Sei sulla pagina 1di 86

ASPEK ETIK LEGAL

LANSIA
TREND DAN ISUE
LANSIA
LATAR BELAKANG
Jumlah Penduduk Lansia
• Tahun 2000 = 400
Dunia Juta
• Tahun 2025 = 1.5 M

• Tahun 2000 = 7.28 %


Indonesia • Tahun 2020 = 11.34
%
Indonesia 414
Colombia 349
Kenya 347
Singapore 340
Thailanda 337
Costa Rica 327
321
Liberia 303
295
M exico 290
279
Zimbabwe 271
257
Brazil 255
254
M orocco 250
247
India 242
242
Sri Lanka 238
238
China 220
219
M alawi 194
146
Canada 141
137
Cuba 130
129
J amaica 126
121
Israel 120 Projected percentage increase
101
New Zealand 100 in the elderly population, 1990-2025
97
Luxemburg 96
82
Greece 66
66
France 65
63 Developing country
Hungary 63
59
Belgium 54 Developed country
50
Denmark 47
45
Norway 40
35 (Kinsella K & Taeuber, 1993)
Sweden 33

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450


China

Indi a

USSR

USA

Indonesia
Projected increase in the elderly population
between 1980 and 2020 for the 20 countries with the
Br azi l
largest elderly population in 1980
J apan

M exi co

Ni ger i a

P aki stan

Vietnam

Bangl adesh

Canada

Fr ance

Italy

P oland

Ger many

A r genti na

Spai n

United K i ngdom
(WHO, TRS. 779, 1989)

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180


Population increase (in millions)
PERKIRAAN JUMLAH BALITA DAN LANSIA,
BIRO PUSAT STATISTIK

30
25
20
Population
15
(millions)
10
5
0
1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020

Years
Age 0-4 Age 60+

In 2010 number of Elderly = “under fives” (Indonesian Bureau of Statistics)


Hasil Penelitian Demografi UI (2008)
The Young • 60 – 69 tahun
Old • 11.13 juta

The • 70 -79 tahun


middle • 5.8 juta
Old
The Grand • > 80 tahun
Old • 1.96 juta
DATA UMUM PENDUDUK LANJUT USIA (dalam %)
(DATA OF ELDERLY POPULATION BY %)

No STATUS MALE FEMALE TOTAL


A PERKOTAAN / URBAN 100 100 100
1 Tidak terlantar (not neglected) 63.85 50.70 56.85
2 Rawan terlantar (neglect prone) 25.05 33.84 29.73
3 Terlantar (neglected) 11.10 15.46 13.42
B PEDESAAN / RURAL 100 100 100
1 Tidak terlantar (not neglected) 41.40 32.18 36.61
2 Rawan terlantar (neglect prone) 34.06 38.72 36.48
3 Terlantar (neglected) 24.54 29.10 26.91
C PERKOTAAN + PEDESAAN (U + R) 100 100 100
1 Tidak terlantar (not neglected) 49.85 39.38 44.36
2 Rawan terlantar (neglect prone) 30.67 36.82 33.89
3 Terlantar (neglected) 19.49 23.80 21.75
CBS Indonesia, 2000
Health of the elderly : Indonesia

• ±11% admitted bad physical condition (urban > rural).


• ±17% admitted unable to do ADL due to illness (female >
males).
• ±9% admitted to be hospitalized due to illness during
the last year (urban > rural).
• ±74% stated to suffer of chronic disease (rural > urban)
hypertension mostly suffered (females > males) (±20%)

(Source : LDUI & Unescap, 1997/98)


Aspek Etik dan Legal
Indonesia Th. 2003 : 14.4 juta ( 10.34
%)
Peningkatan Prediksi Th 2020 : 28.8 juta (11.30 %)

Komposisi Demograf Pertumbuhan tercepat dunia setelah


( Jumlah Lansia ) cina, india, USA

Banyak Kasus
KETIMPANGAN Etika & Hukum

Terbatasnya Keahlian
Gerontik
Tujuan Etika Hukum dalam Keperawatan
Gerontik

ETIKA Mengatur
TUJUAN Tertib – Tentram
Dan Lansia
HUKUM Hidup Sejahtera
KEPERAWATAN GERONTIK

MORAL

ETIKA HUKUM
Pengertian Etika & Hukum dlm
Keperawatan Gerontik
Etika dalam keperawatan gerontik merupakan pola perilaku
harus dilakukan oleh seorang perawat ( Rule of Conduct )
dalam memberikan pelayanan keperawatan pada usia
lanjut.
• Hukum dalam keperawatan gerontik adalah Peraturan
perundang – udangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan
yang mengatur bagaimana semestinya pemberian
pelayanan keperawatan pada usia lanjut
Permasalahan Lanjut Usia
1. Perubahan dan pergeseran nilai budaya masyarakat sehingga lanjut usia kurang mendapat
perhatian.
2. Perubahan bentuk keluarga dari keluarga besar menjadi keluarga inti.
3. Terbatasnya aksepsibilitas lanjut usia sehingga mobilitas sangat terbatas
4. Mengalami kemunduran fsik, mental dan sosial yang disebabkan karena terjadinya
degeneratif pada lanjut usia
5. Terbatasnya hubungan dan komunikasi lanjut usia dengan lingkungan
6. Kesempatan dan produktiftas kerja menurun
7. Pada umumnya lanjut usia rawan terhadap penyakit
8. Terbatasnya kemampuan di dalam memanfaatkan dan mendayagunakan sumber-sumber
yang ada.
Teori Dasar Pembuatan Kep. Etis

Teleologi
1. Beneficence
2. Justice
Deontologi 3. Otonomi
4. Veracity
Intuitionism 5. Fidelity
Pembuatan keputusan Etis
1. Metoda Teleologi (Maksud baik)
a. Kebaikan maksimal dan ketidak baikan sekecil mungkin bagi manusia.
b. Utilitarisme ( Kebermanfatan/rule dan act )
- Rule : Manfaat sejauh mana memberikan kebaikan /kebahagiaan kepada
manusia.
- Act : kebaikan sebanyak- banyaknya & ketidak baikan sekecil-kecilnya pada
situasi itu
2. Deontologi (formalisme ) Tanggung jawab moral
a. Kemurahan hati (benefcence)
b. Keadilan (justice)
c. Kemandirian(Otonomy)
d. Kejujuran (veracity)
e. Ketaatan (Videlity)
1. Kemurahan hati
(Benefecence)
a. Menghargai :
- Menjujung tinggi dan menghargai keyakinan dan perilaku seseorang
- Menegaskan didepan umum
b. Memilih :
- Berbagai alternatif
- Mempertimbangkan konsekwensinya
- Bebas
c. Bertindak :
- Bertindak sesuai dg nilai
- Bertindak sesuai pola, konsistensi, repitisi (mengulang yg telah
disepakati)
2. Keadilan(Justice)

• Memperlakukan/ menempatkan orang lain sebagaimana


seharusnya.
• Kriteria keadilan : Sederajat, sesuai kebutuhan, sebanding.

3. Otonomi (Autonomy):
• Kebebasan melakukan tindakan / keputusan berdasarkan
pilihan
• Variasi pilihan : Tingkat kesadaran, usia, penyakit, lingkungan
RS, ekonomi, informasi dst.
4.Kejujuran (Veracity)

• Menyatakan sebenarnya, tidak bohong

5. Ketaatan (Videlity)
• Setia sesuai kesepakatan,Tanggung jawab,Mempertahankan
rahasia, janji, perhatian, kepedulian.
Intuitionism
• Berasal dari kata Intuisi
• adalah pengetahuan yang bergerak antara rasional
dan intelektualitas
Hubungan perawat dengan lansia

perawat

Malpraktek

Lansia
Malpraktek
• Malpraktek adalah suatu praktek / tindakan yang
salah atau tidak sesuai dengan standar profesi atau
standar prosedur operasional.
Upaya Pencegahan Terjadinya Malpraktik
Medik
• Tidak menjajikan kesembuhan
• Melaksanakan informed consent
• Melakukan sesuai standart etik dan hukum
• Membuat rekam medis
• Bila ragu – ragu dalam bertindak segera hubungi dokter
• Memperlakukan pasien secara manusiawi
• Menjalin hubungan baik dengan klien dan masyarakat
Pembuatan Keputusan Terhadap Masalah Etik

Faktor – faktor yang Berpengaruh terhadap Pembuatan


Keputusan Etik :
• Faktor agama dan adat istiadat
• Faktor sosial
• Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi
• Faktor dana keuangan
• Faktor pekerjaan
• Kode etik keperawatan
• Hak – hak pasien
Standar Profesional
• Pelayanan yang diberikan pada pasien harus sesuai dengan
standar
• Perawat bertangungjawab memberikan pelayanan kesehatan
sesuai dengan tingkat perawatan, ketrampilan dan keahlian
• Standar perawatan digunakan untuk mengukur adanya
kelalaian
Standar Praktik Keperawatan Gerontik

• Standar I : Organisasi pelayanan keperawatan gerontik


• Semua perawatan gerontik harus melalui perencanaan,
pengorganisasian yang diberikan oleh perawat executive,
yaitu, sarjana/master yang berpengalaman di pelayanan
long term care or acut care
• Standar II : Theory
• Perawat menggunakan konsep teori sebagai pedoman
dalam memberikan perawatan
Lanjutan ….
• Standar III : pengumpulan data
• Untuk mengetahui status kesehatan lansia dengan cara di
kaji secara komprehensif, akurat, dan sitematis dan
divalidasi dengan anggota tim, klien dan keluarga

• Standar IV : Diagnosa keperawatan


• Menggunakan data hasil pengkajian untuk menetukan
diagnosa keperawatan
Lanjutan ….
• Standar V : perencanaan dan perawatan berkelanjutan
• Perawat selalu mengembangkan perencanaan yang sesuai,
penetapan tujuan, prioritas, pendekatan perawatan melalui
terapeutik, preventiv, restorativ, dan rehabilitativ.
Perencanaan perawatan dalam rangka mencapai dan
mempertahankan derajad kesehatan yang tinggi,
kesejahteraan, kualitas hidup dan damai saat meninggal.
Perencanaan dilakukan secara terus menerus sesuai dengan
tempat pelayanan
Lanjutan ….
• Standar VI : Intervensi
• Perawat dengan panduan renpra ditujukan untuk
mengembalikan kemampuan fungsional dan mencegah
komplikasi serta excess disability berdasarkan teori
• Standar VII : Evaluasi
• Perawat secara berkelanjutan mengevaluasi respon klien
dan keluarga terhadap tindakan untuk menentukan
kemajuan tujuan, revisi data, diagnosa dan perencanaan
Lanjutan ….
• Standar VIII : kolaborasi interdisiplin
• Perawat melakukan kolaborasi anggota tim yang lain
diberbagai tempat pelayanan. melakukan pertemuan reguler
untuk evaluasi efektivitas perencanaan klien dan keluarga
dan menyesuaikan perencanaan sesuai perubahan
kebutuhan
• Standar IX : Penelitian
• Perawat berpartisipasi dalam penelitian untuk
mengembangkan ilmu gerontik,desiminasi hasil penelitian,
dan menggunakan dalam praktik
Lanjutan …
• Standar X : Etik
• Perawat menggunakan kode etik profesi sebagai pedoman
dalam pengambilan keputusan praktik
• Standar XI : Pengembangan profesional
• Perawat bertanggungjawab mengembangkan dan
berkontribusi meningkatkan profesional dalam anggota
tim dengan cara peer review untuk meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan
UU No. 39 tahun 1999
tentang HAM

Pasal 42,
Setiap warga negara yang berusia lanjut, cacat fsik dan atau
cacat mental berhak memperoleh perawatan, pendidikan,
pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya negara, untuk
menjamin kehidupan yang layaksesuai dengan martabat
kemanusiaan, meningkatkan rasa percaya diridan kemampuan
berpartisipasidalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
UU No. 36 th 2009 tentang
kesehatan

Kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara


dan meningkatkan kesehatan dan kemampuanya agar tetap
produktif dengan bantuan pemerintah dalam upaya
penyelenggaraannya
UU No. 13 th 1998 tentang
kesejahteraan usia lanjut, pasal 14

Pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk memelihara dan


meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan usia lanjut
agar kondisi fsik, mental dan sosialnya dapat berfungsi secara
wajar melalui upaya penyuluhan, penyembuhan dan
pengembangan lembaga
Peraturan Pemerintah No. 43 th 2004

Pelaksanaan upaya peningkatan kesejahteraan


sosial usia lanjut
Permenkes No. 585 th 1989
tentang informed consent, Pasal 1

Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga atas


dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan
dilakukan terhadap pasien tersebut
UU No. 8 th 1998 tentang
perlindungan konsumen,
pasal 4

Pasien berhak atas informasi yang benar, jelas dan jujur


mengenai kondisi dan jaminan barang dan jasa.
Hak Lansia
Pasal 5 UU NOMOR 13 TAHUN 1998
TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA

1) Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bemasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2) Sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial yang meliputi :
a. pelayanan keagamaan dan mental spiritual;
b. pelayanan kesehatan;
c. pelayanan kesempatan kerja;
d. pelayanan pendidikan dan pelatihan;
e. kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum;
f. kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum;
g. perlindungan sosial;
h. bantuan sosial.
3) Bagi lanjut usia tidak potensial mendapatkan kemudahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kecuali
huruf “c”,huruf “d”, dan huruf “h”.
4) Bagj lanjut usia potensial mendapatkan kemudahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kecuali
Pendekatan dalam Pelayanan Kesehatan
Lansia
•  Pendekatan yang bisa mencakup sehat fsik, psikologis,
spiritual dan sosial
• Pendekatan satu aspek tidak akan menunjang pelayanan
kesehatan pada lansia yg membutuhkan pelayanan
komprehensif
• Pendekatan eklektik holistik pdkt yg mencakup aspek
psikososial dan lingkungan yang menyertai
Pendekatan dalam Pelayanan Kesehatan Lansia

meliputi
• Pdkt. Biologis:menitik beratkan pada perubahan2 biologis.
Perubahan mencakup anatomi & fsiologi serta berkembangnya
kondisi patologis yg multiple
• Pdkt. Psikologis: menekankan pd pemeliharaan dan
pengembangan fs.2 kognitif, afektif, konatif dan kepribadian
• Pdkt sosial budaya: menekankan perhatian pada masalah2
sosial budaya yang mempengaruhi lansia
Pendekatan Psikologis
Fungsi Kognitif
• Kemampuan belajar (learning)
• Kemampuan pemahaman (comprehension)
• Kinerja (performance)
• Pemecahan masalah (problem solving)
• Daya ingat (memory)
• Motivasi
• Pengambilan keputusan
• kebijaksanaan
Pendekatan Psikologis
Fungsi afektif
• Biologis: perasaan indera, perasaan vital dan perasaan naluriah
• Psikologis: p.diri, p. sosial, p.etis, estetis, intelek, religius
Fungsi konatif (psikomotor)
kepribadian
Pendekatan Sosial Budaya
• “disengagement theory of aging”proses pelepasan ikatan/
penarikan diri scr pelan2 tetapi pasti & teratur dari individu atau masy
thd satu sama lain terjadi scr alamiah dan tidak dpt dihindari. Hal tsb
berlangsung sampai penarikan diri yang terakhir, yaitu mati
• “Continuity theory”berdasar asumsi bahwa identity adlh fungsi
hubungan & interaksi dg orang lain.
Pendekatan Sosial Budaya
• “activity theory” orang yg masa mudanya sangat aktif akan
terus memelihara keaktifannya setelah dia tua. “sense of
integrity” dibangun semasa muda & tetap terpelihara sampai
tua.
• Erickson membagi manusia menurut fase umurnya. Ada
masa krisis dlm setiap fase. Pada masa tua ada pilihan antara
“sense of integrity” dan “sense of despair” krn ada rasa takut
kematian
PRINSIP ETIK KEPERAWATAN LANSIA
• Empati
tindakan empati harus dilaksanakan dengan wajar, tidak berlebihan sehingga tidak
menimbulkan kesan over protective dan belas kasihan
• Yang harus dan yang jangan (Non Malfcence dan Benefcence)
• Otonomi: yaitu suatu prinsip bahwa seorang individu mempunyai hak untuk menentukan
nasibnya dan mengemukakan keinginannya sendiri :
1. apakah klien bisa memutuskan secara benar?
2. dapatkah klien memberi alasan ?
3. alasan rasional?
4. apkah klien mengerti tentang implikasinya?
• Keadilan
• Kesungguhan hati : yaitu suatu prinsip untuk selalu
memenuhi janji yang diberikan pada seorang penderita
Trend and Issue
Konsep “Menua sehat”
(The “Healthy Aging” Concept)
Endogenic Aging

Cellular Tissue Organ


Anatomical

Healthy Aging
(menua sehat)

Environment Life Style

Exogenic Factors

Gambar . Model Healthy aging dengan faktor-faktornya


(Boedhi-Darmojo, 1994, 2001)
RISK FACTORS “ SPIDER MODEL” DEGENERATIVE DISEASES

Blood Pressure  Heart disease

Tobacco Stroke

Dyslipidemia Hypertension

Improper food Dementia

Glucose  CORE Diabetes M

Personality/ Stress  Cancer

Physical inactivity Osteoporosis

Alcohol Liver disease

Environment  Renal failure

Oral hygiene  Respiratory disease

Gambar 1. Faktor risiko dan penyakit degeneratif (FR harus dihindari/dihilangkan sedini mungkin
supaya lebih berhasil) - Boedhi-Darmojo, Retirement Speech 6 Januari 2001,
Sidang Konsorsium Ilmu Kesehatan (KDK) 2000.
The 13 i

- Immobility - Impaction ( constipation )


- Instability - Iatrogenesis
- Intelectual impairment - Insomnia
( dementia )
- Isolation ( depression ) - Impairment of
- Incontinence - Vision
- Impotence - Hearing
- Immuno - deficiency - Smell
- Infection - Communication
- Inanition ( malnutrition ) - Convalescence
- Skin integrity

(Each of these complaints / symptoms are subjects of research / studies)

Source : Solomon et al ( UCLA Conference 1988 )


GENDER

Health & Behavior


Social-serves determinants

Economic ACTIVE AGEING Personal


determinants determinants

Social Physical
determinants environment
CULTURE

Figure 8 The determinants of Active Ageing


WHO, 2002
ACTIVE AGEING AS PREVENTION
OF DISEASE IN THE ELDERLY
HEALTHY AGEING  ACTIVE AGEING APPEAR TO
PREVENT DEGENERATIVE & CHRONIC DISEASE
USUALLY SUFFERED BY THE ELDERLY POPULATION

SEE THE SPIDER MODEL OF


RISK FACTORS & DEGENERATIVE DISEASE

START PREVENTION AS EARLY AS POSSIBLE !!!

HEALTHY AGEING ACTIVE AGEING SUCCESSFUL AGEING


Goal
• Lansia harus produktif
• Bersosialisasi dengan baik
FILOSOFI

MEMAHAMI BAHWA USIA LANJUT CENDERUNG


UNTUK MEMPUNYAI MASALAH KESEHATAN LEBIH
DARI SATU.
PELAYANAN KESEHATAN DIBERIKAN SECARA
KOMPREHENSIF.
DIKELOLA OLEH TIM KESEHATAN YANG
MENDALAMI ATAU MEMAHAMI ASPEK-ASPEK USIA
LANJUT
MEMFASILITASI KEMANDIRIAN KUALITAS
HIDUP USIA LANJUT
TUJUAN

1.MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL

2. MENINGKATKAN OTONOMI

3. MENCEGAH KECACATAN

4. MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP

5. MEMPERSIAPKAN KEMATIAN DENGAN


DAMAI
PRINSIP PELAYANAN
KESEHATAN PADA LANSIA

HOLISTIK

TATA LAKSANA SECARA TIM


HOLISTIK

• ASESMEN BUKAN HANYA MELIPUTI SELURUH ORGAN DAN

SISTEM, TETAPI MENYANGKUT ASPEK KEJIWAAN DAN


LINGKUNGAN SOSIAL EKONOMI
• MENCAKUP ASPEK PENCEGAHAN, PROMOSI, KURATIF DAN
REHABILITATIF
• REHABILITATIF MENCAKUP 4 TINGKATAN :
1. PENYAKIT (PENYAKIT)
2. IMPAIRMENT ( KERUSAKAN ATAU GANGGUAN)
3. DISABILITY (KETIDAK MAMPUAN)
4. HANDICAP (HAMBATAN)
TATA LAKSANA SECARA TIM YANG MELIBATKAN
MULTIDISIPLIN

1. DOKTER AHLI GERIATRIK


2. DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM ATAU DOKTER
UMUM DENGAN PELATIHAN GERIATRIK
3. PERAWAT AHLI GERIATRIK ATAU PERAWAT DENGAN
PELATIHAN GERAITRIK
4. FISIOTEHRAPIST
5. SOSIAL WORKER
6. PSIKIATRIS
7. AHLI ORTOPEDIK
8. AHLI GIZI
9. DOKTER SPESIALIS YANG LAIN DENGAN PELATIHAN
GERIATRIK
MASALAH PADA USILA YANG DIRAWAT DI RUMAH
SAKIT

1. DELIRIUM 8. JATUH
2. PENURUNAN 9. INFEKSI
KAPASITAS
FUNGSIONAL 10. MALNUTRISI

3. DEPRESI 11. DEHIDRASI

4. BED REST 12. KONSTIPASI

5. RESTRAINTS 13. INKONTINENSIA

6. DEKUBITUS URINE

7. POLIFARMASI

PENELITIAN DI FK UNDIP DI UNIT GERIATRIK : RATA-RATA


PASIEN YANG DIRAWAT MEMPUNYAI 7.2 MASALAH (1992-
1993)
Isu Pelayanan Kesehatan Lansia

Hidup
Healthy Active Wealthy Keluarga terhormat, Hidup
ageing ageing ageing harmonis bermanfaa bermakna
t
Isu pada Keperawatan Gerontik

Income security
Protection of asset
Health Promotion
Care during periods of illness
Peachfull death
AGEISM
Negative attitude & Stereotyping People
because of their age

• Bingung & tak peduli lingkungan


• Penyakitan
• Kesepian & tidak bahagia
• Tidak berminat dengan sek dan seksualitas
• Tidak berguna di masyarakat
AGEISME
• Diskriminasi terhadap kelompok orang lanjut
usia, termasuk sikap negatif dan stereotip
tidak mendengarkan opini
tidak menghargai peran serta
tidak melibatkan dalam pengambilan
keputusan
• Pengalaman menjadi tua tidak selalu negatif
SIKAP & TG JAWAB PERAWAT
TERHADAP AGEISME
• Bila negatif: askep akan negatif, tidak melihat
kebutuhan peningkatan kemampuan fungsional,
tidak menghormati dan menghargai
• Mengidentifikasi dan mengurangi sikap negatif
• Memahami kenyataan dan mengidentifikasi
kesalahan konsepsi tentang proses menua

Landasan Pendidikan Masyarakat &


Merujuk ke institusi yang memberikan informasi
yang benar tentang proses menua
Tren Pelayanan Kesehatan Lansia
• Add life to the Years
WHO that Have Been
Added to life

• Add life to the Years,


Kemenkes Add Health to Life,
RI and Add Years to Life
Pendekatan
• Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefts of social
development)
• Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging
persons)
• Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
• Lansia turut memilih kebijakan (choice)
• Memberikan perawatan di rumah (home care)
Pendekatan
• Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
• Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging
the aging)
• Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia
(mobility)
• Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya
(productivity)
• Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help
care and family care)
Jenis Pelayanan
• Promotif
• Preventif
• Primer (manajemen obat, exercise, nutrisi, manajemen stres)
• Sekunder (kontrol hipertensi, skrining)
• Tersier
• Rehabilitatif
Prinsip Pelayanan Kesehatan Lansia
• Pertahankan lingkungan aman
• Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktiftas dan mobilitas
• Pertahankan kecukupan gizi
• Pertahankan fungsi pernafasan
• Pertahankan aliran darah
• Pertahankan kulit
• Pertahankan fungsi pencernaan
• Pertahankan fungsi saluran perkemihaan
• Meningkatkan fungsi psikososial
• Pertahankan komunikasi
• Mendorong pelaksanaan tugas
Nursing Homes
• Skilled nursing care
• Supportive or intermediate care
• Residential or custodial care
• supervise
Pengembangan UU
• UU tentang Pelayanan Lansia Berkelanjutan (Continum of Care)
• UU tentang Tunjangan Perawatan Lansia
• UU tentang Penghuni Panti (Charter of Resident’s Right)
• UU tentang Pelayanan Lansia di Masyarakat (Community Option
Program)
KEMAMPUAN PERAWAT
• Kemampuan membentuk komunikasi therapeutik
dengan klien
• Mengapresiasi keunikan klien
• Kompeten dalam keterampilan keperawatan
• Keterampilan berkomunikasi yang baik
• Pemahaman tentang perubahan fisik dan
psikososial pada lansia
• Kemampuan bekerja dengan tim kesehalan lain
REFORMASI KEPERAWATAN
GERONTIK

5 KOMPONEN STRATEGI REFORMASI


• Hak dan tanggung jawab klien
• Adanya persetujuan antara perawat dengan klien
• Terdapat unit yang menampung keluhan klien
• Community visitor schemes
• Pelayanan advocacy bagi klien
Program Nyaah Ka Kolot
Lembaga Lanjut Usia Indonesia
Jawa Barat

• Tujuan  Sehat, sejahtera dan meraih Husnul


Khotimah
• Hak Lansia
• Pasal 5 UU no. 13 tahun 1998  keringanan dan
kemudahan dalam kegiatan dan pelayanan kesehatan, sosial
serta agama
• Kewajiban Lansia
• pasal 6 UU no, 13 tahun 1998  pembimbing dan
penasehat, transformasi kemampuan dan pengalaman,
serta tauladan dalam segala kehidupan
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN

DINAS PERHUBUNGAN
Pelayanan
kepada
Lansia Jl. RE.Martadinata
melalui
Rambu
lalu lintas

Jl. A.Yani
Jl. Perintis (Depan Lapang Merdeka)
(Depan Pendopo)
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN
Trotoar di Jl. Selabintana
Penyediaan Trotoar yang dapat digunakan
sebagai sarana olah raga.

Trotoar di Jl.Siliwangi

Catatan : Gambar trotoar di atas hanya sebagai contoh trotoar yang dapat digunakan
sebagai sarana olah raga namun rencana ke depan jogging track ini dapat lebih
difokuskan pada taman-taman yang ada di Kota Sukabumi.
DESAIN TROTOAR

DINAS PERHUBUNGAN
TROTOAR YANG AMAN DAN
NYAMAN

DINAS PERHUBUNGAN

I
DA
LAN
DINAS PERHUBUNGAN
AKSESIBILITAS
DINAS PERHUBUNGAN
PARKIR KHUSUS
HALTE
Pelayanan lansia pada
sarana dan prasarana
Angkutan Umum meliputi

DINAS PERHUBUNGAN
Aksesibilitas (kemudahan)
dengan menyediakan:
1. Tangga naik dan atau
turun (halte) khusus
lansia
2. Pintu masuk dan keluar
khusus pada kendaraan
angkutan umum
3. Tempat duduk khusus
yang didesain agar
lansia dapat duduk
dengan aman dan
nyaman.
4. Alat bantu
5. Tanda- tanda atau
sinyal.
FASILITAS PENYEBERANGAN YANG AMAN &NYAMAN

DINAS PERHUBUNGAN
FASILITAS PELICAN CROSS
(LAMPU PENYEBERANG JALAN)
Terminal Penumpang

DINAS PERHUBUNGAN
Ruang tunggu

PENYEDIAAN TOILET KHUSUS


DI TERMINAL
TERMINAL PENUMPANG

DINAS PERHUBUNGAN
Tiket khusus JALUR KHUSUS PENUMPANG
TICKETING
3. ANGKUTAN UMUM

1. Rencana Jangka Panjang pelayanan angkutan umum di Kota Sukabumi adalah


melalui pelayanan angkutan massal (bis besar) khususnya pada jalan-jalan protokol.

2. Salah satu programnya adalah terdapat bis yang dapat diakses oleh para lansia dan
pengguna kursi roda.
FASILITAS ANGKUTAN
UMUM
UNTUK PENGGUNA
KURSI RODA

DINAS PERHUBUNGAN

Potrebbero piacerti anche