Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ELEKTRONIKA DAYA
• Sistem elektronika daya adalah proses dan kontrol aliran daya
elektrik yang berupa catu daya, tegangan dan arus dalam bentuk
yang secara optimal sesuai dengan kebutuhan beban.
• Rangkaian elektronika daya adalah mengubah daya elektrik dari
bentuk ke bentuk lainnya dengan menggunakan komponen
elektronika. Rangkaian elektronika daya menggunakan komponen
semikonduktor daya sebagai saklar dengan cara mengontrol atau
memodifikasi tegangan dan arus.
1
Power Electronic Systems
sensors
Input
Source Power Electronics Load
- AC Converters
- DC Output
- unregulated - AC
- DC
POWER ELECTRONIC
CONVERTERS – the heart of
power a power electronics
Reference Controller system
Power Electronic Systems
isw
ON or OFF
+ vsw −
=0
isw = 0
Ploss = vsw× isw = 0
+ vsw −
Losses ideally ZERO !
Power Electronic Systems
K K K
- - -
G G
Vak Vak Vak
+ + +
ia ia ia
A A A
D
C
iD
+ ic
+
VDS G
G
VCE
-
-
S
E
MOSFET
Bipolar Junction Transistir (BJT)
Power Electronic Systems
iL
+ +
Inductor
V1 V2
+ VC - - -
iC
Capacitor
Power Electronic Systems
sensors
Input
Source Power Electronics IDEALLY LOSSLESS
Load !
- AC Converters
- DC Output
- unregulated - AC
- DC
Reference Controller
Power Electronic Systems
Other factors:
• Improvements in power semiconductors fabrication
• Power Integrated Module (PIM), Intelligent Power
Modules (IPM)
• Bulky
• Inefficient
• inflexible
Modern Electrical Drive Systems
POWER IN Power
Moto Load
Electronic r
Converters
feedback
Reference
Controller
Modern Electrical Drive Systems
Example on VSD application
valve
Supply
motor pump
Power out
Power
In
Power loss
Mainly in valve
Modern Electrical Drive Systems
Example on VSD application
valve
Supply Supply
motor pump motor
PEC pump
Power out
Power out
Power
Power
In
In
Power loss
Power loss
Mainly in valve
Modern Electrical Drive Systems
Example on VSD application
valve
Supply Supply
motor pump motor
PEC pump
Power out
Power out
Power
Power
In
In
Power loss
Power loss
Mainly in valve
Modern Electrical Drive Systems
Example on VSD application
HOW ?
Replacing fixed speed drives with variable speed drives
Using the high efficiency motors
• Catu daya dari PLN ; 50 Hz, 220 Volt RMS (puncak 311
Volt)
23
• Dengan mengatur sudut penyalaan α , tegangan keluaran dc dapat diatur.
• Terlihat jelas bahwa hal tersebut memerlukan sistem elektronika yang lebih
rumit untuk menentukan pulsa-pulsa arus penyala SCR.
24
KONVERTER ELEKTRONIKA DAYA
• DC to AC Converter (Inverter) :
Pada inverter, daya rata-rata
mengalir dari sisi dc ke sisi ac.
• AC to AC Converter (Cycloconverter)
:
Konverter ac ke ac dapat
digunakan untuk mengubah besaran
dan atau frekuensi dari masukan ac
26
CONTOH APLIKASI : KONVERTER STATIS
• DC to DC
Converter
• Switch Mode
Power Supply
(SMPS)
27
CONTOH APLIKASI : SISTEM PENGENDALI
KECEPATAN MOTOR
28
DIVAIS SEMIKONDUKTOR DAYA
(POWER SWITCHES)
• Power switches adalah merupakan tulang punggung dari sistem elektronika
daya.
• Power electronics switches bekerja hanya dalam dua kondisi:
• Konduksi penuh (Fully ON - conducting)
• Padam (Fully OOF - blocking)
• Dapat dikategorikan menjadi tiga group :
• Diode : kondisi ON dan OFF dikendalikan hanya dengan rangkaian daya.
29
DIVAIS SEMIKONDUKTOR DAYA
(POWER SWITCHES)
• Thyristor (SCR) : kondisi ON dengan menggunakan sinyal kontrol daya rendah, akan
tetapi untuk memadamkannya menggunakan rangkaian daya. Tidak dapat dipadamkan
dengan sinyal kontrol.
30
DIODE DAYA (POWER DIODE )
• Ketika diode mendapatkan bias maju (forward biased),
maka diode akan konduksi dengan tegangan maju yang
kecil (Vf) yang terdapat pada diode (0,2 - 3) Volt.
31
DIODE DAYA (POWER DIODE )
• Ketika diode mendapatkan bias balik (reverse biased), diode dalam kondisi
padam dan dengan mengabaikan arus bocor yang kecil (orde mikro ampere
hingga mA) yang mengalir hingga reverse breakdown terjadi.
• Diode seharusnya tidak boleh dioperasikan pada kondisi tegangan balik
lebih tinggi dari Vr
32
• Karakteristik Pemulihan Balik (Reverse Rocovery
Characteristic)
33
• Ketika terjadi perubahan (switched) secara
mendadak/cepat dari kondisi bias maju ke kondisi bias
balik, maka diode akan kontinyu konduksi karena pembawa
minoritas (minority carriers) yang tersimpan pada
sambungan p-n dan material semikonduktornya.
34
• Pengaruh dari reverse recovery adalah menaikkan rugi-
rugi pensaklaran (switching), menaikkan rating tegangan,
terjadinya tegangan lebih (spike) pada beban-beban
induktif.
37
TIPE DIODE
• Schottky Diode
• Drop tegangan maju sangat rendah (tipikal 0,3 V)
• Tegangan blocking terbatas (50 - 100) Volt
• Digunakan pada aplikasi tegangan rendah, aplikasi arus tinggi seperti
pada SMPS.
39
THYRISTOR (SCR)
• Thyristor hanya dapat dinyalakan pada dua kondisi:
• Divais pada kondisi terbias maju (yaitu Vak positif)
• Arus gate (Ig) positif diberikan pada gate
40
THYRISTOR (SCR)
41
THYRISTOR (SCR)
• Latching current (IL) adalah arus anode minimum yang diperlukan agar dapat
membuat thyristor tetap konduksi meskipun sinyal gate dihilangkan.
• Holding current (IH) adalah arus anode minimum untuk membuat thyristor ON
(IL>IH)
42
MEKANISME PENYALAAN DAN PEMADAMAN
(TURNING ON-OFF MECHANISM)
43
MEKANISME PENYALAAN DAN PEMADAMAN
(TURNING ON-OFF MECHANISM)
• Pada mode terbias-balik, dengan tidak adanya arus gate (yaitu pada
kondisi tidak di-trigger) divais akan mengalirkan arus bocor.
44
MEKANISME PENYALAAN DAN PEMADAMAN
(TURNING ON-OFF MECHANISM)
• Bila tegangan maju breakdown (Vbo) tercapai, maka
SCR akan ter-trigger dengan sendirinya ("selft
triggered”), dan tegangan jatuh konduksi sekitar (1,5 -
3 V tipikal). Adanya arus gate akan mengurangi
tegangan maju breakdown
46
TIPE THYRISTOR
47
TIPE THYRISTOR
• Penyalaan dengan cahaya (light activated - LASCR)
• Seperti pada fasa terkontrol, divais ini dinyalakan dengan memberikan
radiasi cahaya langsung ke wafer silicon.
• Pada umumnya rating dayanya sangat tinggi (contoh : transmisi
tegangan tinggi dc - HVDC dan kompensasi daya reaktif statis atau
reaktif volt ampere - VAR)
48
TRIAC
49
TRIAC
50
CONTROLLABLE SWITCH
(POWER TRANSISTORS)
• Dapat dinyalakan (ON) dan dipadamkan (OFF) dengan sinyal kontrol yang
relatif sangat rendah.
• Dioperasikan pada mode saturasi dan cut-off saja. Tidak dioperasikan pada
daerah linier karena rugi-ruginya besar.
• Secara umum transistor tidak bekerja pada latched mode.
• Divais tradisional : Bipolar Junction Transistor (BJT), Metal Oxide Silicon Field
Effect Transistor (MOSFET), Insulated Gate Bipolar Transistor (IGBT), Gate
turn-off Thyristor (GTO).
• Divais modern : Gate Controlled Thyristor (GCT).
51
BIPOLAR JUNCTION TRANSISTOR (BJT)
52
BIPOLAR JUNCTION TRANSISTOR (BJT)
• Transistor digunakan sebagai elemen saklar, sehingga
dioperasikan dalam daerah saturasi. Jatuh tegangan pada kondisi
ON rendah (VCE-sat = 2-3 V).
• Kecepatan pensaklaran (switching) lebih tinggi dari pada thyristor
(hingga 5 kHz), sering digunakan pada konverter dc-dc dan
konverter dc-ac.
• Dengan memasangkan sebuah diode anti parallel, transistor
dapat menghasilkan arus dua arah (bidirectional).
• Level tegangan dan arusnya lebih rendah dibandingkan dengan
thyristor (VCE<1000V), Ic<400A), sehingga banyak diaplikasikan
pada aplikasi daya rendah dan menengah.
53
KARAKTERISTIK BJT
kolektor ke emitor. IE = IC + IB
54
KARAKTERISTIK BJT
• Untuk memadamkan
dengan menghilangkan
arus basis.
• Penguatan arus (β)
rendah jika dioperasikan
pada daerah saturasi
(umumnya <10)
Karakteristik masukan
55
KARAKTERISTIK BJT
58
KARAKTERISTIK BJT
59
METAL OXIDE SILICON FIELD EFFECT TRANSISTOR
(MOSFET)
• Bipolar Jucntion Transistor adalah
merupakan komponen yang
dikendalikan oleh arus basis dan
penguatan arusnya sangat
bergantung pada temperatur
junction.
• MOSFET merupakan komponen yang
dikendalikan oleh tegangan dan
memerlukan arus masukan yang kecil.
Rating tegangan Vdc < 500 V dan
arus Idc < 300 A.
• MOSFET mempunyai frekuensi
switching sangat tinggi (> 100 kHZ)
bahkan untuk divais daya rendah
(ratusan watt) dapat mencapai orde
MHz dan orde waktu switching sekitar
nanodetik.
60
KARAKTERISTIK MOSFET
• Penyalaan dan pemadamannya sangat sederhana. Hanya
memerlukan VGS = +15 V untuk penyalaan dan VGS = +0 V
untuk pemadaman. Rangkaian driver gate-nya sederhana.
• Pada dasarnya adalah merupakan divais tegangan rendah.
Tersedia juga divais tegangan tinggi (hingga 600V), tetapi
dengan arus terbatas. Untuk memperoleh kemampuan arus
tinggi dapat diparalel dengan mudah.
• Resistansi internal antara Drain(D) dan Source(S) pada kondisi
ON (RDS(on)) akan membatasi kemampuan daya MOSFET. Rugi-
rugi tinggi pada divais tegangan tinggi karena RDS(on) lebih
besar.
• MOSFET lebih dominan dalam aplikasi frekuensi tinggi (>100
kHZ). Banyak digunakan pada Swicthed-Mode Power Supplies
(SMPS).
61
INSULATED GATE BIPOLAR TRANSISTOR
(IGBT)
64
GATE TURN-OFF THYRISTOR (GTO)
• Akan tetapi untuk pemadamannya memerlukan arus gate balik yang lebar
pulsanya lebih pendek tetapi magnitute pulsa umumnya seperlima dari arus
anoda.
• Tegangan jatuh pada saat konduksi relatif lebih besar dibandingkan dengan
SCR (untuk GTO 550A, 1200V besarnya sekitar 3,4V).
• Dalam perkembangannya rating tegangan Vak<5kV dan arus Ia<5kA serta
frekuensi <5kHz.
• Pada umumnya GTO memerlukan rangkaian snubber, dan rangkaian snubber
daya tinggi cukup mahal.
• Untuk GTO dengan daya yang sangat tinggi (>5kV, >5kA) diperlukan
pengembangan rangkaian gate-controlled thyristor (GCT) yang lebih
kompleks.
65
RANGKAIAN DRIVER (BASIS ATAU GATE)
• Interface (antar-muka) antara
rangkaian kontrol (elektronika
daya kecil) dan saklar
elektronik (daya tinggi),
berfungsi untuk :
• Penguat sinyal kontrol ke nilai
yang diinginkan untuk
mengendalikan saklar
elektronika daya (power switch).
• Memberikan isolasi elektris
antara rangkaian daya (power
switch) dengan rangkaian kontrol
66
CONTOH-CONTOH RANGAKAIN DRIVER
• MOSFET membutuhkan VGS = +15
V untuk penyalaan dan 0 V untuk
pemadaman. LM311 adalah
sebuah amplifier sederhana
dengan keluaran open collector
Qx .
68
UNIJUNTION TRANSISTOR ( UJT )
1 1
T RC ln
f 1 -
dimana = intrisic stand-off ratio (0,51 hingga 0,82)
t g RB1C
• Secara umum RB1 dibatasi nilainya di bawah 100
(walaupun dimungkinkan pada beberapa aplikasi nilainya
berkisar 2 atau 3 k)
10 4
RB 2
Vs
• Soal:
Rencanakan sebuah rangkaian trigger seperti pada
gambar. Parameter UJT adalah Vs= 30V,=0.51,
Ip=10µA, Vp=3.5V dan Iv=10mA. Frekuensi osilasi
f=60Hz, dan lebar pulsa trigger tg=50µs. Asumsi
VD=0.5V, kapasitor C=0.5µF.
Hitunglah nilai-nilai batas R, nilai RB1, dan nilai RB2
PROGRAMMABLE UNIJUNCTION TRANSISTOR (PUT)
76
• Bila tegangan anoda VA lebih kecil dari tegangan gate VG,
divais masih padam, jika VA melebihi tegangan gate (tegangan
puncak PUT tercapai) maka divais konduksi.
• Arus puncak Ip dan titik arus lembah tergantung pada
impedansi ekivalen gate RG = R1R2/(R1+R2) dan tegangan catu
Vs. Secara umum Rk dibatasi pada nilai dibawah 100 .
• Vp diperoleh dari R1
Vp Vs
R1 R2
• Sehingga intrinsic of ratio adalah
VpR1
Vs R1 R2
• Periode osilasi T adalah
1 Vs R1
T RC ln RC ln( 1 - )
f Vs - V p R2
• Arus gate IG pada titik lembah adalah
Vs
I G (1 - )
RG
• dimana RG = R1R2/(R1+R2), R1 dan R2 dapat diperoleh dari
RG RG
R1 dan R2
1 -
• Soal :
Rancanglah rangkaian trigger seperti pada gambar. Dengan
parameter PUT adalah VS = 30V dan IG = 1 mA, Frekuensi
osilasi f = 60 Hz. Lebar pulsa tG = 50 µs, dan tegangan puncak
trigger VRk = 10V
• Arus holding thyristor yang digunakan sebagai konverter
gelombang penuh satu fasa adalah IH = 500 mA dan delay
time td = 1,5 µs. Konverter tersebut dicatu dari sumber 120 V,
60 Hz dan mempunyai sebuah beban L = 10 mH dan R = 10
terhubung seri. Konverter tersebut dioperasikan dengan sudut
penyalaan = 30 derajat. Hitunglah nilai lebar pulsa minimum,
tG.
• Solusi :
Nilai sesaat tegangan masukan
vs (t ) Vm sin t
Pada t =
V1 vs (t ) 2 120 sin 84,85 V
6
Laju kenaikan arus anode di/dt adalah
di V1 84,85 A
-3
8485
dt L 10 10 s
• Jika di/dt konstan untuk waktu yang singkat setelah pulsa
penyalaan, maka waktu yang diperlukan t1 dari arus anoda
untuk naik ke level arus holding dapat dihitung dari
t1 di / dt I H
• Maka lebar 0,5
pulsa gate minimum adalah
t1 8485 0,5 maka t1 58,93s
8485
83
RUGI-RUGI PADA SAKLAR SEMIKONDUKTOR DAYA
(POWER SWITCH LOSSES)
86
RUGI-RUGI KONDUKSI DAN PADAM
(FORWARD CONDUCTION AND BLOCKING STATE LOSSES)
• Rugi-rugi diukur dengan hasil perkalian antara tegangan jatuh pada divais
(Von) dengan arus konduksi, Ion, rata-rata dalam seluruh periode.
• Selama periode padam, saklar akan memblok tegangan yang besar.
Idealnya seharusnya tidak ada arus yang mengalir pada saklar. Akan tetapi
pada power semiconductor switch yang sebenarnya akan mengalir arus bocor
yang kecil. Hal ini akan mengakibatkan rugi-rugi kondisi konduksi dan
padam.
• Arus bocor selama periode padam biasanya kecil, sehingga biasanya rugi-
rugi pada kondisi padam diabaikan.
87
RUGI-RUGI PENSAKLARAN
(SWITCHING LOSSES)
• Selama proses penyalaan dan
pemadaman, saklar ideal
mempunyai waktu transisi (transition
time) nol. Proses pensaklaran
tegangan dan arus dapat
berlangsung dengan cepat.
• Pada real switch, karena tidak
idealnya power switch maka profil
dari pensaklaran ditunjukkan seperti
pada gambar.
• Rugi-rugi pensaklaran terjadi
secara simultan perubahan
tegangan dan arus selama periode
pensaklaran.
• Perkalian antara arus dan tegangan
dari divais akan memberikan daya
sesaat yang didisipasikan pada
divais.
88
RUGI-RUGI PENSAKLARAN
(SWITCHING LOSSES)
91
• Karena di/dt negatif (pada saat pemadaman)
di
vce vin Ls
dt
• Dari persamaan tersebut terlihat bahwa tegangan pada saklar lebih
besar dari pada tegangan catu (dalam waktu yang singkat).
• Tegangan spike dapat melebihi tegangan bloking nominal saklar dan
menyebabkan kerusakan akibat adanya tegangan lebih (over
voltage) tersebut.
• Untuk mencegah kejadian tersebut, maka dipasangkan rangkaian
snubber pada saklar. Sebagai contoh rangkaian snubber RCD
ditunjukkan pada gambar
92
• Rangkaian snubber dapat
memperhalus (smoothened) proses
transisi dan membuat kenaikan
tegangan pada saklar lebih pelan
(slowly). Pengaruhnya akan meredam
tegangan spike yang tinggi kenilai
yang aman.
93
• Secara umum rangkaian snubber digunakan untuk :
• Penyalaan : untuk meminimasi arus yang berlebihan yang
mengalir melalui divais pada saat penyalaan.
• Pemadaman : untuk meminimasi tegangan yang berlebihan
diantara divais pada saat pemadaman.
• Stress reduction : untuk membuat/membentuk bentuk
gelombang pensaklaran divais (seperti: tegangan dan arus)
tidak menjadi tinggi secara simultan.
94
IDEAL VS PRACTICAL POWER SWITCH
95
RELATED WEBSITES FOR FURTHER
READINGS/INFO/DATA SHEET
• Power Switches
• Power diodes (irf.com) (semikron.com)
• Thyristors (irf.com) (semikron.com)
• IGBT (siemens.com) (irf.com) (semikron.com)
• MOSFETS (irf.com)
• GTO (abb.com)
• GCT (abb.com)
• Drivers
• IGBT (Toshiba.com) (hp.com) (semikron.com)
• Complete power electronics solution
• (abb.com)
96