Sei sulla pagina 1di 42

Prevention of

Surgical Site Infection


Muhammad Ilham Aldika Akbar, dr. SpOG(K)
Departemen Obstetri dan Ginekologi
RSUD Dr. Soetomo – RS. UNAIR
Fakultas Kedokteran UNAIR

Workshop Pencegahan Infeksi dan Pemakaian Antibiotika Rasional, 19 Juli 2018, Semarang
DEFINISI
Infeksi pada kulit atau jaringan
subkutis sekitar insisi, atau daerah
operasi < 30 hari pasca prosedur

Memiliki salah satu gejala:


• Cairan purulen dari insisi
• Kultur jaringan atau cairan (+)
• Luka terbuka disertai tanda infeksi (nyeri,
eritema, edema)
EPIDEMIOLOGI

• Bagian HAI (Health care-associated infection)


• Beban HAI 2-3x di negara miskin-berkembang
• SSI menimbulkan beban morbiditas-mortalitas dan biaya yang
signifikan
• Insiden SSI di negara berkembang 11.8/100 prosedur operasi

Global Guidelines for Prevention SSI; WHO, 2016


The European Center for Disease Prevention
and Control (ECDC), 2010-2011
Jenis Pembedahan Insidens SSI
(100 operasi)
Operasi Colon 9.5 %
Operasi graft bypass arteri koroner 3.5 %
SC 2.9 %
Kolesistektomi 1.4 %
Operasi Prostesi Panggul 1.0 %
Laminektomi 0.8 %
Operasi Prostesi Lutut 0.75 %

Global Guidelines for Prevention SSI; WHO, 2016


Global Guidelines
for Prevention
SSI; WHO, 2016
Global Guidelines for Prevention SSI; WHO, 2016
Epidemiology SSI
About 80 000 hospitalised patients in Europe have at least one HAI on any
given day
In Europe, SSI are the second most frequent type of HAI (19.6%) – 543 149
(298 167-1 062 673) SSI episodes/year (HAI prevalence survey 2011)
In the US, the overall SSI rate was 0.9% in 2014 (data from 3654 hospitals
over 2 417 933 surgical procedures)
SSI are the most frequent type of HAI on admission (67% in US, 33% in
Europe)
Surgical sepsis accounts for approximately 30% of all septic patients
SSI are the most frequent type of HAIs in LMICs and rates are significantly
higher than in HICs (11%, on average)
Insidens SSI pada Kasus Obstetri
RSUD dr. Soetomo , Januari 2017 - Mei 2018

Jumlah Kunjungan RSUD Dr


3%
Soetomo
SSI 41
Normal 1560
Total Kunjungan 1601

97%

Non SSI
Kamalia H, Aldika A, 2018 SSI
Proporsi IDO pada Kasus SC di RSDS
RSUD dr. Soetomo Januari 2017 - Mei 2018

Jumlah Operasi SC di RSUD IDO


1%
Dr Soetomo
IDO 17
Non IDO 1150
Total 1167

Non IDO
99%

Kamalia H, Aldika A, 2018


Rate SSI di Negara Miskin-Berkembang
• WHO report: 5.6 – 11.8 /100 prosedur operasi
• Telaah sistematis WHO (1995-2015): rate SSI 11.2/100 operasi (95%
CI: 9.7-12.8)
• Rate SSI SC bervariasi di berbagai negara:
• Nigeria: 16.2%
• Kenya: 19%
• Tanzania: 10.9%
• Vietnam: 9.7 %
• Brazil: 9.6% dan 23.5%
Faktor Risiko
Internal (terkait pasien) External (terkait prosedur)
• Obesitas • Durasi operasi lama
• Diabetes • Skor ASA > 3
• Skor luka tinggi • Lama rawat inap sebelum
operasi > 2 hari
• Tipe luka (kotor atau
• Tidak mendapat antibiotic
terkontaminasi) profilaksis
• Usia > 60 tahun • Relaparotomi
• RS dengan beban operasi
rendah (low volume hospital)
Kamalia H,
Aldika A, 2018
SSI Risk Varies by Operation
Pooled Mean SSI
Operation Rate (%) 25th, 75th Percentile
CABG, Chest and Donor 4.26 1.33, 5.81
Site
Colon 7.06 2.38, 9.09
Abdominal Hysterectomy 4.05 0.00, 4.86
Hip prosthesis 2.40 0.00, 3.70
Laminectomy 2.30 0.00, 3.73
PRe
i skriinpdhexecraatelgoVrays“c2”uolpaerrations 6.98 2.75, 8.47
Bypass

Voluntary Reporting to NHSN

Am J Infect Control 2009; 37:783-805.


SSI Rate in a Clinical Trial Compared to
NHSN Reported SSI Rates
Ertapenem Cefotetan
Infection N=338 (%) N=334 (%)
Any SSI 62 (18.1) 104 (31.1)
Superficial incisional 45 (13.1) 75 (22.4)
Deep incisional 13 (3.7) 17 (5.1)
Organ-space 4 (1.2) 12 (3.7)

Paling banyak Total infections identified = 166 (24.7%)


jenis superficial Deep incisional and organ-space = 46
incisional (6.8%)

NHSN Pooled Mean = 7.06%


NHSN 90th Percentile = 13.8%
N Engl J Med 2006; 355:2646.
9 Rekomendasi WHO – Preoperatif
Pasien dengan karier S. aureus di nasal harus mendapat terapi mupirocin 2%
intra nasal preoperative dengan atau tanpa kombinasi mandi CHG
(ChlorHexidine Gluconate).

MBP (Mechanical Bowel Preparation) saja (tanpa pemberian antibiotika oral)


sebaiknya tidak digunakan pada pasien dewasa yang menjalani operasi
kolorektal.

Pada pasien yang menjalani operasi pembedahan, rambut sebaiknya tidak


dicukur, atau jika mutlak diperlukan, dapat dihilangkan dengan clipper.
Pencukuran rambut dilarang pada semua kondisi, baik preoperative atau di
kamar operasi.

Antibiotik profilaksis harus diberikan sebelum insisi, jika diindikasikan

Global Guidelines for Prevention SSI; WHO, 2016


9 Rekomendasi WHO – Preoperatif
Antibiotika profilaksis harus dimasukkan dalam 120 menit
sebelum insisi, dengan mempertimbangkan waktu
paruhnya.

Cuci tangan sebelum operasi dengan sabun antimicrobial


(scrubbing) dan air, atau dengan hand-rub berbasis alcohol
sebelum memakai sarung tangan steril

Cairan antiseptic berbasis alcohol berbasis CHG untuk


persiapan kulit yang akan diinsisi harus digunakan pada
pasien yang akan menjalani pembedahan

Global Guidelines for Prevention SSI; WHO, 2016


9 Rekomendasi WHO – Preoperatif

Pasien dewasa yang akan dibius secara general anestesi


dengan intubasi endotrakeal harus mendapatkan 80% fraksi
oksigen intraoperatif, dan jika memungkinan pada masa 2-6
jam post operatif.

Antibiotik profilaksis harus dihentikan setelah selesai operasi

Global Guidelines for Prevention SSI; WHO, 2016


BEBERAPA
REKOMENDASI
BERBASIS
BUKTI UNTUK
PENCEGAHAN
SSI
PREOPERATIVE BATHING
• Disarankan mandi sebelum
operasi (untuk mengurangi
bacterial load pada lokasi
insisi)
• Boleh menggunakan sabun
biasa atau antimikroba
ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS
Right Right
Agent Time

Narrowest spectrum of Antimicrobial High Dose, Short time


activity Prophylaxis

Right Right
Duration Dose
Waktu Pemberian Antibiotika Profilaksis
Sebelum Operasi
• Pemberian antibiotika profilaksis sebelum insisi sesuai
indikasi (tergantung jenis operasi)
• Pemberian antibiotika profilaksis dalam 2 jam sebelum
operasi, dengan mempertimbangkan waktu paruhnya
• AB dengan waktu paruh cepat (cefazolin, cefoxitin,
penicillin) diberikan < 60 menit
• AB yg harus diberikan dalam waktu lama (> 1-2 jam) seperti
fluoroquinolone atau vancomycin, harus diberikan > 2 jam
sebelum operasi
• ASHP guidelines merekomendasikan pemberian antibiotika ulang jika
durasi operasi melebihi 2x waktu paruh obat, atau tiap 3-4 jam, atau jika
didapatkan perdarahan >1500 cc
Durasi

Diteruskan
Single sampai
maksimal
Dose 24 jam post
operasi

Bisa sampai 48 jam pada operasi jantung


For most procedures, cefazolin is the drug of
choice for prophylaxis:
• proven efficiency
• duration of action
ASHP • spectrum of activity
• Safe
Therapeutic • low cost
Guidelines
For caesarean sections, administer the
appropriate antimicrobial agent prior to skin
incision (versus at cord clamping).

2017 HICPAC–CDC Guidelines for Preventing SSI


Hair Removal

Hair Removal Infection Rate


Method
sore / kerok/shaving 5.2 - 8.8%
pagi / kerok 6.4 - 10%
sore / cukur 4 - 7.5%
pagi / cukur 1.8 - 3.2%

Alexander JW, et al. Arch Surg 1983; 118:347-352

• Tidak mencukur rambut sama sekali (pre-op atau di OK), atau jika mutlak
diperlukan, hanya boleh dengan clipper.

Clipping hair just before case is best


Persiapan Lokasi Insisi

• Preparasi kulit insisi dengan menggunakan cairan antiseptic berbasis alcohol (berbasis
CHG), pada pasien yang akan menjalani pembedahan.
• Meta analisa: alcohol-CHG lebih baik dalam menurunkan risiko SSI dibanding alcohol-
povidone iodine
Cuci Tangan Sebelum Operasi
• WHO merekomendasikan: scrubbing
menggunakan sabun antimikroba dan air,
atau handrub menggunakan alcohol sebelum
memakai sarung tangan steril.
• Untuk meminimalisasi kontaminasi pada
lapangan operasi, jika ada lubang pada
sarung tangan
• WHO guidelines on hand hygiene in health
care (2009)
Support Nutrisi Preoperatif
• WHO merekomendasikan pemberian suplementasi nutrisi (oral atau
par eneteral) untuk menurunkan risiko SSI pada pasien underweight
yang akan menjalani operasi major.
• Suplemen nutrisi yang mengandung kombinasi arginine, glutamin,
asam lemak omega-3, dan nukleotida.
Oksigenasi Perioperatif
• WHO merekomendasikan pasien yang akan mendapat anestesi
general dengan intubasi endotrakeal harus mendapat oksigenasi 80%
Fi02 intraoperatif, dan jika memungkinkan dalam 2-6 jam pasca
operasi.
J Eval Clin Pract. 2009; 15:360-5.
Elective
Surgical • 500 CRS patients
Procedures • 80% or 30% inspired oxygen during
Supplemental operation and for 2 hours post surgery
Oxygen • All patients received prophylactic antibiotics

• Results
• Arterial and subcutaneous PO higher in2

80% oxygen group


• Lower incidence of SSIs with higher
supplemental oxygen (5.2% vs 11.2%;
Oxygen Strategy: P=0.01)
•Supplemental O2 for Low O2 2x infection rate
2hrs in RR

Greif et al. N Engl J Med. 2000;342:161–167.


Mempertahankan Normothermia
• WHO merekomendasikan penggunaan bahan/alat penghangat di
kamar operasi dan selama operasi untuk menghangatkan tubuh
pasien, untuk mengurangi risiko SSI.
• Pertahankan suhu tubuh normal selama operasi (1A)
• Keuntungan lain: menurunkan risiko kejadian myokard, kehilangan
darah, dan kebutuhan transfusi.
• Target suhu badan core > 36oC
Elective • 200 CRS patients
Surgical • Control: Routine intraoperative
thermal care
Procedures (mean temperature 34.7°C)
Perioperative
• Treatment: Active warming
Normothermia (mean temperature 36.6°C)

• Incidence of SSI
• Control 19% (18/96)
Warm Patient Strategies: • Treatment 6% (6/104); P=0.009
•Start with warm room cold patients
•Use Blanket
•Cool room for procedure had 3x infection
•Use warm iv fluid and rate
irrigation
•Warm room on closing
GOAL : >36oC (98.6oF)

Kurz A et al. N Engl J Med. 1996;334:1209–1215.


Kontrol Kadar Gula Darah
• Kadar gula darah harus dikontrol
perioperative, baik pada pasien
dengan DM atau tidak,yang akan
menjalani operasi, untuk
menurunkan risiko SSI.

• Target kadar glukosa perioperatif


< 200mg/dl (1A)
2017 HICPAC –CDC
Guidelines for
Preventing SSI
2017 HICPAC –CDC Guidelines for Preventing SSI
• Bsc h10 hematom subkutis, kultur?
• Cefazolin 2g

Potrebbero piacerti anche