Sei sulla pagina 1di 97

Thermal Power Station, PLTU

Electrical Power
Superheater
Feedwater High- Low-
Steam Pressure Pressure
Drum Turbine Turbine
Exhaust

Generator
Water
Walls

Reheater

Steam
Condenser

Insulated tube
Downcomers
Burner Feedwater
pump Flue
Fuel gas
Economizer stack
Water heater Fresh Cooling Water

Induced
Air Header
draft fan

Air
Ash handling Precipitator SO2 Scrubber
heater
Fabric filter

Air Air
Fuel
pump Fuel
Forced
draft fan
Feedwater
Main Components of TPS
• Coal & Ash handling plant
• Steam generating plant
– Boiler
– Superheater
– Economiser
– Air-preheater
• Steam turbine
• Feed water
• Cooling arrangement
• Electrical apparatus
Turbin, Generator & Exciter
Struktur Dasar Kontrol PTL
Struktur Tempo Kontrol PTL
Sistem Kontrol jaringan listrik

Kecepatan generator :

120 f
N [ rpm]
p

f : frekuensi teg. Listrik [Hz]


p : Jumlah pole generator

Apabila beban turun/berkurang,


maka kecepatan generator naik,
sebaliknya jika beban naik maka
kecepatan generator akan turun.
Sistem Kontrol PLTU
Primary Control (orde 30 detik)
Primary Control Law
Turbin Following
- Sinyal “ load demand” digunakan untuk mengatur “boiler firing
rate “ dan “fluid pumping rate”
- Respon lambat, monoton dan stabil.
Boiller Following
- Sinyal “load demand” diberikan pada governor, sehingga
responnya cepat.
- Pemulihan tekanan lambat, non-linier, apabila perubahan demand
melebihi kapasitas boiler akan terjadi osilasi.
Coordinated/Integrated Control
- System secara simultan mengatur/adjust “firing rate”, “pumping
rate” dan “turbin throttling” untuk mengikuti “load demand”.
- Respon cepat dan stabil.
Control Mode Response
Blok Diagram Kontrol PLTU
Flyball Governors,
Berfungsi sebagai speed transducer, jika
kecepatan naik flyball naik dan sebaliknya jika
kecepatan turun flyball turun.

Gaya centrifugal :
Fc = 2 mRω2 [Newton]

dimana :
m = massa flyball
R = jari-jari arm
ω = kec.sudut (radian)
Speed Droop Governor
(Regulated Governor)
Feedback mekanik berfungsi untuk memperkuat gaya dan
stroke posisi throttle rod melalui hydrolic servomotor.
Compensated Governoor.
(Respon sangat baik dan stabilitas tinggi dengan sistem
double adjustment, yaitu course dan fine adjustments)
Reheat Turbine speed control
Parameter speed control
Control valve servomotor
Blok diagram non-reheat turbine
Konstanta steam turbine
Root Locus non-reheat turbine
Blok diagram reheat turbine
Root Locus reheat turbine
SISTEM KONTROL TURBIN
PLTA
Kontrol kecepatan turbin reaksi
dengan pengaturan wicket gates.

Wicket gates akan


membuka atau menutup
secara simultan dengan
memutar suatu “ shifting
ring”untuk mengatur debit
air yang masuk ke turbin.
Karena gaya yang
menggerakannya cukup
besar maka digunakan
servomotor.
Sistem kontrol kecepatan putar
Turbin Pelton
Sistem kontrol kecepatan putar
Turbin Kaplan.
Blok diagram sistem kontrol
turbin/generator PLTA
Dasar Sistem kontrol generator
Sistem eksitasi Gen.Sinkron
`

Kontrol Daya Aktif dan Reaktif


Konfigurasi Daya Listrik
Ilustrasi Daya Aktif , Reaktif dan daya
Semu , serta Power Factor
Power Factor
Kompensasi Daya Reaktif
Power Factor
 Caused by Inductive Loads
 Total Power (kVA)2=[Real Power (kW)]2+[Reactive Power (kVAR)]2
 Improved power factor can:
 Reduce utility bills (PF not penalized in ComEd service territory)
 Increase capacity in electrical distribution system

Real Power
Power Factor=
Apparent Power
US DOE – Industries of the Future Workshop
Series
Kontrol daya aktif dan reaktif

 Daya aktif : berkaitan dengan


pengontrolan frekuensi 
kecepatan generator
 Daya reaktif : berkaitan dengan
pengontrolan tegangan output
generator.
Sistem Kontrol Daya Aktif
Speed governing
Blok Diagram Fungsi Transfer
Rotor Speed.
Relasi antara daya P dan torsi T, dinyatakan dengan persamaan :

𝑃 = 𝜔𝑟 𝑇 ……………………………. (1)

Dengan memperhitungkan adanya deviasi kecil ( Δ ), dari nilai inisialnya maka persamaan (1) dapat
ditulis :

𝑃 = 𝑃𝑜 + ∆𝑃

𝑇 = 𝑇𝑜 + ∆ 𝑇 ……………………………….. (2)

𝜔𝑟 = 𝜔𝑜 + ∆𝜔𝑟

Substitusi persamaan (1) dan (2) :

𝑃𝑜 + ∆ 𝑃 = 𝜔𝑜 + ∆𝜔𝑟 (𝑇𝑜 + ∆𝑇) ………………….(3)

Relasi antara nilai perturbed dengan mengabaikan nilai high-ordered, didapat :

∆𝑃 = 𝜔𝑜 ∆𝑇 + 𝑇𝑜 ∆𝜔𝑟 ………………………………………(4)

Sehingga :

∆𝑃𝑚 − ∆𝑃𝑒 = 𝜔𝑜 (∆ 𝑇𝑚 - ∆ 𝑇𝑒 ) + (𝑇𝑚𝑜 - 𝑇𝑒𝑜 ) ∆ 𝜔𝑟 …………….(5)

Jika pada kondisi steady-state, torsi elektrik dan mekanik sama , maka 𝑇𝑚𝑜 = 𝑇𝑒𝑜 , dengan kecepatan
dinyatakan dengan p.u. 𝜔𝑜 = 1 , maka :

∆ 𝑃𝑚 - ∆ 𝑃𝑒 = ∆ 𝑇𝑚 - ∆ 𝑇𝑒 ………................... (6)
Respon generator terhadap
perubahan beban
Respon beban terhadap perubahan frekuensi :

Pada umumnya beban system listrik terdiri dari berbagai macam peralatan listrik. Berdasarkan
responnya terhadap frekuensi , beban dapat dibagi dua , yaitu :

a. Non-frequency sensitive load : beban yang tidak terpengaruh terhadap perubahan frekuensi,
misalnya : lampu pijar, elemen pemanas, dll.
b. Frequency sensitive load : beban yang sensitive terhadap perubahan frekuensi, misalnya motor,
transformator , pompa , dsb.

Karakteristik ketergantungan terhadap frekuensi dari beban komposit, dinyatakan dengan persamaan :

∆ 𝑃𝑒 = ∆ 𝑃𝐿 + 𝐷 ∆ 𝜔𝑟

Dimana :

∆ 𝑃𝐿 = perubahan beban yang non-frequency sensitive.


𝐷 ∆𝜔𝑟 = perubahan beban yang frequency sensitive
𝐷 = konstanta damping beban ( typical value : 1 % atau 2 %)
Konstanta damping beban D dinyatakan dalam persent (%) perubahan beban untuk 1% perubahan
frekuensi. D= 2, artinya untuk perubahan 1 % frekuensi menyebabkan 2 % perubahan beban.
Respon beban terhadap deviasi
frekuensi
CONTOH SOAL :

Suatu system daya listrik terdiri dari 4 buah generator yang identik dengan kapasitas masing-masing
500 MVA, yang mensuplai beban dengan daya 1020 MW. Konstanta inertia rotor H = 5 , pada basis
500 MVA. D = 1.5 %.
Apabila terjadi perubahan beban tiba-tiba sebesar 20 MW , :
a. Tentukan diagram blok system dengan konstanta H dan D untuk basis 2000 MVA.
b. Tentukan deviasi frekuensi, dengan asumsi tidak dilakukan speed-governing (pengontrolan
kecepatan).

JAWAB :

a. Untuk 4 unit generator dengan basis 2000 MVA, maka

500
𝐻 = 5.0 𝑥 2000 𝑥 4 = 5.0
Sehingga :
M = 2 H = 10.0 s

D untuk beban (1020 – 20 MW = 1000 MW) pada basis 2000 MVA. , maka :

1000
𝐷 = 1.5 % 𝑥 = 0.75 %
2000
a. Dengan tanpa adanya speed governing maka ∆𝑃𝑚 = 0 , sehingga blok diagramnya adalah
sebagai berikut :

1 1
Dimana : 𝐾= = = 1.33
𝐷 0.75

𝑀 10
𝑇 = = = 13.33 s
𝐷 0.75

Perubahan beban :
− 20
∆ 𝑃𝐿 = − 20 𝑀𝑊 = = - 0.01 p.u.
2000

Untuk penurunan beban sebesar 0.01 p.u. (step function) , maka bentuk transformasi
Laplacenya adalah :

− 0.01
∆ 𝑃𝐿 𝑠 =
𝑠

Sehingga persamaan blok diagramnya adalah :

−0.01 𝐾
∆ 𝜔𝑟 𝑠 = −
𝑠 1 + 𝑠𝑇

Inverse Laplace dari persamaan diatas adalah :

−𝑡
∆ 𝜔𝑟 𝑡 = −0.01 𝐾 𝑒 𝑇 + 0.01 𝐾
−𝑡
= −0.01 𝑥 1.33 𝑒 13.33 + 0.01 x 1.33

= −0. 0133 𝑒 −0.075 𝑡 + 0.0133


Konstanta waktu (time constant) T = 13.33 dan steady state speed deviationnya adalah :

∆𝑃𝐿
∆𝜔𝑠𝑠 = − 𝐷
= 0.0133 𝑝. 𝑢.

= 0. 0133 x 60 Hz = 0.8 Hz.


Iso-chronous Governor
Respon Generator thd
Isochronous Governor
Governor dgn karakteristik
speed-droop
Reduced Blok Diagram
Persentase Speed regulation
(Droop) .
Karakteristik steady state
Load Sharing
Kontrol daya output generator
Effek speed changer setting
Sistem Kontrol Daya Reaktif
DAYA REAKTIF DAN KONTROL TEGANGAN

Daya reaktif tidak dapat ditransmisikan melalui saluran jarak jauh, sehingga kontrol tegangan
dapat dilakukan secara efektif dengan suatu peralatan khusus yang tersebar sepanjang
jaringan listrik.

PRODUKSI DAN ABSORPSI DAYA REAKTIF

1. Generator Sinkron : dapat membangkitkan atau menyerap daya reaktif tergantung dari
excitasinya. Jika over-excited maka generator akan mensuplai daya reaktif, sedangkan jika
under-excited maka generator akan menyerap daya reaktif. Untuk mengontrol tegangan
eksitasi dilakukan dengan AVR.
2. Overhead lines : akan bersifat membangkitkan atau menyerap daya reaktif tergantung arus
bebannya. Jika arus beban dibawah beban naturalnya maka bersifat sebagai pembangkit daya
reaktif, tetapi apabila dialiri arus diatas beban naturalnya maka akan bersifat menyerap daya
reaktif.
3. Underground cable : karena mempunyai kapasitansi yang besar , sehingga seringkali dibebani
dibawah beban naturalnya, sehingga bersifat membangkitkan daya reaktif.
4. Transformer : selalu menyerap daya reaktif.
5. Beban (loads) : selalu menyerap daya reaktif.
METODA PENGONTROLAN TEGANGAN

Pada prinsipnya pengontrolan tegangan generator adalah mengatur sifat produksi dan
absorpsi serta aliran daya reaktif , dengan cara mengontrol tegangan eksitasi pada lilitan rotor
generator.
Sedangkan untuk mengontrol daya reaktif pada jaringan transmisi dan distribusi, dilakukan
dengan cara :
1. Memasang shunt capasitor, shunt reactor , synchronous condenser dan static var
compensator ( SVCs)
2. Memasang line reactance compensator, yaitu series capasitor.
3. Dengan menggunakan regulating transformer, seperti misalnya tap-changing transformer
dan booster.
Catatan : - shunt /series capasitor atau reactor , merupakan passive compensator.
- Synchronous condenser dan SVCs , merupakan active compensator ( dapat
berfungsi sebagai producer atau absorber daya reaktif, tergantung kebutuhan).
SYNCHRONOUS CONDENSERS
Adalah mesin sinkron yang berjalan tanpa menggunakan penggerak mula (prime mover) atau beban
mekanik. Pengontrolan tegangan dilakukan dengan mengatur tegangan eksitasinya, sehingga bisa
diatur kapan mengirimkan atau menyerap daya reaktif. Dengan menggunakan AVR dapat diatur
secara automatic pengaturan output daya reaktif.
JENIS-JENIS COMPENSATOR VARS

 Shunt Capasitor
 Series Capasitor
 Shunt Reactor
 Synchronous Condenser
 SVC
 STATCOM
STATIC VAR SYSTEMS (SVCs)
SVCs adalah berbentuk adalah shunt-connected static generator/absorber yang outputnya
berubah-ubah sesuai kebutuhan untuk mengontrol daya reaktif. Disebut static karena tidak ada
komponen/bagian yang bergerak.

Jenis-jenis SVC :

1. Saturated Reactor (SR)


2. Thyristor Controlled Reactor (TCR)
3. Thyristor Switched Capasitor (TSC)
4. Thyristor Switched Reactor (TSR)
5. Thyristor Controlled Transformer (TCT)
6. Self or line commutated Converter (SCC/LCC)
STATIC VAR COMPENSATOR
STATCOM
(Static Synchronous Compensator)
STATCOM yang menggunakan storage device atau sumber daya , menyebabkan STATCOM mampu
mengontrol output daya real. STATCOM mempunyai dynamic performance yang lebih baik
dibandingkan dengan SVC, dan mempunyai kemampuan memperbaiki transient response yang lebih
cepat disbanding SVC.
Shunt capasitor and reactor
(SVC)

Potrebbero piacerti anche