Sei sulla pagina 1di 115

KEBIJAKAN KESEHATAN KERJA &

PENINGKATAN KESEHATAN NELAYAN

Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga


Kementerian kesehatan RI
PENDAHULUAN

2
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
2015-2019
1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, usia kerja,
dan lanjut usia.
2. Meningkatkan status gizi masyarakat
3. Meningkatkan pengendalian penyakit menular, tidak menular, dan penyehatan
lingkungan
4. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan kualitas farmasi dan alat
kesehatan
5. Meningkatkan pengawasan obat dan makanan
6. Menguatkan Jaminan Kesehatan Nasional
7. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
8. Manajemen dan Pembiayaan Kesehatan
9. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran dan kualitas sumber daya manusia kesehatan
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KESEHATAN KERJA
UPAYA KESEHATAN KERJA DITUJUKAN UNTUK
MELINDUNGI PEKERJA AGAR HIDUP SEHAT DAN
KEBIJAKAN TERBEBAS DARI GANGGUAN KESEHATAN SERTA
KESEHATAN PENGARUH BURUK YANG DIAKIBATKAN OLEH
KERJA PEKERJAAN

1. PENGEMBANGAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA PRIMER


DAN PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DI TEMPAT KERJA,
STRATEGI 2. PERLINDUNGAN KESEHATAN KELOMPOK PEKERJA
KESEHATAN RENTAN
KERJA 3. PEMBERDAYAAN KESEHATAN PADA KELOMPOK PEKERJA
BERBASIS MASYARAKAT PEKERJA,
UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN KERJA
KELOMPOK RENTAN

mudah terkena penyakit


PENGERTIAN
KELOMPOK RENTAN
mudah mengalami gangguan kesehatan, kecelakaan, kematian akibat
(VULNERABLE) faktor risiko hazard/bahaya di tempat kerja (alat, bahan, proses kerja,
lingkungan tempat kerja), serta faktor lain seperti ekonomi, pendidikan/
pengetahuan, sosial budaya dll pekerja perempuan, penambang,
pekerja di lepas pantai (offshore), pekerja dg paparan bahan kimia dll

antara lain:

RUANG LINGKUP
PEKERJA PEREMPUAN
KELOMPOK
RENTAN PEKERJA DENGAN TINGKAT RISIKO LINGKUNGAN SEDANG-
SANGAT TINGGI
KELOMPOK PEKERJA MISKIN
KESEHATAN KERJA ADALAH HAK PEKERJA

AMANDEMEN UUD 1945 UU NO. 36/2009, TENTANG KESEHATAN KERJA


PASAL 28 H; BAB XII KESEHATAN KERJA PASAL 164 166:
SETIAP ORG BERHAK HIIDUP SECARA TEGAS MENYATAKAN RUANG
SEJAHTERA, BATIN, BERTEMPAT LINGKUP, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
TINGGAL DAN MENDAPAT PEMERINTAH, PENGUSAHA DAN PEKERJA
LINGKUNGAN HIDUP YANG BAIK
DAN SEHAT BERHAK MEMPEROLEH
PELAYANAN KESEHATAN PERPRES 35 TAHUN 2015, TENTANG
KEMENTERIAN KESEHATAN, PASAL (2) ,
PASAL 34; KEMENTERIA KESEHATAN MEMPUNYAI TUGAS
MENYELENGGARAKAN URUSAN PEMERINTAH
NEGARA BERTANGGUNG JAWAB BIDANG KESEHATAN UNTUK MEMBANTU
ATAS PENYEDIAAN FASILITAS PRESIDEN DALAM MENYELENGGARAKAN
PELAYANAN KESEHATAN DAN PEMERINTAHAN NEGARA
PELAYANAN UMUM YANG LAYAK

KEMENTERIAN KESEHATAN AKAN MEMBERIKAN PERHATIAN TERHADAP


KESEHATAN KERJA
6
MASALAH KESEHATAN POTENSIAL PADA PEKERJA
PNEUMOKONIOSIS TERJATUH.
ASBETOSIS TERPOTONG.
ASMA KERJA
DERMATITIS KONTAK TERTABRAK
IRITAN DLL
DLL PENYAKIT
AKIBAT KECELAKAAN
KERJA KERJA

PENYAKIT PENYAKIT
MENULAR TIDAK
MENULAR
ANEMIA
TB DI TEMPAT KERJA HIPERTENSI
HIV DI TEMPAT KERJA DIABETES MELITUS
MALARIA DI TEMPAT KERJA KOLESTEROL
FLU DITEMPAT KERJA JANTUNG
DLL
KARAKTERISTIK TEMPAT KERJA
CLOSE COMMUNITY
RATA-RATA USIA ANTARA 15 S/D 60 TAHUN.
PRODUKSI 24 JAM, TERBAGI DARI 3 SHIFT.
PENDIDIKAN DARI SD SAMPAI DOKTORAL (S3)
BURUH SAMPAI TOP MANAJEMEN
HAZARD BIOLOGI, FISIK, KIMIA, ERGONOMI DAN PSIKOSOSIAL.
TEKHNOLOGI SEDERHANA SAMPAI TINGKAT TINGGI.
PADAT KARYA, PADAT MODAL DAN PADA TEKHNOLOGI.
UKURAN KEGIATAN ADALAH KEUNTUNGAN (PROFIT)
REJECT/SULIT MENERIMA TERHADAP ISTILAH YANG BERBENTUK INSTITUSI
KERANGKA KONSEP

ANGKA ABSENSI

SAKIT ALASAN LAIN

BENAR SAKIT KURANG KELUHAN


BUGAR SAKIT
KORELASI INDIKATOR PROGRAM KESJAOR
INDIKATOR
KEMENTERIAN
INDIKATOR INDIKATOR
KESMAS
NAWACITA DITKESJAOR AKI

INDIKATOR KEMENKES
AKB
PK
K3 Akreditasi RS

P3
PTM
POS UKK PM
PEKERJA YANG PPSDM
SEHAT TKI Jafung

NAKER
GP2SP
TKI
Pekerja

NAWACITA UKS -OR LH

KEMENERIAN/LEMBAGA
NO 5 Ling ja

OR

INDIKATOR
Meneg PP
GP2SP

KKP
Nelayan
Kerugian Negara 90 T pada pekerja :
1. Hari absen karena sakit rata2 4 hr /tahun Diknas
2. Kematian 15 orang per100.000 UKS
Penjaskes
3. Kecelakaan 7 orang /1000
Menpora
SUBDIT DAN TUPOKSI DI LINGKUP KESJAOR
Kesehatan Olahraga
Masyarakat
Kesehatan Okupasi
Kesehatan Olahraga
Pemeriksaan Kesehatan
Prestasi
Pekerja (Fit To work &
Return To Work) Pembinaan Kebugaran
Subdit Kes Subdit
Jasmani Pegawai
Surveilans Kesehatan Okupasi dan Kesehatan
Kerja Surveilans Olahraga Pembinaan BKOM
Dukungan Even
Nasional/internasional

Direktorat
Kesehatan
Kerja
dan
Pengendalian Pajanan di Kesehatan Pekerja
Lingkungan Kerja
Olahraga
Kesja di Institusi
Ergonomi Subdit
Subdit Pembinaan Profesi Kesja
Manajemen Risiko Lingkungan Kerja Kapasitas
Kesehatan GP2SP
dan Ergonomi Kerja
Pengukuran Kesehatan di Kesehatan Nelayan dan
Lingkungan Kerja Penyelam

K3 di tempat kerja Kesehatan TKI


PROGRAM KESJAOR
PEMBINAAN KESEHATAN PEKERJA FORMAL - (institusi) GP2SP,

PEMBINAAN KESEHATAN PEKERJA INFORMAL Pemberdayaan

PEMBINAAN PELAYANAN KESEHATAN PEKERJA Pelayanan


Sarana, Sasaran (TKI, PEKERJA)
PENGENDALIAN FAKTOR RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN
DAN LINGKUNGAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)- K3 RS, K3 FKTP, K3
Perusahaan, Ergonomi, K3 di Tempat kerja
PEMBINAAN SDM DAN PROFESI KESEHATAN KERJA
PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI MASYARAKAT (ANAK Sekolah, Pekerja,
Haji, Bumil)

PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI PRESTASI


INDIKATOR KESEHATAN KERJA
INDIKATOR INDIKATOR OUTPUT 2017

Persentase puskesmas yang Setiap puskesmas harus 60 %


menyelenggarakan kesehatan kerja menyelenggarakan pemeriksaan
dasar kesehatan terhadap pekerja diwilayah
kerjanya

Jumlah Pos UKK yang terbentuk di Jumlah Pos Upaya Kesehatan Kerja 25 Pos
daerah PPI (Pusat Pendaratan Ikan)/ yang dibentuk masyarakat informal UKK
TPI (Tempat Pelelangan Ikan) yang difasilitasi oleh puskesmas
KABUPATEN POSO
PUSKESMAS 23 Puskesmas, 2 Pusk. yang belum terakreditasi

PUSKESMAS
YANG
MENGIRIMKAN Puskesmas Meko, Tentena, Tonusu, Tangkura,
LBKP Tambarana, Tagolu, Kayamanya dan Lawanga
10 Pos UKK yang terdiri dari 2 Pos UKK di Pusk.
Lawanga, 2 Pos UKK di Pusk. Kayamanya,
JUMLAH POSSulewana, Pendolo, Taripa, Korobono, Watutau
UKK dan Tentena masing- masing 1 Pos UKK
DISTRIBUSI KEGIATAN

KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA


DIREKTORAT DINAS PROVINSI : DINAS KABUPATEN/
KOTA: PUSKESMAS :
KESEHATAN KERJA - PELATIHAN
DAN OLAHRAGA : - PELATIHAN
- NSPK - SOSIALISASI - PELATIHAN KADER.
- SOSIALISASI
- TOT - ADVOKASI - ADVOKASI - PENDIRIAN POS UKK
- PEMBINAAN - PELAKSANAAN - PEMBINAAN TEMPAT
- PELAKSANAAN
- ADVOKASI - PEMBINAAN KERJA
- PEMBINAAN
- SOSIALISASI - PELAPORAN
- PELAPORAN - PELAPORAN
PROGRAM PENINGKATAN
KESEHATAN NELAYAN DAN
PENYELAM
18
A LATAR BELAKANG

Populasi Nelayan dan Penyelam Tradisional


Kelompok masyarakat yang rawan(pekerjaan tergantung musim)
Mempunyai penghasilan tetapi tidak menentu
Masyarakat tradisional (mata pencaharian) populasi yang berisiko tinggi
JumlahRumah Tangga Perikanan Tangkap 920.129 (BPS, 2011)
Jumlah Nelayan 2,7 Juta (Statistik Kementerian KP, 2011)
Ekonomi keluarga sangat tergantung kepada kepala keluarga - Bila sakit menyebabkan tidak mempunyai
penghasilan - meningkatkan kemiskinan- menimbulkan berbagai masalah
A LATAR BELAKANG (2)

Populasi dengan risiko Kesehatan Hiperbarik


Penyelamam merupakan risiko kesehatan hiperbarik
Peselam tradisional (mata pencaharian)
peselam professional (pekerja rig untuk pengeboran minyak lepas pantai, pemasangan
dan pengelasan pipa dalam laut dll)
peselam dengan kompresor konvensional (peselam mutiara, nelayan peselam ikan hias,
petani rumput laut)
penyelam militer
Penyelaman kering: pekerja tambang batubara, pekerja pembuatan terowongan bawah
tanah dengan tekanan tinggi (subway).
B PERMASALAHAN
KONDISI LAYANAN
SAAT INI TERKAIT HIPERBARIK
KOMPETENSI DAN SARANA YANKES BELUM OPTIMAL PENYAKIT AKIBAT
PENYELAMAN

KURANGNYA PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN


PENYELAMAN BAGI PETUGAS DI FASILITAS KESEHATAN
DASAR MAUPUN RUJUKAN
KURANGNYA FASILITAS LAYANAN KESEHATAN HIPERBARIK
KURANGNYA PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG
KESEHATAN HIPERBARIK
PROGRAM PENINGKATAN
C

KEHIDUPAN NEL AYAN (PKN)


C RUANG LINGKUP / PENGERTIAN

PENGERTIAN
TUJUAN/ CIRI SPESIFIK
SASARAN

Program Pengentasan Meningkatkan RTS Nelayan di wilayah


kemiskinan yang difokuskan wirausaha dan PP/PPI mendapat
langsung kepada kelompok pendapatan nelayan intervensi terintegrasi
sasaran PKN yaitu rumah Jumlah RTS Nelayan di dari 12 K/L terkait, PLN,
tangga miskin nelayan wilayah PP/PPI Pertamina dan
Perbankan
Pembiayaan dari APBN
dan BUMN
C PENGERTIAN
Penyelaman adalah kegiatan yang dilakukan pada tekanan lebih dari 1
atmosfir (hiperbarik), baik di dalam air (penyelaman basah), maupun di
dalam RUBT (ruang udara bertekanan tinggi/ penyelaman kering) yang
dikenal sebagai lingkungan hiperbarik
C KELOMPOK PKN
Keppres No. 10 Tahun 2011 tanggal 15 April 2011 tentang
Tim Koordinasi Peningkatan dan Perluasan Program Pro-rakyat,
Kelompok Kerja Program Peningkatan Kehidupan Nelayan

Ketua : Menteri Kelautan dan Perikanan


Anggota : 1. Menteri Dalam Negeri
2. Menteri Perhubungan
3. Menteri Pekerjaan Umum
4. Menteri Koperasi & UKM
5. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
6. Menteri Kesehatan
7. Menteri Perumahan Rakyat
8. Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal
D
TUJUAN PROGRAM
Tujuan Umum:
Meningkatkan status kesehatan nelayan dan penyelam
Tujuan Khusus:
Diperolehnya data dan informasi permasalahan kesehatan
nelayan dan penyelam
Tersusunnya NSPK (Permenkes dan Pedoman Pelaksanaan
Kesehatan Nelayan dan Penyelam)
Penguatan fasilitas kesehatan bagi nelayan dan penyelam
Penguatan petugas kesehatan dalam pemberian pelayanan
kesehatan bagi nelayan dan penyelam
Meningkatnya pemberdayaan masyarakat pada kelompok
nelayan dan penyelam
E DASAR HUKUM
1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Kepres No. 10/2011 Tentang Tim Koordinasi Peningkatan
dan Perluasan Program Pro rakyat
3. Kepmenkes No. 1215 tahun 2001 tentang Pedoman
Kesehatan Matra
4. Kepmenkes no.120 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Medik Hiperbarik
5. PermenHub No.71 tahun 2013 tentang Salvage dan/atau
Pekerjaan Bawah air
F
SASARAN
Daerah Pangkalan Pendaratan Ikan(PPI) 816
Daerah destinasi wisata selam dan olahraga selam 96
MASALAH KESEHATAN INDERA PADA MASYARAKAT NELAYAN

PENYAKIT
Pola Hidup MASALAH
Lingkungan GIZI IPKM
Sosial Budaya PERILAKU

POPULASI NELAYAN Poros Maritim

Risiko Pajanan Fisik Gangguan Penglihatan


Lingkungan Kerja Gangguan Pendengaran

Produktifitas
F DISTRIBUSI WILAYAH
PENYELAMAN DI INDONESIA

30
G RENCANA PENINGKATAN KESEHATAN
NELAYAN DAN PENYELAM 2015-2019

Penyusunan Profil Kesehatan Nelayan dan Penyelam


Penyusunan Regulasi (NSPK)
Peningkatan Fasyankes dalam Pelayanan Kesehatan Nelayan dan Penyelam
Peningkatan Kapasitas SDM
Pemberdayaan Masyarakat Nelayan dan Penyelam
H
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pengembangan dan pembentukan POS UKK di lokasi PPI/TPI dan
daerah wisata olahraga penyelam
Integrasi pelaksanaan POS UKK dan Posbindu di lokasi PPI/TPI dan
daerah wisata olahraga penyelam
Urun rembuk dengan asosiasi nelayan dan penyelam
I
INDIKATOR
Indikator Kementerian:
Prevalensi Penyakit Akibat Kerja (PAK) pada nelayan dan penyelam
Prevalensi Penyakit Akibat Kerja (PAK) yang tertangani dan terkompesasi
Prevalensi kecelakaan kerja pada nelayan dan penyelam
Prevalensi Penyakit Menular pada nelayan dan penyelam
Prevalensi Penyakit Tidak Menular pada nelayan dan penyelam
Indikator Direktorat:
Jumlah kabupaten kota yang melaksanakan pembinaan pada nelayan
dan penyelam
J RENCANA TINDAK LANJUT
AKSI
Pemetaan kesehatan populasi penyelam dengan fokus komunitas
nelayan
Integrasi program
Lintas Program ( Kesja, Matra, PTM, PM, BUKD/R)
Lintas Sektor (KKP, KemenPU, Kemendagri, Kemenpora, KONI, kemendkbud, KemenPDT, TNI-AL)

Penyusunan NSPK (Penyusunan permenkes tentang kesehatan


hiperbarik, permenkes diagnosis PAK pajanan hiperbarik
Capacity Building bagi petugas kesehatan (Pelatihan Diagnosis PAK,
P3K pada kecelakaan penyelaman,
Monitoring dan Evaluasi (pencatatan dan pelaporan)
RESIKO NELAYAN KECIL
Strategi pengelolaan pendapatan
Kesulitan ekonomi
Kecelakaan kerja akibat alat tangkap (misalnya jaring terpuntal, terkait mata
pancing)
Gangguan pada mesin kapal
Kekurangan akomodasi yang laik

35
TIPS KESELAMATAN KERJA
NELAYAN TRADISIONAL
1. Jangan pernah memakai cincin atau jam tangan di dek.
2. Jangan lilitkan tali di sekitar anggota tubuh/ tangan
Anda.
3. Gunakan pakaian lengan panjang yang warnanya tidak
menyerap sinar matahari (terang).
4. Pelatihan awak kapal baru secara rutin.
5. Ikuti pelatihan keselamatan melaut.
6. Pakailah Pakaian Pelindung Yang Aman.
7. Pastikan peralatan dirapihkan setelah digunakan
36
UPAYA KESEHATAN KERJA
NELAYAN
Surveillans kesehatan nelayan
Pengobatan penderita dengan penanganan tepat sasaran
Pertolongan pertama (first aids),
Pencegahan penyakit melalui gaya hidup sehat
Promosi kesehatan pada nelayan

37
UPAYA KESELAMATAN KERJA NELAYAN
Ketika naik atau meninggalkan kapal, menggunakan jalur gang atau tangga.
Jangan melompat.
Perhatikan pijakan untuk menghindari terjerat, terutama ketika kabel, tali atau jaring
bergerak.
Jangan berdiri di tali longgar atau kawat karena dapat mengencangkan tiba-tiba dan
melukai Anda, atau bahkan lebih buruk, menarik Anda ke laut.

38
UPAYA KESELAMATAN KERJA NELAYAN
Kepala tegak saat mengangkat beban.
Jangan berdiri di bawah beban atau di daerah di mana peralatan atas terdapat ayunan dan
menyebabkan cedera serius.
Jangan menekuk punggung atas beban ketika mengangkat beban berat.
Berdiri dengan kaki Anda sedikit terpisah, angkat dengan kaki Anda dan menjaga punggung
lurus saat mengangkat.
Memakai peralatan keselamatan yang tepat dan pakaian yang cocok untuk pekerjaan seperti
pelindung telinga, topi keras, kacamata, sepatu keselamatan, perangkat pelampung
perorangan, dan sarung tangan tebal jika diperlukan apa yang paling dapat
diimplementasikan?

39
UPAYA KESELAMATAN KERJA NELAYAN
Kenakan sarung tangan tebal saat menangani tali kawat dengan memperhatikan
tangan atau kaki pada posisi tidak menjerat kaki dan tangan.
Pastikan bahwa lubang geladak ditutup dengan benar ketika mereka tidak
digunakan untuk menghindari banjir dan jatuh melalui.
Pastikan sabuk dan bagian bergerak lainnya dari peralatan memiliki penjaga yang
tepat.

40
HOUSEKEEPING
Dek berantakan pasti akan menyebabkan
kecelakaan.
Bersihkan dek supaya pandangan jelas
Masukkan semua tali dalam gulungan.
Limbah bahan sintetis, kantong sampah dll tidak boleh dibuang ke laut karena menyebabkan
pencemaran
Tali, jaring, pancing, tidak boleh dilemparkan ke samping karena bisa salah sasaran ke
tubuh kita atau orang sekitar juga resiko dislokasi otot/keseleo/tergelincir

41
HOUSEKEEPING
Bahan sintetis dapat mengotori alat tangkap dan baling-baling dan dapat
membunuh ikan.
Bersihkan minyak pada filter dan kompor
Jangan pernah meninggalkan kompor panas tanpa pengawasan.
Pastikan aliran udara teratur.
Grease atau minyak dapat dengan mudah terbakar dan menyebabkan kebakaran
besar.

42
HOUSEKEEPING
Bahan mudah terbakar harus disimpan dalam wadah yang tepat, jauh dari tempat awak
kapal
Pastikan bahwa semua kabin dan tempat tinggal berventilasi baik.
Gas buang dari ruang mesin bisa mematikan jika terbentuk gas CO (karbomonoksida)

43
FAKTOR RISIKO PENYAKIT DEKOMPRESI
Usia > 40 tahun
Menggigil selama/ sesudah menyelam
Kegemukan
Dehidrasi
Latihan berat selama / sesudah menyelam
Kebugaran: tidak fit, lelah, kurang tidur
Mengkonsumsi alkohol.
Udara yang dihirup banyak mengandung CO2
Riwayat penyakit Dekompresi
Trauma
Tidak mengikuti prosedur penyelaman
Penyelaman berulang
Paparan ketinggian
44
PEKERJA BERISIKO
Peselam menggunakan kompresor konvensional:
- peselam mutiara,
- peselam biota laut,
- peselam moroami,
- pekerja pasang bubu

45
TANDA DAN GEJALA UMUM
PENYAKIT DEKOMPRESI TIPE 1
Gejala Utama : Nyeri di daerah persendian & otot- otot sekitarnya.
Gejala lainnya: Kelelahan berlebihan setelah menyelam, mengantuk pusing
ringan, gatal-gatal pada kulit

46
TANDA DAN GEJALA UMUM
PENYAKIT DEKOMPRESI TIPE 2
Penyakit dekompresi yg serius
Penglihatan kabur, lumpuh, kehilangan kesadaran, gangguan
keseimbangan, gangguan bicara, gangguan ingatan, Telinga berdenging
Gejala paru dan jantung: Gangguan pernafasan, sesak nafas, batuk dan
nyeri dada.
Gejala pada pencernaan: Mual, kehilangan napsu makan, muntah, kejang
usus dan diare kasus lebih berat dapat terjadi muntah dan berak darah.

47
OSTEONEKROSIS DISBARIK
FAKTOR RISIKO :
- Usia > 40 th
Menggigil selama/ sesudah menyelam
Kegemukan
Dehidrasi
Latihan berat selama / sesudah menyelam
Kebugaran: tidak fit, lelah, kurang tidur
Mengkonsumsi alkohol.
Udara yang dihirup banyak mengandung CO2
Riwayat penyakit Dekompresi
Trauma
Tidak mengikuti prosedur penyelaman
Penyelaman berulang
paparan ketinggian

48
PEKERJA BERISIKO
Peselam menggunakan kompresor konvensional:
- Peselam mutiara,
- Peselam biota laut,
- Peselam moroami,
- Pekerja pasang bubu
Gejala : Nyeri dan kekakuan sendi hingga limitasi gerakan sendi
PENGOBATAN :
Konservatif terhadap sendi yang akan rusak
- Mengurangi beban semaksimal mungkin
- Tirah Baring
- Bedah

49
BAROTRAUMA
FAKTOR RISIKO
Pemakaian alat penyelaman yang tidak sesuai.
Menyelam tidak sesuai dengan prosedur penyelaman
Penyakit yang bisa menimbulkan obstruksi pada saluran napas (sinusitis, influenza,
asma, dll)
Panik
PEKERJA BERISIKO
Peselam menggunakan kompresor konvensional:
Peselam mutiara, peselam biota laut, peselam moroami, pekerja pasang bubu
Peselam tahan napas.

50
BAROTRAUMA SINUS

Pengobatan:
Gjl : nyeri
Tampon hidung
perdarahan
Antibiotik bila perlu

51
Barotrauma Wajah
Penggunaan Masker

Gejala : Nyeri pada wajah, pembengkakan pada jaringan khususnya di bawah mata,
perdarahanconjungtiva dan prostusi mata.
Pengobatan : Kompres es pada bagian yang udema atau yang mengalami perdarahan.

52
BAROTRAUMA PARU
Gejala : sesak nafas meninggal

Pengobatan:
Mengeluarkan udara dengan menggunakan jarum atau thorakosentesis

53
KERACUNAN KARBON MONOKSIDA
FAKTOR RISIKO :
- pengguna kompresor konvensional
Pekerja berisiko:
Peselam menggunakan kompresor konvensional:
= Peselam mutiara
= peselam biota laut
= peselam moroami
= pekerja pasang bubu

54
TANDA DAN GEJALA UMUM
Sakit kepala
sesak nafas
mual,
kehilangan kesadaran sampai dgn meninggal
PENGOBATAN :
Ventilasi yg cukup
Hiperbarik oksigen (pilihan utama)
kortikosteroid
anti konvulsi (bila kejang)

55
KERACUNAN KARBON DIOKSIDA
FAKTOR RISIKO :
- pengguna kompresor konvensional
Pekerja berisiko:
Peselam menggunakan kompresor konvensional:
= Peselam mutiara
= peselam biota laut
= peselam moroami
= pekerja pasang bubu

56
TANDA DAN GEJALA UMUM
sakit kepala,
disorientasi dan gelisah
berkeringat banyak
tekanan darah meningkat
hilangnya koordinasi.
jika tidak cepat ditangani sesak nafas, kejang, kehilangan kesadaran.
PENGOBATAN:
Hiperbarik oksigen (pilihan utama)
anti konvulsi (bila kejang)

57
KERACUNAN NITROGEN
FAKTOR RISIKO :
Terpapar tekanan tinggi tergantung sensivitas seseorang
Pekerja berisiko:
Peselam menggunakan kompresor konvensional:
= Peselam mutiara
= peselam biota laut
= peselam moroami
= pekerja pasang bubu

58
TANDA DAN GEJALA UMUM
Gangguan ringan pelaksanaan tugas:
-Kegembiraan yg berlebih
- mengantuk,
- halusinasi,
-konsentrasi menurun hingga hilang ingatan.
PENGOBATAN
Penurunan ambang tekanan dengan cara naik ke permukaan sesuai prosedur.

59
HIPOKSIA
- FAKTOR RISIKO : hiperventilasi
- Pekerja berisiko : penyelam tahan nafas
-Gejala : lelah/sakit kepala, bibir membiru, kejang-kejang, kehilangan kesadaran
sampai kematian.
- Pengobatan : oksigen

60
HIPOTERMIA
FAKTOR RISIKO : - Tdk memakai baju selam standar
- Tubuh Kurus
- Belum beradaptasi dengan lingkungan
- Kurang latihan
Pekerja berisiko : - Peselam mutiara
- Peselam biota laut
- Peselam moroami
- Pekerja pasang bubu

61
TANDA DAN GEJALA UMUM
Gejala : - Rasa dinginmenggigil
- Ganguan berpikir
- Gangguan motorik & sensorik
- Halusinasi , hilang kesadaran - mati
PENGOBATAN :
Pemberian cairan
Selimut
Pakaian kering

62
PROSEDUR PENYELAMAN
Kondisi fisik harus prima
Mengetahui lingkungan penyelaman
Rencanakan penyelaman dan menyelam sesuai rencana tersebut
Naik ke permukaan harus perlahan tidak mendahului gelembung
gas pernafasan (sesuai standar prosedur penyelaman)
Jangan menahan nafas waktu naik kepermukaan
Jangan panik

63
BAHAYA PENYELAMAN
Hewan air
Kram air dingin
Barotrauma/tekanan gendang telinga
Penyakit Dekompresi
Hiperventilasi
Hipotermia
Keracunan gas pernafasan, CO, CO2, Nitrogen
Kurangnya kemampuan berenang
Bahaya bawah air atau rintangan medan bawah air

64
BAHAYA PENYELAMAN
Kompressor konvensional: tambal ban dgn oli utk pelumas/Mesran dgn pembakaran
tidak sempurna sehingga banyak CO2,
Penyelam tradisional dapat lebih lama menyelam
Tekanan atmosfer lebih lama akan merubah fisiologi nelayan penyelam

65
TANGGAP DARURAT
Pertolongan pertama
Penyelamatan
Evakuasi, termasuk evakuasi ke fasilitas recompression (pemulihan) terdekat
Pencarian orang hilang di laut

66
MENGENDALIKAN RESIKO KECELAKAAN OLEH KAPAL YANG MELEWATI

Pelindung baling-baling untuk kapal-kapal yang lewat


memastikan penyelam dilengkapi dengan perlengkapan pernapasan darurat yang sesuai
dan pisau yang aman bagi pemakai (direkomendasikan apabila memungkinkan)
menggunakan pelampung atau penanda untuk menandai aktivitas selam terpisah dari
kegiatan kapal

67
MENGENDALIKAN RESIKO KECELAKAAN OLEH KAPAL YANG MELEWATI
(UMUMNYA PENYELAM SUDAH TAHU TEMPAT YANG AMAN UNTUK
MENYELAM)
Menggunakan bendera dan lampu dengan ukuran yang tepat untuk menandai adanya
aktivitas selam
Memastikan orang yang ditugaskan melindungi/penanda ada kegiatan penyelaman, dapat
mengamati apabila ada kapal yang mendekat dan cara ini merupakan bagian dari sistem
komunikasi sandi/kode yang harus dikuasai penyelam
A (Alfa):Diver below (ada orang di bawah harap lebih pelan), or undergoing speed trial
(diperingatkan kapal yang lewat agar pelan)
(international code of signal and their alphabetic equivalent http://www.themeter.net/nautical1_e.htm)

68
FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENYELAM MUDAH KENA
DEKOMPRESI:
Latihan berat/kegiatan fisik berat selama atau setelah dekompresi
kebugaran fisik yang buruk dan obesitas
suhu air, misalnya air dingin dan panas
dehidrasi
peningkatan tekanan karbon dioksida
asupan alkohol
cedera fisik
teknik menyelam: bergerak cepat dan berulang
berulang-ulang dan berhari-hari menyelam
paparan ketinggian.

69
STANDAR PERTOLONGAN PERTAMA
PADA PENYELAM
Sebuah kit pertolongan pertama tersedia di lokasi menyelam. Isi kit (oksigen , infus set +
cairan, defebrilasi, intubasi & obat2an bethadin, anti alergi, tetes hidung, tetes telinga,
anti nyeri dll ) ini harus cukup untuk menangani cidera yang mungkin terjadi.
Persediaan harus mempertimbangan:
- jumlah penyelam,
- jarak dari layanan darurat,
- sifat dan jenis risiko bawah air menyelam yang sedang dilakukan.
Setiap kegiatan penyelaman harus ada orang yang menjaga di permukaan yang terlatih
untuk pertolongan pertama pada penyelaman
Kompressor yang digunakan harus dipastikan mampu menolong korban untuk dapat secara
spontan bernapas yang cukup
Pastikan di fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat dengan lokasi penyelam tersedia
tabung oksigen yang siap untuk digunakan pada pertolongan pertama

70
Standar Pertolongan Pertama
Pada Penyelam
Ketersediaan peralatan pertolongan pertama di POS UKK/PUSKESMAS terdekat
Peralatan juga harus dapat memfasilitasi penambahan oksigen apabila pernafasan buatan
diperlukan.
Orang yang memberikan pertolongan dengan oksigen seharusnya telah menerima pelatihan
basic life support.
Peralatan oksigen dan kadar oksigen diperiksa berkala oleh orang yang telah menerima
pelatihan untuk melaksanakan pemeriksaan dengan benar.
Oksigen harus tersedia untuk menolong korban dengan mempertimbangkan lokasi menyelam
dan akses ke POS UKK atau bila belum ada POS UKK maka ke Puskesmas terdekat.

71
PERALATAN
Rompi pelampung
Tas menangkap dan tool kit
Masker dan snorkeling (kalau ada bagus)
Sirip
Sarung tangan
Garis keselamatan
Timah untuk pemberat
Wetsuit/baju selam (kalau ada)

72
KEAMANAN MENYELAM
1. Jangan pernah menyelam ketika Anda tidak merasa sehat atau memiliki penyakit tertentu
(seperti influensa, jantung, hipertensi)
2. Jangan menahan nafas Anda saat naik ke permukaan.
3. Usahakan pada saat naik ke permukaan air, lakukan secara perlahan-lahan sambil bernapas
normal.
4. Jangan menyelam seorang diri.
5. Jangan minum alkohol sebelum menyelam. Sebelum menyelam jangan minum obat kecuali
dokter sudah menyatakan obat ini tidak mengganggu penyelaman Anda.
6. Perhatikan keadaan cuaca sebelum menyelam
7. Segera tinggalkan air (laut) begitu mendengar petir menyambar di kejauhan karena air
adalah penghantar listrik yang kuat.
8. Perbanyak minum untuk menghindari dehidrasi.
9. Naik ke permukaan secara perlahan agar tidak terjadi penyakit dekompresi
10. Menggunakan peralatan dan perlengkapan penyelaman dengan baik dan benar
73
PERMASALAHAN YANG TERKAIT
DENGAN KELUARGA
Kesehatan Ibu
Kesehatan Anak untuk upaya penanganan?
Kesehatan Gizi masalah, dampak dan upaya?
Penyakit Menular
Penyakit Tidak Menular
Sanitasi Lingkungan
PHBS
Pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

74
FAKTOR RISIKO
Ketersediaan air bersih ditingkat rumah tangga
Hygiene sanitasi: ketersediaan jamban dan pembuangan
sampah
Minimnya fasilitas yg mendukung pertumbuhan dan
perkembangan anak, sarana hiburan dan olah raga
Ketidaktersediaan keanekaragaman pangan
Adanya Risiko tenggelam dan dampak penyelam
tradisional
Keterbatasan akses untuk peningkatan kapasitas di luar
sekolah
75
FAKTOR RISIKO SOSIAL BUDAYA
Pola kebiasaan hidup lebih banyak pada malam hari
Pola kebiasaan menyelam secara tradisional
Pola asuh anak dan konsumsi makanan

76
MASALAH KESEHATAN ANAK
1. Risiko diare, ISPA & malaria, tenggelam
2. Masalah gangguan nutrisi yang disebabkan ketidakcukupan
keanekaragaman jenis makanan
3. Tumbuh dan kembang Anak
4. Kebersihan individu dan lingkungan
5. Perilaku berisiko pada anak remaja

MASALAH AKSES PELAYANAN


- Ketersediaan SDM kesehatan
- Ketersediaan fasilitas kesehatan

MASALAH KUALITAS PELAYANAN

77
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH DI MASYARAKAT NELAYAN,
KELUARGANYA DAN UPAYA PENANGANANNYA
Masalah Dampak Upaya Penanganan PJ
Ketersediaan air bersih di Diare/Muntaber, Penyediaan fasilitas air bersih untuk Dinas PU
tingkat rumah tangga Penyakit Kulit, Infeksi rumah tangga nelayan
saluran pencernaan Penampungan air hujan dengan
pengelolaan tertutup (water
treatment)

Hygiene sanitasi: Infeksi Saluran Perbaikan sanitasi Dinkes/


ketersediaan jamban & Pencernaan, ISPA, Penyediaan jamban dan pembuangan Puskesmas
pembuangan sampah dan Kecacingan sampah di rumah tangga nelayan
limbah Pemberdayaan berbasis masyarakat
Pembuatan saluran pembuangan air
limbah

Minimnya fasilitas yg Gangguan tumbuh Penyediaan fasilitas tumbuh Walikota/


mendukung pertumbuhan & kembang anak kembang anak, sarana bermain,PAUD Bupati,
perkembangan anak, sarana Penyediaan sarana hiburan PuskesmaDinke
hiburan dan olah raga ROB? s,

78
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH DI MASYARAKAT
NELAYAN DAN UPAYA PENANGANANNYA
Masalah Dampak Upaya Penanganan PJ
Ventilasi yang tidak ISPA, TBC Penambahan jendela, Kacanisasi Dinkes,
baik Cara menampung air hujan Diknas,
UKS

Pencahayaan sinar ISPA, TBC Penambahan jendela, Kacanisasi


matahari
Lantai yang belum Kecacingan, anemi Semenisasi
memadai Pemberian obat cacing
Pemberian tablet Fe
Tata ruang Gangguan Memisahkan ruang dengan
Psikolososial anak sekat/kain gordyn

Perilaku Hidup Bersih Gangguan kulit, Penyuluhan tentang pentingnya


dan Sehat (PHBS) Infeksi saluran PHBS
pencernaan, infeksi Pembekalan pada anak sekolah
saluran pernafasan mengenai PHBS
79
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH DI MASYARAKAT NELAYAN
DAN UPAYA PENANGANANNYA
Masalah Dampak Upaya Penanganan

Faktor risiko penyakit tidak


menular
1, Merokok Kencing Manis, Stroke, Jantung, Pemberdayaan masyarakat melalui Pos UKK
Kanker, terintegrasi (posbindu PTM)
2. Minum Alkohol

3. Kurang aktifitas fisik

Diet tidak sehat (Kurang makan


sayur dan buah)
Obesitas

Hipertensi/Tekanan darah tinggi

Hiperglikemia/Gula darah tinggi

Hiperkolesterolemia/ kolesterol

80
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH DI MASYARAKAT
NELAYAN
DAN UPAYA PENANGANANNYA

Masalah Dampak Upaya Penanganan


Perilaku (PHBS) Penyakit menular Modifikasi perilaku
langsung:
1. TBC
2. HIV-AIDS
3. Diare (Infeksi Saluran
Pencernaan dan
Hepatitis)
4. ISPA
5. Kusta dan Frambusia

81
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH DI MASYARAKAT NELAYAN
DAN UPAYA PENANGANANNYA

Masalah Dampak Upaya Penanganan PJ

Penyakit menular langsung Daya tahan tubuh menurun, shg Penyuluhan, Sosialisasi Dinkes
HIV AIDS lebih mudah terkena penyakit serta penyebaran Media Puskesmas
Tuberculosa Penyakit menular langsung KIE
Penyakit ISPA HIV AIDS PHBS
Diare dan infeksi saluran cerna Tuberculosa Pemberdayaan masyarakat
lainnya Penyakit ISPA Pemberantasan Binatang
Kusta dan Frambusia Diare dan infeksi saluran cerna sumber penyakit, seperti
lainnya nyamuk, anjing, sapi dlsb
Penyakit bersumber binatang Kusta dan Frambusia
Malaria Penyakit bersumber binatang
DBD Malaria
Rabies DBD
Antraks Rabies
Pes Antraks
Flu burung Pes
Japanese encephalitis Flu burung
Leptospirosis Japanese encephalitis
Taeniasis Leptospirosis
Filariasis Taeniasis
Schistomiasis Filariasiis
Schistomiasis

82
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH DI MASYARAKAT NELAYAN
DAN UPAYA PENANGANANNYA
Masalah Dampak Upaya Penanganan PJ
1. Akses ke Fasilitas Keterlambatan dalam Mendekatkan fasilitas pelayanan Dinas
Pelayanan Kesehatan Penanganan kesehatan dengan meningkatkan Kesehatan
2. Kurangnya SDM kegawatdaruratan dan pelayanan Pusling
Kesehatan rujukan Penyediaan transportasi dan
3. Minimnya Tidak terdeteksinya perbaikan akses (jalan) Dinas PU
ketersediaan Alat-alat penyakit akibat kerja Pelatihan Tenaga Kesehatan tentang
Kesehatan sehingga penanganan kesehatan kerja dan Dinkes
kurang tepat kegawatdaruratan
Penyediaan alat-alat kesehatan
terutama emergency kit
Pembiayaan kesehatan melalui BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
Mengidentifikasi kepersertaan nelayan
dan keluarga melalui Penerima
Bantuan Iuran (PBI)

83
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH DI MASYARAKAT NELAYAN
DAN UPAYA PENANGANANNYA

Masalah Dampak Upaya Penanganan PJ


Pernikahan usia remaja Kehamilan Tidak Pendewasaan usia pernikahan (usia Dinas
Diinginkan (KTD) 21 tahun keatas) Kesehatan,
Ibu Hamil dengan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Diknas
Anemi dan Penyakit pada remaja
Infeksi Pemberdayaan masyarakat

Banyaknya PUS dengan Kehamilan dengan Kehamilan yang didukung oleh suami
4T (terlalu banyak, risiko tinggi dan keluarga (Suami SIAGA)
terlalu dekat, terlalu Komplikasi kehamilan Mengikuti Kelas Ibu saat kehamilan
muda, terlalu tua) (perdarahan, infeksi, Merencanakan kehamilan dengan
- Terlalu Banyak anak kematian janin di dalam baik, Program Perencanaan Persalinan
- Jarak terlalu dekat rahim/ Intrauterin fetal dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
- Usia terlalu muda atau distress)
tua

84
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH DI MASYARAKAT NELAYAN
DAN UPAYA PENANGANANNYA

Masalah Dampak Upaya Penanganan


Kurangnya pengetahuan Meninggal bayi baru Meningkatkan Kepesertaan KB bagi PUS
masyarakat untuk lahir Penyuluhan tentang pentingnya
melakukan pemeriksaan Komplikasi saat pemeriksaan kehamilan dan persalinan
kehamilan dan persalinan dan nifas di fasilitas pelayanan kesehatan
melahirkan di fasyankes Sistem mata rantai rujukan yang tepat
Pelayanan ANC terintegrasi
Penempatan Bidan Desa

Seringnya terjadi Gangguan tumbuh Peningkatan peran serta tokoh agama


perceraian kembang anak (siraman rohani)
Gangguan Psikososial
pada Ibu

85
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH DI MASYARAKAT NELAYAN
DAN UPAYA PENANGANANNYA

Masalah Dampak Upaya Penanganan


1. Keterbatasan akses dan Kurang gizi Penyuluhan pentingnya gizi seimbang (makan
daya beli makanan yang Penyakit Infeksi sayur dan buah, lauk ikan/daging)
beragam Gangguan Tumbuh Makanan proporsional (beri gambar contoh
2. Pola makan sayur dan kembang anak makanan seimbang, food model, daftar bahan
buah makanan penukar)
3. Kurangnya pengetahuan Pemberian Makanan Tambahan (MP ASI, PMT
kebutuhan makanan Bemil KEK, PMT Anak Sekolah)
seimbang Peningkatan peran serta masyarakat
Pembiasaan makanan sehat sejak dini
Integrasi ke dalam kurikulum pendidikan

86
PEDOMAN UMUM GIZI PERTMN PAKAR GIZI 2006 PEDOMAN GIZI SEIMBANG
SEIMBANG(PUGS) WIDYAKARYA NASIONAL (PGS)
PANGAN DAN GIZI 2008
TH 1995 TH 2014

13 PESAN GIZI EVALUASI PUGS 10 PESAN GIZI


1. Makanlah aneka ragam makanan. 1. ISI PESAN DASAR 1. Syukuri dan Nikmati Aneka Ragam
2. Makanlah makanan untuk memenuhi 2. GRAFIS PEDOMAN Makanan, setiap kali Makan
kecukupan energi. 3. SLOGAN 2. Banyak Makan Sayuran dan Cukup
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat,
setengah dari kebutuhan energi.
4. PESAN KHUSUS Buah-buahan
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai 3. Biasakan Mengonsumsi Lauk Pauk
seperempat dari kecukupan energi. yang Mengandung Protein Tinggi
5. Gunakan garam beryodium. 4. Biasakan Mengonsumsi Aneka Ragam
6. Makanlah makanan sumber zat besi. Makanan Pokok
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 5. Batasi Konsumsi Pangan Manis, Asin
bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya.
dan Berlemak
8. Biasakan makan pagi.
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup 6. Biasakan Sarapan
jumlahnya. 7. Minum Air yang cukup dan Aman
10.Lakukan aktivitas fisik secara teratur. 8. Biasakan Membaca Label pada
11.Hindari minuman yang beralkohol. Kemasan Pangan
12.Makanlah makanan yang aman bagi 9. Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Air
kesehatan.
Bersih Mengalir
13.Bacalah label pada makanan yang dikemas.
10.Lakukan Aktivitas Fisik yang Cukup
dan Pertahankan Berat Badan Normal
87
PESAN GIZI SEIMBANG
PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4
MENGONSUMSI PANGAN MEMBIASAKAN MELAKUKAN MEMPERTAHANKAN
BERANEKA RAGAM PERILAKU HIDUP AKTIVITAS FISIK DAN MEMANTAU
BERSIH BERAT BADAN
NORMAL

Alasan
1. Pilar 1 -> Tidak ada satu jenispun pangan yang mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap kecuali ASI
untuk bayi 0-6 bulan
2. Pilar 2 -> Adanya hubungan timbal balik antara infeksi dan status gizi
3. Pilar 3 -> Aktivitas fisik memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh
4. Pilar 4 -> Merupakan salah satu indikator bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh88
POKOK PESAN KOMUNIKASI
10 PESAN GIZI
1. Syukuri dan Nikmati Aneka Ragam
Makanan, setiap kali Makan
2. Banyak Makan Sayuran dan Cukup Buah-
buahan
3. Biasakan Mengonsumsi Lauk Pauk yang
Mengandung Protein Tinggi
4. Biasakan Mengonsumsi Aneka Ragam
Makanan Pokok
5. Batasi Konsumsi Pangan Manis, Asin dan
Berlemak
6. Biasakan Sarapan
7. Minum Air yang cukup dan Aman
8. Biasakan Membaca Label pada Kemasan
Pangan
9. Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Air
Bersih Mengalir
10.Lakukan Aktivitas Fisik yang Cukup dan
Pertahankan Berat Badan Normal
89
PESAN KHUSUS KELOMPOK SASARAN
SASARAN PESAN UTAMA
Ibu Hamil dan Ibu Menyusui a. Anekaragam pangan, makan lebih banyak
b. Batasi makanan tinggi garam

Bayi (0 6) bulan a. IMD


b. ASI Eksklusif sampai umur 6 bulan
Anak 6-24 bulan a. ASI dan MP-ASI
Anak Usia 2 5 Tahun a. Anekaragam pangan, makan lebih banyak
b. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Anak dan Remaja (6 19 tahun) Sesuai pesan Anak usia 2-5 tahun ditambah hindari merokok

Remaja Putri dan Calon Pengantin Anekaragam pangan, cukup sayuran hijau dan buah berwarna

Usia Lanjut a. Konsumsi sumber kalsium


b. Batasi makanan tinggi natrium.
c. Batasi tinggi gula, garam, lemak
90
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH DI MASYARAKAT NELAYAN
DAN UPAYA PENANGANANNYA
Masalah Upaya Penanganan PJ
Ketidaktersediaan keanekaragaman Pemanfaatan lahan pekarangan untuk Dinas
pangan
tanaman pangan fungsional Pertanian,
Perkebunan,
Dinkes
Adanya Risiko tenggelam dan Sosialisasi dan pelatihan renang pada Dinas
dampak penyelam tradisional
masyarakat nelayan Kelautan,
perikanan, TNI
AL, profesi

Keterbatasan akses untuk Peningkatan keterampilan nelayan dan Dinas


peningkatan kapasitas di luar
sekolah keluarganya (misalnya keterampilan perikanan
produksi pasca penangkapan ikan)
91
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH PADA ANAK NELAYAN
DAN UPAYA PENANGANANNYA
Masalah Upaya Penanganan
Risiko diare higiene dan sanitasi makanan minuman
PHBS
Risiko ISPA upaya pemberdayaan rumah sehat
Asupan gizi seimbang, ASI Eksklusif
Risiko malaria Memotong mata rantai siklus hidup nyamuk, seperti
menghilangkan genangan air
Konstruksi rumah tanpa parit terbuka, tanpa bak mandi
Kelambunisasi bagi kelompok berisiko

Risiko tenggelam Sosialisasi dan pelatihan renang pada anak sejak dini (mulai anak
berjalan)
Masalah gangguan nutrisi yang disebabkan Asupan gizi seimbang Pedoman Umum Gizi Seimbang
ketidakcukupan keanekaragaman jenis makanan

Tumbuh dan kembang Anak Penyediaan fasilitas tumbuh kembang anak, sarana bermain,
PAUD
Perlu integrasi dengan POS PAUD & Bina Keluarga Balita
ROB?

Kebersihan individu dan lingkungan Higiene dan sanitasi


92
MATRIK IDENTIFIKASI MASALAH DI MASYARAKAT
NELAYAN DAN UPAYA PENANGANANNYA

Masalah Upaya Penanganan

Perilaku berisiko pada anak remaja Upaya pelayanan berbasis sekolah dan masyarakat
melalui kegiatan pelayanan kesehatan komprehensif

93
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN

Untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat nelayan


perlu dibentuk Pos UKK
Mengintergrasikan Pos UKK ke dalam PNPM Mandiri

94
TIPS KESEHATAN KERJA NELAYAN
DAN KELUARGA
Penanganan hasil tangkapan di atas kapal secara benar (contoh ergonomi cara
mengangkat beban yang benar)
Postur tubuh pada saat membersihkan dan menjemur ikan
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), contohnya: Jaket pelampung, topi, kaca
mata, baju lengan panjang, sarung tangan, sepatu bot
Membawa bekal makanan yang cukup
Membawa karung untuk mengatasi apabila terjadi kebakaran
Menyiapkan P3K Kit saat melaut.

95
POS UPAYA KESEHATAN KERJA
(POS UKK)
POS UKK
Bentuk operasional dari Pelayanan
Kesehatan Tingkat Primer (PHC) di
lingkungan pekerja
Merupakan wadah dari serangkaian
upaya pemeliharaan kesehatan pekerja
yang terencana, teratur dan
berkesinambungan yang
diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat pekerja
PEMBENTUKAN POS UKK

Dibentuk harus berasal dari


keinginan masyarakat pekerja
sendiri
Dari jenis pekerjaan yang sama
Anggota 1 Pos UKK = 1050
orang pekerja
LANGKAH PEMBENTUKAN
POS UKK
1. Pertemuan tingkat desa meningkatkan
kepedulian pekerja terhadap kesehatan
2. Survei Mawas Diri (SMD) untuk
melakukan identifikasi masalah
3. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
menetapkan prioritas masalah dan rencana
pemecahan masalah
4. Pelatihan kader Pos UKK meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan
5. Pembentukan Pos UKK
6. Pembinaan Pos UKK
PERAN PUSKESMAS
1. Sebagai fasilitator dalam
pembentukan dan pembinaan Pos
UKK
2. Memfasilitasi pemeriksaan
kesehatan
3. Sebagai rujukan pelayanan
kesehatan kerja
4. Menggalang kerja sama dengan
berbagai pihak
5. Membangun komitmen dengan
kader, toma, toga, perusahaan dan
sektor swasta
KEGIATAN DI POS UKK
Kegiatan dilaksanakan oleh kader Pos UKK
dibantu oleh petugas Puskesmas secara berkala
meliputi kegiatan:
1. Promotif
(PHBS, penyuluhan, konsultasi kesehatan
kerja sederhana, sarasehan dan
pencatatan/pelaporan)
2. Preventif
(Mendata jenis pekerjaan, pengenalan risiko
bahaya, mendorong upaya perbaikan
lingkungan, membantu pelaksanaan
pemeriksaan dan contoh APD)
3. Kuratif P3K, P3P, pencatatan dan pelaporan
PEMBINAAN POS UKK
1. Aspek Kesehatan petugas Puskesmas/kesehatan
yang terlatih
2. Aspek kelembagaan perangkat desa/kelurahan
3. Aspek teknis yang berhubungan dengan pekerjaan
lintas sektor terkait (PPL, LSM, Swasta dan lain-
lain)
AKTIVITAS POS UKK
POS UKK BAHARI LESTARI
GERAKAN PEKERJA PEREMPUAN SEHAT
PRODUKTIF (GP2SP)
GERAKAN PEKERJA PEREMPUAN
SEHAT PRODUKTIF (GP2SP)

KERJASAMA ANTARA :
1. KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2. KEMENTERIAN DALAM NEGERI
3. KEMENTERIAN DESA, TRANSMIGRASI DAN DAERAH TERTINGGAL
4. KEMENTERIAN TENAGA KERJA
5. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
6. DEWAN PIMPINAN NASIONAL ASOSIASI PENGUSAHA INDONESIA
7. DEWAN PIMPINAN PUSAT KONFEDERASI SERIKAT PEKERJA SELURUH
INDONESIA
GERAKAN PEKERJA PEREMPUAN SEHAT
PRODUKTIF (GP2SP)

Merupakan upaya dari Pemerintah, masyarakat maupun


pengusaha untuk menggalang kesadaran dan peran guna
meningkatkan kepedulian dalam upaya memperbaiki kesehatan
pekerja perempuan sehingga dapat meningkatkan
produktivitas.
TUJUAN

Tujuan
Meningkatnya Sumber
daya pekerja Perempuan
yang sehat dan produktif
melalui peningkatan
kesehatan dan gizi.
SASARAN
SASARAN LANGSUNG :
Seluruh Pekerja perempuan (formal & informal)
Pengusaha/pengelola/pengurus

SASARAN ANTARA :
Pejabat Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan kabupaten/kota
PT. ASKES
PT. Jamsostek
APINDO, Serikat Pekerja, serikat buruh
RUANG LINGKUP KEGIATAN GP2SP
DI TEMPAT KERJA
PENINGKATAN STATUS GIZI PEKERJA KHUSUSNYA PEKERJA
PEREMPUAN
PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA TERMASUK Hb
Pemberian Obat Gizi (Tablet Tambah Darah Yg Berisi Zat Besi
Pemenuhan Kecukupan Gizi Selama Waktu Kerja - Peningakatan Menu
Makanan

PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI


Sebelum Hamil (Konseling Ims, Pelayanan Kb
Hamil - Pemeriksaan Kehamilan
Bersalin - Konseling Gizi Ibu Menyusui Dan Asi Ekslusif, Jaminan
Persalinan
NIFAS - Pelayanan KB Pasca Persalinan, ASI Ekslusif

PENINGKATAN PEMBERIAN ASI SELAMA WAKTU KERJA DI TEMPAT


KERJA
PELAYANAN KESEHATAN TKI
PELAYANAN
KESEHATAN Di kota asal
Saat di
TKI tanah air
Pemeriksaan kesehatan
Di tempat penampungan

Saat Selama bekerja


dinegara
penem- Di kedutaan/ tempat
patan penampungan

Saat Di embarkasi
kembali ke Di tempat penampungan
tanah air Di kota asal
MASALAH KESEHATAN TKI SECARA NASIONAL
Rendahnya kwalitas pemeriksaan di sarana Pemeriksaan Kesehatan CTKI sehingga sering dipulangkan dari negara
penempatan karena masalah kesehatan
Adanya Perbedaan cara methoda pemeriksaan kesehatan bagi calon TKI antara negara pengirim dan negara
penempatan
Tidak ada akses pelayanan kesehatan di negara penempatan
Belum adanya pemeriksaan kesehatan bagi TKI pasca bekerja sebelum kembali ke Indonesia
Belum terbagunnya sistim informasi dan Surveilance kesehatan pekerja migran / TKI
Klaim asuransi kesehatan sulit
Rendahnya standar dan pelayanan kes tempat penampungan TKI
Pembiayaan kesehatan TKI bermasalah belum masuk pada sistim JKN
Pemeriksaan psikologi tidak optimal sehingga penderita gangguan jiwa tinggi
Maraknya pemalsuan dokumen kesehatan oleh PJTKI
Banyaknya TKI Ilegal / bermasalah
Rendahnya Kemampuan Adaptasi TKI Sehingga Seringkali Mengalami Culture Shock.
Karakteristik Budaya Yang Berbeda
PENUTUP
JUMLAH NELAYAN YANG BESAR SAAT INI, DENGAN BERBAGAI MASALAH KESEHATAN
PADA KELOMPOK NELAYAN DAN KELUARGANYA
KEBIJAKAN PRESIDEN TERKAIT DENGAN PENINGKATAN KEHIDUPAN NELAYAN
MELALUI KEPRES NO.10 TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM PENINGKATAN
KEHIDUPAN NELAYAN (PKN)
KEMENTERIAN KESEHATAN TELAH MELAKUKAN BERBAGAI UPAYA DALAM RANGKA
PENINGKATAN KESEHATAN NELAYAN
PERLU DUKUNGAN LINTAS PROGRAM, LINTAS SEKTOR, PROVINSI DAN
KABUPATEN/KOTA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN
KESEHATAN NELAYAN DAN PENYELAM UPAYA PROMOTIF DAN
PREVENTIF DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PEMBINAAN
PUSKESMAS DALAM PELAKSANAAN PKN TERWUJUDNYA
MASYARAKAT NELAYAN YANG SEHAT MANDIRI DAN PRODUKTIF
115

Potrebbero piacerti anche