Sei sulla pagina 1di 17

Benign Paroxysmal Positional

Vertigo (BPPV)
Kirbi Vira Akesa
1410311064
Bagian THT-KL
DEFINISI

• Latin “verte” = memutar atau gerakan berputar.


• Gangguan orientasi berupa ilusi atau halusinansi
gerakan di mana perasaan dirinya bergerak
Vertigo berputar atau bergelombang terhadap ruangan di
sekitarnya atau ruangan sekitarnya yang bergerak
terhadap dirinya.

• Vertigo dengan nistagmus vertikal, horizontal, atau


rotatoar yang dicetuskan oleh perubahan posisi
BPPV kepala.
• Vertigo postural atau kopulolitiasis.
ETIOLOGI BPPV
• Cedera kepala (<50 tahun)
• Degenerasi sistem vestibuler (usia lanjut)
• Pasca operasi
• Dalam pengobatan ototoxic (gentamicin)
Kebanyakan : idiopatik
Teori Kupolithiasis
• Macula utriculus berdegenerasi partikel-
partikel basofilik (kalsium karbonat dari
fragmen otokonia (otolith))  menempel
pada permukaan kupula  kanalis
semisirkularis posterior sensitif ↑

• Kanalis semisirkularis posterior berubah posisi


dari inferior  superior  kupula bergerak
secara utrikulofugal  nistagmus dan keluhan
pusing (vertigo).
Teori Kanalitiasis
• Partikel yang bebas bergerak (canalith) di dalam kanalis
semisirkularis.
• Misalnya terdapat kanalit pada kanalis semisirkularis
posterior.

• Bila kepala dalam posisi duduk tegak, maka kanalit terletak


pada posisi terendah dalam kanalis semisirkularis posterior.

• Bila terjadi trauma pada bagian kepala  otokonia yang


terdapat pada utikulus dan sakulus terlepas kanalis
semisirkularis sebagai kanalit.  timbulnya keluhan vertigo
pada BPPV
GEJALA
• Pusing berputar (10-20 detik) dengan gerakan
kepala tertentu.
• Mual
• Biasanya berhenti spontan dalam beberapa
hari atau bulan
• Pendengaran normal
ANAMNESIS
• Pastikan vertigo (rasa melayang, goyang,
berputar, tujuh keliling, dsb)
• Keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo
(bedakan sentral dan perifer)
• Durasi
• Gejala penyerta
• Trauma kepala, penyebab sistemik
• Riwayat operasi atau infeksi telinga
• Riwayat konsumsi obat-obatan/alkohol
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
• Diarahkan pada kemunginan penyebab
sistemik
• Tekanan darah dalam posisi berbaring, duduk
dan berdiri (hipotensi ortostatik)
• Ketajaman visual
• Inspeksi muskloskeletal
Pemeriksaan Neuro-Otologikal
• Tes Provokasi/Posisional
– Dix-hallpike Maneuver
Interpretasi Dix-Hallpike
Normal: tidak timbul vertigo dan nistagmus
dengan mata terbuka.
Abnormal: timbul nistagmus posisional yang
pada BPPV mempunyai 4 ciri: ada masa laten,
lamanya kurang dari 30 detik, disertai vertigo
yang lamanya sama dengan nistagmus, dan
adanya fatigue (nistagmus dan vertigo yang
makin berkurang setiap kali manuver diulang)
DIAGNOSA BANDING
• Penyakit meniere
• Vestibular neuritis
• Labirinitis
Terapi Manuver
(Manuver Epley)
CRT (Epley’s method)
• Dix-Hallpike  respon abnormal  kepala ditahan pada
posisi tersebut selama 1-2 menit
• Kepala direndahkan dan diputar secara perlahan ke kiri dan
dipertahankan selama beberapa saat.
• Badan pasien dimiringkan dengan kepala tetap
dipertahankan pada posisi menghadap kekiri dengan sudut
450 sehingga kepala menghadap kebawah melihat lantai .
• Kembali ke posisi duduk dengan menghadap ke depan.
Setelah terapi ini pasien dilengkapi dengan menahan leher.
• Tidak merunduk, berbaring, membungkukkan badan
selama satu hari.
• Tidur pada posisi yang sehat untuk 5 hari.
• Indikasi CRT:
- Episode berulang pusing dipicu BPPV
- Positif menemukan gejala dan nistagmus
dengan pengujian posisi (Dix-Happike)
Terapi Pembedahan
• Jarang dilakukan
• Jika pasien gagal untuk dilakukan manuver
reposisi
• Pilihan operasi utama : Oklusi KSS posterior 
mastoidektomi
Latihan Brandt Daroff
 Satu metode untuk mengobati BPPV, biasanya digunakan
jika penangan di praktek dokter gagal.
 Latihan di rumah tanpa bantuan terapis, dalam 3 set per
hari selama 2 minggu . Setiap set, 5 kali pengulangan pada
satu sisi.
 Pasien melakukan gerakan-gerakan posisi duduk dengan
kepala menoleh 450 , lalu badan dibaringkan ke sisi yang
berlawanan, dipertahankan selama 30 detik.
 Selanjutnya pasien kembali ke posisi duduk 30 detik.
 Pasien menolehkan kepalanya 450 ke sisi yang lain, lalu
badan dibaringkan ke sisi yang berlawanan selama 30 detik.
 Latihan ini dilakukan secara rutin 10-20 kali sebanyak 3 seri
dalam sehari.

Potrebbero piacerti anche