Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
KUSTA
Disusun Oleh :
Rani Gusmawati
Rani Megawati
Internasional
• Indeterminate (I)
• Tuberkuloid (T)
• Boderline (B)
• Lepromatosa (L)
Ridley-Jopling
• Tipe TT (tuberkuloid)
• BT (borderline tuberculoid)
• BB (mid borderline)
• BL (borderline lepromatous)
• LL (lepromatosa)
Tipe LL
Predileksi
Lesi Kulit tubuh yang relatif lebih dingin (muka,
hidung, telinga, dll)
Kerusakan saraf saraf tepi yang superfisial.
N. fasialis lagoftalmus
N. trigeminus anestesi kornea
N. aurikularis magnus
N.radialis drop wrist
N.ulnaris claw hand
N. medianus
N. peroneus komunis drop foot
N. tibialis posterior claw toes
Claw toes
BTA positif
Diagnosis
PENGOBATAN PENYAKIT KUSTA
Regimen pengobatan kusta di
Indonesia disesuaikan dengan
rekomendasi WHO (1995),
yaitu program Multi Drug
Therapy (MDT) dengan
kombinasi obat medikamentosa
utama yang telah diterapkan
sejak tahun 1981 yaitu terdiri
dari :
Rifampisin
Klofazimin (Lamprene)
DDS (Dapson/4,4-diamino-
difenil-sulfon)
REAKSI KUSTA
Reaksi kusta
Menggambarkan keadaan mengenai berbagai gejala dan
tanda radang akut lesi os kusta, yang dianggap sebagai kelaziman
pada perjalanan penyakit atau bagian komplikasi penyakit kusta.
Etiologi
Episode hipersensitivitas akut terhadap antigen basil gangguan
keseimbangan imunitas yang telah ada.
PENANGANAN REAKSI KUSTA
Tujuan penanganan reaksi kusta :
- Mengatasi neuritis untuk mencegah agar tidak berkelanjutan
- Secepatnya dilakukan tindakan agar tidak terjadi kebutaan bila
mengenai mata
- Membunuh kuman penyebab agar penyakitnya tidak meluas
- Mengatasi rasa nyeri
Prinsip pengobatan reaksi kusta :
1. Pemberian obat antireaksi
2. Istirahat / imobilisasi
3. Analgetik, sedatif untuk mengatasi nyeri
4. Obat antikusta diteruskan
KECACATAN KUSTA
Jenis cacat kusta :
Primer
Akibat aktivitas penyakit,terutama respon jaringan
terhadap M.Leprae
Macam cacat primer :
Saraf sensorik (anastesi), s.motorik (wrist drop,foot drop,
claw hand, claw toes, lagoftalmos) & s.otonom (kulit
kering,elastisitas kulit berkurang,gang. Refleks vasodilatasi)
Infiltrasi kuman pada kulit dan jaringan subkutan (kulit
berkerut & berlipat-lipat)
Sekunder
Akibat cacat primer, terutama adanya kerusakan saraf
(sensorik, motorik, otonom)
Beberapa contoh:
Anestesi memudahkan terjadinya luka akibat trauma
mekanis/termis infeksi sekunder
Kelumpuhan motorik kontraktur gangguan
menggenggam/berjalan
Lagoftalmos kornea kering timbul keratitis
Derajat cacat kusta berdasarkan WHO (1988) :
Cacat tangan dan kaki
Tingkat 0 : tidak ada anastesi dan kelainan anatomis
Tingkat 1 : ada anastesi, tanpa kelainan anatomis
Tingkat 2 : terdapat kelainan anatomis
Cacat mata
Tingkat 0 : tidak ada kelainan pada mata (termasuk visus)
Tingkat 1 : + kelainan mata, visus sedikit berkurang
Tingkat 2 : + lagoftalmus dan visus sangat terganggu (6/60)
PENCEGAHAN CACAT PADA KUSTA
Upaya pencegahan cacat primer
Diagnostik dini
Pengobatan secara teratur dan adekuat
Penatalaksanaan reaksi
Perawatan tangan
• Terdapat kelemahan otot latihan secara aktif, tetapi masih ada sisa
kekuatan otot atau hampir hilang latihan secara pasif
• Pertahankan ROM sendi2 tangan dengan latihan aktif/pasif
• Bila ada insensitive hand:
• Rendam dalam air selama 30 menit
• Minyaki agar tetap lembab
• Haluskan bagian kulit yang kering
• Hindari benda2 tajam & panas
Perawatan kaki
• Kelemahan otot terapi latihan
• Pertahankan ROM sendi2 kaki
• Bila ada insensitive feet:
• Rendam dalam air selama 30 menit
• Minyaki agar tetap lembab
• Haluskan bagian kulit yang keras
• Berjalan dengan memakai als kaki lunak
• Bila perlu pakai alat bantu jalan
• Timbul ulkus rawat setiap hari
Rehabilitasi Medik
• upaya rehabilitasi
Bila kasus difokuskan pada
pencegahan handicap &
lanjut mempertahankan
kemampuan fungsi sisa
Beberapa hal yang harus dilakukan
pasien:
Pemeliharaan
kulit harian
Dukungan Latihan
psikososial & Fisioterapi
keluarga
Program Proteksi
okupasi terapi tangan & kaki
Ortese/Protese
Pemeliharaan kulit harian
Tangan •
•
Jangan sentuh gelas/barang panas
Lapis pegangan alat-alat rumah
dengan bahan lembut
Above
Knee
Below Knee
Program okupasi terapi
Latihan reedukasi motorik
• Latihan lingkup gerak sendi dan peregangan
• Memanfaatkan alat bantu kerja, dilakukan gerakan motorik tangan
dan jari-jari, melatih koordinasi gerak dengan bagian ekstrimitas
yang sehat
• Gerak terampil tangan dan jari pulp pinch, lateral pinch; three jaw
chuck pinch
• Latiha posisi dan postur aktif & pasif