HORMONE ASSAY

1. BIO ASSAY
2. CHEMICAL ASSAY
3. RADIO DISPLACEMENT CHEMICAL
ASSAY = RADIO IMMUNO ASSAY ( RIA )
and ENZYME IMMUNO ASSAY ( EIA )

DASAR(3):
KOMPETISI SENYAWA BERLABEL
DAN TIDAK BERLABEL TERHADAP
PENGIKATAN PADA ANTIBODI YANG
JUMLAHNYA TERBATAS
 BIO ASSAY
Mengukur aktivitas hormon
invivo atau in vitro
KELEMAHAN
1. Kurang tepat
2. Kurang sensitif
3. Kurang spesifik
4. Cara rumit
5. Tidak praktis
 CHEMICAL ASSAY
1. Mengukur jumlah absolut suatu
hormon
2. Dapat menggunakan radioaktif

KELEMAHAN
1. Cara rumit
2. Tidak dapat mengukur kadar hormon
protein
RIA (RADIO IMMUNO ASSAY)

advantages:
1. extremely sensitive due to use of
radioisotope large numbers of samples
can be processed simultaneously
2. small changes in hormone concentrations
can be reproducibly quantitated
3. Easily automated for high-throughput
analysis
4. High specificity and sensitivity
 disadvantages
1. Radiation hazards: Uses radiolabelled reagents
2. Requires specially trained persons
3. Labs require special license to handle
radioactive material
4. Requires special arrangements for
A. requisition, storage of radioactive material
B. radioactive waste disposal.
5. can't determine if hormone measured has
biological activity 6. peptide hormones can
be denatured and not active but still retain
their antigenic character
ANTIGEN : Ag berlabel
( Ag * )
STANDARD : Ag tak berlabel
( Ag )
SAMPEL : Ag tak berlabel
( Ag )
ANTIBODI : Ab tak berlabel
( terbatas ) ( Ab )
 5 Ag 3 Ag – 3 Ab B/T = 3/5
+ 6 Ab B/F = 3/2
5 Ag* 3 Ag*- 3 Ab
--------------------------------------------------------------------------
10 Ag 4 Ag – 4 Ab B/T = 2/5
+ 6 Ab B/F = 2/3
5 Ag* 2 Ag*– 2 Ab
--------------------------------------------------------------------------
25 Ag 5 Ag – 5 Ab B/T = 1/5
+ 6 Ab B/F = 1/4
5 Ag* 1 Ag* – 1 Ab

T = cpm Ag*
B0 = cpm Ag*- Ab tanpa Ag
B = cpm Ag* - Ab + Ag
F = cpm Ag* bebas
 KURVA KALIBRASI RADIO IMMUNO
Ag* + Ab ASSAYKOMPETISI
Ag*Ab ( R.I.A ) ANTARA
Ag + Ab Ag Ab Ag* DAN Ag UNTUK
%
BERIKATAN DENGAN
B/T
Ab YANG TERBATAS
B/F
B/B0

Standard ( Ag )
Enzyme immuno assay
( E.I.A )
=
Enzyme Linked
Immunosorbent Assay
( Elisa )
 ENZYME IMMUNO ASSAY( E.I.A )

Ag-E + Ab AgE-Ab AgE bebas + S

Ag + Ab AgAb WAR NA

Absorbance

Standard ( Ag )
HIPOTALAMUS DAN HIPOFISIS

RELEASING HORMONE HIPOTALAMUS

SHORT LOOP + LONG LOOP

TROPIC HORMONE HIPOFISIS

TARGET ORGAN HORMONE ORGAN

SASARAN
 HIPOTALAMUS GHRIH =
SRIHF = SOMATOSTATIN

1. SOMATOTROPIN SEL D PANKREAS

2. FSH DUODENUM
3. TSH SEL LAMBUNG
4.ACTH

INSULIN
GLUKAGON
 HORMON HIPOFISIS ANTERIOR

1. GROWTH HORMONE-PROLAKTIN ( LTH ) - hPL

HOMOLOGI ASAM AMINO ANTARA :

hGH DAN hCS : 85 % DAN hGH DAN hPRL: 35 %
KETIGA HORMON INI MENUNJUKKAN : EFEK
PERTUMBUHAN DAN LAKTOGENIK

2. GRUP HORMON GLIKOPROTEIN

3. POMC ( PROOPIOMELANOCORTIN PEPTIDE

FAMILY )
 PENINGKATAN SEKRESI G H

1. TIDUR
2. STRESS
3. ESTROGEN, DOPAMIN,  ADRENERGIK,
SEROTONIN, GLUKAGON, HORMON
SALURAN PENCERNAAN MAKANAN
4. PENYEDIAAN GLUKOSA DI HIPOTALA -
MUS A. PUASA B. HIPOGLIKEMIA
C. 2 - DEOKSI GLUKOSA
5. INTAKE PROTEIN DAN ASAM AMINO
6. MALNUTRISI
 FUNGSI SOMATOTROPIN
1. SINTESIS PROTEIN
2. SINTESIS KOLLAGEN
3. METABOLISME KARBOHIDRAT
A. RESISTENSI INSULIN
B. GLUKONEOGENESIS DAN GLIKOGENESIS
4. METABOLISME LEMAK
A. LIPOLISIS B. OKSIDASI BETA
C. KETOGENESIS
5. MET. MINERAL : RETENSI ION
6. EFEK PROLAKTIN A. MAMMOTROPIK
B. LAKTOGENESIS
 PLASMA LEVEL RESPONSE
TO G.H
STIMULATION
GH IGF I IGF II
GH DEFICIENT DWARFS N YES

PYGMIES N N NO

LARON TYPE DWARFS NO

KADAR IGF II DALAM PLASMA 2 X KADAR IGF I ,

NAMUN INDIVIDU KURANG IGF I , DENGAN CUKUP
IGF II AKAN GAGAL TUMBUH SECARA NORMAL.
 COMPARATION OF INSULIN, IGF I AND IGF II
INSULIN IGF I IGF II

Other names - somatomedin C MSA

Amino acids 51 70 67

Source Pancreatic B cells Liver and other tissues diverse

tissues
Level regulated by Glucose GH and nutritional unknown
status
Plasma level 0,3 – 2 ng/ml ng/ml range ng/ml range

Plasma binding No Yes Yes

protein
Major physio- control of me- Skeletal and car- Unknown
logic role tabolism tilage growth Embryonic
developtment ?
 PROLAKTIN
PADA WANITA : AMENOREA
DAN GALAKTOREA

PADA LAKI : GINEKOMASTI

DAN IMPOTENSI
 FUNGSI PROLAKTIN
:1. PADA FASE AWAL DAN UNTUK
MEMPERTAHANKAN FASE
LAKTASI MAMMALIA
2. PRL : PEMBESARAN MAMMAE
PADA WANITA OVAREKTOMI
DAN PADA LAKI - LAKI
3. LUTEOTROPIK PADA RODENT
 FSH LH
SINTESIS ABP SINTESIS ANDROGEN
DI SEL SERTOLI DI TUBULUS SEMINIFERUS

SPERMATOGENESIS
KORTEKSADRENAL OVARIUM

ANDROGEN DAN SINDROMA STEIN

TERJADI HIRSUTISME LEVENTHAL ( POLI
KISTIK OVARII ) :
AKIBAT
KURANGNYA 21 OH ASE ANDROGEN , LH
ATAU 11 OH ASE , ATAU INFERTIL DAN
PENYAKIT CUSHING HIRSUTISME
 ACTH
PERUBAHAN KOLESTEROL - PREGNENOLON

SINTESIS GLUKOKORTIKOID DAN ANDROGEN

CRF : ALFA1 CRF DAN ALFA2 CRF

ALFA2 CRF KADARNYA
STRUKTUR MIRIP : ALFA MSH
BETA CRF : STRUKTUR MIRIP
VASOPRESSIN
MERANGSANG SEKRESI ACTH
 PRODUK POMC
PRO OPIOMELANOCORTIN PEPTIDE

ACTH 1 – 39 BETA LPH 42 - 134

ALFA MSH CLIP GAMMA LPH BETA ENDORFIN

1-13 18-39 42-101 104-134

BETA MSH  ENDORFIN

84-101 104-118

ALFA ENDORFIN
104-117
 BETA LIPOTROPIN
(  LPH )
DITEMUKAN HANYA DI HIPOFISIS DAN
SECARA CEPAT DIUBAH MENJADI  LPH
DAN  ENDORFIN
FUNGSI : 1. LIPOLISIS DAN MOBILISASI
ASAM LEMAK.
2. ZAT BAKAL  ENDORFIN
 BETA ENDORFIN
TERIKAT PADA RESEPTOR YANG
SAMA SEPERTI MORFIN PADA
SUSUNAN SYARAF PUSAT DAN
MEMPUNYAI FUNGSI :
ANALGETIKA YANG KUAT
MSH ( ALFA, BETA DAN
GAMMA )
PADA HEWAN AKTIVITAS MSH :  DAN  MSH

PADA MANUSIA AKTIVITAS MSH

DIKANDUNG DALAM BETA, GAMMA LPH

DAN ACTH ( 1 – 13 ASAM AMINO ACTH IDENTIK

DENGAN ASAM AMINO ALFA MSH )

 T S H
MERUPAKAN HORMON GLIKOPROTEIN

EFEK AKUT :
MERANGSANG BIOSINTESIS T3 DAN T4 MELIPUTI
TAHAP : KONSENTRASI, ORGANIFIKASI, KOPLING DAN
HIDROLISIS TIROGLOBULIN

EFEK KRONIK :
MERANGSANG SINTESIS PROTEIN, FOSFOLIPID, ASAM
NUKLEAT DAN JUMLAH BESERTA UKURAN SEL TIROID.
EFEK LAMA DARI TSH AKAN MENYEBABKAN
PRODUKSI DAN EFEK KERJA DARI HORMON TIROID
 HIPOFISIS POSTERIOR

OKSITOSIN VASOPRESSIN
ADH

1. KONTRAKSI OTOT POLOS 1. KONTRAKSI PEMB.DRH

MAMMAE DAN UTERUS ARTERIOL

2. MENURUNKAN
EKSKRESI URINE

ADH ----- DIABETES

INSIPIDUS