Sei sulla pagina 1di 26

Diskusi kasus

1
Identitas Penderita
Nama : Ny. M
Jenis kelamin : perempuan
Umur : 58 tahun 5 bulan 18 hari.
Tgl masuk RS : 23 Oktober 2014

Keluhan Utama : sejak napas


RPS : Pasien datang ke UGD dengan keluhan sesak
napas sejak 5 hari yang lalu, nyeri ulu hati,
pasien mengeluh mual tetapi tidak sampai
muntah, perut terasa kembung, batuk-batuk
Riwayat penyakit dahulu : Hipertensi
terkontrol sejak 5 tahun yang lalu
Riwayat penyakit dalam keluarga : tidak ada
keluaga yang sakit seperi ini.
Riwayat penggunaan obat : HD Amlodipine
10 mg
Pemeriksaan umum

Kesadaran : compos mentis


Tekanan darah : 150/100 mmHg
Frek nadi: 88 x/menit ,teratur isi cukup.
Frek nafas : 30 x/menit,teratur kedalaman
cukup .
Keadaan gizi : cukup BMI 23,5.
Berat badan : 53 kg .
Tinggi badan : 150 cm
Keadaan umum: sakit sedang.
S u h u : 36,3 0 C
Pemeriksaan fisik
Kulit,kepala,rambut : dbn
Mata : konjungtiva anemis ,sklera tidak
ikterik, pupil isokor.
Gigi & mulut: bibir dan mulut normal.
Leher : JVP meningkat , KGB tidak membesar
THT : arcusfarings simetris, tidak hiperemis, T1-T1.
Thoraks :
Inspeksi : tidak ada kelainan
Perkusi : sonor kanan = kiri
Palpasi : vokal fremitus kanan=kiri
Auskultasi : BND vesikuler, wh -/-, rh +/+, murmur
-, galop -, BJ I & II reguler
Pemeriksaan fisik

Perut :
Inspeksi : tampak datar
Auskultasi : bising usus 4x/menit
Perkusi : timpani, nyeri ketok negatif
Palpasi : supel, nyeri tekan negatif
Extremitas :
- -
Edema
CRT < 2 + +
Diagnosa & Terapi
CHF, HT grade I, dyspepsia

Terapi :
Pro Rawat Inap
IVFD : Inj. Plug.
Diet lunak tidak merangsang 1700 kalori
MM/ Furosemid 1x1 amp
OMZ 2x1 oral
Ondansentron 3x4 mg
Antasida 3x1 C
Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Sistol Diastol
Optimal < 120 < 80
Normotensi < 130 < 85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi I (mild) 140-159 90-99
Hipertensi II (moderate)160-179 100-109
Hipertensi III (severe) 180 110
Hipertensi sistolik 140 < 90
(isolated systolic
hypertension)

8
Diagnosa Chronic Heart Failure
Menurut Framingham dikatakan mengalami gagal
jantung bila memiliki 2 kriteria mayor atau 1 kriteria
mayor dan 2 kriteria minor :
Kriteria mayor
Paroxysmal nocturnal dyspnea atau orthopnea
Distensi vena leher
Kardiomegali
Edema paru akut
Galop S3
Peningkatan JVP
Hepatojugular reflux
Kriteria minor
Edema bilateral
Dyspnea of effort
Hepatomegali
Efusi pleura
takikardi
Menurut NYHA (New York Heart Association) :
Kelas 1 : tidak ada keterbatasan dari aktivitas fisik,
aktivitas biasa tidak menimbulkan gejala
Kelas 2 : ada sedikit keterbatasan dari aktivitas fisik,
lebih nyaman saat istirahat, aktivitas sehari hari dan
menaiki tangga agak banyak menyebabkan lelah,
berdebar debar dan sesak
Kelas 3 : adanya keterbatasan dari aktivitas fisik secara
signifikan, lebih nyaman saat beristirahat, aktivitas fisik
yang ringan dapat menyebabkan lelah, berdebar dan
sesak
Kelas 4 : tidak bisa melakukan aktivitas fisik dengan
nyaman, timbul gejala gangguan jantung pada saat
istirhata, bila beraktivitas, keluhan akan semakin berat
Penatalaksanaan
Non farmakologi :
Aktivitas
NYHA kelas 1-3 aktivitas sederhana
Untuk pasien euvolemik aktivitas rutin seperti bersepeda
Diet
Diet ketat sodium (2-3 g/hari)
Pembatasan asupan cairan diperlukan jika pasien mengalami
hiponatremia (<130 meq/L)/(<2 L/hari)
Farmakologi :
Diuretik
ACE inhibitor jika toleran berikan ARB
Beta blocker
Diuretik
Obat Contoh Tempat kerja Cara kerja
utama
Diuretik osmotik Manitol 1. Tubuli 1. Penghambatan
proksimal reabsorpsi natrium dan
air melalui daya
osmotiknya
2. Penghambatan
2. Ansa Henle rearbsorpsi natrium dan
desenden air oleh karena
bagian epitel hipertonisitas daerah
tipis medula menurun
3. Penghambatan
rearbsorpsi natrium dan
air oleh karena
3. Duktus penghambatan ADH
koligentes

Penghambat enzim Asetazolamid Tubuli Proksimal penghambatan terhadap


karbonik anhidrase Diklorofenamid rearbsorpsi HCO3-, H+, dan
Na+
Diuretik
Obat Obat Tempat kerja Cara kerja
utama
Tiazid Klortalidon Hulu tubuli distal Penghambatan terhadap
Kuinetazon rearbsorpsi natrium
Metolazon klorida
Diuretik hemat Spironolakton Hilir tubuli distal Penghambatan antiport
kalium dan duktus Na+/K+ (Rearbsorpsi
koligentes daerah natrium dan sekresi
korteks kalium) dengan jalan
antagonisme kompetitif
(Spironolakton) atau
secara langsung
(triamferen dan amiloid)

Diuretik kuat Furosemide Ansa henle Penghambatan terhadap


asenden bagian kotranspor Na+/K+/Cl-
epitel tebal
Peptida natriuretik atrial
Tekanan perfusi ginjal
Filtrasi glomerular
Angiotensin receptor blockers (ARBs

Irbesartan

Candesartan
Losartan

15
Mekanisme kerja ARBs

16
ACE-Inhibitor
Prototipe: Captopril

Indikasi:
1. Hipertensi
2. Pasca Infark miokard, CHF
3. Preservasi fungsi ginjal pada
nefropati diabetik
ESO: Batuk
17
ACE-inh
Enalapril

ESO: metallic-taste, angioderma, agranulositosis, hiperkalemia,


hipotensi postural, kegagalan ginjal akut (acute renal failure)

Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap Captopril atau penghamba
ACE lainnya (misalnya pasien mengalami angioedema selama
pengobatan dengan penghambat ACE lainnya).
Wanita hamil atau yang berpotensi hamil.
Wanita menyusui.
Gagal ginjal.
Stenosis aorta.
18
Beta Blocker

Contoh : Metoprolol, propanolol, karvedilol


Mekanisme kerja :
Menghambat reseptor 1 ,antara lain :
Penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas
miokard sehingga menurunkan curah jantung
Hambatan sekresi renin di sel-sel jukstaglomerular ginjal
dengan akibat penurunan produksi angiotensin II
Mempengaruhi aktivitas saraf simpatis
Menghambat reseptor 2, antara lain :
Penurunan frekuensi denyut jantung (lebih rendah dari
1)
Menurunkan kontraktilitas otot jantung
Farmakologi obat yg digunakan
OMZ, dapat dipakai untuk gastritis, tukak usus
dua belas jari, tukak lambung,
Gastroesophageal Refluks Disease (GERD),
erosive esofagitis. T 0,5-1 jam. Dosis 0,4-0,8
mg/kgBB(oral) diberikan 1-2 kali sehari; 2
mg/kg(inj.) initial, 1 mg/kg diberikan 2-3 kali
sehari.
Ondansentron, dapat dipakai mencegah mual,
muntah karena kemoterapi, post operasi, dan
radiasi. T 5,7 jam. Dosis 0,1-0,2 mg/kgBB
diberikan 2-4 kali sehari.
Farmakologi obat yg digunakan

Antasida (CaCO3), dapat dipakai untuk


heatburn, gangguan pencernaan. Dosis
1250-1500 mg/kali diberikan 3 kali sehari
Furosemid, dapat dipakai untuk edema
karena gagal jantung, sirosis hepatis,
dan penyakit ginjal termasuk nefrotik
sindrome. T 2 jam. Dosis 0,5-1
mg/kgBB/kali diberikan 1-4 kali sehari
Diskusi
OMZ dosis untuk BB 53 kg (53x0,4)-(53x0,8)
mg 21,2-42,4 mg/kali minum, pemberian di
resep sekali minum 1 tab OMZ(20 mg) tidak
sesuai
Ondansetron dosis untuk BB 53 kg (53x0,1)-
(53x0,2) mg 5,3-10,6 mg/kali minum,
pemberian di resep sekali minum 1 tab
Ondansetron(4 mg) tidak sesuai secara dosis
maupun indikasi
Antasida (CaCO3) dosis untuk dewasa 1250-1500
mg, dalam 1 botol 150 cc suspensi terdapat 500
mg CaCO3/ 5 ml = 1500 mg/ 15 ml, pemberian di
resep sekali minum 1 C(15 ml) sesuai
Diskusi

Furosemide dosis untuk BB 53 kg


(53x0,5)-(53x1) mg 26,5-53 mg/kali
inj., dosis furosemide 10 mg/ ml,
pemberian di resep sekali inj. 1 amp(2
ml) = 20 mg tidak sesuai
Dr. Nurcahyo
SIP 12345
Cawang, Jakarta Timur
Jakarta, 27/10/2014
R/ OMZ tab. 20mg No. III
S 2 dd 1 tab

R/ Stomagel 150ml No. I lag


S 3 dd 1 C

R/ Furosemide vial 10mg/ml No.II amp


SImm

R/ Spuit 10 cc No. I
SImm

Pro : Ny. M
Umur : 58 th
BB : 53 kg
Kesimpulan

Ondansetron yang diberikan pada pasien


tidak sesuai dengan indikasi
OMZ, ondansetron, dan furosemide yang
diberikan tidak sesuai dengan dosis
Terima kasih .

Potrebbero piacerti anche