Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
2
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
2015-2019
1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, usia kerja,
dan lanjut usia.
2. Meningkatkan status gizi masyarakat
3. Meningkatkan pengendalian penyakit menular, tidak menular, dan penyehatan
lingkungan
4. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan kualitas farmasi dan alat
kesehatan
5. Meningkatkan pengawasan obat dan makanan
6. Menguatkan Jaminan Kesehatan Nasional
7. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
8. Manajemen dan Pembiayaan Kesehatan
9. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran dan kualitas sumber daya manusia kesehatan
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KESEHATAN KERJA
UPAYA KESEHATAN KERJA DITUJUKAN UNTUK
MELINDUNGI PEKERJA AGAR HIDUP SEHAT DAN
KEBIJAKAN TERBEBAS DARI GANGGUAN KESEHATAN SERTA
KESEHATAN PENGARUH BURUK YANG DIAKIBATKAN OLEH
KERJA PEKERJAAN
antara lain:
RUANG LINGKUP
PEKERJA PEREMPUAN
KELOMPOK
RENTAN PEKERJA DENGAN TINGKAT RISIKO LINGKUNGAN SEDANG-
SANGAT TINGGI
KELOMPOK PEKERJA MISKIN
KESEHATAN KERJA ADALAH HAK PEKERJA
PENYAKIT PENYAKIT
MENULAR TIDAK
MENULAR
ANEMIA
TB DI TEMPAT KERJA HIPERTENSI
HIV DI TEMPAT KERJA DIABETES MELITUS
MALARIA DI TEMPAT KERJA KOLESTEROL
FLU DITEMPAT KERJA JANTUNG
DLL
KARAKTERISTIK TEMPAT KERJA
CLOSE COMMUNITY
RATA-RATA USIA ANTARA 15 S/D 60 TAHUN.
PRODUKSI 24 JAM, TERBAGI DARI 3 SHIFT.
PENDIDIKAN DARI SD SAMPAI DOKTORAL (S3)
BURUH SAMPAI TOP MANAJEMEN
HAZARD BIOLOGI, FISIK, KIMIA, ERGONOMI DAN PSIKOSOSIAL.
TEKHNOLOGI SEDERHANA SAMPAI TINGKAT TINGGI.
PADAT KARYA, PADAT MODAL DAN PADA TEKHNOLOGI.
UKURAN KEGIATAN ADALAH KEUNTUNGAN (PROFIT)
REJECT/SULIT MENERIMA TERHADAP ISTILAH YANG BERBENTUK INSTITUSI
KERANGKA KONSEP
ANGKA ABSENSI
INDIKATOR KEMENKES
AKB
PK
K3 Akreditasi RS
P3
PTM
POS UKK PM
PEKERJA YANG PPSDM
SEHAT TKI Jafung
NAKER
GP2SP
TKI
Pekerja
KEMENERIAN/LEMBAGA
NO 5 Ling ja
OR
INDIKATOR
Meneg PP
GP2SP
KKP
Nelayan
Kerugian Negara 90 T pada pekerja :
1. Hari absen karena sakit rata2 4 hr /tahun Diknas
2. Kematian 15 orang per100.000 UKS
Penjaskes
3. Kecelakaan 7 orang /1000
Menpora
SUBDIT DAN TUPOKSI DI LINGKUP KESJAOR
Kesehatan Olahraga
Masyarakat
Kesehatan Okupasi
Kesehatan Olahraga
Pemeriksaan Kesehatan
Prestasi
Pekerja (Fit To work &
Return To Work) Pembinaan Kebugaran
Subdit Kes Subdit
Jasmani Pegawai
Surveilans Kesehatan Okupasi dan Kesehatan
Kerja Surveilans Olahraga Pembinaan BKOM
Dukungan Even
Nasional/internasional
Direktorat
Kesehatan
Kerja
dan
Pengendalian Pajanan di Kesehatan Pekerja
Lingkungan Kerja
Olahraga
Kesja di Institusi
Ergonomi Subdit
Subdit Pembinaan Profesi Kesja
Manajemen Risiko Lingkungan Kerja Kapasitas
Kesehatan GP2SP
dan Ergonomi Kerja
Pengukuran Kesehatan di Kesehatan Nelayan dan
Lingkungan Kerja Penyelam
Jumlah Pos UKK yang terbentuk di Jumlah Pos Upaya Kesehatan Kerja 25 Pos
daerah PPI (Pusat Pendaratan Ikan)/ yang dibentuk masyarakat informal UKK
TPI (Tempat Pelelangan Ikan) yang difasilitasi oleh puskesmas
KABUPATEN POSO
PUSKESMAS 23 Puskesmas, 2 Pusk. yang belum terakreditasi
PUSKESMAS
YANG
MENGIRIMKAN Puskesmas Meko, Tentena, Tonusu, Tangkura,
LBKP Tambarana, Tagolu, Kayamanya dan Lawanga
10 Pos UKK yang terdiri dari 2 Pos UKK di Pusk.
Lawanga, 2 Pos UKK di Pusk. Kayamanya,
JUMLAH POSSulewana, Pendolo, Taripa, Korobono, Watutau
UKK dan Tentena masing- masing 1 Pos UKK
DISTRIBUSI KEGIATAN
PENGERTIAN
TUJUAN/ CIRI SPESIFIK
SASARAN
PENYAKIT
Pola Hidup MASALAH
Lingkungan GIZI IPKM
Sosial Budaya PERILAKU
Produktifitas
F DISTRIBUSI WILAYAH
PENYELAMAN DI INDONESIA
30
G RENCANA PENINGKATAN KESEHATAN
NELAYAN DAN PENYELAM 2015-2019
35
TIPS KESELAMATAN KERJA
NELAYAN TRADISIONAL
1. Jangan pernah memakai cincin atau jam tangan di dek.
2. Jangan lilitkan tali di sekitar anggota tubuh/ tangan
Anda.
3. Gunakan pakaian lengan panjang yang warnanya tidak
menyerap sinar matahari (terang).
4. Pelatihan awak kapal baru secara rutin.
5. Ikuti pelatihan keselamatan melaut.
6. Pakailah Pakaian Pelindung Yang Aman.
7. Pastikan peralatan dirapihkan setelah digunakan
36
UPAYA KESEHATAN KERJA
NELAYAN
Surveillans kesehatan nelayan
Pengobatan penderita dengan penanganan tepat sasaran
Pertolongan pertama (first aids),
Pencegahan penyakit melalui gaya hidup sehat
Promosi kesehatan pada nelayan
37
UPAYA KESELAMATAN KERJA NELAYAN
Ketika naik atau meninggalkan kapal, menggunakan jalur gang atau tangga.
Jangan melompat.
Perhatikan pijakan untuk menghindari terjerat, terutama ketika kabel, tali atau jaring
bergerak.
Jangan berdiri di tali longgar atau kawat karena dapat mengencangkan tiba-tiba dan
melukai Anda, atau bahkan lebih buruk, menarik Anda ke laut.
38
UPAYA KESELAMATAN KERJA NELAYAN
Kepala tegak saat mengangkat beban.
Jangan berdiri di bawah beban atau di daerah di mana peralatan atas terdapat ayunan dan
menyebabkan cedera serius.
Jangan menekuk punggung atas beban ketika mengangkat beban berat.
Berdiri dengan kaki Anda sedikit terpisah, angkat dengan kaki Anda dan menjaga punggung
lurus saat mengangkat.
Memakai peralatan keselamatan yang tepat dan pakaian yang cocok untuk pekerjaan seperti
pelindung telinga, topi keras, kacamata, sepatu keselamatan, perangkat pelampung
perorangan, dan sarung tangan tebal jika diperlukan apa yang paling dapat
diimplementasikan?
39
UPAYA KESELAMATAN KERJA NELAYAN
Kenakan sarung tangan tebal saat menangani tali kawat dengan memperhatikan
tangan atau kaki pada posisi tidak menjerat kaki dan tangan.
Pastikan bahwa lubang geladak ditutup dengan benar ketika mereka tidak
digunakan untuk menghindari banjir dan jatuh melalui.
Pastikan sabuk dan bagian bergerak lainnya dari peralatan memiliki penjaga yang
tepat.
40
HOUSEKEEPING
Dek berantakan pasti akan menyebabkan
kecelakaan.
Bersihkan dek supaya pandangan jelas
Masukkan semua tali dalam gulungan.
Limbah bahan sintetis, kantong sampah dll tidak boleh dibuang ke laut karena menyebabkan
pencemaran
Tali, jaring, pancing, tidak boleh dilemparkan ke samping karena bisa salah sasaran ke
tubuh kita atau orang sekitar juga resiko dislokasi otot/keseleo/tergelincir
41
HOUSEKEEPING
Bahan sintetis dapat mengotori alat tangkap dan baling-baling dan dapat
membunuh ikan.
Bersihkan minyak pada filter dan kompor
Jangan pernah meninggalkan kompor panas tanpa pengawasan.
Pastikan aliran udara teratur.
Grease atau minyak dapat dengan mudah terbakar dan menyebabkan kebakaran
besar.
42
HOUSEKEEPING
Bahan mudah terbakar harus disimpan dalam wadah yang tepat, jauh dari tempat awak
kapal
Pastikan bahwa semua kabin dan tempat tinggal berventilasi baik.
Gas buang dari ruang mesin bisa mematikan jika terbentuk gas CO (karbomonoksida)
43
FAKTOR RISIKO PENYAKIT DEKOMPRESI
Usia > 40 tahun
Menggigil selama/ sesudah menyelam
Kegemukan
Dehidrasi
Latihan berat selama / sesudah menyelam
Kebugaran: tidak fit, lelah, kurang tidur
Mengkonsumsi alkohol.
Udara yang dihirup banyak mengandung CO2
Riwayat penyakit Dekompresi
Trauma
Tidak mengikuti prosedur penyelaman
Penyelaman berulang
Paparan ketinggian
44
PEKERJA BERISIKO
Peselam menggunakan kompresor konvensional:
- peselam mutiara,
- peselam biota laut,
- peselam moroami,
- pekerja pasang bubu
45
TANDA DAN GEJALA UMUM
PENYAKIT DEKOMPRESI TIPE 1
Gejala Utama : Nyeri di daerah persendian & otot- otot sekitarnya.
Gejala lainnya: Kelelahan berlebihan setelah menyelam, mengantuk pusing
ringan, gatal-gatal pada kulit
46
TANDA DAN GEJALA UMUM
PENYAKIT DEKOMPRESI TIPE 2
Penyakit dekompresi yg serius
Penglihatan kabur, lumpuh, kehilangan kesadaran, gangguan
keseimbangan, gangguan bicara, gangguan ingatan, Telinga berdenging
Gejala paru dan jantung: Gangguan pernafasan, sesak nafas, batuk dan
nyeri dada.
Gejala pada pencernaan: Mual, kehilangan napsu makan, muntah, kejang
usus dan diare kasus lebih berat dapat terjadi muntah dan berak darah.
47
OSTEONEKROSIS DISBARIK
FAKTOR RISIKO :
- Usia > 40 th
Menggigil selama/ sesudah menyelam
Kegemukan
Dehidrasi
Latihan berat selama / sesudah menyelam
Kebugaran: tidak fit, lelah, kurang tidur
Mengkonsumsi alkohol.
Udara yang dihirup banyak mengandung CO2
Riwayat penyakit Dekompresi
Trauma
Tidak mengikuti prosedur penyelaman
Penyelaman berulang
paparan ketinggian
48
PEKERJA BERISIKO
Peselam menggunakan kompresor konvensional:
- Peselam mutiara,
- Peselam biota laut,
- Peselam moroami,
- Pekerja pasang bubu
Gejala : Nyeri dan kekakuan sendi hingga limitasi gerakan sendi
PENGOBATAN :
Konservatif terhadap sendi yang akan rusak
- Mengurangi beban semaksimal mungkin
- Tirah Baring
- Bedah
49
BAROTRAUMA
FAKTOR RISIKO
Pemakaian alat penyelaman yang tidak sesuai.
Menyelam tidak sesuai dengan prosedur penyelaman
Penyakit yang bisa menimbulkan obstruksi pada saluran napas (sinusitis, influenza,
asma, dll)
Panik
PEKERJA BERISIKO
Peselam menggunakan kompresor konvensional:
Peselam mutiara, peselam biota laut, peselam moroami, pekerja pasang bubu
Peselam tahan napas.
50
BAROTRAUMA SINUS
Pengobatan:
Gjl : nyeri
Tampon hidung
perdarahan
Antibiotik bila perlu
51
Barotrauma Wajah
Penggunaan Masker
Gejala : Nyeri pada wajah, pembengkakan pada jaringan khususnya di bawah mata,
perdarahanconjungtiva dan prostusi mata.
Pengobatan : Kompres es pada bagian yang udema atau yang mengalami perdarahan.
52
BAROTRAUMA PARU
Gejala : sesak nafas meninggal
Pengobatan:
Mengeluarkan udara dengan menggunakan jarum atau thorakosentesis
53
KERACUNAN KARBON MONOKSIDA
FAKTOR RISIKO :
- pengguna kompresor konvensional
Pekerja berisiko:
Peselam menggunakan kompresor konvensional:
= Peselam mutiara
= peselam biota laut
= peselam moroami
= pekerja pasang bubu
54
TANDA DAN GEJALA UMUM
Sakit kepala
sesak nafas
mual,
kehilangan kesadaran sampai dgn meninggal
PENGOBATAN :
Ventilasi yg cukup
Hiperbarik oksigen (pilihan utama)
kortikosteroid
anti konvulsi (bila kejang)
55
KERACUNAN KARBON DIOKSIDA
FAKTOR RISIKO :
- pengguna kompresor konvensional
Pekerja berisiko:
Peselam menggunakan kompresor konvensional:
= Peselam mutiara
= peselam biota laut
= peselam moroami
= pekerja pasang bubu
56
TANDA DAN GEJALA UMUM
sakit kepala,
disorientasi dan gelisah
berkeringat banyak
tekanan darah meningkat
hilangnya koordinasi.
jika tidak cepat ditangani sesak nafas, kejang, kehilangan kesadaran.
PENGOBATAN:
Hiperbarik oksigen (pilihan utama)
anti konvulsi (bila kejang)
57
KERACUNAN NITROGEN
FAKTOR RISIKO :
Terpapar tekanan tinggi tergantung sensivitas seseorang
Pekerja berisiko:
Peselam menggunakan kompresor konvensional:
= Peselam mutiara
= peselam biota laut
= peselam moroami
= pekerja pasang bubu
58
TANDA DAN GEJALA UMUM
Gangguan ringan pelaksanaan tugas:
-Kegembiraan yg berlebih
- mengantuk,
- halusinasi,
-konsentrasi menurun hingga hilang ingatan.
PENGOBATAN
Penurunan ambang tekanan dengan cara naik ke permukaan sesuai prosedur.
59
HIPOKSIA
- FAKTOR RISIKO : hiperventilasi
- Pekerja berisiko : penyelam tahan nafas
-Gejala : lelah/sakit kepala, bibir membiru, kejang-kejang, kehilangan kesadaran
sampai kematian.
- Pengobatan : oksigen
60
HIPOTERMIA
FAKTOR RISIKO : - Tdk memakai baju selam standar
- Tubuh Kurus
- Belum beradaptasi dengan lingkungan
- Kurang latihan
Pekerja berisiko : - Peselam mutiara
- Peselam biota laut
- Peselam moroami
- Pekerja pasang bubu
61
TANDA DAN GEJALA UMUM
Gejala : - Rasa dinginmenggigil
- Ganguan berpikir
- Gangguan motorik & sensorik
- Halusinasi , hilang kesadaran - mati
PENGOBATAN :
Pemberian cairan
Selimut
Pakaian kering
62
PROSEDUR PENYELAMAN
Kondisi fisik harus prima
Mengetahui lingkungan penyelaman
Rencanakan penyelaman dan menyelam sesuai rencana tersebut
Naik ke permukaan harus perlahan tidak mendahului gelembung
gas pernafasan (sesuai standar prosedur penyelaman)
Jangan menahan nafas waktu naik kepermukaan
Jangan panik
63
BAHAYA PENYELAMAN
Hewan air
Kram air dingin
Barotrauma/tekanan gendang telinga
Penyakit Dekompresi
Hiperventilasi
Hipotermia
Keracunan gas pernafasan, CO, CO2, Nitrogen
Kurangnya kemampuan berenang
Bahaya bawah air atau rintangan medan bawah air
64
BAHAYA PENYELAMAN
Kompressor konvensional: tambal ban dgn oli utk pelumas/Mesran dgn pembakaran
tidak sempurna sehingga banyak CO2,
Penyelam tradisional dapat lebih lama menyelam
Tekanan atmosfer lebih lama akan merubah fisiologi nelayan penyelam
65
TANGGAP DARURAT
Pertolongan pertama
Penyelamatan
Evakuasi, termasuk evakuasi ke fasilitas recompression (pemulihan) terdekat
Pencarian orang hilang di laut
66
MENGENDALIKAN RESIKO KECELAKAAN OLEH KAPAL YANG MELEWATI
67
MENGENDALIKAN RESIKO KECELAKAAN OLEH KAPAL YANG MELEWATI
(UMUMNYA PENYELAM SUDAH TAHU TEMPAT YANG AMAN UNTUK
MENYELAM)
Menggunakan bendera dan lampu dengan ukuran yang tepat untuk menandai adanya
aktivitas selam
Memastikan orang yang ditugaskan melindungi/penanda ada kegiatan penyelaman, dapat
mengamati apabila ada kapal yang mendekat dan cara ini merupakan bagian dari sistem
komunikasi sandi/kode yang harus dikuasai penyelam
A (Alfa):Diver below (ada orang di bawah harap lebih pelan), or undergoing speed trial
(diperingatkan kapal yang lewat agar pelan)
(international code of signal and their alphabetic equivalent http://www.themeter.net/nautical1_e.htm)
68
FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENYELAM MUDAH KENA
DEKOMPRESI:
Latihan berat/kegiatan fisik berat selama atau setelah dekompresi
kebugaran fisik yang buruk dan obesitas
suhu air, misalnya air dingin dan panas
dehidrasi
peningkatan tekanan karbon dioksida
asupan alkohol
cedera fisik
teknik menyelam: bergerak cepat dan berulang
berulang-ulang dan berhari-hari menyelam
paparan ketinggian.
69
STANDAR PERTOLONGAN PERTAMA
PADA PENYELAM
Sebuah kit pertolongan pertama tersedia di lokasi menyelam. Isi kit (oksigen , infus set +
cairan, defebrilasi, intubasi & obat2an bethadin, anti alergi, tetes hidung, tetes telinga,
anti nyeri dll ) ini harus cukup untuk menangani cidera yang mungkin terjadi.
Persediaan harus mempertimbangan:
- jumlah penyelam,
- jarak dari layanan darurat,
- sifat dan jenis risiko bawah air menyelam yang sedang dilakukan.
Setiap kegiatan penyelaman harus ada orang yang menjaga di permukaan yang terlatih
untuk pertolongan pertama pada penyelaman
Kompressor yang digunakan harus dipastikan mampu menolong korban untuk dapat secara
spontan bernapas yang cukup
Pastikan di fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat dengan lokasi penyelam tersedia
tabung oksigen yang siap untuk digunakan pada pertolongan pertama
70
Standar Pertolongan Pertama
Pada Penyelam
Ketersediaan peralatan pertolongan pertama di POS UKK/PUSKESMAS terdekat
Peralatan juga harus dapat memfasilitasi penambahan oksigen apabila pernafasan buatan
diperlukan.
Orang yang memberikan pertolongan dengan oksigen seharusnya telah menerima pelatihan
basic life support.
Peralatan oksigen dan kadar oksigen diperiksa berkala oleh orang yang telah menerima
pelatihan untuk melaksanakan pemeriksaan dengan benar.
Oksigen harus tersedia untuk menolong korban dengan mempertimbangkan lokasi menyelam
dan akses ke POS UKK atau bila belum ada POS UKK maka ke Puskesmas terdekat.
71
PERALATAN
Rompi pelampung
Tas menangkap dan tool kit
Masker dan snorkeling (kalau ada bagus)
Sirip
Sarung tangan
Garis keselamatan
Timah untuk pemberat
Wetsuit/baju selam (kalau ada)
72
KEAMANAN MENYELAM
1. Jangan pernah menyelam ketika Anda tidak merasa sehat atau memiliki penyakit tertentu
(seperti influensa, jantung, hipertensi)
2. Jangan menahan nafas Anda saat naik ke permukaan.
3. Usahakan pada saat naik ke permukaan air, lakukan secara perlahan-lahan sambil bernapas
normal.
4. Jangan menyelam seorang diri.
5. Jangan minum alkohol sebelum menyelam. Sebelum menyelam jangan minum obat kecuali
dokter sudah menyatakan obat ini tidak mengganggu penyelaman Anda.
6. Perhatikan keadaan cuaca sebelum menyelam
7. Segera tinggalkan air (laut) begitu mendengar petir menyambar di kejauhan karena air
adalah penghantar listrik yang kuat.
8. Perbanyak minum untuk menghindari dehidrasi.
9. Naik ke permukaan secara perlahan agar tidak terjadi penyakit dekompresi
10. Menggunakan peralatan dan perlengkapan penyelaman dengan baik dan benar
73
PERMASALAHAN YANG TERKAIT
DENGAN KELUARGA
Kesehatan Ibu
Kesehatan Anak untuk upaya penanganan?
Kesehatan Gizi masalah, dampak dan upaya?
Penyakit Menular
Penyakit Tidak Menular
Sanitasi Lingkungan
PHBS
Pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
74
FAKTOR RISIKO
Ketersediaan air bersih ditingkat rumah tangga
Hygiene sanitasi: ketersediaan jamban dan pembuangan
sampah
Minimnya fasilitas yg mendukung pertumbuhan dan
perkembangan anak, sarana hiburan dan olah raga
Ketidaktersediaan keanekaragaman pangan
Adanya Risiko tenggelam dan dampak penyelam
tradisional
Keterbatasan akses untuk peningkatan kapasitas di luar
sekolah
75
FAKTOR RISIKO SOSIAL BUDAYA
Pola kebiasaan hidup lebih banyak pada malam hari
Pola kebiasaan menyelam secara tradisional
Pola asuh anak dan konsumsi makanan
76
MASALAH KESEHATAN ANAK
1. Risiko diare, ISPA & malaria, tenggelam
2. Masalah gangguan nutrisi yang disebabkan ketidakcukupan
keanekaragaman jenis makanan
3. Tumbuh dan kembang Anak
4. Kebersihan individu dan lingkungan
5. Perilaku berisiko pada anak remaja
77
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH DI MASYARAKAT NELAYAN,
KELUARGANYA DAN UPAYA PENANGANANNYA
Masalah Dampak Upaya Penanganan PJ
Ketersediaan air bersih di Diare/Muntaber, Penyediaan fasilitas air bersih untuk Dinas PU
tingkat rumah tangga Penyakit Kulit, Infeksi rumah tangga nelayan
saluran pencernaan Penampungan air hujan dengan
pengelolaan tertutup (water
treatment)
78
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH DI MASYARAKAT
NELAYAN DAN UPAYA PENANGANANNYA
Masalah Dampak Upaya Penanganan PJ
Ventilasi yang tidak ISPA, TBC Penambahan jendela, Kacanisasi Dinkes,
baik Cara menampung air hujan Diknas,
UKS
Hiperkolesterolemia/ kolesterol
80
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH DI MASYARAKAT
NELAYAN
DAN UPAYA PENANGANANNYA
81
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH DI MASYARAKAT NELAYAN
DAN UPAYA PENANGANANNYA
Penyakit menular langsung Daya tahan tubuh menurun, shg Penyuluhan, Sosialisasi Dinkes
HIV AIDS lebih mudah terkena penyakit serta penyebaran Media Puskesmas
Tuberculosa Penyakit menular langsung KIE
Penyakit ISPA HIV AIDS PHBS
Diare dan infeksi saluran cerna Tuberculosa Pemberdayaan masyarakat
lainnya Penyakit ISPA Pemberantasan Binatang
Kusta dan Frambusia Diare dan infeksi saluran cerna sumber penyakit, seperti
lainnya nyamuk, anjing, sapi dlsb
Penyakit bersumber binatang Kusta dan Frambusia
Malaria Penyakit bersumber binatang
DBD Malaria
Rabies DBD
Antraks Rabies
Pes Antraks
Flu burung Pes
Japanese encephalitis Flu burung
Leptospirosis Japanese encephalitis
Taeniasis Leptospirosis
Filariasis Taeniasis
Schistomiasis Filariasiis
Schistomiasis
82
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH DI MASYARAKAT NELAYAN
DAN UPAYA PENANGANANNYA
Masalah Dampak Upaya Penanganan PJ
1. Akses ke Fasilitas Keterlambatan dalam Mendekatkan fasilitas pelayanan Dinas
Pelayanan Kesehatan Penanganan kesehatan dengan meningkatkan Kesehatan
2. Kurangnya SDM kegawatdaruratan dan pelayanan Pusling
Kesehatan rujukan Penyediaan transportasi dan
3. Minimnya Tidak terdeteksinya perbaikan akses (jalan) Dinas PU
ketersediaan Alat-alat penyakit akibat kerja Pelatihan Tenaga Kesehatan tentang
Kesehatan sehingga penanganan kesehatan kerja dan Dinkes
kurang tepat kegawatdaruratan
Penyediaan alat-alat kesehatan
terutama emergency kit
Pembiayaan kesehatan melalui BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
Mengidentifikasi kepersertaan nelayan
dan keluarga melalui Penerima
Bantuan Iuran (PBI)
83
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH DI MASYARAKAT NELAYAN
DAN UPAYA PENANGANANNYA
Banyaknya PUS dengan Kehamilan dengan Kehamilan yang didukung oleh suami
4T (terlalu banyak, risiko tinggi dan keluarga (Suami SIAGA)
terlalu dekat, terlalu Komplikasi kehamilan Mengikuti Kelas Ibu saat kehamilan
muda, terlalu tua) (perdarahan, infeksi, Merencanakan kehamilan dengan
- Terlalu Banyak anak kematian janin di dalam baik, Program Perencanaan Persalinan
- Jarak terlalu dekat rahim/ Intrauterin fetal dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
- Usia terlalu muda atau distress)
tua
84
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH DI MASYARAKAT NELAYAN
DAN UPAYA PENANGANANNYA
85
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH DI MASYARAKAT NELAYAN
DAN UPAYA PENANGANANNYA
86
PEDOMAN UMUM GIZI PERTMN PAKAR GIZI 2006 PEDOMAN GIZI SEIMBANG
SEIMBANG(PUGS) WIDYAKARYA NASIONAL (PGS)
PANGAN DAN GIZI 2008
TH 1995 TH 2014
Alasan
1. Pilar 1 -> Tidak ada satu jenispun pangan yang mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap kecuali ASI
untuk bayi 0-6 bulan
2. Pilar 2 -> Adanya hubungan timbal balik antara infeksi dan status gizi
3. Pilar 3 -> Aktivitas fisik memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh
4. Pilar 4 -> Merupakan salah satu indikator bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh88
POKOK PESAN KOMUNIKASI
10 PESAN GIZI
1. Syukuri dan Nikmati Aneka Ragam
Makanan, setiap kali Makan
2. Banyak Makan Sayuran dan Cukup Buah-
buahan
3. Biasakan Mengonsumsi Lauk Pauk yang
Mengandung Protein Tinggi
4. Biasakan Mengonsumsi Aneka Ragam
Makanan Pokok
5. Batasi Konsumsi Pangan Manis, Asin dan
Berlemak
6. Biasakan Sarapan
7. Minum Air yang cukup dan Aman
8. Biasakan Membaca Label pada Kemasan
Pangan
9. Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Air
Bersih Mengalir
10.Lakukan Aktivitas Fisik yang Cukup dan
Pertahankan Berat Badan Normal
89
PESAN KHUSUS KELOMPOK SASARAN
SASARAN PESAN UTAMA
Ibu Hamil dan Ibu Menyusui a. Anekaragam pangan, makan lebih banyak
b. Batasi makanan tinggi garam
Remaja Putri dan Calon Pengantin Anekaragam pangan, cukup sayuran hijau dan buah berwarna
Risiko tenggelam Sosialisasi dan pelatihan renang pada anak sejak dini (mulai anak
berjalan)
Masalah gangguan nutrisi yang disebabkan Asupan gizi seimbang Pedoman Umum Gizi Seimbang
ketidakcukupan keanekaragaman jenis makanan
Tumbuh dan kembang Anak Penyediaan fasilitas tumbuh kembang anak, sarana bermain,
PAUD
Perlu integrasi dengan POS PAUD & Bina Keluarga Balita
ROB?
Perilaku berisiko pada anak remaja Upaya pelayanan berbasis sekolah dan masyarakat
melalui kegiatan pelayanan kesehatan komprehensif
93
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
94
TIPS KESEHATAN KERJA NELAYAN
DAN KELUARGA
Penanganan hasil tangkapan di atas kapal secara benar (contoh ergonomi cara
mengangkat beban yang benar)
Postur tubuh pada saat membersihkan dan menjemur ikan
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), contohnya: Jaket pelampung, topi, kaca
mata, baju lengan panjang, sarung tangan, sepatu bot
Membawa bekal makanan yang cukup
Membawa karung untuk mengatasi apabila terjadi kebakaran
Menyiapkan P3K Kit saat melaut.
95
POS UPAYA KESEHATAN KERJA
(POS UKK)
POS UKK
Bentuk operasional dari Pelayanan
Kesehatan Tingkat Primer (PHC) di
lingkungan pekerja
Merupakan wadah dari serangkaian
upaya pemeliharaan kesehatan pekerja
yang terencana, teratur dan
berkesinambungan yang
diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat pekerja
PEMBENTUKAN POS UKK
KERJASAMA ANTARA :
1. KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2. KEMENTERIAN DALAM NEGERI
3. KEMENTERIAN DESA, TRANSMIGRASI DAN DAERAH TERTINGGAL
4. KEMENTERIAN TENAGA KERJA
5. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
6. DEWAN PIMPINAN NASIONAL ASOSIASI PENGUSAHA INDONESIA
7. DEWAN PIMPINAN PUSAT KONFEDERASI SERIKAT PEKERJA SELURUH
INDONESIA
GERAKAN PEKERJA PEREMPUAN SEHAT
PRODUKTIF (GP2SP)
Tujuan
Meningkatnya Sumber
daya pekerja Perempuan
yang sehat dan produktif
melalui peningkatan
kesehatan dan gizi.
SASARAN
SASARAN LANGSUNG :
Seluruh Pekerja perempuan (formal & informal)
Pengusaha/pengelola/pengurus
SASARAN ANTARA :
Pejabat Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan kabupaten/kota
PT. ASKES
PT. Jamsostek
APINDO, Serikat Pekerja, serikat buruh
RUANG LINGKUP KEGIATAN GP2SP
DI TEMPAT KERJA
PENINGKATAN STATUS GIZI PEKERJA KHUSUSNYA PEKERJA
PEREMPUAN
PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA TERMASUK Hb
Pemberian Obat Gizi (Tablet Tambah Darah Yg Berisi Zat Besi
Pemenuhan Kecukupan Gizi Selama Waktu Kerja - Peningakatan Menu
Makanan
Saat Di embarkasi
kembali ke Di tempat penampungan
tanah air Di kota asal
MASALAH KESEHATAN TKI SECARA NASIONAL
Rendahnya kwalitas pemeriksaan di sarana Pemeriksaan Kesehatan CTKI sehingga sering dipulangkan dari negara
penempatan karena masalah kesehatan
Adanya Perbedaan cara methoda pemeriksaan kesehatan bagi calon TKI antara negara pengirim dan negara
penempatan
Tidak ada akses pelayanan kesehatan di negara penempatan
Belum adanya pemeriksaan kesehatan bagi TKI pasca bekerja sebelum kembali ke Indonesia
Belum terbagunnya sistim informasi dan Surveilance kesehatan pekerja migran / TKI
Klaim asuransi kesehatan sulit
Rendahnya standar dan pelayanan kes tempat penampungan TKI
Pembiayaan kesehatan TKI bermasalah belum masuk pada sistim JKN
Pemeriksaan psikologi tidak optimal sehingga penderita gangguan jiwa tinggi
Maraknya pemalsuan dokumen kesehatan oleh PJTKI
Banyaknya TKI Ilegal / bermasalah
Rendahnya Kemampuan Adaptasi TKI Sehingga Seringkali Mengalami Culture Shock.
Karakteristik Budaya Yang Berbeda
PENUTUP
JUMLAH NELAYAN YANG BESAR SAAT INI, DENGAN BERBAGAI MASALAH KESEHATAN
PADA KELOMPOK NELAYAN DAN KELUARGANYA
KEBIJAKAN PRESIDEN TERKAIT DENGAN PENINGKATAN KEHIDUPAN NELAYAN
MELALUI KEPRES NO.10 TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM PENINGKATAN
KEHIDUPAN NELAYAN (PKN)
KEMENTERIAN KESEHATAN TELAH MELAKUKAN BERBAGAI UPAYA DALAM RANGKA
PENINGKATAN KESEHATAN NELAYAN
PERLU DUKUNGAN LINTAS PROGRAM, LINTAS SEKTOR, PROVINSI DAN
KABUPATEN/KOTA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN
KESEHATAN NELAYAN DAN PENYELAM UPAYA PROMOTIF DAN
PREVENTIF DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PEMBINAAN
PUSKESMAS DALAM PELAKSANAAN PKN TERWUJUDNYA
MASYARAKAT NELAYAN YANG SEHAT MANDIRI DAN PRODUKTIF
115