Sei sulla pagina 1di 84

 All communication systems contain three main

sub systems:
1. Transmitter
2. Channel
3. Receiver

Transmitter Receiver

Ee
ng
36
0
2
TRANSMITTER:
 The signal-processing block is used for more efficient transmission.
Examples:
 In an analog system, the signal processor may be an analog low-pass
filter to restrict the bandwidth of m(t).
 In a hybrid system, the signal processor may be an analog-to-digital
converter (ADC) to produce digital signals that represent samples of
the analog input signal.

 The transmitter carrier circuit converts the processed base band signal
into a frequency band that is appropriate for the transmission medium of
the channel.

Example:
 An amplitude –modulated (AM) broadcasting station with an assigned
frequency of 850 kHz has a carrier frequency fc=850kHz. The
mapping of the base band input information waveform m(t) into the
band pass signal s(t) is called modulation. It will be shown that any
band pass signal has the form
s (t ) = R (t ) cos(w ct + q (t )) w c = 2p f

If R(t)=1 and θ(t) = 0, s(t) would be a pure sinusoid of frequency f=fc with Ee
ng
zero bandwidth. 36
0
3
Channel:
 Channels represents the path in which signals travel from transmitter to receiver.
Very general classification of channels are:

 Wire: Twisted-pair telephone line, coaxial cable, waveguide, and fiber-optic


cables.
 Wireless: Air vacuum, and seawater.

In general, the channel medium attenuates the signal so that the delivered
information deteriorated from that of the source. The channel noise may arise
from natural electrical disturbances or from artificial sources.

Transmitter Receiver
Ee
ng
36
0
4
Receiver:
 The receiver takes the corrupted signal at the channel output and
converts it to be a base band signal that can be handled by the
receiver’s base band processor.

 The base band processor cleans up this signal and delivers an estimate
of the source information m(t) to the communication system output.

 In digital systems, the measure of signal deterioration is usually taken


to be the probability of bit error P(e) – also called Bit Error Rate (BER)
of the delivered data m(t).

 In analog systems, the performance measure is usually taken to be the


Signal-to-noise Ratio (SNR) at the receiver output.

Ee
Transmitter Receiver ng
36
0
5
 We can measure the “GOODNESS” of a
communication system in many ways:

 How close is the estimate to the original signal


m(t)
 Better estimate = higher quality transmission
 Signal to Noise Ratio (SNR) for analog m(t)
 Bit Error Rate (BER) for digital m(t)

 How much power is required to transmit s(t)?


 Lower power = longer battery life, less interference

 How much bandwidth B is required to transmit s(t)?


 Less B means more users can share the channel
 Exception: Spread Spectrum -- users use same B.

 How much information is transmitted?


 In analog systems information is related to B of m(t). Ee
 In digital systems information is expressed in bits/sec. ng
36
0
6
 Sifat-sifat sinyal dan noise
 Transformasi Fourier dan spectrum
 Review system linear
  Sinyal dan Noise terbatas
  DFT
 Bandwidth sinyal
Sinyal

Domain waktu Domain Frekuensi


Spektrum

Deret /Transformasi
Fourier
 Spektral /spektrum : pendistribusian
amplitudo atau phasa dari komponen-
komponen gelombang sebagai fungsi
frekuensi
 Memiliki nilai yang significant pada suatu
interval waktu tertentu
 Memiliki spektrum yang significant pada

suatu interval frekuensi tertentu


 Bersifat kontinyu dalam fungsi waktu
 Memiliki nilai maksimum tertentu
 Hanya memiliki nilai riil (bukan bernilai

kompleks)
 S. Sinusoidal v(t ) = A cos w0t +  

Sinyal Periodik :
v ( t + m To) = v( t ) - ∞ < t < ∞; m : integer ;

Sifat-sifat sinyal dan noise
•Signal adalah suatu fungsi yang mewakili suatu quantity fisik atau variabel dan
biasanya berisi informasi tentang sesuatu fenomena dari sumber aslinya.

t t
Gambar 1. Continuous time signal Gambar 2. Discrete time signal

• Sinyal optik adalah sinyal yang bentuknya berupa cahaya (optical light)
• Sinyal analog adalah sinyal yang kontinu (continuous time signal) sejenis
dengan bentuk asalnya dan mempunyai nilai tertentu berdasarkan waktu.
• Sinyal dijital adalah sinyal yang berbentuk diskrit (discrete time signal) dan
hanya terdiri dari dua keadaan yaitu “1” atau “0” kapanpun waktunya.
Konversi Sinyal

• Konversi sinyal adalah perubahan bentuk/jenis signal dari bentuk yang


satu
kepada yang lain

Gelombang Gelombang Gelombang


Suara Listrik Elektromagnetik

Transducer Antenna
(misalnya
mikropon)
Konversi Gelombang suara  Gelombang listrik

• Fungsinya suara yang berasal dari Sumber agar dapat diteruskan kepada
destination sebagaimana bentuk aslinya sehingga isi pesan/informasi tidak
berubah.
• Konsep dasar konversi dengan perangkat Transducer, yang paling sederhana
adalah micro telepon sbb:
Membran (serbuk arang)
Gelombang listrik

Tahanan (R)
Io
Gelombang suara

Electroda
Konversi Gelombang Listrik  Gelombang Elektromagnetik :

Fungsimya agar informasi/pesan dapat ditransmisikan/disampaikan


melalui udara (bila menggunakan Radio atau Coaxial Cable) kepada
Penerima (destination)
Antenna

Gelombang Suara Gelombang Listrik

Gelombang
SW T/R Elektromagnetik
Pelanggan

Pada sistem komunikasi radio Antenna adalah perangkat


yang mengubah sinyal yang berisi informasi dari bentuk
sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik
 Didalam sistem komunikasi signal dapat diklasifikasikan sbb:
• Deterministic and random signal  Deterministic merupakan signal
yang tertentu seperti gelombang suara sedangkan signal random
seperti contoh bila radio receiver hanya menerima noise

• Periodic dan non-periodic signal  signal periodic bentuknya tertentu


dan berulang-ulang sedangkan signal non-periodic bentuknya tak
beraturan

• Energy dan power signal  signal listrik dan energi lainnya

• Impulse signal  signal dijital


Sinyal Periodik

• Peak Amplitude (A)


– Kuat sinyal maksimum
– Diukur dalam volts
• Frequency (f)
– Kecepatan perubahan kuat sinyal
– Diukur dalam Hertz (Hz) atau Cycle/second (C/s)
Sinyal v(t) periodik jika :

M  integer
Sinyal dapat dikonstruksi dengan menggabungkan komponen sinyal To :

Panjang sinyal periodik tidak terhingga (infinite), pada kenyataannya sinyal


sistem tidak periodik murni. Akan tetapi, finite-length signal hampir sama
dengan sinyal periodik asli.
 Analog
◦ Berubah secara kontinyu
◦ Bandwidth
 suara (speech): 100Hz sd 7kHz
 telepon: 300Hz sd 3400Hz
 video: 4MHz

 Digital
◦ merepresentasikan dua kondisi yaitu “0” atau “1” (binary)

1
0 t
Konversi sinyal analog ke sinyal
dijital
Sinyal Analog

Sampling

8
7
6
5
4
3
2
1 Quantization
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8 Coding

1101 1001 0011 0010 1010


Sinyal sinusoidal dimodelkan sbb :
A : amplitudo : meaning the height (intensity) of the wave
fo : frekuensi : which is the number of waves that pass in a single second and is
measured in Hertz (cycles/second) (wavelength, the length of the wave from
crest to crest, is related to frequency.).
 : phase (fasa) : describes the point in the wave’s cycle at which a wave
begins and is measured in degrees. (From example, changing a wave’s
cycle from crest to trough corresponds to a 180 degree phase shift).

Sinyal periodik  perioda To = 2 p/ wo = 1/fo


Satu nilai puncak (peak value) pada t = - / wo
 Setiap sinyal telekomunikasi dapat dinyatakan oleh
penjumlahan gelombang fundamental cosinus
sebagai berikut
v(t) =Acos(ωt+φ) = Acos(2πft +φ)
f = frekuensi sinyal
t = waktu dalam satuan detik
φ = pergeseran fasa
ω = frekuensi sudut (angular) dalam satuan radian per detik

 Perioda satu siklus gelombang disebut T


T = 1/f dan f = 1/T
  menyatakan jarak yang ditempuh oleh satu
siklus gelombang
◦  = c/f = cT
c = kecepatan rambat sinyal
◦ Kecepatan suara di udara mendekati c = 346 m/s;
kecepatan cahaya atau gelombang radio di udara
mendekati c = 300.000 km/s

21
22
Time Average Operator

1 T2
  = lim T   dt
T  T 2
1 T2
v(t ) = lim T v(t ) dt
T  T 2

Time Average Operator utk sinyal periodik

1 T02
  = T 0   dt
T0 2
1 T02 1 t1+To 1
v(t ) = T 0 v(t ) dt =  v(t ) dt =  v(t ) dt
T0 2 T 0 ti T 0 To
Dc Value :

Nilai dc (direct “current”) suatu sinyal w(t)


diberikan oleh nilai time average-nya.

1 T
Wdc = lim 
2
T
w(t )dt
T  T 2

dc value utk physical waveform

1 t2
Wdc = 
t 2  t 1 t1
w(t )dt
Daya

Dalam sistem komunikasi, jika daya rata-rata sinyal


yang diterima receiver cukup besar dibandingkan
dengan daya rata-rata noise maka informasi dapat
diperoleh kembali (recover).

Karena itu daya rata-rata adalah konsep yang penting


untuk diketahui seorang disainer sistem komunikasi.

Dalam fisika, daya adalah kerja per satuan waktu,


tegangan adalah kerja per satuan muatan, arus adalah
muatan per satuan waktu. Ini merupakan dasar bagi
definisi daya dalam terminologi elektro.
 Daya sesaat p(t) = v(t) i(t)
 p(t) = + Mengalir ke dalam rangkaian
 p(t) = - Mengalir ke luar rangkaian

 Daya rata-rata
P = p(t) = v(t) i(t)
1 T2
P = lim T v(t )i (t ) dt
T  T 2

1 T02
P=
T0 T 0
2
v(t )i (t ) dt
Daya yang dinormalisasi
(normalized power)

Konsep daya yang dinormalisasi banyak digunakan


dalam bidang telekomunikasi. Dalam konsep ini, R
(resistansi beban) diasumsikan sebesar 1 ohm.

Konsep daya ini sering juga dinyatakan sebagai daya


yang diberikan per – ohm

Dalam perhitungan signal-to-noise power ratio, R akan


tereliminasi, sehingga nilai daya yang dinormalisasi
dapat digunakan.

Jika ingin mengetahui nilai daya yang sebenarnya maka


lakukan “denormalisasi” terhadap nilai yang
ternormalisasi tersebut.
v(t ) v 2 (t )
P = v(t )  i (t ) = v(t )  =
R R
= R  i (t )  i (t ) = i (t ) 2 R
 Daya rata-rata dinormalisasi
T
2
1
P = v2 t = lim   t  dt
v 2
T  T
T
2
T
2
1
P = i 2
t = lim
T  T   t  dt
i 2

T
2
2
Vrms = v (t)

v2 t V 2 
P= = rms
 2
R R  V
 P = rms
 P 2
= V 2
 I rms  P = Vrms  I rms
2

i2 t
rms
 P
P= = I rms  R
2
 I rms 2
R 
Diket : i(t)
v(t) = V cos ω0t +
i(t) = I cos ω0t v(t) Rangkaian
-
Hitung :
a. Nilai dc dari tegangan dan arus
b. Daya sesaat (instantaneous power)
c. Daya rata-rata (average power)
d. Daya rata-rata ternormalisasi
a. Vrms dan Irms
 w(t) disebut Power waveform jika dan hanya
jika daya rata-rata ternormalisasi bernilai
(terbatas) dan bukan nol : 0 < P < ∞

 w(t) disebut Energi waveform jika dan hanya


jika energi ternormalisasi bernilai (terbatas)
dan bukan nol : 0 < E < ∞
T
2
E = lim   t  dt
2
w
T 
 w(t) merepresentasikan
T
2 gelombang
tegangan atau arus
 Decibel : logaritmis basis 10
 Decibel gain : rasio dari level daya pada output
rangkaian dibandingkan terhadap input
 Decibel gain rangkaian :
average power output Pout
dB = 10 log = 10 log
average power input Pin
 Jika terdapat beban resistif:
Vrms out Rin
dB = 20 log + 10 log
Vrms in Rload
I rms out Rload
dB = 20 log + 10 log
I rms in Rin
DECIBELS SIMPLIFIED - NOTES
Decibels are defined as:

dB = 10 Log10 (Pout/Pin)

You can add and subtract dBs to represent just about any power
ratio without resorting to a calculator by remembering the rules:

•Positive dBs mean multiply (or gain).


•Negative dBs mean divide (or attenuate).
•Memorize one dB value!
Phasor adalah suatu notasi singkat yang digunakan
untuk mendeskripsikan sinyal sinusoisal

Suatu bilangan kompleks c disebut sebagai suatu


phasor jika digunakan untuk merepresentasikan
suatu sinusoidal waveform
Teorema Euler  jq
e = cos q  j sin q
w(t) = c cosw 0 t + c 
jc
Phasor c = ce |c|
 Bentuk fasor adalah bentuk kompleks : A e jθA :
 A = Real; magnitude / harga mutlak / amplitudo fasa
 θA = Sudut Fasa (fasa )
 Mengubah bentuk gelombang nyata ke bentuk fasor
1. E = |E| cos (ωt+θ)
= Re ( |E| ejθejωt)
2. Hilangkan Re (real) dan ejωt;
Es = |E| ejθ
Mengubah bentuk fasor ke bentuk vektor nyata
1. Kalikan dengan ejωt
2. Ambil bagian yang real (Re)
Sinyal

Periodik Aperiodik

Deret Fourier Transformasi


Fourier

Deret Eksponensial Spektrum

S. Satu sisi S. Dua sisi


 4 kesepakatan dalam menyatakan line
spektral
1. Variabel bebas adalah frekuensi
2. Sudut fasa diukur dalam sinyal cosinus atau
ekivalennya, oleh karena itu sinyal sinus
dikonversikan kedalam cosinus.
3. Amplitudo selalu merupakan kuantitas
positif, jika muncul tanda negatif maka
harus diubah kedalam bentuk fasa
4. Sudut fasa dinyatakan dalam derajat
 Setiap bentuk gelombang periodik, bagaimanapun kompleksnya,
terdiri dari komponen-komponen yang bermacam-macam tinggi
amplitudonya dan bermacam-macam fasanya, jumlah
keseluruhan itu disebut deret fourier.
 Penganalisaan fourier banyak diterapkan di komunikasi untuk
menentukan amplitudo, frekuensi dan fasa pada setiap
komponen sinusoidal dalam suatu bentuk gelombang.
 Deret Fourier:

2pnt 
2pnt
v  t  = A0 +  An cos +  Bn sin
n =1 T0 n =1 T0
T0 T0
1 2
2 2
2pnt
A0 =
T0  v t  dt;
T0
An =
T0 T0
 v  t  cos
T0
dt
2 2
T0
2 2
2pnt
Bn =  v  t  sin dt
T0 T0 T0
2
 Bentuk lain deret Fourier :

 2pnt 
v t  = C 0 +  C n cos
   n 
n =1  To 
 Jika dihubungkan bentuk pertama dengan
kedua maka :
1Bn
C 0 = A0 ; 2
Cn = A + B ; 2
 n = tan
Adalah nilai rata-rata v(t)
n n
An
A0Adalah amplitudo dari komponen spektral
 2pnt 
C n pada frekuensi nfo C n cos   n 
 To 
fasa
n

V
j 2pntf o t
v (t ) = n
e
n = 
T0
2
1  j 2pntf o t
Vn =
T0 T
 v (t )e
 0
2

j arg Vn
Vn = Vn e
 Jika dihubungakan dengan koefisien Cn
maka :
 Vo = Co dan C  j n
Vn = n
e
2
Pulsa rectangular yang bersifat periodik :
amplitudo = A
lebar atau durasi = τ
A | t |  / 2
v(t ) = 
0 | t |  / 2
t 1+T0  /2
1  jpnf 0 t 1  jpnf 0 t
Vn =
T0  v(t )e
t1
dt =
T0  Ae
 /2
dt

=
A
 j 2pnf 0T0
e 
 jnpf 0
e
+ jnpf 0
;  sin x =
e jx  e  jx
2j
A sin pnf 0 A
Vn = = sin c(pnf 0 )
T0 pnf 0 T0
 Jika diplot dengan asumsi nilai fo τ = ¼
T0
 2
1
v(t ) =  n
V e
n = 
j 2pnf o t
; Vn =
T0  v (t ) e  j 2pnf o t
dt
T
 0
2

  
T0
2
1
v(t ) =   T v (t ) e  j 2pnf o t
dt  e j 2pnf ot

n =  T0

  0
2 
 Representasi yang sama juga berlaku untuk
sinyal non periodik



 j 2pft
v(t ) =    v(t )e  j 2ptft
 e df
    
Transformasi Fourier
Transformasi fourier dari gelombang w(t) adalah :

W( f ) = F w(t) =  
  j 2 πft
  w(t) e dt

F[•] : transformasi fourier dari [•]


W(f) : spektrum dua sisi dari w(t)
w(t) & W(f) : pasangan transformasi fourier
(fourier transform pair).

w(t)
w(t ) = W
: gelombang
f  e j 2pft df
  dalam domain waktu

W(f) : gelombang dalam domain frekuensi


 Ada tiga sifat umum dari W(f) yaitu :
1. Transformasi Fourier merupakan fungsi
kompleks, jadi |W(f)| adalah spektrum
amplitudo dan Arg W(f) adalah spektrum fasa
2. Harga W(f) pada saat f=0 sama dengan luas
daerah w(t)
3. Jika w(t) adalah real maka :
W(f) = W*(f)
|W(-f)| = |W(f)| ; Arg W(-f) = -Arg W(f)
Jadi didapatkan amplitudo simetri genap dan
phasa simetri ganjil
Bentuk Cartesian W( f ) = X( f ) + j Y( f )

Bentuk Polar W( f ) = W( f ) e jq ( f )

Respon Amplitudo W( f ) = X 2 ( f ) + Y 2 ( f )
1  Y( f ) 
Respon Phasa q ( f ) = tan  
 X( f ) 

 w(x) δ(x) dx = w(0)

atau dengan definisi yg lain :
 , x = 0
 δ(x) dx = 1 dan δ(x) = 
  0, x  0
Ekivalen integral utk dirac delta function :

 j 2 πxy
δ(x) =  e dy

Memiliki sifat pergeseran :

 w( x)( x  x

0
)dx = w( x0 )
1, t  0
u (t ) = 
0, t  0
Hubungan dirac delta function dengan unit step function

t
 δ(λ) dλ = u (t )


du (t )
=  (t )
dt
 Tentukan spektrum dari gelombang tegangan sinudoidal yang
memiliki frekuensi fo dan puncak A volt yaitu :
v(t ) = A cos w0t ; dim ana : w0 = 2pf 0

dari persamaan W  f  = F  w t   =   w t  e  j 2pft
dt

 
jw 0 t  jw 0 t
 e + e   j 2pft
maka : V ( f ) =  A cos w0t e  j 2pft dt =  A  e dt
  
2 
 
A  j 2p  f  f 0  t A  j 2p  f + f 0  t
= 
2 
e dt + 
2 
e dt

A A
=  f  f0  +   f + f0 
2 2
A A
magnitude spektrum : V  f  =   f  f 0  +   f + f 0 
2 2
 T  П (t/T)
1, t 
t  2 
 T    T 
  0, t  
 2  -T/2 T/2

Triangular Pulse

 t  1
   1 ,
t t T 
    T 
 T  0, t  T 
 -T T
w(t ) =  t  T
T  jw T jw T  jw T jw T
e e
 
2
e 2 2
1 e 2 2
2
W f  =  1e = sin w T
 jwt
dt = =
 jw w  j w 2
T
2
Rapat Spektral Daya (Power Spectral Density)

Untuk melihat distribusi daya yang dinormalisasi dalam


domain frekuensi, dapat digunakan Rapat Spektral Daya.

Rapat Spektral Daya sangat berguna untuk melihat


bagaimana respons sebuah filter atau peralatan lain
terhadap kandungan daya suatu sinyal atau noise.

Rapat Spektral Daya selalu bernilai real dan positif. Rapat


Spektral Daya tidak terpengaruh oleh spektrum phasa
dari gelombang.

 w(t ) T  t T 
wT  t  =  2 2  w  t  = w(t )  
 t 
 
T

0 t lainnya 
 T 
Daya normalisas i rata  rata :

1
P = lim  w T2  t dt
T  T


Berdasarka n teorema Parseval :


  
1
 w T  t dt =  
2 2 2
W ( f ) df maka P = lim W ( f ) df
T  T
  

 
W( f )
2
  W( f )
2


P =  lim df ; 
PSD = lim 
 T 
 
T   T  T 
  
JADI :

P = 

PSDw (t )df = w 2 (t )
Fungsi Autokorelasi

Autokorelasi: korelasi suatu fungsi terhadap dirinya sendiri (variasi


waktu)
Autokorelasi suatu gelombang real1didefinisikan
T sebagai berikut :
R w    w  t  w  t +   = lim w  t  w  t +   dt
T
2
T  T
2

Sifat-sifat autokorelasi ;
1. Autokorelasi untuk τ =0 = daya rata-rata normalisasi gelombang
2. R(0) >= R(τ ) : kesamaaan akan maksimum ketika τ =0
3. R(τ) = R(-τ) : fungsi genap thd τ, meskipun t digeser kearah
negatif sejumlah τ maka nilainya tetap sama karena mengacu
pada -∞ s/d ∞
4. Rapat Spektral DayaRdan ( )Fungsi
 P (Autokorelasi
f) adalah pasangan
transformasi Fourier
jadi : P ( f ) = F  R ( )
R ( ) = F
1
 P ( f )
Orthogonal function
Dua fungsi φn(t) dan φm(t) dikatakan orthogonal satu sama
lain pada interval a < t < b, jika memenuhi kondisi :

b *
 
a n m (t) dt = 0
(t) dimana n  m
Suatu sistem (filter) dikatakan linier jika :
y(t) = £[x(t)]
y(t) = £[ a1x1(t) + a2x2(t) ] = a1£[x1(t)] + a2£[x2(t)]

y(t) : output sistem


x(t) : input sistem

Sistem dikatakan time invariant jika :


y(t-t0) = £[x(t-t0)]
7. Pembatasan Bandwidth

Bandlimited waveform
Pada dasarnya, semua waveform memiliki spektral daya mulai
dari frekuensi terendah (f=0) sampai frekuensi tak hingga.

Bandlimited waveform adalah yang hanya memiliki spektral


daya pada frekuensi tertentu.

Time limited waveform adalah waveform yang hanya memiliki


nilai pada suatu waktu tertentu.
Definisi

Sebuah gelombang w(t) dikatakan absolutely bandlimited to B


Hertz jika
W  f  = FT w  t   = 0, for f  B

Sebuah gelombang dikatakan absolutely time limited jika :

w  t  = 0, for t  T
Sebuah absolutely bandlimited waveform tidak mungkin
suatu absolutely time limited waveform, dan sebaliknya
9. Bandwidth Sinyal

Lebar spektral sinyal dan noise merupakan konsep yang


sangat penting dalam sistem komunikasi. Alasannya :

1. Akan semakin banyak user yang membutuhkan band


frekuensi. Sehingga lebar spektral yang digunakan oleh
seorang user harus dijaga dengan baik agar tidak
mengganggu spektral user yang lain.

2. Lebar spektral penting dari sisi disain peralatan, karena


rangkaian harus mempunyai banwidth yang cukup untuk
menampung sinyal dan menolak noise.
Tipe Bandwidth Sinyal

1. Absolute bandwidth
2. 3-dB bandwidth
3. Equivalent noise bandwidth
4. Null-to-null bandwidth
5. Bounded spectrum bandwidth
6. Power bandwidth
7. FCC bandwidth

Semua tipe bandwidth menggunakan sisi positif dari


spektrum frekuensi.
 Interval frekuensi dimana rapat spektral daya
tidak bernilai nol, {B = f2-f1}, sedangkan
spektrum diluar interval f1<f<f2 bernilai nol
 Interval frekuensi f1<f<f2 dimana rapat
spektral daya bernilai lebih besar dari ½
daya maksimumnya
 Bandwidth berbentuk seperti BPF Ideal dimana
(rectangular)
 Interval frekuensi antara null dari sisi-sisi
main lobe
 Interval frekuensi (f2-f1) dimana diluar
f1<f<f2 memiliki PSD lebih kecil dalam
ukuran tertentu, jikaα = 50 dB maka diluar
f1<f<f2 memiliki PSD yang lebih kecil dari 50
dB dari harga PSD maksimumnya
 Interval frekuensi f1<f<f2 yang memiliki R%
dari total daya sinyal, ½ R% untuk lower band
dan ½ R% untuk upper band
Spektrum garis (line spectrum)  frekuensi tertentu untuk suatu amplitudo dan fasa
Contoh satu sisi spektrum garis sinyal sinusoidal :

Spektrum amplitudo dan fasa  impuls pada fo

Parameter penting dari sinyal (frekuensi , amplitudo dan fasa) dapat terlihat pada
spektrum .
Persaman diatas dapat dirubah menjadi :

Dari pers. diatas dapat


digambarkan spektrum
garisnya dengan plot satu sisi.
Biasanya sinyal  ril (real-valued)
Konsep sinyal kompleks  tool sangat penting dalam telekomunikasi.
Sinyal  real signal
Sinyal kompleks  analisis spektrum
 Persamaan Euler :
Konvensi dan notasi berikut sangat penting pada analisa
dan perancangan sistem komunikasi :

1. Spektrum 1 variabel, frekuensi f (Hz) atau angular


frekuensi w = 2pf (radian), fo ,f1,f2 digunakan untuk
memperbaiki frekuensi-frekuensi berikutnya
2. Sudut fasa diukur dengan gelombang kosinus atau setara
dengan poros ril poritif diagram fasor
3. Amplitudo bernilai positif : - A cos wt = A cos (wt ±180o)
fasa dalam derajat (o) meskipun radian juga sering digunakan
Spektrum 1 sisi (one-sided spectrum)  sinyal ril
Spektrum 2 sisi (two-sided spectrum)  mengatasi sinyal kompleks
Sinyal ril  spektrum 2 sisi di peroleh dengan substitusi

Spektrum 2 sisi (contoh sinyal


sebelumnya) dapat dilihat
pada gbr disamping

 Fungsi dasar eksponensial


kompleks
Fungsi eksponensial kompleks dapat dinyatakan  Fasor

Representasi fasor :
 Mengilustrasikan sinyal
sinusoidal dan sinyal
komunikasi yang terdiri dari
sinusoidal
 Distorsi akibat redaman
 Distorsi fasa
 Distorsi akibat noise

74
 Setiap kanal komunikasi bersifat meredam
sinyal
 Sinyal-sinyal berfrekuensi tinggi akan lebih

teredam dibandingkan sinyal-sinyal


berfrekuensi rendah

75
 Waktu yang diperlukan oleh sinyal untuk melewati
kanal komunikasi disebut delay
 Delay absolut adalah adalah delay yang dialami
sinyal ketika melewati kanal pada suatu frekuensi
referensi
 Di lain pihak, waktu propagasi sinyal yang
frekuensinya berbeda akan berbeda pula
◦ Kondisi ini ekivalen dengan pergeseran fasa
◦ Jika pergeseran fasa terjadi pada seluruh frekuensi yang
terkandung pada sinyal komunikasi, maka sinyal output
akan sama dengan sinyal input
◦ Sebaliknya apabila pergeseran fasa tidak linier dengan
frekuensi maka sinyal output akan terdistorsi
 Distorsi delay disebut juga distorsi fasa
 Distorsi akibat delay ini biasanya dinyatakan dalam
milisecond atau microsecond di sekitar frekuensi
referensi
76
 Noise merupakan setiap sinyal yang tidak
diinginkan di dalam sirkit telekomunikasi
 Noise merupakan pembatas kinerja

telekomunikasi yang utama


 Noise dapat dibagi ke dalam empat

katagori:
◦ Thermal noise
◦ Intermodulation noise
◦ Crosstalk
◦ Impulse noise

77
 Thermal noise merupakan noise yang muncul pada seluruh media
transmisi dan perangkat komunikasi akibat pergerakan elektron
 Thermal noise memiliki distribusi energi yang uniform pada
spektrum frekuensi dan memiliki distribusi level yang normal
(Gaussian)
 Thermal noise merupakan faktor penentu batas bawah sensitivitas
sistem penerima
 Thermal noise dapat didekati oleh suatu white noise yang memiliki
rapat spektral daya yang uniform pada spektrum frekuensi
 Thermal noise berbanding lurus dengan bandwidth dan suhu
 Thermal noise untuk sistem dengan bandwidth B adalah:
Pn = -228,6 dBW + 10 log T + 10 log B
T = suhu kerja absolut (dalam satuan Kelvin)
◦ Satuan Pn adalah dBW
◦ Note: Kelvin = Celsius + 273,15
 Untuk penerima (receiver) yang bekerja pada suhu ruang (290 K),
thermal noise pada receiver tersebut adalah:
Pn = -228,6 dBW + 10 log 290 + NFdB +10 log BHz
Pn = -204 dBW + 10 log 290 + NFdB +10 log BHz
 NF adalah noise figure dalam satuan dB

78
 Contoh:
1. Misalnya ada suatu receiver yang memiliki temperatur
derau (noise) 100 K dengan bandwidth 10 MHz, berapa
level thermal noise pada output receiver tersebut?

2. Misalnya ada suatu amplifier dengan temperatur derau


10.000 K dan bandwidth 10 MHz, hitung level thermal
noise di output!

3. Suatu receiver mempunyai noise figure 4 dB dan


beroperasi pada suhu ruangan (290 K). Bandwidth
receiver tersebut adalah 20 MHz, berapa thermal noise
threshold?

79
 Intermodulation noise muncul akibat gejala intermodulasi
 Bila kita melewatkan dua sinyal masing-masing dengan
frekuensi F1 dan F2 melalui suatu medium atau perangkat
non-linier, maka akan dihasilkan frekuensi-frekuensi
spurious yang berasal dari frekuensi harmonisa sinyal
 Frekuensi-frekuensi spurious ini bisa terletak di dalam atau
di luar pita frekuensi kerja yang diinginkan
F1 Second-order products: 2F1,2F2,F1F2
Medium/perangkat Third-order products: 2F1F2 2F2F1
F2 non-linier
Fourth-order products: 2F12F2 3F1F2

• Penyebab intermodulation noise a.l.:


– Level input terlalu tinggi sehingga perangkat berkerja daerah non-linier
– Kesalahan penalaan perangkat sehingga perangkat bekerja secara non-linier

80
 Crosstalk terjadi akibat kopling antar dua
jalur sinyal yang tidak diinginkan
 Ada dua tipe crosstalk:

◦ Intelligible crosstalk
 Bila crosstalk menyebabkan paling tidak ada empat
kata yang dapat didengar (dari sumber yang tidak
diinginkan) selama percakapan 7 detik
◦ Unintelligible crosstalk
 Setiap bentuk gangguan akibat crosstalk lainnya

81
 Impulse noise merupakan noise tidak kontinu
yang terdiri dari pulsa-pulsa tak beraturan
atau noise spikes berdurasi pendek dengan
amplituda yang relatif tinggi
 Spike-spike ini biasa disebut hits
 Impulse noise sangat mengganggu transmisi

data

82
 (S/N) = Level signal/Level noise
(S/N)dB = Level signal (dBm) – Level noise (dBm)

83
 NF = (S/N)in/(S/N)out
 NFdB = (S/N)dB input - (S/N)dB output

 Contoh

◦ Suatu receiver memiliki noise figure 10 dB. S/N


pada output adalah 50 dB, berapa S/N input?
◦ Jawab:
NFdB = (S/N)dB input - (S/N)dB output
10 dB = (S/N)dB input – 50 dB
(S/N)dB input = 60 dB

84

Potrebbero piacerti anche