Sei sulla pagina 1di 39

CD&L SECTION

(CRACKING DISTILLATION & LIGHT-ENDS)


PRODUCTION RU III

PT PERTAMINA (PERSERO) RU III PLAJU


Kilang di CD&L terdiri dari :
• CD – VI (16.6 MBSD) & Treating Unit
– Products :
• Off-gas, Naphtha, Kerosene, ADO, Long residue
• HVU-II (54 MBSD)
– Products :
• Gas, LVGO,MVGO, HVGO, Vac.Residue
• FCCU (20.5 MBSD)
– Products :
• Dry Gas, Raw PP, LPG, Cat.Naphtha, LCGO, Slurry,
Coke
SIMPLE BLOCK DIAGRAM CDU VI

Off gas

SR Naphtha

Cocktail Crude
(Main Feed)
LKD & HKD

Injection Feed
(Slop) ADO

Long Residue

Page 3
HVU II
HVU II
1984 – Pembangunan Unit HVU
II
 1986 – Start Up Unit
 Capacity : 54 MBSD
 Feed : Long Residue from CD II, III, IV, V & VI
 Product : LVGO, MVGO, HVGO, &
Vacuum residue
 Type : Wet system with stripping steam at the
bottom column
 Capacity : 54000 bpsd (7800 TSD)
 Turn-down ratio : 50%
 Flooding capacity : max. 75%
 Typical feed (blend) :
• TBP nominal cut point : 350 oC & heavier
• Distillation (oC):
IBP : 212
10% vol recovery : 368
30% vol recovery : 420
50% vol recovery : 482
70% vol recovery : 569
• Gravity, oAPI : 23.5
• Sulfur Content.wt% : 0.12
• Pour Point, oC : 49
Posisi HVU-II di Konfigurasi Kilang RU III

Gas MGC & Musicool


Propane & Buthane
BB Alkylation LPG
Distiller L.Alkylate
Avigas

CDU SR-Tops Stab SPBX /


II/III/IV/V/VI C/A/B n-hexane
Naphtha
Gasoline
Kerosene
LAWS
Avtur
CRUDE Kerosene
OIL Gasoil
ADO, IDO

LVGO Cat.
Naphta Polimerizatio
n Polymer
(HOMC)
Long
Residue
HVU FCCU PolyPropylene

M/HVGO
Raw PP
POLYTAM

Vac. Res
LCGO
IFO, MFO

Page 6
SIMPLE BLOCK DIAGRAM HVU-II

Off gas

L. Res. ex CD II/III/IV
LVGO to tank (pool ADO)
(Centum) Plaju

to FCCU
L. Res. ex CD V Plaju MVGO to Tank 191/192
H to LVGO
F
L. Res. ex CD VI S.Gerong to FCCU
D HVGO
to Tank 191/192
L. Res. ex Tank
(Cold Feed)
Vacuum Residue to tank

L. Res. to FCCU

Page 7
HIGH VACUUM UNIT II (HVU-II)
• Berfungsi mengolah Long Residue yang dihasilkan Unit
Crude Distiller (CD-II/III/IV/V/VI)
• Menggunakan tekanan vakum (+ 70 mm Hg) dengan
bantuan tiga buah steam jet ejector
• Kapasitas maksimum 54,000 BPSD
• Produk-produk yang dihasilkan:
– Light Vacuum Gas Oil (LVGO) digunakan sebagai komponen
mogas.
– Medium Vacuum Gas Oil (MVGO) sebagai umpan ke RFCCU
– Heavy Vacuum Gas Oil (HVGO) sebagai umpan ke RFCCU
– Vacuum Residue sebagai Komponen Blending Fuel Oil.
Deskripsi Proses
• Long Residue dari stream ditampung di
drum (V-62-101) dengan suhu 180-190oC.
• Dikontakkan pada preheater dg media
HVGOmedia MVGOmedia Vac
Residue. Keluar dari preheater 280-284oC
• Dimasukkan ke Furnace. Keluar Furnace
pada suhu 395-400oC.
• Dimasukkan ke Flash-zone Kolom pada
400oC dan tekanan 70-100 mmHg.
PROCESS FLOW DIAGRAM HVU-II

L RESIDUE

COLUMN LVGO

FURNACE

M/HVGO
PROCESS FLOW DIAGRAM HVU-II
V-14-003

A-14-001 AB A-14-002 AB A-14-003 AB

AMMONIA
SOLUTION

E-14-015
E-14-013 E-14-014 OFF GAS TO
E-14-012 ABC F-14-001

V-14-002

L. RESIDUE
FROM STORAGE V-14-001
OVERHEAD
CONDENSER
TO EXISTING
SEWER
P-14-007 AB
E-14-002
P-14-001 AB

LVGO TO
STORAGE
E-14-001

C-14-001 LVGO FOR


ADD BLEND
P-14-002 AB
E-14-004

E-14-003 ABC

E-14-005

P-14-003 AB
F-14-001

LP STEAM

E-14-006 AB

V-14-006
5 P-14-004 AB
HVGO TO
STORAGE
E-14-007 AB
E-14-008
1

M/HVGO TO
FCCU
E-14-009 ABCD

E-14-011 AB
E-14-010 ABCD
P-14-006 AB

P-14-005 AB
RESIDUE TO
STORAGE
E-14-013
RFCCU
1956 – Pembangunan Unit
FCCU
• Dibangun PT Stainvac Indonesia
• 1957 Start Operasi
• Capacity : 1645 T/D
• Feed : Parafinic Oil Distillate (POD)
• Catalyst : Amorphous
• Licensor : Exxon Model – IV USA

1984 – Proyek Kilang Musi I


(PKM I)
• Penambahan menara fraksinasi di Light End Unit
• Penggantian 1 set WGC berikut turbine penggeraknya
• Penambahan tangki LPG Tk.174 & Tk.175
• Pemasangan Flue Gas Cooler (FGC), FGC-I & FGC-II
• Capacity : 2000 T/D

1993 – Proyek Kilang Musi II



(PKM II)
Perubahan design reactor dari bed menjadi riser reactor
• Capacity : 2894 T/D
• Licensor : Total
• Perubahan material part regenerator menjadi Stailess Steel




Penggantian MAB berikut turbine penggeraknya
Modifikasi Main fractionator menjadi double kolom
Pemasangan FGC-3
Pemasangan Merichem Treating
FCCU
UNIT DESIGN FCCU
 Regenerator-Reactor was ESSO
Model IV that have been modified as
IFP R2R type
 Capacity: 20500 bpsd (2894 TSD)
4000 of Long Residue (20%)
16500 of VGO (80%)
 Turn-down ratio : 60%
 Typical feed (blend) :
SG : 0.888
Sulfur : 0.1 wt%
Nitrogen : 0.1 wt%
Hydrogen : 13 wt%
Con. Carbon : 1.05 wt%
Vanadium : 0.3 ppm
Nickel : 2.8 ppm
Natrium : max. 2 ppm
Posisi FCCU di Konfigurasi Kilang RU III

Gas MGC & Musicool


Propane & Buthane
BB Alkylation LPG
Distiller L.Alkylate
Avigas

CDU SR-Tops Stab SPBX /


II/III/IV/V/VI C/A/B n-hexane
Naphtha
Gasoline
Kerosene
LAWS
Avtur
CRUDE Kerosene
OIL Gasoil
ADO, IDO

LVGO Cat.
Naphta Polimerizatio
n Polymer
(HOMC)
Long
Residue
HVU FCCU PolyPropylene

M/HVGO
Raw PP
POLYTAM

Vac. Res
LCGO
IFO, MFO
SIMPLE BLOCK DIAGRAM FCCU

Dry Gas

VGO from T-191/192 Raw Propane Propylene


(Cold Feed)
LPG

L. Res. ex HFD Cat. Naphtha


D-
M/HVGO ex HVU-II 6 LCGO to Tank/VR
(Hot Feed)
HCGO to Tank

MTC (SR Naphtha) Slurry to Tank (IFO)

Coke
I. PENDAHULUAN

Pada umumnya, di Industri Kilang selain adanya unit – unit primary


process seperti Crude Distillation Unit, selalu diikuti dengan unit
secondary process seperti : Catalytic Cracking, Plat Former,
HydroCracking, Polymerisasi, Alkylasi dan lain lain.

Didirikannya unit-unit secondary process berfungsi sebagai unit


pengolahan lanjut dimana intermediate product ( bahan setengah
jadi ) yang nilai jualnya rendah dapat diolah kembali di secondary
process untuk mendapatkan product – product dengan nilai jual
yang lebih tinggi.

Konfigurasi Unit Proses utama di Kilang UP III adalah : CDU  HVU


 RFCCU  Poly Propylene Unit, dimana keempat unit ini
terintegerasi secara compact dan saling ketergantungan .
PROSES FLOW DIAGRAM - KILANG UP III

KOMPRESOR BB. DIST POLYMERISASI ALKYLASI LPG


AVIGAS
MOGAS
STAB CAB SOLVENT

C KEROSENE
CRUDE
D AVTUR
ADO
U IDO

HVU-II RFCCU IFO

KILANG PP POLYTAM

PX KILANG PTA PTA


Produk Utama RFCCU
• Raw Propane Propylene (Raw PP) merupakan
bahan baku kilang Polypropylene.
• LPG dimanfaatkan sebagai kebutuhan rumah
tangga dan sebagai umpan pabrik Alkylasi &
Polymerisasi.
• Catalytic Naptha yang mempunyai octane
number = 92.0 – 93.0 akan dicampur dengan
straight run naptha dari CDU yang mempunyai
octane number = 60.0 – 70.0, guna dijadikan
bensin Premium dengan ON (Octane Number)
= 87.
Deskripsi Proses
• Unit RFCC berfungsi mengolah bahan baku minyak berat
berupa MVGO & HVGO + long Residue. Melalui proses
perengkahan dengan bantuan katalisator, bahan baku akan
terkonversi menjadi product – product : Dry Gas, Raw PP,
LPG, Catalytic Naptha, LCGO, Slurry dan Cokes.
• Proses / Reaksi Cracking berlangsung di Reactor, pada
suhu 510 – 520 oC & tekanan = 1.5 kg/cm2g. Proses
Cracking (perengkahan) adalah reaksi pemutusan rantai
hydrocarbon panjang dengan berat molekul yang besar 
menjadi rantai hydrocarbon pendek dengan berat molekul
yang kecil.
• Secara sederhana, reaksi kimia cracking dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu “PRIMARY CRACKING REACTION”
(Reaksi Cracking Utama) dan “PROGRESS REACTION”
(Reaksi Lanjutan)
Kapasitas Feed & Produk
Unit RFCC dirancang mengolah bahan baku
sebesar = 2,894 ton/hari atau 20,500 Barrel/hari
dan persentase product yang akan dihasilkan
adalah sebagai berikut :
- Dry Gas = 76 ton/hari = 2.63 % wt
- Raw PP = 198 ton/hari = 6.84 % wt
- LPG = 306 ton/hari = 10.57 % wt
- Cat Naptha = 1432 ton/hari = 49.48 % wt
- LCGO = 528 ton/hari = 18.24 % wt
- Slurry = 230 ton/hari = 7.95 % wt
- Coke = 124 ton/hari = 4.29 % wt
Seksi-seksi RFCCU
Secara garis besar RFCCU complex dapat
dibagi menjadi beberapa seksi proses,
yaitu sebagai berikut :
– Seksi Cracking
– Seksi Fraksinasi
– Seksi Light End & Stabilizer
– Seksi Treating
– Seksi Flue Gas Cooler
Kondisi Operasi Reactor
Suhu = 510 – 520 oC
Tekanan = 1.5 kg/cm2g
Level Catalyst di Stripper = 57 – 65 %
Feed Flow rate = 2894 ton/hari
Dispersion Steam = 113.4 ton/hari
Stripping steam = 66.9 ton/hari
Anticoking steam = 2.4 ton/hari
Perbandingan Cat. / Oil (C/O) = 6.6
Delta coke = 0.65 %wt
Feed inlet temperature = 331 oC
Kondisi Operasi Regenerator
• Suhu Regent Bed = 672 oC
• Suhu Regent stack (dilute phase) = 676 oC
• Tekanan = 1.4 kg/cm2g
• Level catalyst di Bed Regent = 50 – 55 %
• Level catalyst di overflowwell = 45 – 50 %
• Sirkulasi katalis = 13.27 ton/menit
• Catalyst addition (make-up) = 1.5 – 2.0 ton/hari
• Supply udara dari MAB = 60.7 ton/jam
• Supply udara dari CAB = 7.0 ton/jam
Kondisi Operasi FC-T-1 & FC-T-20

Main Fractionator ( FC-T-1 )


- Suhu top kolom = 269 oC
- Tekanan top kolom = 1.2 kg/cm2g
- Suhu bottom kolom = 365 oC max

Secondary Fractionator ( FC-T-20)


- Suhu top kolom = 130 oC
- Tekanan top kolom = 1.02 kg/cm2g
- Suhu bottom kolom = 232 oC
Debutanizer dan Depropanizer
FL-T-102 ( Debutanizer Column )
- Suhu top kolom = 65 oC
- Suhu outlet overhead condenser = 49 oC
- Tekanan top kolom = 11.0 kg/cm2g
- Suhu outlet Reboiler = 170 oC

LS-T-1 ( Depropanizer Column )


- Suhu top kolom = 56 oc
- Suhu outlet overhead condenser = 48 oC
- Tekanan top kolom = 19.5 kg/cm2g
- Suhu outlet Reboiler = 111 oC
SEKSI CRACKING
• Bahan baku (feed ) unit RFCC adalah campuran antara VGO dan Long Residue
dengan perbandingan 16.500 barrel/hari ( 2314 ton/hari) VGO dan 4000 barrel/hari
(580 ton/hari ) Long residue ( Total feed = 20500 barrel/hari = 2894 ton/hari).

• Hot VGO dari unit HVU dengan suhu 275 – 280 oC dan Hot Long Residue dari CDU-
II/III/IV/V Plaju dengan suhu = 150 – 160 oC, dipompakan masuk ke vessel FC-D-6.

• Feed cold VGO diambil dari TK-191 atau TK-192 ditarik dengan pompa FC-P-1-AB
setelah dipanasi di FC-E-1 s/d suhu 70 oC juga dimasukkan ke vessel FC-D-6

• Dari FC-D-6 combined feed dengan suhu = 230 oC, ditarik dengan pompa FC-P-5-A/B
dan dialirkan ke heat exchanger ( HE ) FC-E-2-ABCD untuk mendapat pemanasan
awal dimana sebagai media pemanasnya adalah product slurry.

• Suhu combined feed keluar FC-E-2-ABCD sekitar = 320 – 325 oC . Untuk mencapai
suhu yang sesuai untuk feed ke Reactor, maka feed tersebut perlu dipanaskan lagi di
furnace (dapur) FC-F-2, sehingga diperoleh suhu outlet dapur > 331 oC.

• Dari dapur feed selanjutnya diinjeksikan kedalam Riser Reactor melalui 6 (enam)
buah nozzles feed injector untuk di reaksikan dengan katalis dari regenerator.
Proses perengkahan berlangsung pada kondisi operasi : T = 510 – 520 oC & P= 1.50
kg/cm2g.
SEKSI CRACKING…lanjut
• Reaksi cracking adalah reaksi Endhothermis ( membutuhkan panas ),
dimana katalis dari Regenerator dengan suhu 672 oC akan kontak
dengan feed di Riser Reactor, sehingga feed akan terengkah menjadi uap
(vapor).

• Katalis setelah digunakan meng-cracked feed akan mengandung carbon


yang terdeposit di pori-pori katalis disebut dengan spent catalyst,
dikembalikan lagi ke regenerator untuk dilakukan proses regenerasi. Yang
dimaksud dengan proses regenerasi adalah : “ proses reaksi pembakaran
carbon yang terdeposit di pori-pori katalis”, sehingga kadar carbon dapat
turun dari 1.0 – 1.2 %wt  0.3 – 0.5 %wt.

• Proses reaksi regenerasi adalah Exothermis (mengeluarkan panas ).


Setelah mengalami proses regenerasi, katalis akan menjadi aktip dan
digunakan kembali untuk proses perengkahan di Reactor Riser.

• Katalis mengalir secara kotinyu dari Reactor ke Regenerator dan


sebaliknya dari Regenerator ke Reactor dengan kecepatan sirkulasi = 11.0-
13.0 ton/menit.
Seksi Fraksinasi
• Seksi fraksinasi mempunyai 2 (dua) menara pemisah yaitu FC-T-1 (Main
Fractionator) dan FC-T-20 (Secondary Fractionator ).
• Cracked vapor dari reactor dengan suhu = 510 – 520oC, dialirkankan ke bottom
menara Main Fractionator FC-T-1, selanjutnya dipisah-pisahkan menjadi fraksi-
fraksi sebagi berikut :
– Hasil puncak berupa vapor dengan cutting temperature = 260 oC, dialirkan
ke menara FC-T-20
– Dari tengah menara pada tray ke 6, ditarik fraksi MPA (middle pump around),
dimanfaatkan sebagai media pemanas pada reboiler – reboiler di light-ends
unit serta memanasi cold feed di FC-E-1.
– Product bawah adalah slurry, dialirkan ke tanki LSWR (low sulphur waxy
residue).
– Untuk mempertajam pemisahan dan mendapatkan cutting temperature
sesuai design, pada menara fraksinasi FC-T-1 digunakan reflux ( reflux
adalah : sebagian product yang ditarik dari kolom, dikembalikan lagi ke
kolom tersebut ), antara laian : Top reflux, Midle reflux dan bottom reflux.
– Slurry oil pump around sebagai bottom refluk dikontrol dengan FC-FRC-7
dan setelah panasnya dimanfaatkan memanasi feed di FC-E-2-ABCD,
dikembalikan ke bottom main fractionator untuk mendinginkan cracked
vapor dari reactor.
– Slurry quench dikontrol dengan FC-FRC-2020 setelah sebagian didinginkan
di trim cooler juga dikembalikan ke bottom main fractionator untuk
mencegah reaksi lanjutan, agar tidak terbentuk coke pada bottom menara.
Seksi Fraksinasi….(lanjut 1)
• Middle Pump Around (MPA) setelah panasnya dimanfaatkan di
reboiler light ends, dikembalikan ke bagian tengah menara
sebagai middle reflux yang berfungsi untuk mendapatkan suhu
cutting pada MPA draw-off = 298 oC
• Uap dari puncak kolom FC-T-1 dialirkan ke kolom FC-T-20, dan
dipisahkan menjadi fraksi – fraksi :
– Hasil puncak berupa fraksi naptha dan yang lebih ringan
– Fraksi tengah berupa TPA (top pump around)
– Fraksi bottom berupa product LCGO dialirkan ke FC-T-2 ( LCGO
stripper)
• Dari FC-T-2 LCGO product ditarik dengan pompa FC-P-6-A/B,
discharge P-6-AB dibagi menjadi 3 yaitu :
– LCGO product setelah didinginkan di cooler FC-E-3-AB
– Sebagai torch oil ke regenerator
– Sebagai hot & cold flushing
• Sebagian fraksi bottom FC-T-20 dikontrol oleh FC-LC-2005,
dikembalikan sebagai top reflux ke puncak menara FC-T-1.
sehingga suhu top FC-T-1 dapat dipertahankan = 260oC.
Seksi Fraksinasi….(lanjut 2)
• Dari bagian tengah menara ditarik fraksi TPA (top pump around)
yang digunakan sebagai : - internal reflux dan sebagai media
pemanas di HE FL-E-406 dan reboiler FL-E-407 di light ends.
• Vapor hasil puncak FC-T-20 di dinginkan di overhead partial
condenser FC-E-4-ABCDEF. Cairan dan gas dari E-4 ditampung
di drum FC-D-20.
• Dari FC-D-20 cairan dipompakan dengan pompa FC-P-23-AB.
Hasil pendinginan dari E-20 ditampung didrum FC-D-7. Cairan
dari FC-bercampur dengan gas dari D-20 dikondensasikan
kembali di condenser FC-E-20-ABCD dan outlet E-20 ditampung
di FC-D-7.
• Vapor yang tidak terkondensasi dari FC-D-7 akan ditarik oleh
Wet Gas Compressor untuk di kompresi yang bertujuan
merubah fase uap ke cair.
• Discharge dari wet gas compressor akan di proses di light-ends
unit. Sedangkan cairan dari FC-D-7 ditarik pompa FC-P-7-AB,
sebagian digunakan sebagai top reflux di menara FC-T-20 dan
sebagian lagi dimasukkan kemenara FL-T-401( primary absorber
tower ) yang berfungsi sebagai absorbent.
Seksi Light-ends
• Light Ends Unit berfungsi memproses / memisahkan fraksi
hydrocarbon ringan mulai dari dry gas ( CH4 dan C2H6)
sampai dengan fraksi naptha yang mempunyai final boiling
point = 205 oC
• Umpan yang diolah di light end berasal dari discharge Wet
Gas Compressor dan cairan LPD (low pressure distillate)
dari pompa FC-P-7-AB.
• Sebelum masuk ke Compressor, wet gas dari D-7
dipisahkan kondensatnya di drum FL-D-401. Gas dari drum
FL-D-401 kemudian diisap oleh Wet Gas Compressor (FL-C-
101) pada stage (tingkat) pertama.
• Outlet dari stage pertama compressor dengan suhu 98oC
dan tekanan 3.8 kg/cm2g kemudian didinginkan di cooler
FL-E-101-AB yang sebelumnya dicuci dengan wash water
untuk memisahkan unsur pengotor ( impurities ) yang
terlarut dalam air dan akhirnya masuk ke drum Fl-D-402.
Seksi Light-ends…lanjut
• Sebagian gas outlet compressor stage pertama di by pass ( spill
back ) ke inlet partial condenser FC-E-4-ABCDEF untuk mengatur
keseimbangan tekanan ( pressure balance ) di reactor.
• Outlet dari drum FL-D-402 dengan suhu 38 oC dan tekanan 3.72
kg/cm2g kemudian diisap oleh compressor stage ke-2
• Discharge compressor stage kedua dengan suhu 110 oC dan
tekanan 15.0 kg/cm2g kemudian bergabung dengan aliran –
aliran:
– Overhead menara FL –T-403
– Bottom menara FL-T-401
– Liquid wash water dari drum FL-D-402
• Gabungan keempat aliran tersebut dengan suhu 72 oC, sebelum
masuk kedrum FL-D-404 didinginkan terlebih dahulu di Air Fin
Cooler ( suhu outlet = 56 oC ) dan cooler FL-E-402-AB ( diperoleh
suhu outlet = 38 oC ).
• Gas dari vessel FL-D_404 dengan suhu 38 oC dan tekanan 14.7
kg/cm2g, kemudian diumpankan kemenara absorber FL-T-401
bersama-sama dengan naptha LPD dari drum FC-D-7.
Seksi Light-ends…lanjut 2
• Gas dari overhead FL-T-401 kemudian dimasukkan ke sponge absorber
FL-T-402 untuk dilakukan proses absorpsi dengan media absorbent nya
adalah fraksi TPA (top pump around )
• Liquid dari vessel FL-D-404 kemudian ditarik dengan pompa FL-P-404-AB
menuju menara stripper FL-T- 403.
• Sebelum masuk menara, fluida tersebut dipanaskan terlebih dahulu di HE
FL-E-406 dengan media pemanas TPA, sehingga suhunya naik menjadi 61
oC

• Untuk menyempurnakan pemisahan , maka pada bottom menara FL-T-403


dipasang dua buah reboiler yaitu FL-E-407 dan FL-E-408 yang dipasang
secara seri sehingga diperoleh suhu outlet reboiler = 122 oC
• Bottom dari menara FL-T-403 berupa campuran fraksi C3 & C4 (LPG) dan
komponent naptha, dialirkan ke menara FL-T-102 ( debutanizer kolom )
dengan suhu 122 oC dan tekanan 12.0 kg/cm2g untuk dipisahkan antara
LPG dan Cat Naptha.
• Feed sebelum masuk kemenara FL-T-102 dipanaskan terlebih dahulu di HE
FL-E-106 sehingga diperoleh suhu = 126 oC
• Untuk kesempurnaan pemisahan maka pada bottom menara debutanizer
dipasang reboiler FL-E-107, sehingga suhu bottom adalah = 173 oC. Media
pemanas di FL-E-107 adalah fraksi MPA (middle pump around ).
Seksi Light-ends…lanjut 3
• Overhead (hasil puncak) dari menara FL-T-102 dengan tekanan = 11.0
kg/cm2g & suhu = 65 oC kemudian didinginkan di partial condenser FL-E-
108-AB dan ditampung di drum FL-D-103 . Suhu bisa turun dari 65 oC 
49 oC. Bila kondisi operasi memerlukan, sebelum ke FL-E-108-AB, hasil
puncak tadi didinginkan dulu di Air Fin Cooler FC-E-22.
• Liquid (berupa fraksi C3 dan C4 beserta turunannya ) outlet dari D-103
ditarik dengan pompa, dikirim sebagai umpan ke unit Stabilizer-3 dan
sebagian lagi sebagai reflux ke puncak menara FL-T-102.
• Hasil bottom dari FL-T-102 adalah product Cat Naptha , panasnya
dimanfaatkan dulu di FL-E-106 , setelah itu didinginkan di naptha cooler
FL-E-105 sehingga diperoleh suhu = 38 oC.
• Dari cooler E-105 , product naptha sebelum dikirim ke tanki penimbunan,
dilakukan process pencucian terlebih dahulu menggunakan caustic soda .
Proses ini bertujuan menghilangkan / menurunkan senyawa sulphur
sampai batas yang diizinkan . Process pencucian berlangsung di unit
Gasoline Merichem Treater.
• Fluida dari drum D-103 ditarik dengan pompa FC-P-3-AB dan didinginkan
di cooler LS-E-3-A sehingga diperoleh suhu = 43 oC dikirim ke feed drum
Stabilizer – 3 LS-D-1.
• Umpan dari bottom D-1 , ditarik pompa LS-P-1-AB dan dimasukkan
kemenara stabilizer LS-T-1.
FCCU Simplified Flowsheet

Potrebbero piacerti anche