Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
2. Ilmu yang berkaitan dengan zat bersifat toksik dan efeknya terhadap
tubuh. Zat toksik : bahan kimia yang menyebabkan kerusakan sistem
biologi melalui gangguan atau masalah kesehatan (Ngatidjan, 2012).
Ngatidjan, 2012)
SEJARAH TOKSIKOLOGI
Toxicodynamics
Toxication : biotransformation process lead
to toxic metabolite(s) formation which are
electrophyle, free radicals, nucleophyles,
redox active reactants.
Detoxication : biotransformation process that
eliminates the ultimate toxicant to prevent its
toxicity.
EFEK TOKSIK
1. Fisiologi
2. Biokimia
3. Perubahan struktur sel, jaringan,
organ,organismereversible/irreversible
ORGANS POTENTIALLY
SUFFERING FROM TOXICITY
LIVER-blood flow:
portal vein (80%) including absorbed substances from stomach and gut.
liver artery(20%)bring oxygen.
liver as a gate of toxic substances potentially having damage
KIDNEY :
renal blood flow12,5 L per 100 minutes-urin production100 mL per 100
minutes excessive water reabsorption (dramatic increase of filtrate
xenobiotic concentration)
TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
Food Insektisida,
Pollutant
toxicity Herbisida
LINGKUP TOXICOLOGY
Drugs poisoning (anticoagulant-
heparin/warfarin,paracetamol/acethaminopen, NSAID, digoxin)
Animals poisoning (snake, black widow, etc)
Plants toxicity
Foods toxicity
Environmental toxicity (pollutans, insectiside,
DRUGS TOXICITY
Anti coagulant : heparin, warfarin AD : protamine
sulphate, 1% slowly intravenously
Analgesik antipiretik : Paracetamol
(acetaminophen)AD : N-acetylcysteine , Acute
ingestion of : 140 mg/kg in children and 6 g in adult
is potentially toxic
With more toxic agents e.g. Phenylbutazone and
oxyphenbutazone, mefenamic acid, piroxicam, and
massive ibuprofen overdoseacidosis, hepatic
dysfunction, hypoprothrombinaemia, convulsions,
cardiopulmonary arrest, renal failure, coma.
Digoxin, opiat, iron, calcium blocker, lithium
ANIMAL TOXICITY
Snake
Arthropods
• Insects
• Spiders
• Scorpions
• Ticks
Reptiles
• Pit Vipers
• Coral Snakes
Deteregent
Hewan coba
Paling tidak 1 spesies
Biasanya spesies pengerat (mencit atau tikus)
– Mencakup kedua jenis kelamin
– 4-6 kelompok
– Tiap kelompok minimal 4 ekor jantan & 4 ekor betina
Spesies bukan pengerat, tiap kelompok minimal 2 ekor (anjing, babi)
PERLAKUAN TERHADAP
HEWAN COBA
1. Dosis tunggal
2. Besar dosis bertingkat, ditingkatkan berdasarkan faktor logaritmik,
dengan ratio tertentu misalnya 1,2 ; 1,5 ; atau 2 sampai batas yang
masih memungkinkan untuk diberikan
3. Cara pemberian sesuai dengan cara penggunaan di klinik
4. Ditentukan LD50, yaitu dosis yang menyebabkan kematian (dosis
lethal) pada 50% hewan coba
5. Perlu dosis yang menyebabkan kematian >50% hewan coba
6. Bila tidak dapat ditentukan LD50, maka diberikan dosis lebih tinggi,
dan sampai dosis maksimal yang masih mungkin diberikan pada
hewan coba
PENGAMATAN
Dimulai sejak persiapan
Jangka waktu pengamatan 7-14 hari (dapat lebih lama pada pemulihan gejala
toksik) 24 jam pertama diamati terus menerus (bantuan video)
Yang diamati:
– Kematianbiasanya mulai hari ke-3, dan tingkah laku hewan
ujilihat penyebab kematian
– Gejala-gejala klinis terutama yang berkaitan dengan organ vital
(ginjal, hati, hemopoetik)
– Hewan yang mati diotopsi
– Hewan yang hidup sampai batas akhir pengamatan diotopsi
– Hewan yang menunjukkan efek toksik tetapi dikorbankan
bermanfaat untuk diamati terjadi tidaknya pemulihan
– Berat badan
– Persentase kematian
– Patologi organ (makroskopis, mikroskopis)
Analisis statistik dengan metode yang sesuai
Sholihah E. N, 2012
DOSIS DAN RESPON
UJI TOKSISITAS JANGKA
PANJANG
Mutagenik
Teratogenik
Karsinogenik
TERATOGENIC PROPERTIES (+)
aminopterine or amethopterine(folic acid antagonist) :hidrosephalus,
without fingers, etc.
diethylstilbestrol :cancer ofvagina, ugtract anomalia.
phenitoin : heartanomalia, hypoplasia of nail-thalidomide : focomilea
(shorten of limb)
warfarin : hypoplasia of nose, shorten of finger
vitamin D : aorta stenosis, mental retardation
TERATOGENIC
PROPERTIES (SUSPECT)
amphetamine: urogenital anomalia, labioschizis dsb.
aspirin : cardiovascular, pelvic bone.-klorokuin : deafness, retinopathy
kuinin : thrombocytopenia-rokok : palatoschizis
vitamin D (hypo): hypoplasia of tooth
TERATOGENICITY
Time of exposureembryogenesis (pregnant mother in early term of
pregnancy)
Amount of exposure (dose)different dose different effect
MUTAGENICITY
1. Mutasi gen
2. Perubahan kode genetik DNA
3. Tidak menyebabkan rekombinasi gen
4. Menyebabkan gangguan pada sel somatik maupun kromosom seks
PENYEBAB
KERACUNAN
PENYEBAB KERACUNAN
1. Makanan (bakteri : enterotoksin stafilokokus, virus (hepatitis A), gas
gangren,
2. Tanaman (jamur liar, aflatoksin, sianida,
3. Hewan (ular, laba-laba, kalajengking, lebah, lipan, ubur-ubur laut, dll)
4. Zat kimia lingkungan (bensin, minyak tanah, organofosfat, CO, CO2,
Sianida, logam berat, alkohol, metanol,
5. Zat kimia obat (paracetamol, warfarin, diazepam, boraks,
formaldehid
KLASIFIKASI KERACUNAN
Klasifikasi keracunan menurut cara terjadinya :
1. Self poisoningcoba2 untk cari perhatian
2. Attempted suicidebermaksud bunuh diri
3. Accidental poisoningkecelakaan/tidak sengaja
4. Homicidal poisoningtindak kriminal
Klasifikasi keracunan menurut mula waktu terjadinya :
1. Kronikkumulatif , ex : analgesiknekrosis ginjal
2. Akutmendadakex : keracunan makanan
Klasifikasi keracunan menurut organ yang terkena : SSP, jantung, hati,
ginjal, dst
Klasifikasi keracunan menurut jenis bahan kimia :alkohol, fenol, logam
berat, organoklorin, dll
PENANGANAN
KERACUNAN
GEJALA KERACUNAN
1. Kesadaran : 4 tingkat
a. Tingkat I : megantuk, tapi mudah diajak bicara
b. Tingkat II : sopor, dapat dibangunkan dengan rangsang minimal
(suara keras, gerakkan tangannya)
c. Tingkat III : soporokoma, hanya reaksi terhadap nyeri
d. Tingkat IV : koma, tidak bereaksi thd rangsang maksimal
2. Respirasi : bila volume semenit < 4 L/menit dg wright’s spirometerperlu
O2
3. Tekanan darah syok?
4. Kejang rangsangan SSP
5. Pupil dan efek ekstremitasatropin, morfin : anisokor, midriasis
6. Bising usus(-) pd derajat kesadaran III dan IV
7. Jantungbeberapa obat : digitalis, antidepresan trisiklik
8. Lain-lain : ggn as-bs, retensi urin, mual, muntah diare, kelainan kulit dll
LABORATORIUM
1. Analisis darah, urin, muntahan,
2. Bervariasiproses biotransformasi dalam tubuh
TATA LAKSANA KERACUNAN
1. Keadaan umum pasien :
a. Gagal nafas :
- bersihkan mulut dan jalan nafas
- posisi pasien tidur miring
- Evaluasi volume semenit dg respirometer, daruratberikan niketamid
1x2 mL (perangsang nafas)
- Jika apnearespiratoar mekaniktrakeotomi
b. Syok o/k barbiturat :
- Pasien berbaring dg tungkai sedikit keatas (10 cm)
- Beri metaraminol 5 mg IM dan diulangi 2-3 kali, interval 20 menit,
pertahankan tensi 100 mmHg
- Bila belum menolong : beri infus dekstran , oksigen, amati asidemia dan
payah jantung
- Hidrokortison 100 mg tiap 6 jam untuk kasus resisten
TATA LAKSANA KERACUNAN
2. Pencegahan absorbsi obat
- Keracunan melalui kulitbersihkan dengan sabun dan air
- Keracunan inhalasi beri udara segar
- Obat tertelan
a. rangsang muntahsenggol faring dg spatel/beri apomorfin 5-8 mg
SC, atau mustard 2 sendok makan dalam segelas air hangat
b. bilas lambungpasien sadar, miring kekiri, kepala lebih rendah,
gunakan air hangat, dikerjakan dalam 4 jam setelah pasien menelan
obat, kecuali salisilat dan barbiturat, bila keracunan sianida dan pemutih
pakaianpakai larutan tiosulfat, untuk opiat gunakan larutan KMnO4
c. beri pencaharkarbon aktif dalam suspensi air, masukkan lewat NGT
dosis I : 35-50 gram disusul 15-20 gram setiap 4-6 jammengurangi waktu
paruh eliminasihanya tindakan tambahanpemberian tx kausal dan
simtomatik tetap diberikan
TATA LAKSANA KERACUNAN
3. Tindakan lain
- Barbiturat atau diazepam u/ kejang
- Cairan IV untuk ggn hemodinamik
- Antibiotik u/ komplikasi radang paru
- Transfusi (exchange transfusion)kerusakan eritrosit
- dialisis peritonealalkohol, metilalkohol, amfetamin, barbiturat kerja panjang, as
borat, bromida, CCl4, sikloserin, salisilat, metil salisilat, primidon, natrium klorat,
sulfonamid
- diuresis paksamemberi cairan parenteral dalam jumlah besar(0,5-1,5 L dalam 1
jam)keracunan besar, obat larut air, BM obat kecil, tdk diakumulasi dlm
rongga/organ tbh, ekskresi tempat lain kecilalkohol, metil alkohol,
amfetamin,fenobarbital dna barbital, bromida, litium, meprobamat, salisilat,
metilsalisilat, primidon, kina, kuinidin, sulfonamid
- hemodialisisbila kadar obat bebas didarah>>, ex fenobarbital dan hemoperfusi
TATA LAKSANA
KERACUNAN
1. Alkohol (etil)
- Mek : depresi SSP, hipoglikemia,
- Dosis toksik : konsentrasi dalam darah 100 mg/dL (0,7 kg etanol
murni), peminum baru 300 mg/dL sdh sebabkan koma
- SS : muntah, delirium, depresi SSP
- Tx : simtomatikberi kopi tubruk, emetik dg mustard 1sdm dalam air
atau garam dapur
TATA LAKSANA
KERACUNAN
2. Antihistamin
- Mek : AH1 antikolinergik, stimulasi/menekan SSP
- Dosis toksik : 20-40 mg/kg, atau 3-5 kali dosis lazim harian
- SS : depresi SSP sd koma, kejang disusul depresi nafas, mulut
kering, takikardia
- Tx : simptomatik, jika kejang beri antikonvulsan3-4 mL tiopental 2-
5% IV
TATA LAKSANA
KERACUNAN
3. Asam dan basa kuat (HCl, H2SO4, KOH, NaOH)
- Mek : asa kuatnekrosis koagulasi, membatasi kerusakan lebih
lanjut, basa kuatlikuefaktif, degenerasi solid menjadi cair
kerusakan cukup luas
- Dosis toksik : tidak spesifik, indikatornya konsentrasi bahan (pH)
- SS : korosif
- Simtomatik, beri susu, TIDAK bilas lambung
TATA LAKSANA
KERACUNAN
4. Asam borat (boraks)
- Mek : organ yg paling sering terkena GIT, otak hati, ginjal
- Dosis toksik : akut --:1-3 gram pd neonatus, 5 gram pd bayi, 20 gram
pd dewasa
- SS : muntah, diare, suhu badan turun, rasa lemah, sakit kepala, tidak
tenang, rash erythematosa
- Tx : simptomatik, diuresis paksa
TATA LAKSANA
KERACUNAN
5. Asetaminofen
- Mek : metabolit acetaminofen diikat o/glutation hatipd keracunan
melebihi kapasitas glutation hatikerusakan hati dan ginjal
- Dosis toksik : > 140 mg/kgBB pd anak-anak, 6 gram pd
dewasahepatotoksik
- SS : gjl awal anoreksia, mual, muntah, setelah 24-48 jam Protrombin
time naiknekrosis hati lebih jelas
- Tx : induksi emesiskarbon aktif/katartik, antidotum spesifik : N-
asetilsistein 140 mg/kg BB per oral, tgt kecepatan pemberian terapi
TATA LAKSANA
KERACUNAN
6. Bensin
- SS : inhalasi atau oral mual, muntah, sakit kepala, penglihatan
terganggu, mabuk, koma, depresi sentral, depresi nafas
- Tx : simptomatik , epinefrin dan norepinefrin NOfibrilasi ventrikel
TATA LAKSANA
KERACUNAN
7. Formaldehid (formalin)
- Mek : presipitasi protein nekrosis koagulasi jar terpajan, bentuk
gas larut airterhirup jd iritasi, spasme, edema laring
- Dosis toksik : inhalasi100 ppm, 30 mL lar formaldehid 37%
sebabkan kematian
- SS : iritasi mata, batuk ,emgi, edema paru, menelan
formaldehidkorosif lambung dan usus, as format>>> asidosis
metabolik
- Tx : inhalasipertahankan jalan nafas+O2 dan observasi 4-6 jam,
beri infus u/ atasi syok dan koma, asidosisNa bikarbonat,
pobilas lambung, NO induksi emesis, karbon aktif OK
TATA LAKSANA
KERACUNAN
8. Insektisida organofosfat
- Mek : menghambat Asetilkolin esteraseakumulasi acetil kolin
- Dosis toksik : Setiap dosis berbahaya
- SS : muntah, diare, hipersalivasi, bronkokontriksi, keringat banyak,
miosis, bradikardi, tensi turun, kejang, paralisis, depresi nafas
- Tx : bersohkan jalan nafas, berikan 2 mg atropin sulfat IV ulang tiap
10-15 menit sd terlihat muka merah dan hipersalivasi berhenti, dan
takikardi, observasi terus, bila perlu ulangi kembali
TATA LAKSANA
KERACUNAN
9. Gol karbamat : baygon
- Mek : hambat asetilkolin esterase
- SS : = organofosfat
- Tx : beri cepat atropin sulfat 2 mg IV ulangi tiap 10-15 menit sd
atropinisasi penuh
TATA LAKSANA
KERACUNAN
10. Jengkol
- Mek : asam jengkolat bebas melewati glomerulus, dalam ultrafiltrat
mdh menjadi kristal bentuk jarum
- SS : kolik ureter dan renal, hematuria, oliguria, anuria, uremia
- Tx : Na bikarbonat 4x2 gram po sehari
TATA LAKSANA
KERACUNAN
11. CO
- Mek : Tbx ikatan CO-hb
- SS : sakit kepala, koma, depresi nafas, syok
- Tx : pernafasan buatan dengan O2 murni dibawah tekanan
TATA LAKSANA
KERACUNAN
12. Metanol
- Mek : dimetabolisme o/alkoholdehidrogenase formaldehidasam
format, met anol dan etanol berkompetitisi berik dg alkohol
dehidrogenase
- Dosis toksik : min 100 mg/kg, fatal 30-240 mL (20-150 g)
- SS : setelah 8-32 jamdepresi SSP, asidosis, retinitis, buta, sakit
kepala, sakit perut, kulit dingin, mengigau, koma,bradikardi
- Tx : diuresis paksa, perbaiki asidosis, beri etanol u hambat oksidasi,
asam nikotinat IV u dilatasi arteri
TATA LAKSANA
KERACUNAN
13. Merkuri
- Mek : reaksi dg gugus sulfhidril, berik dg proteinmenginaktivasi
enzim
- Dosis toksik : Merkuri logam28 mg/m3, merkuri organik0,03 mg
- SS : akut muntah, diare, gagal ginjal dalam 24 jam, hepatitis ;
kronik iritabilitas, hilang ingatan, insomnia, tremor,
stomatitis,salivasi
- Tx : simptomatik, keracunan uapberi O2, oralhati2 atasi syok,
hemodialisis 1-2 minggu
TATA LAKSANA
KERACUNAN
14. Minyak tanah
- Dosis toksik : 120-150 mL, 2 sendok teh bila teraspirasi
- SS : iritasi paru, depresi SSP, dispnea, asfiksia, edema paru,
pneumonitis
- Tx : NO bilas lambung,simptomatik saja, beri O2 under pressure bils
edema paru, antibiotik
TATA LAKSANA
KERACUNAN
15. Nikotin
- Mek : nikotin berik dg reseptor kolinergik nikotinik, dosis tinggi
stimulasi parasimpatis, otakmuntah, kejang
- Dosis toksik : 60 mg=3 batang sigaret yg dilarutkan dalam kopi
- SS : sakit kepala, pusing, tremor, kejang paralisis pernafasan, koma
- Tx : tidak ada antidotum, bilas lambung, laksa, dg MgSO4 30 mg,
pernafasan buatan
TATA LAKSANA
KERACUNAN
16. Sianida (singkong)
- Mek : mecara berik ireversibel dg sitokrom oksidase seluler
menyebabkan asfiksia dg cara ik ireversibel dg sitokrom oksidase
selulerhambat penggunaan oksigen
- Dosis toksik : 200 mg (garam sianida)
- SS : mual, muntah, pernafasan cepat, delirium, sianosis, koma
- Tx : beri segera 50 mL na tiosulfat 25%IV
TATA LAKSANA
KERACUNAN
17. Tingtur Yodium pekat
- Mek : sifat korosif, tertelangastroenteritis hebat,
- Dosis toksik : 30-60 mL
- SS : bila pekat sifat korosif, hipotensi, takikardia, delirium, stupor,
nefritis
- Tx : beri air tajin, dan susu dengan segera, bilas lambung dg larutan
Na-tiosulfat 10%
TATA LAKSANA
KERACUNAN
18. Warfarin atau derivat dikumarol (racun tikus)
- Mek : tjd krn terapi jangka panjang
- Dosis toksik : dosis berbahaya 1-2 mg/kgBB untuk 6 hari
- SS : perdarahan kulit dan mukosa
- Tx : vit K 50 mg IM atau 3 kali 50 mg oral sehari, fitomenadion jauh
lebih poten dan bermanfaat
ADSORBENT
Inhibit gastrointestinal absorption.
(by form a physicochemical bound with toxin)
- Orally
* activated charcoal
* resin (cholestyramine)
absorption)
- Activated charcoal
PHYSIOLOGICAL
ANTIDOTE
•ethanol (for methanol intoxication)
• anticonvulsants (for caffeine intoxication)
• atropine (for AChE inhibitor intoxication)
• antihistamines (for histamine intoxication)
• anticonvulsants (for chlorine intoxication)
• naloxone (for morphine intoxication)
• acetylcystein (for acetaminophen intoxication)
BUKU RUJUKAN
1. Ganiswarna, S. G dkk. 2011. Farmakologi dan terapi. Edisi 5. FK
UI.Gaya baru : Jakarta
2. Katzung, B. G. 2012. Farmakologi Dasar&Klinik. Edisi 10. Jakarta :
EGC
MATUR
TENGKYUUUUU……