Sei sulla pagina 1di 44

LAPORAN KASUS

Seorang Pasien Laki-Laki Usia 83 Tahun dengan


Subdural Hemorragik

Disusun Oleh :
Mislisa Ersamayang Putri

Pembimbing :
dr. Luh Putu Endyah Santi Maryani, Sp. Rad

KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI


RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO KOTA SEMARANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
ANATOMI
SCALP

4
BONE WINDOW
CORPUS
CALLOSUM
DAN
CORONA
RADIATA

12
13
14
Subdural haemorrhage (SDH) is a collection of 
blood between the dura and the arachnoid 
layers of the meninges. They are common 
and can occur in any age range, usually 
related to a history of head trauma. Prognosis 
tends to depend on the extent of the bleed 
and associated mass effect.
EP
ID
EM Subdural hematoma akut dilaporkan terjadi pada 5-25% pasien
IO
LO dengan trauma kepala berat. Sedangkan jika kronik subdural
GI
hematoma terjadi 1-3 kasus per 100.000 populasi. Mayoritas
perdarahan subdural berhubungan dengan faktor umur yang
merupakan faktor resiko pada cidera kepala (blunt head injury).
Perdarahan subdural biasanya sering terjadi ditemukan pada
penderita dengan umur 50 sampai 70 tahun. Pada orang tua bridging
veins mulai agak rapuh sehingga lebih mudah pecah atau rusak bila
terjadi trauma.
ETIOLOG
Subdural hematomas  are  usually  caused by  head  injury due to falls  or 
I other accidents. People with the following risk factors may be at higher 
risk for developing a subdural hematoma:
▹ Elderly
▹ Aging stretch and weakening of blood vessels in the brain.
▹ Long-term alcohol use
▹ Long-term  use  of  drugs,  for  example  :  ibuprofen  (Advil),  aspirin, 
clopidogrel  (Plavix),  warfarin  (Coumadin),  or  apixaban  (Eloquis), 
cocaine.
▹ Fall over and over
.
PATOFISIOLOG
I

Pathophysiology

• Tearing of bridging veins found in the subdural space


• Veins are subject to shearing forces occurs with lower
forces in the elderly

19
SUBDURAL
HAEMATOM
A

White Gray Black


CL
A SS
I FI Acute
CA ▹ The classic appearance of an Subacute
TI ▹
ON acute subdural haematoma At some point between 3 and
is a crescent-shaped 21 days (typically 10-14
homogeneously hyperdense days), become isodense to the
extra-axial collection that adjacent cortex, making
spreads diffusely over the identification potentially
affected hemisphere. tricky, especially if subdural
▹ In patients with underlying collections are bilateral.
low haemoglobin and
platelets conditions such as
sickle cell acute subdural
haemorrhage may be
hypodense even in the acute
phase .
CL
A SS
I FI Chronic Acute on chronic
CA
TI ▹ By definition, it is at least 3 ▹ Acute on chronic subdural
ON weeks old. haematomas refers to a second
▹ The subdural collection episode of acute haemorrhage
becomes hypodense. into a pre-existing chronic
subdural haematoma.
▹ A crescentic shape may change
▹ It typically appears as a
to a biconvex one.
hypodense collection with a
haematocrit. A similar
appearance can be seen in
patients with clotting disorders
or on anticoagulants .
ACUTE CHRONIC
Acute
On
Chroni
c
Pemeriksaan Penunjang

 Darah Rutin
 CT SCAN
 MRI
THERAPY

Medicine

Craniotomy
Nama : Tn A
Usia : 83 tahun
Agama : Islam
Alamat : Tandang RT 06 RW 07, Kecamatan Candisari
Status pernikahan : Menikah
No. CM : 449XXX
Dirawat di ruang : ICU
Tanggal Masuk RS : 11 September 2018

IDENTITAS PASIEN
KELUHAN UTAMA

Keluhan
Keluhan PENURUNAN
Utama
Utama KESADARAN
Alloanamnesis dengan keluarga pasien (istri) dilakukan pada tanggal 13 September 2018 pukul 
15.30  WIB,  pada  hari  perawatan  ke-2  di  Ruang  ICU,  RSUD  K.R.M.T  Wongsonegoro  Kota 
Semarang dan didukung dengan catatan medis.
RPS RPD

Pasien datang ke IGD RSUD K.R.M.T Riwayat Penyakit Dahulu :


Wongsonegoro diantar keluarganya pada Riwayat keluhan serupa sebelumnya : Tidak
tanggal 11 September 2018 malam hari dengan Riwayat diabetes mellitus : Tidak
keluhan penurunan kesadaran dan lemah Riwayat hipertensi : Diakui
anggota gerak kanan. Kurang lebih 3 jam Riwayat stroke : Tidak
sebelum masuk rumah sakit, pasien ditemukan Riwayat cidera kepala/trauma kepala : Tidak
oleh istri terjatuh dalam posisi terlentang Riwayat mengkonsumsi obat-obatan : Tidak
didalam kamar mandi. Pasien ditemukan dalam Riwayat merokok : Tidak
keadaan tidak sadarkan diri. Sebelum
ditemukan terjatuh, diakui oleh istri penderita
tidak mengeluh mual, nyeri kepala, dan pusing
sebelumnya. Melihat kondisi pasien, keluarga
langsung membawanya ke IGD RSUD
K.R.M.T Wongsonegoro untuk mendapatkan
pertolongan segera.
RPK RIWAYAT EKONOMI

Riwayat Penyakit Keluarga : Pasien berobat menggunakan BPJS.


Riwayat diabetes mellitus : Diakui
Riwayat hipertensi : Diakui
Riwayat stroke : Disangkal
STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Tampak sakit berat


Kesadaran : Coma GCS 3 (E1M1V1)
Tanda Vital
Tekanan Darah : 160/90 mmHg (berbaring)
Denyut Nadi : 75 x/menit, reguler
Suhu : 36,5°C
Laju Pernapasan : 20 x/menit
Saturasi Oksigen : 99%
PF Kepala : Bentuk normosefal, tidak ada benjolan, rambut hitam terdistribusi merata

KEPALA Mata : Pupil bulat, isokor, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, injeksi
konjungtiva -/-, refleks cahaya langsung dan tidak langsung +/+

Telinga: Bentuk normal, tidak hiperemis, sekret -/-, nyeri tekan tragus -/-, nyeri tarik
aurikula -/-

Hidung : Bentuk normal, tidak ada deviasi septum, tidak ada depresi tulang hidung,
sekret (-), epistaksis (-)

Mulut : Mukosa merah mudah, sianosis (-), faring hiperemis (-)

Leher : Trakea ditengah, tidak ada pembeseran kelenjar tiroid


PF
Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak tampak.
JANTUNG
Palpasi : Pulsasi iktus kordis teraba di MCL sinistra ICS V.
Perkusi : Batas jantung atas pada sternal line sinistra ICS II.
Batas jantung kanan pada parasternal line dextra ICS IV.
Batas jantung kiri pada MCL sinistra ICS V.
Auskultasi : Bunyi jantung I & II reguler, murmur (-), gallop (-).

 
PF PARU
Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris saat diam
dan bernapas, retraksi sela iga (-), sela iga melebar (-).
Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri sama kuat.
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru.
Auskultasi : Vesikuler di seluruh lapang paru, ronkhi -/-, wheezing -/-.
PF
ABDOMEN Inspeksi : permukaan perut datar, pelebaran pembuluh darah (-),
sikatrik (-), massa (-), tanda peradangan (-).
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : nyeri tekan (-) regio kanan bawah, defance muscular (-)
Perkusi : timpani pada seluruh kuadran abdomen

Ekstremitas
Superior : Akral hangat, capillary refill <2 detik
Inferior : Akral hangat, capillary refill <2 detik
PEMERIKSAAN LAB HASIL
HEMATOLOGI  
Hemoglobin 15,0 g/dL 
Hematokrit 43,30
Jumlah Leukosit 10,4 /uL 
Jumlah Trombosit 173 /uL 
Jumlah Eritrosit 5,30 /Ul
KIMIA KLINIK  
Ureum 52,4 mg/ dL (H)
Creatinin 0,9 mg/ dL (H)
Glukosa Darah Sewaktu 122 mg/dL(H)
SGOT 16
SGPT 11
CKMB 27 U/L (H)
Natrium 141,0 mmol/ L 
Kalium 4,00 mmol/ L
Calsium 1,24 mmol/ L
CHOLESTEROL  
Kolesterol 68 mg/dL
Kolesterol Indirek 120 mg/dL
Asam Urat 5,8 mg/dL
Kolesterol Total 205 mg/dL (H)
Trigliserida              87 mg/dL
PEMERIKSAAN
CT SCAN
Pada brain window :
Tampak lesi mixed density, hipodens di anterior dan hiperdens diposterior crescent-shaped di regio
frontoparietal kanan kiri
Tampak lesi hipodens di nukleus lentiformis kiri
Sulkus kortikalis dan fisura sylvii tampak menyempit
Tampak penyempitan dan pendorongan ventrikel lateral kanan dan III ke sisi kiri
Ventrikel IV dan sisterna baik
Batang otak dan cerebelum baik
Tampak midline shifting ke kiri 10,3 mm
Pada bone window :
Tak tampak fraktur ossa cranium
Tak tampak lesi litik dan sklerotik pada ossa cranium
Tak tampak penebalan mukosa pada sinus paranasal yang terlihat
Tak tampak kesuraman pada kedua mastoid
Kesan :
Gambaran acute on chronic SDH regio frontoparietal kanan kiri
Infark nukleus lentiformis kiri
Disertai tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial saat ini
Terapi
Infus RL 20 tpm
Farmakologis
Inj Ketorolac 2x1 amp
Metilcobalamin 1x1 gr
Ceftriakson 2x1 gr
Furosemid 1x1 mg
Ranitidin 2x1 mg
Piracetam 3x3 gr
Citicolin 2x500 mg

42
Pada pasien ini didapatkan tanda klinis berupa penurunan kesadaran dan lemah anggota
gerak kanan setelah pasien terjatuh dari kamar mandi. Sebelumnya tidak ditemukan
gejala seperti sakit kepala, mual, dan muntah. Pada pemeriksaan CT scan didapatkan
gambaran acute on chronic subdural hemmorage, infark pada nukleus lentiformis, disertai
tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial. Hal tersebut menandakan bahwa pasien
mengalami subdural hemmorage. Seluruh gejala klinis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang menunjukkan bahwa pasien menderita subdural hemmorage.
TERIMAKASIH

Potrebbero piacerti anche