Sei sulla pagina 1di 35

ADN ADALAH BAHAN

GENETIK

POKOK BAHASAN:
 SYARAT BAHAN GENETIK
 BUKTI BAHWA ADN ADALAH
BAHAN GENETIK
 BAHAN PENYUSUN ADN
KOMPETENSI DASAR
 Dapat menjelaskan syarat-syarat bahan
genetik
 Dapat memberikan alasan bahwa ADN
memenuhi syarat sebagai bahan genetik
 Dapat memberikan contoh setidak-
tidaknya tiga pembuktian bahwa bahan
genetik adalah ADN bukan protein.
 Dapat menyebutkan bahan penyusun
ADN
PENGANTAR

 KROMOSOM TERSUSUN DARI PROTEIN DAN


ADN.
 PERTANYAAN:
Molekul manakah yang merupakan bahan genetik
atau bahan yang membawa informasi biologi?
 UNTUK MENJAWAB PERTANYAN TERSEBUT
harus memahami lebih dahulu syarat-syarat
bahan genetik
SYARAT BAHAN GENETIK

Syarat-syarat sebagai berikut:


 Harus mampu hadir dalam berbagai variasi
 Harus dapat menyimpan informasi
 Harus dapat mengekspresikan informasinya
 Harus dapat melakukan replikasi
 Harus dapat bermutasi
KRONOLOGI PENETAPAN ADN SEBAGAI BAHAN
GENETIK SEBELUM 1940
 Sebelum tahun 1930an hanya sedikit informasi
tentang ADN
 Tentang protein telah banyak diketahui sebagai suatu
senyawa kimia yang kompleks, tersusun dari asam
amino dalam bentuk rantai polimer.
 Susunan asam amino dalam polimer tersebut dapat
sangat bervariasi. Sifat-sifat tersebut mendukung
anggapan bahwa protein merupakan bahan genetik.
 ADN pada waktu itu hanya dianggap sebagai
senyawa yang sederhana dengan berat molekul
1227, dan setiap molekul dianggap memiliki struktur
yang sama.
 Berdasar informasi ini maka ADN tidak memenuhi
syarat sebagai bahan pembawa informasi genetik.
KRONOLOGI PENETAPAN ADN SEBAGAI
BAHAN GENETIK SETELAH 1940
 Baru tahun 1930an mulai diketahui bahwa ADN bukan molekul
sederhana melainkan suatu polimer sehingga dapat memiliki
banyak bentuk.
 Hipotesis protein sebagai bahan genetik masih bertahan sampai
tahun 1944.
 Pada tahun 1944 Oswald Avery, Collin MacLeod, dan Maclyn
McCarty mempublikasikan karya mereka yang membuktikan bahwa
ADN adalah bahan yang bertanggungjawab dalam sifat-sifat
heriditer, bukan protein.
 Publikasi ini dianggap sebagai titik awal biologi molekuler yang
mendasari perkembangan bioteknologi.
 Juga dianggap sebagai periode baru dalam biologi untuk
memahami dasar-dasar kehidupan.
Bukti-bukti bahwa ADN adalah
Bahan Genetik
 Transformasi: Studi awal oleh Frederick
Griffith (1927)
 Transformasi: Penelitian Avery, Macleod,
dan McCarty (1944)
 Percobaan Hershey-Chase (1952)
 Percobaan Transfeksi: 1957-1960
 Bukti Tidak Langsung
 Bukti Langsung
Transformasi: Studi awal oleh
Frederick Griffith (1927)
 Bahan yang digunakan dua strain yang
berbeda dari bakteri Diplococcus
pneumoniae.
 Satu strain strain virulen dapat
menyebabkan pneumonia pada vertebrata,
strain lainnya adalag strain avirulent.
 Perbedaan terletak pada kapsulnya, strain
virulen memiliki kapsul polisakarida sedang
yang avirulen tidak memiliki kapsul.
Karakter ke dua strain
 Ada tidaknya kasul menyebabkan perbedaan lainnya.
 Bakteri berkapsul akan membentuk koloni yang
berkilau dan halus (smooth: S), sedang yang tidak
berkapsul akan membentuk koloni yang kasar
(rough: R).
 Strain virulen juga disebut strain S, sedang yang
nonvirulen disebut strain R.
 Masing-masing strain memiliki lusinan tipe berdasar
reaksi serologinya, atau disebut serotype. Griffith
menggunakan tipe IIR (avirulen) dan tipe IIIS
(virulent).
Hasil Percobaan Griffith menggunakan strain Diplocoiccus
pneumoniae tipe IIR dan IIIS

Percobaan tersebut membuktikan adanya bahan kimia yang


bertanggung jawab terhadap adanya peristiwa transformasi.
Transformasi: Penelitian Avery,
Macleod, dan McCarty (1944)
 Avery, MacLeod, dan McCarty
mempublikasikan hasil penelitiannya yang
melaporkan bahwa mereka berhasil
memurnikan bahan yang dapat ditransformasi,
dan bahan itu adalah ADN.
 Karya ini kemudian dianggap sebagai tonggak
sejarah mulainya periode genetika molekuler.
Ringkasan percobaan Avery, Macleod, dan
McCarty (1944) dan hasilnya
Percobaan Hershey-Chase (1952)
DASAR PEMIKIRANNYA
 Pada waktu itu telah diketahui bahwa ADN
mengandung atom P (fosfat), dan protein
mengandung atom S (sulfur, belerang)
 Telah ditemukan teknik pelacakan dengan
radioaktif.
 Hershey dan Chase menggunakan 32P dan 35S.
 Karena fag dibentuk dalam sel bakteri tentu
mereka akan menggunakan bahan-bahan
penyusun protein dan ADN yang ada dalam
bakteri tersebut.
Percobaan Hershey-Chase (1952)
PROSEDUR KERJA
 E. coli dibiakkan dalam medium yang mengandung
unsur 32P atau 35S.
 Kedua isolat bakteri ini kemudian diinfeksi dengan
T2, hasilnya adalah dari bateri berlabel 32P
melepaskan virus berlabel 32P, dan fag yang
menginfeksi bakteri berlabel 35S menghasilkan virus
berlabel 35S pula.
 Masing-masing virus itu kemudian diinfeksikan ke
bakteri yang tidak berlabel, kemudian dipisahkan
antara bakteri dengan bagian virus yang tidak masuk
dalam sel bakteri.
Percobaan Hershey-Chase (1952)
HASIL
 Dari bakteri yang diinfeksi dengan fag
berlabel 32P didapat hasil sel bakteri yang
berlabel 32P dan selubung fag yang tidak
berlabel.
 Dari bakteri yang diinfekasi dengan fag
berlabel 35S dihasilkan sel bakteri yang tidak
berlabel 35S.
TAFSIRAN HASIL PERCOBAAN
 Protein virus tetap tinggal di luar sel dan tidak
terlibat dalam produksi fag baru.
 ADN virus masuk ke dalam sel dan mengatur
reproduksi fag baru.
 Dengan demikian Hershey dan Chase telah
membuktikan bahwa bahan genetik pada fag
T2 adalah ADN, bukan protein.
Percobaan Transfeksi: 1957-1960
 Laporan tahun 1957: Dinding sel E. coli dapat
dihilangkan dengan perlakuan enzim lisozim tanpa
merusak bakterinya.
 Sel ini disebut sel telanjang karena hanya dilapisi
membran sel.
 Struktur seperti ini disebut sferoplast (protoplas).
 Fag T2 ternyata tidak dapat mengadsorbsi sferoplas.
 Tahun 1960 George Gunter dan Robert Sinsheimer
memurnikan ADN fag jenis lain yaitu ΦX174 kemudian
ditambahkan pada sferoplas E. coli.
 Ternyata dapat dihasilkan fag ΦX174 yang utuh.
 Hasil penelitian ini menguatkan hipotesis ADN sebagai
bahan genetik. Proses infeksi yang hanya melibatkan
asam nukleat ini dinamakan transfeksi
Bukti Tidak Langsung

• Pada tahun 1950an organisme eukariota belum


sering digunakan sebagai bahan penelitian
dengan menggunakan virus untuk membuktikan
bahwa ADN adalah bahan genetik.
• Tetapi sudah ada asumsi bahwa bahan genetik
bersifat universal oleh karena itu juga harus
dijumpai pada eukariota.
Bukti Tidak:
LangsungDistribusi ADN

• Dengan telah diketahuinya kromosom


mengandung bahan genetik maka dapat
diharapkan adanya korelasi antara ploidi
suatu sel dengan kuantitas molekul yang
berfungsi sebagai bahan genetik.
• Sel gamet bersifat haploid (n), sedang sel
somatik bersifat diploid (2n).
• Dengan demikian dapatlah dibuat suatu
hubungan antara jumlah ADN dan protein
dalam gamet dengan jumlah ADN dan protein
dalam sel somatik.
Kandungan ADN dalam sel gamet dan sel somatic
pada beberapa organisme eukariota
Bukti Tidak:Mutagenesis

• Sinar ultra violet (UV) adalah salah


satu agen yang dapat menyebabkan
terjadinya mutasi.
• Proses mutasi terjadi karena dua
faktor yaitu kisaran spektrum UV
yang dapat menyebabkan mutasi
dan spektrum yang dapat diabsorpsi
oleh bahan genetik.
Bukti Tidak:Mutagenesis

Kisaran panjang
gelombang UV yang
dapat menimbulkan
mutasi, tidak diabsorpsi
oleh protein
Bukti Langsung
• Satu segmen ADN yang mengandung informasi
genetik tertentu dapat di potong kemudian
disisipkan ke dalam sel bakteri.
• Bila bakteri tersebut kemudian memproduksi
protein yang dikontrol oleh ADN sisipan tersebut
maka membuktikan bahwa ada ADN baru dalam
sel bakteri itu dan ADN tersebut berfungsi
sebagai gen yang menentukan produksi protein
tersebut.
• Hewan atau tumbuhan yang menerima ADN asing
itu dinamakan hewan atau tumbuhan
transgenik.
BAHAN PENYUSUN ADN
 ADN tersusun dari tiga komponen yaitu asam
fosfat, gula, dan basa N.
 Basa N ini ada dua jenis yaitu dari golongan
purin dan pirimidin.
 Gula penyusun ADN adalah gula pentosa,
mengandung lima atom karbon (C). Setiap atom
C diberi nomer dengan tanda kutip di
belakangnya, misalnya 1’, 2’, 3’, dan seterusnya.
GULA PENTOSA
• Gula pentosa ini juga disebut 2’-
deoksiribosa sebab pada atom C nomer 2
hanya ada gugus hidrogen (H) bukan
hidroksida (OH)
• Bila pada atom tersebut terdapat gugus
OH maka disebut gula ribose
• Struktur gula pentosa dapat berupa rantai
lurus, dapat pula berbentuk cincin. Gula
pentosa pada ADN memiliki struktur
cincin.
STRUKTUR GULA RIBOSA
BASA N

 Basa N terikat pada atom C nomer 1’ dari


gula pentosa.
 Ada dua macam purin dan dua macam
pirimidin.
 Basa N golongan purin adalah guanine
disingkat G dan adenine disingkat A, sedang
golongan pirimidin adalah sitosin disingkat C
(cytosine) dan timin disingkat T.
 Walaupun ada empat macam tetapi satu
molekul gula hanya akan mengikat salah satu
jenis basa N saja.
Struktur dasar cincin kimia pirimidin (a)
dan purin (b).
KOMPONEN FOSFAT
• Komponen fosfat terikat pada atom C
nomer 5’ dari gula pentosa.
• Pada komponen fosfat ini terdapat tiga
gugus fosfat, yaitu gugus α, β, dan γ.
• Gugus α adalah fosfat yang berikatan
langsung dengan atom C nomer 5’.
• Gugus β terikat pada gugus α, dan gugus
γ terikat pada gugus β.
Ikatan antara komponen fosfat, gula
pentosa, dan basa N

dalam gambar ini basanya berbeda tetapi struktur dasarnya


adalah sama yaitu gugus fosfat, deoksiribosa, dan basa N
NUKLEOSIDA DAN NUKLEOTIDA

 Bila suatu molekul hanya tersusun dari


basa purin atau pirimidin dan gula ribose
atau deoskiribosa maka disebut
nukleosida.
 Bila gugus fosfat ditambahkan pada
nukleosida maka namanya berubah
menjadi nukleotida.
Struktur dasar nukleosida dan nukleostida

Pada gambar ini nukleosidanya adalah deoxyadenosine yang


setalah mendapat tambahan gugus fosfat menjadi
deoaxyadenylic acid.
NUKLEOTIDA

 Nukleotida ada yang memiliki satu, dua,


atau tiga gugus fosfat.
 Nukleotida juga disebut dengan istilah
berdasar jumlah gugus fosfatnya, yaitu
nukleosida monofosfat (NMP),
nukleosida difosfat (NDP), dan
nukleosida trifosfat (NTP).
TATANAMA
 Nukleosida dan nukleotida diberi nama menurut
nama basa N yang terikat pada gulanya yaitu A, G,
C, dan T.
 Nukleosida dengan tiga atom fosfat disebut
adenosine trifosfat (ATP: adenosinetriphosphates),
bila hanya ada dua P maka disebut adenosin
difosfat atau ADP.
 Perubahan nama dari nukleosida ke nukleotida
dapat dilihat pada Tabel 3.4. ATP dan GTP
(guanosin trifosfat) sangat penting bagi sel sebab
mengandung energi tinggi sehingga merupakan
simpanan bioenergi bagi sel. Energi tersebut akan
dilepas set
Nama nukleosida dan nukleotida pada ADN

Potrebbero piacerti anche