemukan pada sekitar 21% dari 422 famili dalam
Teleostei; tanpa pola asuh tetua nampaknya merupakan kondisi tetuanya.
• Viviparitas sangat jarang dan ditemukan hanya pada sekitar 6% dari spesies Teleostei;
pola asuh oleh tetua jantan lebih umum dari tetua betina. Teritorialitas dari jantan
membentuk preadaptasi dari spesies ikan untuk melakukan pola asuh oleh tetua jantan.
Reproduksi
• Sebagian kecil ikan melakukan fertilisasi
sendiri. Rivulus mangrove (Kryptolebias
marmoratus, syn. Rivulus marmoratus) bersifat
amphibious dan hermafrodit simultan yang
memproduksi telur dan memijah dan juga
melakukan fertilisasi internal. Sifat ini mungkin
berkembang dari kebiasaannya yang hidup
lama di habitat hutan mangrove.
• Jantan biasanya dihasilkan pada suhu dibawah
19 °C dan dapat membuahi telur yang
kemudian dipijahkan oleh individu betina. Hal
ini mempertahankan variabilitas genetik dari
spesies tersebut yang umumnya melakukan
fertilisasi sendiri (inbred).
Habitat dan
Distribusi
Ikan Tembakul Periophthalmodon
Boreogadus saida
Habitat
• Secara umum ikan memerlukan oksigen
terlarut untuk respirasi.
• Beberapa spesies ikan bertulang sejati
memerlukan oksigen terlarut dalam
jumlah banyak, misalnya ikan salmon Salmo trutta
coklat (Salmo trutta) membutuhkan
lebih dari 11 mg/L oksigen atau 11ppm.
• Namun ikan Misgurnus fossillis, dapat
bertahan hidup pada kondisi oksigen
terlarut rendah (0,5 mg/L atau 0,5
ppm). Misgurnus fossillis
Habitat dan Distribusi
• Beberapa ikan pelagis (hidup di laut terbuka), Ikan Tuna sirip kuning, Tunnus
misal tuna (beberapa spesies dalam Famili albacore
Scombridae, Subfamili Thunninae) adalah ikan
pelagis.
• Beberapa spesies, seperti ikan pipih (Ordo
Pleuronectiformes) teradaptasi hidup di dasar
lautan. Beberapa ikan lain, seperti gobies (Famili Goby kuning, Cryptocentrus
Gobiidae) menggali dalam substrat atau cinctus
menimbun dirinya di pasir.
• Ikan matahari laut (Famili Molidae) adalah yang
paling sering ditemui di permukaan laut.
Tuna are streamlined for straight The swordfish is even faster and
line speed with a deeply forked tail more streamlined than the tuna
Cutlassfish
King of herrings Seahorses Mahi-mahi Mirror dory
Bentuk tubuh
• Ikan bertulang sejati mempunyai bentuk
tubuh bervariasi, tapi bentuk “khas” dari
tubuh ikan adalah silindris dan meruncing
pada kedua ujungnya. Bentuk khas fusiform
ini lebih hemat energi saat berenang.
Dibanding bentuk lain, bentuk tubuh ini
menghasilkan lebih sedikit benturan (tenaga
berlawanan yang dihasilkan suatu objek saat
bergerak dalam air).
• Variasi bentuk tubuh ikan biasanya gabungan
dari 3 bentuk dasar yaitu compression,
depression, dan elongation
• Pipih lateral atau compressed bentuk tubuh
yang umum dijumpai pada ikan hidup pada
tempat-tempat sempit di terumbu karang,
contoh ikan kupu-kupu Famili
Chaetodontidae
Ikan sebelah
Sisik
• Sebagian besar tubuh ikan tulang
sejati ditutupi dan dilindungi oleh
selapis cawan-cawan yang disebut
sisik.
• Gars (Family Lepisosteidae),
bichirs, dan reedfishes (Family
Polypteridae) memiliki sisik ganoid.
Sisik tersebut mirip seperti sisik
kosmoid, tapi selapis ganoin
(senyawa seperti enamel yang
keras) terletak diatas lapisan • Terdapat empat sisik ikan bertulang
kosmin dan dibawah enamel. Sisik sejati yang berbeda: kosmoid, ganoid,
ganoid berbentuk wajik, mengkilap sikloid, dan ktenoid.
dan keras.
Sisik
• Sebagian besar ikan bertulang sejati
memiliki sisik sikloid atau ktenoid. Baik
sisik sikloid maupun ktenoid terdiri atas
selapis kalsium diluar dan selapis
jaringan ikat didalam.
• Sisik sikloid tumpang tindih dari kepala
hingga ekor, sebuah pengaturan yang
membantu mengurangi tarikan saat ikan • Sisik ktenoid memiliki karakteristik bagian
berenang sisi bergigi. Paling umum ditemukan pada
• Sisik sikloid berbentuk sirkuler dan ikan dengan sirip menjari berduri (spiny
halus, biasanya ditemukan pada ikan fin rays)
dengan sirip ikan yang lembut. • Saat pertumbuhan, sisik sikloid dan
ktenoid menambah lapisan-lapisan
konsentrik
Pewarnaan tubuh
• Sebagian besar spesies ikan mempunyai
pigmentasi yang terdapat dalam sel-sel
kromatofor. Sebagian besar ikan dapat
mengecil dan membesarkan kromatofornya
untuk mengubah warnanya.
• Sel-sel yang berefleksi disebut iridosit yang
bisa mengubah warna dengan cepat
• Karena perbedaan panjang gelombang
cahaya yang diabsorbsi pada beragam
kedalaman, ikan seperti menampakkan
warna tubuh yang berbeda antara di dalam
air dengan di permukaan.
• Ikan Lais gelas (Kryptopterus bicirrhis)
tidak memiliki pigmentasi
Ikan lais gelas Kryptopterus
bicirrhis
Pewarnaan
• Beberapa ikan melakukan bioluminasi
(mengeluarkan cahaya). Pigmen-pigmen
tertentu (disebut lusiferin) mengeluarkan
cahaya saat teroksidasi.
Ikan lentera Bufoceratias
• Beberapa ikan menghasilkan cahaya wedli
dalam organ luminasi atau dalam sel yang
disebut fotofor. Pada beberapa ikan,
bakteri penghasil cahaya yang hidup di
dalam atau pada permukaan tubuh ikan
yang sesungguhnya menghasilkan cahaya
• Tergantung pada spesies, bioluminasi bisa
menarik pasangan, mengecoh predator,
menarik mangsa, atau berfungsi sebagai
“senter” untuk membantu ikan melihat
dalam kondisi gelap.
Flashlight fish (Kryptophanaron alfredi)
Klasifikasi
Kelas Actinopterygii
1. Subkelas Chondrostei (Lower Ray finned
fishes) Reedfish atau palmas
tambang
Ordo Polypteriformes (birchirs,
reedfish)
Ordo Acipenseriformes (sturgeons,
paddlefishes)
2. Subkelas Neopterygii (Spiny Ray fishes) Acipenseriformes (sturgeon)
Infrakelas Holostei
Ordo Semionotoformes
(Lepisosteiformes) (gars)
Ordo Amiiformes (bowfin)
Infrakelas Teleostei, 12 superordo,
35-38 orders (modern bony fishes)
Semionotoformes (Alligator)
• Actinopterygii memiliki elemen basal
yang membesar pada sirip pectoral
dan elemen basal menyatu pada sirip
pelvis
• Keturunan awal (misal non-teleosts)
memiliki satu sirip dorsal (secara
beragam hilang atau terbagi pada
banyak spesies) dan sisik anoid
(secara beragam hilang atau
termodifikasi pada kebanyakan
spesies)
Divisi Teleostei