Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Disusun Oleh:
Novianty Dwi Saputri
H1AP13048
Pembimbing
dr. Dian Difla Riana, SpOG
• Riwayat keluar darah lendir (-), riwayat keputihan (+), riwayat post
coital (-), riwayat diurut-urut (-), riwayat minum obat atau jamu (-),
riwayat demam (-), os mengaku hamil kurang bulan dan gerakan
anak masih dirasakan. Os lalu dibawa ke RSMY Bengkulu..
Pemeriksaan Fisik
Status Present
• Keadaan umum : sedang • Tipe badan : atletikus
• Kesadaran : compos mentis • Berat badan : 53 kg
• Tekanan darah : 110/80 mmHg • Tinggi badan : 158 cm
• Nadi : 85 x/menit • BMI : 22 (Normal)
• Pernafasan : 20 x/menit
Pemeriksaan Fisik
anemis
Pemeriksaan Fisik
Status Obstetri
Hematokrit 20 40 – 54 %
HbsAg Negatif
Morfologi Darah Tepi
(17 Mei 2018)
• Hb : 5,7
• Leukosit : 13.600
• Trombosit : 460.000
• Hematokrit : 20%
• Eritrosit :-
• Diff count : 0/0/0/76/22/2
• MCV/MCH/MCHC/RDW-CV : 62,2/18,4/29,4/18,4
• Kesan Eritrosit : Anisositosis dominasi mikrositik, sel sigar, sel pensil,
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafragmentosit, hipokromik
• Kesan Leukosit : Jumlah cukup, morfologi dalam batas normal
• Kesan Trombosit : Jumlah cukup, morfologi dalam batas normal
• Kesimpulan : Gambaran anemia defisiensi besi
Pemeriksaan Penunjang
USG (11/05/ 2018, pukul 22.30 WIB)
• Tampak janin tunggal hidup presentasi kepala
• Fetal Biometry
BPD : 8,2 cm
HC : 30,12 cm
AC : 10,42 cm
FL : 6,92 cm
EFW : 2.481 gram
FHR : 143 x/menit
• Plasenta corpus anterior
• Ketuban cukup
• Kesan : Hamil 35 minggu janin tunggal hidup presentasi kepala
Indeks Tokolitik
0 1 2 3 4
Kotraksi Tidak ada Ireguler Reguler
pecah jelas
Total 5
Diagnosis
• G1P0A0 hamil 35 minggu belum inpartu dengan KPD 3
jam janin tunggal hidup presentasi kepala + Anemia
Berat
Terapi
• Konservatif
• Observasi tanda vital ibu, His, denyut jantung janin
• Cek labor, darah lengkap, kimia darah, dan cross match
• IVFD RL gtt xx/menit
• Bed rest total
• Nifedipine tablet 4x10 mg
• Injeksi Dexamethason 1x12 mg
• R/ konfirmasi dengan USG
Transfusi PRC 4x250cc
Gambaran darah tepi
Prognosis
• Ibu: dubia ad bonam
• Janin: dubia ad bonam
• Follow Up
Pembahasan
Apakah diagnosis pada pasien ini
sudah tepat ?
Pasien Ny. NPS berusia 26 tahun datang dengan
keluhan keluar air-air dari jalan lahir.
Pemeriksaan fisik:
PL: His (-)
VT: eff 0%, Ø kucup
Belum Inpartu
Ketuban Pecah Dini???
Keluar cairan yang banyak dengan warna jernih dan
Anamnesis tidak berbau secara tiba-tiba dari jalan lahir, riwayat
keputihan (+)
Definisi
etiologi
Patofisiologi
Ketuban pecah dini
Definisi
etiologi
Patofisiologi
definisi
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya ketuban sebelum persalinan.
Definisi
etiologi
Patofisiologi
Ketuban pecah dini
Definisi
etiologi
Patofisiologi
etiologi
Infeksi
Trauma
etiologi
Definisi
etiologi
Patofisiologi
Ketuban pecah dini
Definisi
etiologi
Patofisiologi
Patofisiologi
Sintesis
Degradasi matriks
ekstraselular
matriks metaloproteinase
struktur selaput ketuban saat aterm
penurunan jumlah jaringan kolagen,(MMP) merupakan suatu
terganggunya struktur kolagen, grup enzim yang dapat
serta peningkatan aktivitas memecah komponen-
kolagenolitik. komponen matriks
tissue inhibitor
ektraseluler.
metalloproteinase (TIMP),
TIMP-1 menghambat aktivitas
MMP-1, MMP-8, MMP-9 dan
TIMP-2 menghambat aktivitas
MMP-2.
Degradasi
MMP TIMP
kolagen
• Mekanisme multifaktorial menyebabkan ketuban pecah dini
etiologi
Infeksi
Defisiensi vitamin C
Faktor-faktor lain
Komplikasi
Janin
Persalinan Prematur
Infeksi
Hipoksia dan Asfiksia
Sindroma deformitas janin
Ibu
endomyometritis
korioamnionitis
sepsis
Hb: 5,7 gr/dl Anemia Berat
• MCV < 80
• MCH < 28
• MCHC < 32
Anemia Defisiensi Besi
• Mikrositik
Hipokromik
Anemia Defisiensi Besi
Cefotaxime 2x1 gr
antibiotik profilaksis
IV
Antibiotik
Untuk memperlama masa laten
AMPICILLIN
2 gram IV setiap 6 jam dan
ERYTHROMYCIN
250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam, dikali 4 dosis diikuti dengan
AMOXICILLIN
250 mg PO setiap 8 jam selama 5 hari dan
ERYTHROMYCIN
333 mg PO setiap 8 jam selama 5 hari, jika alergi ringan dengan penisilin, dapat digunakan:
CEFAZOLIN
1 gram IV setiap 8 jam selama 48 jam dan
ERYTHROMYCIN
250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam diikuti dengan :
CEPHALEXIN
500 mg PO setiap 6 jam selama 5 hari dan
ERYTHROMYCIN
333 mg PO setiap 8 jam selama hari
Jika alergi berat penisilin, dapat diberikan VANCOMYCIN 1 gram IV setiap 12 jam selama 48
jam dan
ERYTHROMYCIN
250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam diikuti dengan
CLINDAMYCIN
300 mg PO setiap 8 jam selama 5 hari
Nifedipine tablet
4x10mg
tokolitik
Injeksi
Dexamethasone Pematangan paru
1x12 mg
Transfusi PRC
Memperbaiki Hb
4x250cc
Tokolitik
• Nifedipin merupakan salah satu calcium channel blocker yang digunakan untuk
mencegah persalinan preterm (tokolisis) dan sebagai antihipertensi. Regimen yang
direkomendasikan adalah 10 mg kapsul oral, diulang tiap 15 – 30 menit, dengan
dosis maksimum 30 mg.
• Pada pasien ini diberikan dexamethason 12 mg/24 jam selama 2 hari
yang bertujuan untuk pematangan paru janin. Kortikosteroid diberikan
pada usia kehamilan ≤ 34 minggu untuk menurunkan risiko RDS dan
mortalitas janin serta neonatal. Kortikosteroid bekerja dengan
menginduksi enzim lipogenik yang dibutuhkan dalam proses sintesis
fosfolipid surfaktan dan konversi fosfatidilkolin tidak tersaturasi
menjadi fosfatidilkolin tersaturasi, serta menstimulasi produksi
antioksidan dan protein surfaktan.
• Pada pasien diberikan terapi transfusi PRC 4 x 250 cc karena
didapatkan kadar Hb pasien 5,7 gr/dl. Transfusi PRC hampir selalu
diindikasikan pada kadar Hb < 7 gr/dl, terutama pada anemia akut.
Transfusi tidak dilakukan bila kadar Hb ≥ 10 gr/dl. Sel darah merah
pekat (PRC) merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah
dipekatkan dengan memisahkan komponen-komponen yang lain
sehingga mencapai hematokrit 65-70%, yang berarti menghilangnya
125-150 ml plasma dari satu unitnya. PRC merupakan pilihan utama
untuk anemia kronik karena volumenya yang lebih kecil dibandingkan
dengan whole blood
• Pada pasien ini dilakukan prosedur terminasi kehamilan pada tanggal
14 Mei 2018 karena telah menunjukkan tenda inpartu, yaitu penipisan
dan dilatasi servik, his yang adekuat, dan keluar darah lendir. Skor
tokolitik juga menunjukkan skor 10, sehingga tidak dapat diberikan
tokolitik. Oleh karena itu keputusan terminasi kehamilan dengan
partus pervaginam pada pasien ini sudah tepat dilakukan.
KESIMPULAN