Sei sulla pagina 1di 61

Laporan Kasus

G1P0A0 HAMIL 35 MINGGU BELUM INPARTU DENGAN


KPD 3 JAM JANIN TUNGGAL HIDUP PRESENTASI
KEPALA +ANEMIA BERAT

Disusun Oleh:
Novianty Dwi Saputri
H1AP13048
Pembimbing
dr. Dian Difla Riana, SpOG

BAGIAN OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BENGKULU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. M. YUNUS BENGKULU
IDENTITAS

• Nama : Ny. NPS


• Umur : 26 tahun
• Alamat : Jl. Hibrida
• Suku : Bengkulu
• Bangsa : Indonesia
• Agama : Islam
• Pendidikan : S1
• Pekerjaan : Guru
• MRS : 11 Mei 2018 Pukul 21.30 WIB
• No. RM : 679104
Riwayat • Menikah 1 kali
Perkawinan • Lama pernikahan 1 tahun

Riwayat • Menarche usia 16 tahun, siklus haid 28 hari,


lama haid 7 hari, banyaknya 3 pembalut perhari
Reproduksi • HPHT 5 September 2017

Riwayat • Tidak ada


kontrasepsi
Riwayat
Hamil Ini.
Kehamilan •
• - Riwayat pendarahan : (+) pada usia kehamilan 3 bulan
• - Riwayat asma : Tidak ada.
• - Riwayat hipertensi : Tidak Ada.
Riwayat Penyakit
• - Riwayat penyakit jantung : Tidak ada.
Dahulu • - Riwayat diabetes mellitus : Tidak ada.
• - Riwayat menjalani operasi : Tidak ada.

•Pemeriksaan ke bidan sebanyak 4 kali, saat usia kehamilan 2 bulan (1x), 5


bulan (1x) dan 7-8 bulan (2x).
Riwayat •Pemeriksaan USG 5x di Rumah Sakit M. Yunus Bengkulu
Antenatal Care

Riwayat • Makan 3x sehari dengan menu bervariasi, sosio ekonomi sedang.


Gizi/Sosial
Ekonomi
ANAMNESIS
KELUHAN
UTAMA keluar air-air, jernih, bau (-) dari kemaluan
4 jam SMRS banyaknya 2 kali ganti pembalut

perut mules yang menjalar ke pinggang, hilang


timbul makin lama makin kuat dan sering
Hamil belum cukap bulan dengan
keluar air-air dari jalan lahir.

• Riwayat keluar darah lendir (-), riwayat keputihan (+), riwayat post
coital (-), riwayat diurut-urut (-), riwayat minum obat atau jamu (-),
riwayat demam (-), os mengaku hamil kurang bulan dan gerakan
anak masih dirasakan. Os lalu dibawa ke RSMY Bengkulu..
Pemeriksaan Fisik

Status Present
• Keadaan umum : sedang • Tipe badan : atletikus
• Kesadaran : compos mentis • Berat badan : 53 kg
• Tekanan darah : 110/80 mmHg • Tinggi badan : 158 cm
• Nadi : 85 x/menit • BMI : 22 (Normal)
• Pernafasan : 20 x/menit
Pemeriksaan Fisik

anemis
Pemeriksaan Fisik
Status Obstetri

• FUT ½ antara proccessus xyphoideus dan


Pemeriksaan pusat (29 cm), memanjang, punggung kanan,
luar presentasi kepala, U 5/5, His (-) , DJJ 147
x/menit, TBJ: 2480 gram

• Portio livide, OUE tertutup, fluor (-) fluxus


Inspekulo: (+) ketuban tak aktif, tes lakmus (+) merah
menjadi biru, E/L/P (-)

• Portio lunak, posterior, eff 0%, Ø kucup,


Pemeriksaan kepala, floating, ketuban dan petunjuk
dalam (VT): belum dapat dinilai
Pemeriksaan Penunjang

• Hasil laboratorium (11 Mei 2018)


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hemoglobin 5,7 12,0 – 16,0 gr/dL

Hematokrit 20 40 – 54 %

Leukosit 13.600 4.000 – 10.000 mm3

Trombosit 460.000 150.000 – 400.000 sel/mm3

HIV Non Reaktif

HbsAg Negatif
Morfologi Darah Tepi
(17 Mei 2018)
• Hb : 5,7
• Leukosit : 13.600
• Trombosit : 460.000
• Hematokrit : 20%
• Eritrosit :-
• Diff count : 0/0/0/76/22/2
• MCV/MCH/MCHC/RDW-CV : 62,2/18,4/29,4/18,4
• Kesan Eritrosit : Anisositosis dominasi mikrositik, sel sigar, sel pensil,
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafragmentosit, hipokromik
• Kesan Leukosit : Jumlah cukup, morfologi dalam batas normal
• Kesan Trombosit : Jumlah cukup, morfologi dalam batas normal
• Kesimpulan : Gambaran anemia defisiensi besi
Pemeriksaan Penunjang
USG (11/05/ 2018, pukul 22.30 WIB)
• Tampak janin tunggal hidup presentasi kepala
• Fetal Biometry
BPD : 8,2 cm
HC : 30,12 cm
AC : 10,42 cm
FL : 6,92 cm
EFW : 2.481 gram
FHR : 143 x/menit
• Plasenta corpus anterior
• Ketuban cukup
• Kesan : Hamil 35 minggu janin tunggal hidup presentasi kepala
Indeks Tokolitik

0 1 2 3 4
Kotraksi Tidak ada Ireguler Reguler

Ketuban Tidak ada - Tinggi/tidak - Rendah/pecah

pecah jelas

Perdarahan Tidak ada spotting Perdarahan - -

Pembukaan Tidak ada 1 cm 2 cm 3 cm ≥ 4 cm

Total 5
Diagnosis
• G1P0A0 hamil 35 minggu belum inpartu dengan KPD 3
jam janin tunggal hidup presentasi kepala + Anemia
Berat
Terapi
• Konservatif
• Observasi tanda vital ibu, His, denyut jantung janin
• Cek labor, darah lengkap, kimia darah, dan cross match
• IVFD RL gtt xx/menit
• Bed rest total
• Nifedipine tablet 4x10 mg
• Injeksi Dexamethason 1x12 mg
• R/ konfirmasi dengan USG
Transfusi PRC 4x250cc
Gambaran darah tepi
Prognosis
• Ibu: dubia ad bonam
• Janin: dubia ad bonam
• Follow Up
Pembahasan
Apakah diagnosis pada pasien ini
sudah tepat ?
Pasien Ny. NPS berusia 26 tahun datang dengan
keluhan keluar air-air dari jalan lahir.

G1P0A0 hamil 35 minggu belum inpartu dengan KPSW 3 jam


janin tunggal hidup presentasi kepala + Anemia Berat
• Pasien sedang hamil anak pertama
G1P0A0 • Usia kehamilan 35 minggu yang
hamil 35 diketahui dari pemeriksaan obstetri,
minggu USG, dan HPHT pasien tanggal 11
Mei 2018.
Anamnesis:
Riwayat keluar darah lendir (-),

Pemeriksaan fisik:
PL: His (-)
VT: eff 0%, Ø kucup

Belum Inpartu
Ketuban Pecah Dini???
Keluar cairan yang banyak dengan warna jernih dan
Anamnesis tidak berbau secara tiba-tiba dari jalan lahir, riwayat
keputihan (+)

Portio livide, OUE tertutup, fluor (-) fluxus (+)


Inspekulo
ketuban tak aktif

Pemeriksaan tes lakmus (+) merah menjadi biru


penunjang USG : AFI 7,36 cm
Ketuban pecah dini

Definisi

etiologi

Patofisiologi
Ketuban pecah dini

Definisi

etiologi

Patofisiologi
definisi
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya ketuban sebelum persalinan.

• Pecah ketuban saat • umur kehamilan ibu • pada usia kehamilan


umur kehamilan antara 34 minggu ≥ 37 minggu
ibu antara 24 sampai kurang 37
sampai kurang dari minggu.
34 minggu

KPD sangat KPD


KPD aterm
preterm preterm
Ketuban pecah dini

Definisi

etiologi

Patofisiologi
Ketuban pecah dini

Definisi

etiologi

Patofisiologi
etiologi

Infeksi

Serviks yang tidak lagi mengalami


kontraksi (inkompetensia)

Trauma
etiologi

Riwayat ketuban pecah dini sebelumnya

Tekanan intra uterin yang meningkat secara berlebihan


(overdistensi uterus) misalnya polihidramnion dan gemeli.

Faktor paritas, terbagi menjadi primipara


dan multipara.
Ketuban pecah dini

Definisi

etiologi

Patofisiologi
Ketuban pecah dini

Definisi

etiologi

Patofisiologi
Patofisiologi

Sintesis
Degradasi matriks
ekstraselular
matriks metaloproteinase
struktur selaput ketuban saat aterm
penurunan jumlah jaringan kolagen,(MMP) merupakan suatu
terganggunya struktur kolagen, grup enzim yang dapat
serta peningkatan aktivitas memecah komponen-
kolagenolitik. komponen matriks
tissue inhibitor
ektraseluler.
metalloproteinase (TIMP),
TIMP-1 menghambat aktivitas
MMP-1, MMP-8, MMP-9 dan
TIMP-2 menghambat aktivitas
MMP-2.
Degradasi
MMP TIMP
kolagen
• Mekanisme multifaktorial menyebabkan ketuban pecah dini
etiologi

Infeksi

Peregangan Selaput Ketuban

Defisiensi vitamin C

Faktor-faktor lain
Komplikasi
Janin
Persalinan Prematur
Infeksi
Hipoksia dan Asfiksia
Sindroma deformitas janin

Ibu
endomyometritis
korioamnionitis
sepsis
Hb: 5,7 gr/dl Anemia Berat

Berdasarkan klasifikasi WHO, anemia


terbagi menjadi:
1)Tidak anemia : 11 gr/dl
2) Anemia ringan : 9-10 gr/dl
3) Anemia sedang : 7-8 gr/dl
4) Anemia berat : < 7 gr/dl
Anemia dalam Kehamilan
Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga
memicu peningkatan produksi eritropoietin

Peningkatan volume plasma ≠ Peningkatan eritrosit


• Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke-6
kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke-24
kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu
ke 37.
• Penurunan hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan
hitung eritrosit biasanya tampak pada minggu ke-7 sampai
ke-8 kehamilan dan terus menerus sampai minggu ke-16
sampai ke-22 ketika titik keseimbangan tercapai.
Anemia secara praktis didefinisikan sebagai kadar
Ht, konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit dibawah atas
“normal”.
Status kehamilan Hemoglobin (gr/dl) Hematokrit (%)
Tidak hamil 12,0 36
Hamil
Trimester 1 11,0 33
Trimester 2 10,5 32
Trimester 3
11,0 33
Sebagian besar perempuan mengalami anemia
selama kehamilan, baik di negara maju maupun negara
berkembang. WHO memperkirakan bahwa 35-75 % ibu
hamil dinegara berkembang dan 18 % ibu hamil
dinegara maju mengalami anemia.
• Penyebab tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi.

• Sekitar 75% anemia dalam kehamilan disebabkan


oleh defisiensi besi yang memperlihatkan gambaran
eritrosit mikrositik hipokrom pada apusan darah tepi.
Gambaran Darah tepi

• MCV < 80
• MCH < 28
• MCHC < 32
Anemia Defisiensi Besi
• Mikrositik
Hipokromik
Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi merupakan tahap


defisiensi besi yang paling parah, yang ditandai dengan
penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum dan
saturasi transferin yang rendah, dan konsentrasi
hemoglobin atau nilai Ht yang menurun.
Pada kehamilan, kehilangan zat besi terjadi akibat
pengalihan besi maternal ke janin untuk eritropoiesis.
Oleh karena sebagian besar perempuan mengawali
kehamilan dengan cadangan besi yang rendah, maka
kebutuhan tambahan ini berakibat pada anemia
defisiensi besi2.
Ibu dengan anemia meningkatkan resiko komplikasi
seperti kelahiran kecil untuk masa kehamilan (KMK)
atau small-for-gestational age (SGA), kelahiran
prematur, dan mortalitas perinatal
Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan
dengan suplementasi besi dan asam folat. WHO
menganjurkan untuk memberikan 60 mg besi selama 6 bulan
untuk memenuhi kebutuhan fisiologi selama kehamilan.
Namun banyak literatur menganjurkan dosis 100 mg besi
setiap hari selama 16 minggu atau lebih pada kehamilan. Di
wilayah-wilayah dengan prevalensi anemia yang tinggi,
dianjurkan untuk memberikan suplementasi sampai tiga
bulan pertama2.
Apakah tatalaksana pada pasien ini sudah tepat?
• Hamil 35 minggu
• Belum inpartu
• Leukosit 13.600 Konservatif
mm3/sel
Konservatif Aktif

Rawat di rumah sakit. Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan


oksitosin, bila gagal pikirkan seksio
Rawat di rumah sakit, berikan antibiotik sesarea.
H < 32 – 34 minggu, dirawat Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan
antibiotika dosis tinggi dan
H 32-37 minggu, belum inpartu, tidak
persalinan diakhiri jika :
ada infeksi: beri deksametason.
Terminasi pada kehamilan 37 minggu Bila skor pelvik < 5, lakukanlah
H 32-37 minggu, sudah in partu, tidak pematangan serviks, kemudian
ada infeksi, berikan tokolitik dan induksi. Jika tidak berhasil, akhiri
deksametason dan induksi sesudah 24 persalinan dengan seksio sesarea.
jam.
Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada Bila skor pelvik > 5, induksi
infeksi, beri antibiotik dan lakukan persalinan, partus pervaginam.9
induksi.
observasi TV, untuk mengetahui pemantauan kondisi ibu dan
kontraksi,dan DJJ janin agar tetap stabil

• Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-


carian RL
obatan ke dalam tubuh

Cefotaxime 2x1 gr
antibiotik profilaksis
IV
Antibiotik
Untuk memperlama masa laten
AMPICILLIN
2 gram IV setiap 6 jam dan
ERYTHROMYCIN
250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam, dikali 4 dosis diikuti dengan
AMOXICILLIN
250 mg PO setiap 8 jam selama 5 hari dan
ERYTHROMYCIN
333 mg PO setiap 8 jam selama 5 hari, jika alergi ringan dengan penisilin, dapat digunakan:
CEFAZOLIN
1 gram IV setiap 8 jam selama 48 jam dan
ERYTHROMYCIN
250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam diikuti dengan :
CEPHALEXIN
500 mg PO setiap 6 jam selama 5 hari dan
ERYTHROMYCIN
333 mg PO setiap 8 jam selama hari
Jika alergi berat penisilin, dapat diberikan VANCOMYCIN 1 gram IV setiap 12 jam selama 48
jam dan
ERYTHROMYCIN
250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam diikuti dengan
CLINDAMYCIN
300 mg PO setiap 8 jam selama 5 hari
Nifedipine tablet
4x10mg
tokolitik

Injeksi
Dexamethasone Pematangan paru
1x12 mg

Transfusi PRC
Memperbaiki Hb
4x250cc
Tokolitik

• Nifedipin merupakan salah satu calcium channel blocker yang digunakan untuk
mencegah persalinan preterm (tokolisis) dan sebagai antihipertensi. Regimen yang
direkomendasikan adalah 10 mg kapsul oral, diulang tiap 15 – 30 menit, dengan
dosis maksimum 30 mg.
• Pada pasien ini diberikan dexamethason 12 mg/24 jam selama 2 hari
yang bertujuan untuk pematangan paru janin. Kortikosteroid diberikan
pada usia kehamilan ≤ 34 minggu untuk menurunkan risiko RDS dan
mortalitas janin serta neonatal. Kortikosteroid bekerja dengan
menginduksi enzim lipogenik yang dibutuhkan dalam proses sintesis
fosfolipid surfaktan dan konversi fosfatidilkolin tidak tersaturasi
menjadi fosfatidilkolin tersaturasi, serta menstimulasi produksi
antioksidan dan protein surfaktan.
• Pada pasien diberikan terapi transfusi PRC 4 x 250 cc karena
didapatkan kadar Hb pasien 5,7 gr/dl. Transfusi PRC hampir selalu
diindikasikan pada kadar Hb < 7 gr/dl, terutama pada anemia akut.
Transfusi tidak dilakukan bila kadar Hb ≥ 10 gr/dl. Sel darah merah
pekat (PRC) merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah
dipekatkan dengan memisahkan komponen-komponen yang lain
sehingga mencapai hematokrit 65-70%, yang berarti menghilangnya
125-150 ml plasma dari satu unitnya. PRC merupakan pilihan utama
untuk anemia kronik karena volumenya yang lebih kecil dibandingkan
dengan whole blood
• Pada pasien ini dilakukan prosedur terminasi kehamilan pada tanggal
14 Mei 2018 karena telah menunjukkan tenda inpartu, yaitu penipisan
dan dilatasi servik, his yang adekuat, dan keluar darah lendir. Skor
tokolitik juga menunjukkan skor 10, sehingga tidak dapat diberikan
tokolitik. Oleh karena itu keputusan terminasi kehamilan dengan
partus pervaginam pada pasien ini sudah tepat dilakukan.
KESIMPULAN

• Diagnosis pada pasien yaitu G1P0A0 hamil 35 minggu


belum inpartu dengan KPD 3 jam janin tunggal hidup
presentasi kepala + anemia berat sudah tepat

• Penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat yaitu


pemberian antibiotik, tokolitik, kortikosteroid,
transfusi darah, dan terminasi pervaginam
TERIMAKASIH

Potrebbero piacerti anche