Sei sulla pagina 1di 16

NUR HANDRI FITRYANI 1043057005

YOHANES KOROLUS TOKAN 1143050098


ROSWITA ISABELA UA 1143050099
KRISTA YUNITA SALEM 1143050100
ISNAENI ZULFIATI 1143050104

ADRENERGIK
1
Obat golongan ini disebut obat adrenergik
karena efek yang ditimbulkannya mirip
perangsangan saraf adrenergik, atau mirip efek
neurotransmitor norepinefrin dan epinefrin
dari susunan saraf simpatis.

2
Obat Adrenergik Kerja Tidak Langsung
Artinya menimbulkan efek adrenergic melalui
penglepasan NE yang tersimpan pada ujung syaraf
adrenergic.
Karena itu efek efek obat-obat ini menyerupai efek
NE, tetapi timbulnya lebih lambat dan masa
kerjanya lebih lama

3
4
Obat Adrenergik Kerja Langsung
obat reseptor penggunaan

fenileprin Alfa 1 Dekongestan

Klonidin Alfa 2 Menurunkan tekanan darah

Dobutamin Beta 1 Meningkatkan kerja jantung

Isopronteronol Beta 1,beta 2 Meningkatkan kerja jantung


dan bronkodilator

albuterol Beta bronkodilator

5
Obat Adrenergik Kerja Tidak Langsung
Obat reseptor Penggunaan Mekanisme kerja

amfetamin alfa and beta antidepressan kerja langsung


receptor dengan memproduksi
energi dengan
menstimulasi SSP
sistem syaraf tepi

6
Kerja obat adrenergik dapat dibagi
dalam 7 jenis yaitu :
1. Perangsang perifer terhadap otot polos pembuluh darah, kulit dan
mukosa, dan terhadap kelenjar liur dan keringat
2. Penghambatan perifer terhadap otot polos usus, bronkus, dan
pembuluh darah otot rangka.
3. Perangsangan jantung akibat peningkatan denyut jantung dan
kekuatan kontraksi
4. Perangsangan SSP perangsangan pernapasan, peningkatan
kewaspadaan, aktivitas psikomotor, dan pengurangan nafsu makan.
5. Efek metabolik peningkatan glikogenolisis di hati dan otot, lipolisis dan
pelepasan asam lemak bebas dari jaringan lemak
6. Efek endokrin,mempengaruhi sekresi insulin, renin dan hormone
hipofisis.
7. Efek prasinaptik akibat hambatan atau peningkatan pelepasan
neurotransmitter NE dan Ach
7
Penggolongan dapat pula dilakukan menurut jenis reseptor yang
khusus distimulir oleh obat, sebagai berikut :
obat reseptor Mekanisme kerja penggunaan

Adrenaline / + Stimulasi alpha-adrenergic, Bronkospasme, reaksi


Epinephrine beta1- and beta 2-adrenergic, anaphilaksis,
dosis kecil vasodilatasi bradycardia, cardiac
melalui reseptor vaskuler beta arrest, glaucoma,
hypotension,
Dopamine + Stimulasi alfa dan beta
adrenergic and dopaminergic stimulates dopaminergic,
receptors, beta- and alpha-receptors

Efedrin + melepasakan penyimpanan Bronchial asthma; nasal


jaringan dari epineprin and congestion;
memproduksi alfa dan beta
adrenergik

8
Obat Reseptor Mekanisme kerja penggunaan
kerja
Fenilefrin + NA kerja kuat, langsung stimulasi alfa hypotension,
adrenergik dengan lemahnya beta nasopharyngeal
adrenergik yang menyebakan Mucosal congestion;
vasokontrksi arteri dan mucosa nasal, glaucoma; tachycardia
dilatasi otot pupil

nafazolin + NA stimulasi reseptro alpha adrenergik pada Topical ocular


arteri dan mukosa hidung yang vasoconstrictor;
menghasilkan vasokontriksi superficial corneal
vascularity; also has
been used to treat
myopathic Ptosis
metildopa 2 stimulasi alfa adrenergik reseptor oleh hypertension
transmitter yang salah sehinngga
menurunkan aliran keluar simpatik
menuju jantung, ginjal.

9
obat Reseptor kerja Mekanisme kerja penggunaan
Reserpin 2 Menurunkan tekanan Management of mild-
darah melalui to-moderate
penguranagn hypertension;
biogenik amin misal treatment of agitated
norepinephrine and psychotic states
dopamine); (schizophrenia
Isoproterenol 1 + 2 Relaksasi otot Ventricular
bronkus arrhythmias due

10
obat Reseptor kerja Mekanism kerja penggunaan

dobutamin 1 : NA Stimulasi beta1- hypotension


adrenergic
receptors,peningka
tan kontraktilitas
dan denyut jantung

knolidin Efek 2 Stimulasi alpha2- hypertension;


adrenoreceptors
batang
otak,meningkatkan
aktivitas inhibisi
neuron yg
pengurangan
aliran sympathetic

11
obat reseptor Mekanisme kerja penggunaan

salbutamol Efek 2 Relaksasi otot Bronchodilator,


bornkus bronchial asthma
denagn efek pada COPD
denyut jantung

terbutalin Beta 2 Relaksasi otot Bronchodilator,


bronkus bronchial asthma

12
Penggolongan Kimiawi
Secara kimiawi, adrenergic dibagi menjadi dua kelompok, yakni derifat
feniletilamin dan derivate imidazolin.

Derifat feniletilamin (C6H5-C-C-NH2) yang bisa dideferensiasi lagi dalam


tiga kelompok, yang dalam urutan ke bawah berkurang sifat adrenergisnya,
tetapi kerjanya lebih panjang. Daya stimulasinya terhadap SSP bertambah
kuat dan terkuat pada amfetamin.

*Katecholamin : adrenalin, NA, serta isoprenalin dan turunanya, yang


memiliki 2 gugus OH pada cicin-benzen.
* Zat-zat denngan 1 gugus OH (posisi meta) : fenilepineprin.
* Zat-zat tanpa gugus OH : efedrin, amfetamin dan turunanya.

Derifat imidazolin : Ksilometazon, nafazolin, dan turunanya, yang berdaya


dekongestif bagi mukosa hidung (menciutkan) lebih lama dengan efek
sentral yang ringan sekali. 13
Efek Samping
Pada dosis biasa, adrenergika dapat
menimbulkan efek samping terhadap jantung
dan SSP, yaitu tachycardia dan jantung
berdebar, nyeri kepala, gelisah dan sebagainya.
Oleh karena itu, adrenergika harus digunakan
dengan hati0hati pada pasien yang mengidap
infark jantung, hipertensi dan hipertirosis

14
Efek Samping
Tachyfilaxis, bila digunakan lama pada asma,
adrenergika bisa menimbulkan techyfilaxis,
semacam resistensi yang terjadi adalah efedrin
dan obat-obat lain dengan kerja tak langsung
akibat habisnya persediaan NA. karena itu obat-
obat ini janganlah digunakan terus-menerus,
melainkan diselingi dengan obat-obat asma
lainnya.

15
16

Potrebbero piacerti anche