Sei sulla pagina 1di 64

Diagnostic imaging

gastrointestinal
 Oropharynx
 Pharynx
 Oesophagus
 Gaster
 Duodenum
 Jejenum
 Ileum
 Caecum
 Colon
 Rectum
Modalitas pemeriksaan
radiologi
 Rontgen konvensional :
 Abdomen : cholelithiasis (opaq), kalsifikasi pancreas
 Abdomen 3 posisi : ileus, peritonitis,
pneumoperitoneum
 Rontgen dengan kontras
 Oesophagography (barium swallow)
 Maag-duodenography (barium meal)
 Barium follow through, enteroclysis
 Appendicography
 Colon in loop (barium enema / water soluble contrast
enema)
 Lopography
 USG
 CT scan
 MRI
Abdomen 3 posisi

 AP
 Pre peritoneal fat line, ground glass appearance
 Coiled spring, herring bone appearance, coffee bean sign
 Lucent liver sign, hepatic edge sign, fissure for ligamentum
teres sign, morison pouch sign, cupola sign, riggler sign
(double wall sign), telltale triangle sign, football sign,
falciform ligament sign, lateral umbilical ligament sign
(inverted V sign), urachus sign
 LLD
 Step ladder
 Semierect
 Semilunar shadow
Jenis kontras
 Kontras positif
 Barium sulfat
 Zat yang mengandung iodium
 Kontras negatif
 Udara

Single kontras : lesi besar


Double kontras : lesi kecil
Oesophagus

Pemeriksaan radiologi
 Oesophagography
 Canggih :
 CT Scan
 MRI
Oesophagography

 Single kontras
 Pasien minum suspensi BaSO4 kental, fluoroscopy
sampai oesophagogastric junction
 Indentasi normal
 Arcus aorta
 Carina
 Filling defect
 Expose saat kontras hampir habis : visualisasi mucosa
eosophagus
 Double kontras
 Pasien menelan udara bersama suspensi BaSO4 :
memperlihatkan ulcus/ tumor kecil
Kelainan oesophagus

 Oesophagitis
 Tumor :
 jinak
 ganas
 Achalasia oesophagus
 Varises oesophagus
 Hiatus hernia
Oesophagitis
 Penyebab :
 Trauma / iatrogenic
 Idiophatic
 Infeksi `
 Gambaran oesophagography
 Mucosal fold
 Penebalan
 Irregularitas
 Erosi dan ulkus
 Striktur
 Columnar metaplasia ( reticular pattern)  barret
oesophagus
Oesophagitis infeksi
Tumor oesophagus
 Filling defect
 Benign tepi reguler
 Malignant : tepi irreguler
 Bentuk tumor malignant :
 Polipoid
 Varicoid
 Ulcerating
 Infiltrating
 Peristaltik berkurang
Achalasia
 Oesophagus melebar dan di daerah
diaphagma mendadak menyempit  beak
like / mouse tail appearance
 Peristaltik normal sangat lemah atau tidak
ada, tampak peristaltik sekunder dan tersier
 Tidak ada udara di fundus gaster
Achalasia
Varises oesophagus
 Akibat peningkatan tekanan V. porta
 Filling defect kecil, worm like / cobble stone
 Lebih jelas pada prone / supine dibandingkan erect
Hiatus hernia
 Tipe
 Sliding hernia :
 Gastroesophageal junction 2 cm di atas hiatus
hernia
 Paraoesophageal
 Fundus gaster menonjol dari hiatus
 Gastroesophageal junction di bawah diafragma
 Short oesophagus
 Berhubungan dengan oesophagitis akibat
gastrooesphageal refluk
Sliding hernia
Gaster

Pemeriksaan radiologi :
 Maag-duodenography (barium meal)
 USG
 Canggih
 CT Scan
 MRI
Gaster dan duodenum
Anatomi gaster
- cardia
- fundus
- corpus
- antrum
- pylorus
- curvatura minor dan mayor
Anatomi duodenum
- bulbus duodeni( bentuk segitiga )
- C loop (pars descenden, transversum,
ascenden )
Perhatikan
- tonus lambung
- peristaltik
- mucosa lambung
lipatan mucosa ( rugae pattern ), masing-
masing bagian berbeda
Maag - duodenography

 Single kontras
 Persiapan : puasa sekitar 6 jam
 Minum suspensi BaSO4 agak encer
 Posisi : supine, prone, obliq, erect
 Ulkus di perlihatkan secara :
 En profile : dari samping
 En face : dari depan/belakang
 Double kontras
 Ditambahkan tablet effevercent / natrium bikarbonat
+ asam sitrat
Kelainan

 Gastritis
 Ulkus
 Tumor
 jinak
 ganas
Gastritis
 Atrophic gastritis
 Bentuk gaster tubular dan panjang
 Rugae menghilang
 Dinding menipis
Ulkus
 Sering di curvatura minor 1/3 medial
 Cavitas terisi barium (ulcer niche), oedema di
sekitarnya (ulcer mound)
 En profile dan en face
 Indirect sign : spasme, peristaltik tidak efektif
Tumor
 Filling defect
 Benign : tepi reguler
 Malignant : tepi irreguler, bisa tdp ulkus
 Ca schirrous  leather bottle stomach
Jejenum & ileum

 Panjang : kira- kira 20 kaki


 Diameter :
 jejenum 2,5 cm
 ileum 1,75 cm
 Jejenum :
 indentasi serosa ( - )
 coiled spring appearance ( + )
 Ileum :
 indentasi serosa ( - )
 Colon :
 indentasi serosa ( + ) o.k haustra
Gambaran mucosa
Pemeriksaan intestinum tenue

1. Foto polos abdomen ( BNO )

2. Follow through :
- pemeriksaan dgn kontras peroral
- tujuan pemeriksaan follow through
a. kelainan intrinsik usus halus
b. kelainan extrinsik usus halus yg dekat dan
jauh dari intestinum tenue
 Distribusi udara normal didaerah abdomen :
 Normal : udara hanya ada didaerah
 fundus lambung
 bulbus duodeni
 colon
 Udara di intestinum tenue hanya terdapat :
 anak kecil
 orang dewasa tua ( > 60 th ), jumlah tidak terlalu
banyak
Barium follow through

 Minum suspensi BaSO4 encer


 Lama pemeriksaan : tergantung small bowel
transit time
 Duodenum dan jejenum : feathery
appearance
 Ileum : tubular appearance
Indikasi

 anemia yg tidak diketahui sebabnya


 diare yg menetap / persistent
 abdominal pain
 palpable mass didaerah abdomen
 malabsorbsi
 tanda kehilangan protein yg banyak
 banyak udara & cairan dlm usus halus
Kontraindikasi

 perforasi usus
 obstruksi usus
 ileus paralitik
 peritonitis
 infeksi akut saluran cerna
Appendicography
 Pengertian : Radiodiagnostic imaging
menggunakan media kontras.
 Tujuan : Mendeteksi kelainan pada lumen
appendix vermiformis.
 Prosedur
 8 jam sebelum pemeriksaan, penderita minum larutan
barium sulfat 200ml
 Posisi pasien supine.
 Dilakukan pemotretan meliputi daerah caecum, colon
ascenden dan colon transversum dengan proyeksi AP.
 Pemotretan di daerah appendix dengan proyeksi RPO
dan LPO.
Colon

 Anatomi :
 Panjang : 5 - 5,5 kaki ( 1,5 m )
 Diameter : 5 - 7,5 cm
 Bag . sistema colorectal :
 Caecum
 Colon
 ascendens
 transversum
 descendens
 Sigmoid
 Flexura hepatica, flexura lienalis
 Rectum
Metode pemeriksaan

 Colon in loop ( barium enema )


 USG
 CT Scan
 MRI
Persiapan colon in loop

 Lamanya : sekitar 2 hari


 Persiapan :
 Makanan low residu
 Banyak minum
 Pemberian pencahar
Tujuan pemeriksaan colon inloop

1. diagnostik :
mengetahui kelainan colon ( intrinsik &
extrinsik )
2. terapi :
khusus untuk invaginasi ( pada anak ) 
diagnostik & terapi
Indikasi pemeriksaan

1. kelainan congenital
- hirschprung disease (megacolon congenital)
2. peradangan kronik
3. tumor abdomen
4. obstruksi colon
- invaginasi
- volvulus
- ileus obstruktif
Kontra indikasi

 ileus paralitik
 perforasi usus
 ileus obstruksi lama ( > 8 jam )
 peritonitis
 infeksi akut saluran cerna
Cara pemeriksaan

 Media kontras
 Suspensi BaSO4 encer
 Tehnik pemeriksaan
 Tahap pengisian
 Tahap pelapisan
 Tahap pengosongan
 Tahap pengembangan
 Tahap pemotretan
Komplikasi
 Perforasi :
 Pengisian mendadak
 Dinding colon tipis
 Thypoid
 Colitis ulserativa
 Diverticulosis
 Penyempitan karena malignancy
 Vagal reflek :
 Pengembangan berlebihan
Colon in loop
Patologi colon

 Colitis
 Perubahan mucosa : lesi granular, timbul
ulsera
 Perubahan dinding : berkurangnya haustra,
kekakuan, lumen menyempit, pemendekan
colon
 Jenis yang tersering
 Colitis ulserativa
 Crohn disease
Colitis ulcerativa
 Bagian yang terkena hanya colon
 Ulserasi mulai dari rectum
 Kelainan continue dan simetris
 Kelainan di mucosa
 Ulkus superficial
 Resiko Ca colon
Crohn disease

 Mulai dari ileum terminalis


 Penebalan mucosa, nodul
 Ulcus aphtosa
 Ulkus dalam dan linear  fistula
 Skip lession
 Carcinoma
 Protruded lesion : polipoid, fungoid
 Colonic wall deformity : anular napkin ring,
apple core
 Rigidity colonic wall : schirrous
Ca colon sigmoid
Polip
 Benign
 Tepi reguler
 Bertangkai panjang
 Biasanya kecil
 Pertumbuhan lambat
 Bentuk spheris
 Malignant
 Tepi irreguler
 Sessile
 Biasanya besar
 Tumbuh cepar
 Lebih lebar
Lopography
 Pengertian: Radiodiagnostic imaging
menggunakan media kontras.
 Tujuan : Mengevaluasi morfologi punctum
proximalis dan atau punctum distalis sistema
colon pasca operasi colostomy.
 Prosedur
 Pasien posisi supine
 Dipasang kanula pada ostium punctum proximalis dan
atau ostium punctum distalis
 Dimasukkan kontras barium sulfat untuk lopography
proximal, dan media kontras larut air (urografin,
gastrografin) untuk lopography distal
 Dilakukan pengambilan spot foto untuk mendapatkan
informasi mengenai morphologi anatomi (bentuk,
ukuran dan posisi) segmen colon yang diperiksa.

Potrebbero piacerti anche