Sei sulla pagina 1di 55

Retina

Dr. F. Rares, SpM (K)


Retina Normal
Retina terdiri atas 2 bagian :
• Bagian anterior  yaitu bagian yang tidak
fotosensitif
• Bagian posterior  yaitu bagian yang fotosensitif
(makula)
Lapisan – lapisan pada retina normal bagian
fotosensitif :
A. Lapisan neuro-epitelial
1. epitel pigmen
2. lapisan batang dan kerucut
3. membrana limitans eksterna
4. lapisan nuklear luar
5. lapisan pleksiform luar
b. Lapisan Cerebral :
6. Lapisan nuklear dalam
7. Lapisan pleksiform dalam
8. Lapisan sel- sel ganglion
9. Lapisan serat – serat saraf optik
10. Membrana limitans interna
Retinal Diseases
A. Diseases of the Macula :
1. Age related macular degeneration
- Non exudative macular degeneration
- Exudative macular degeneration
2. Central serous chorioretinopathy
3. Macular edema
4. Inflammatory disorders involving the
macula :
- Presumed ocular histoplasmosis syndrome
Central serous
chorioretinopathy
- Acute posterior multifocal placoid
pigment epitheliopathy (APMPPE)
- Geographic helicoid peripapillary
choroidopathy
- Vitiliginous chorioretinitis (birdshot
retinochoroidopathy)
- Acute macular neuroretinopathy
- Multiple evanescent white dot
syndrome (MEWDS)
5. Angioid streaks
6. Myopic macular degeneration
7. Macular hole
8. Epiretinal macular membranes
9. Traumatic maculopathy
10. Macular dystrophies :
~ X-linked juvenile retinoschisis
~ Cone-rod dystrophies
~ Fundus albipunctatus
~ Fundus flavimaculatus (Stargardt’s
disease)
~ Vitelliform dystrophy (Best’s disease)
B. Diseases of the peripheral retina :
1. Retinal detachment :
- Rhegmatogenous retinal detachment
- Traction retinal detachment
- Serous & hemorrhagic retinal detacment
2. Retinopathy of prematurity
3. Retinal degenerations :
- Retinitis pigmentosa
- Gyrate atrophy
- Peripheral chorioretinal atrophy
- Lattice degeneration
4. Retinoschisis
Retinopathy of
Prematurity
Gyrate atrophy
Lattice degeneration
Retinoschisis
C. Retinal vascular disease
1. Diabetic retinopathy
- Non-proliferative diabetic retinopathy
- Proliferative diabetic retinopathy
2. Central retinal artery occlusion
3. Branch retinal artery occlusion
4. Central retinal vein occlusion
5. Branch retinal vein occlusion
6. Retinal arterial macroaneurysm
D. Color vision defect
Non-proliferative diabetic
retinopathy
Proliferative diabetic retinopathy
Retinal arterial macroaneurysm
Diseases of the peripheral retina
Retinal Detachment
• Definisi
 Adalah pemisahan 2 lapisan retina yaitu:
- retina perifer
- epitel pigmen
• Insidens
- terdapat pada 8-18 / 100.000 orang
- terutama  usia > 45 thn
- Pria 60 – 70%
- terkena bilateral 3 – 3.68 %
• Mekanisme terjadi :
1. Breaks or tears
2. Fibrous band
3. Sub retinal fluid
• Klasifikasi :
- Primary
- Secondary
- Rhegmatogenous
- Non rhegmatogenous
 Rhegmatogenous ; asal kata rhegma yaitu robekan,
dan gennan yaitu menghasilkan
• Klasifikasi menurut Duke-Elder :
- Exudative detachments
- Traction detachments
- Perforated detachments (Rhegmatogenous)
Retinal Detachment
Retinal Detachment
Traction detachments
Secondary Detachment
• Secondary detachment terjadi pada keadaan –
keadaan :
• Tumor – tumor intraocular :
 melanoma maligna (choroid)
• Koroiditis, penyakit Harada, retinopati
• Perdarahan massif dari koroid
• Tarikan fibrous band di badan kaca
• Tarikan ini dapat terjadi pada:
– plastic iridocyclitis
– retinitis proliferans
– retro-lateral fibroplasia
Simple (Rhegmatogenous) Detachment
• Cystic degeneration  retina perifer
– orang usia lanjut
– miopia tinggi
• Korioretinitis yang sudah lama
• Keadaan ini akan menyebabkan robekan, lobang
oleh karena tarikan badan kaca
• Trauma langsung
• Kontusio pada bola mata  terjadi disinsersi /
dialisis dari retina  detachment
Robekan pada retina ada 3 tipe :
• Dialisis / disinsersi pada ora serata
• Air mata bentuk “U” (U shaped tear)  pada
daerah ekuator. Tongue shaped operculum 
badan kaca
• Round holes
Bulatan kecil dan banyak yang berada dekat ora
serata. Ini terjadi karena perkembangan dari :
– retinal cystic
– choroiditis
– lattice type degeneration  retina  antara ekuator
dan ora serata
Gambaran klinis :
• Photopsia  melihat ada kilatan – kilatan cahaya selama
beberapa hari sampai minggu sebelumnya
• Vitreus floaters
• Melihatbayangan seperti awan atau asap
• Terdapat bayangan pada lapang pandang
• Visus normal bila detachment belum sampai di makula
• Penglihatan sentral hilang  bila detachment telah sampai
di makula
• Visus menurun  FC 1/60
• Gangguan penglihatan warna  Tritanopie type
• TIO normal / menurun sedikit
• Retina yang lepas  keabuan dengan lipatan putih
dalamnya (globullar bulous)
• Lipatan retina yang lepas nampak ada bukit dan
lembah
• Pada rhegmatogenous disertai lobang / robekan.
Bentuk lobang bisa bulat atau U. Kebanyakan
lobang di daerah ekuator dan perifer.
• Sukar untuk menemukan adanya lobang saat
bersamaan terjadinya detachment.
Diagnosa banding :
Primary retinal detachment (PRD) didiagnosa
banding dengan secondary retinal detachment
(SRD)
Penanganan :
• PRD setelah didiagnosa  MRS  bed rest
• Dilakukan oftalmoskopi ulangan bila ada :
- RD baru
- Tear holes
• Jika makula telah terkena  dilakukan intervensi bedah
(surgical intervention), secepatnya.
• Lubang ditutup dengan teknik : diathermy, cryosurgery,
photocoagulation (laser)
• Drainase primer cairan sub retinal melalui perforasi pada :
- sklera
- koroid
sampai terjadi perlekatan retina kembali
• Scleral buckling
Diperlukan bahan sintetis seperti silikon dan teflon.
Penanganan dengan cara memperpendek globe sehingga kontak
antara koroid dan retina menjadi lebih erat.
Scleral buckle procedure
Profilaksis :
• Penanganan khusus, yaitu ditujukan pada mereka yang
- mata miopia
- mata tua
• Hindari :
- gerakan / sentakan mendadak dari bola mata
- gerakan berlebihan dari tubuh, mis: angkat benda berat,
mengedan
• Mata yang berpredisposisi, mis. pada degenerasi retina yang
mudah terjadi lobang segera ditutup, dengan cara :
- photocoagulation
- prophylactic cryoretinopexy
Pneumatic retinopexy
Prognosis :
• Sembuh  75 -80 % kasus RD
• Harus operasi ulangan  10 %
• Visus terakhir tidak ada hubungan dengan
reattachment retina secara anatomis.
• Bila segera operasi  visus baik
Diseases of the peripheral retina
Retinal degeneration
RETINITIS PIGMENTOSA
(Primary pigmentary degeneration)

Pendahuluan
• Kelainan bersifat degeneratif primer  progresif sampai
terjadi kebutaan pada umur pertengahan
• Degenerasi primer sel – sel glia  diikuti degenerasi epitel
pigmen retina
• Tidak hilang dengan pengobatan
• Genetik (autosomal resesif), sering bersamaan dengan
penyakit kongenital lain, spt Sindroma Laurence-Moon-Bardet-
Bierdl dengan tanda – tanda:
- polidaktili
- retardasi mental
- obesitas
- retinitis pigmentosa
Insidens :
• - anak usia 6 – 12 thn
• - bisa juga 10 -20 thn  biasanya bilateral
• - pria : wanita  3 : 2

Patologi :
• Degenerasi retina , terutama sel- sel batang (rod)
• Degenerasi pigmen
 obliteratif  sklerosis pembuluh darah 
atrofi nervus optikus
Gejala :
• Night Blindness (buta malam)  gejala tetap ( mirip
defisiensi Vit A).
• Lapang pandang perifer berkurang
• Makin lama  Tubular vision (kira-kira 10 – 20 tahun)
• Visus bisa 6/6 (central vision), tapi penglihatan perifer
terganggu
• Penglihatan sentral jarang terganggu sebelum umur 50 thn.
Semakin tua penglihatan sentral dapat terganggu oleh akbt
lain misalnya katarak
• Skotoma bisa komplit atau parsial.
 Skotoma yaitu defek pada lapang pandangan yang
kelihatan bercak gelap oleh karena degenerasi retina.
Biasanya pada daerah ekuator.
Oftalmoskopi :
• Jet black pigment  seperti gambaran tulang –
tulang kecil
• Penyempitan arteri retina  atrofi retina
• Papil nervus optikus menjadi kekuning – kuningan
• Deposit pigmen banyak di perifer (bercak hitam)
• Degenerasi makula  stadium akhir
• Stadium akhir terjadi katarak oleh karena
vaskularisasi lensa terganggu
 Posterior Kortikal Katarak (korteks jadi keruh)
Retinitis pigmentosa
Diagnosa banding :
• Siphylitic retinopathy
– deposit pigmen difus (RP pada perifer)
– pembuluh darah arteri tidak menyempit (RP ada
penyempitan)
– papil nervus optikus warna putih pucat (RP warna
kekuningan)

Komplikasi :
• Katarak (posterior cortical cattaract)
• Glaukoma
Pengobatan :
• Tidak ada pengobatan yang efektif, oleh karena herediter
• Penanganan hanya bila terjadi komplikasi  spy tidak
memperburuk penglihatan sentral
• Mengatasi obstruksi dengan memperbaiki aliran darah
• Anjuran terapi :
– inhalasi amilnitrit / CO2
– masase bola mata dengan jari  lepaskan trombus / emboli dan
hilangkan spasme
– parasintesis pada COA utk keluarkan penyebab obstruksi
– retrobulbar injeksi dgn Priskol 25mg atau Asetil kolin
– Tissue therapy  jarang berhasil, belum dapt
dipertanggungjawabkan hasilnya
Prognosa :
– lapang pandangan makin mengecil  central field bisa
hanya 3o – 5o
– Buta total  persentase kecil
– Bila obstruksi arteri retina sentral > 6 jam  prognosa
jelek

Kelainan yang mirip Retinitis Pigmentosa (atypical


types) :
• Retinitis Pigmentosa Sirnepigmento
• Central Pigmentory Degeneration
• Retinitis Punctata albescens
Retinal Vascular Diseases
RETINAL VASCULAR OCCLUSION
I. Retinal Artery Occlusion (RAO)
Etiologi :
• proses degeneratif  terbentuk trombus
• obstruksi  oleh karena embolus
• Angiospasme  penyempitan pembuluh darah
Gejala :
- Visus menurun 1/~ sampai 0
- Pupil midriasis, refleks cahaya (-)
- Funduskopi :
Papil pucat, optic atrophy
Vena hitam / gelap
Arterioles sempit
Retina oedem
Makula : cherry red spot
Central retinal artery occlusion
Branch retinal artery occlusion
Terapi :
• Inhalasi amyl nitrite / CO2
• Masase bola mata dengan jari
• Parasintesis anterior chamber
• Retrobulbar injeksi dengan Priskol 25 mg atau
asetil kolin

Prognosa :
• Bila > 6 jam  tidak ada perbaikan visus
• Bila hanya simple vascular spasm  relaks spontan
 1-2 jam visus normal
II. Retinal Vein Occlusion (RVO)
Etiologi :
• Hipertensi / arteriosklerosis elderly middle age (usia pertengahan)
• Kelainan darah : polisitemia, leukemia, makroglobulinemia
• Phlebitis
• Parasit
• Penekanan vena, mislnya o.k. tumor
• Tekanan orbita meningkat
• TIO meningkat
• Dewasa muda sehat  tidak diketahui

Gejala :
- Visus turun mendadak atau bertahap  1/300 sampai 1/~
- Visus menurun pd branch occlusion
- Visual field defect  retina rusak akbt oklusi
- Tidak disertai nyeri
- Pembuluh darah iris dilatasi dan berkelok-kelok
Funduskopi :
• Papil merah, batas kabur karena oedem
• Multiple hemmorhage mengelilingi papil dan
posterior pole, ukuran dan bentuk bervariasi
• Arteri sempit
• Vena berkelok / gelap
• White patchy exudates  menyebar
• Cotton wool patches sekeliling papil
Pada branch occlusion :
- Papil jarang kena
- Terdapat perdarahan, eksudat, perubahan pembuluh darah
pada daerah oklusi
Central retinal vein occlusion
Branch retinal vein occlusion
Diagnosa banding :
• Papiledema
• Hipertensi berat
• Diabetes mellitus
• Gangguan pembuluh darah
• Vaskulitis ( pada branch occlusion)
Terapi :
- Antikoagula (short / long term):
- Heparin
- Kumarin / cumadrin
- Urokinase 150.000 U diberikan sesudah 3 hari
- Vasodilator : - long acting papaverine
- cyclodelate (cyclospasmol)
Prognosis :
• Visus 10 – 20 %
• Final visual acuity : 20/200 – 20/400
• Pembentukan new vessels (pada papil)
• Secondary glaucoma
BE
CONTINUED…

Potrebbero piacerti anche