NODAL SYSTEM

ANALYSIS
Teori dan Aplikasi
System Sumur Produksi
Inflow Performance
Tubing, Flowline, dan Choke
Performance
Nodal System Analysis in General
Nodal System Analysis Gas Lift Wells,
ESP
Wells,11/20/16
and Pumping Nodal
Wells
System Analysis

SISTIM SUMUR PRODUKSI

Choke
Separator
Flowline

Tubing
Gas Lift Valve
Subsurface Safety Valve
Pompa
FORMASI PRODUKTIF

11/20/16

Perforation
Nodal System Analysi

SISTIM SUMUR PRODUKSI

Choke ( Pc) Separator
Flowline ( Pf)

Tubing ( Pt)
Gas Lift Valve ( Pv)

Subsurface Safety Valve ( Pss

Pompa ( Ppump)
FORMASI PRODUKTIF ( Pr)

11/20/16

Perforation ( Pp)
Nodal System Analysi

KOMPONEN FORMASI PRODUKTIF - 1

Pengembangan Kurva IPR

Persamaan Differential Aliran dalam Media Berpori

1
r r

k p
p
r

c
t

r
t

re

Reservoir Well Model

Radial, homogeneous, isotropic

Single phase
Well @ the center of reservoir
Horizontal & Constant Thickness
Infinite reservoir

rw
h

Pe

11/20/16

Nodal System Analysi

Pwf

KOMPONEN FORMASI PRODUKTIF 2

Solusi Persamaan Differential

Untuk kondisi transient

Pr Pwf

162.6 qo o Bo

ko h

ko t

log

C r 2

o t w

3.23 0.87 S

Constant Wellbore Pressure

Semi Steady State

11/20/16

Nodal System Analysi

KOMPONEN FORMASI PRODUKTIF - 3

Solusi Persamaan Differential

Untuk kondisi semi steady-state

0.00708 k o h( Pr Pwf )

re
0.75 S
o Bo ln
rw

0.00708 k o h

re

o Bo ln
0.75 S
rw

Pr

q J ( Pr Pwf )
Pb

11/20/16

Nodal System Analysi

KOMPONEN FORMASI PRODUKTIF 4

Kondisi Aliran Dua Phasa (Oil + Gas)

Solusi Analitik
1
r r

k p
p
r c t
t
r

qo

7 .08 x 10

kh

Pr

re
ln( ) 0 .5 S Pwf
rw

kro
dP
o Bo

Kelemahan : Sulit untuk mencari hubungan antara perubahan satura

minyak terhadap perubahan tekanan reservoir

11/20/16

Nodal System Analysi

KOMPONEN FORMASI PRODUKTIF 5

Kondisi Aliran Dua Phasa (Oil + Gas)

Solusi oleh Weller dan Vogel

Persamaan tekanan fungsi jarak

re2 r 2

r2 r2
w
e

q B
p
141.244 o o o
r
rkk ro h

r1 r2 r3

Pwf P1P2

r4

P3

rx

P4

Px

Persamaan saturasi minyak fungsi jarak

N N pt
S o S oi
1 p

Bo Boi
N
So
Bo

dP

So
Bo

11/20/16

92.58

qo c o oi re rw
ln
k oi h
r rw

dRs
So
1 dBo 1 S w

B g

5.615 B dP

B
dP
B
B
o
o
o
o

kg g
1
ko o

Bg

Nodal System Analysi

Bg
dP

Rn

re

Pn

Pe

KOMPONEN FORMASI PRODUKTIF 6

Kondisi Aliran Dua Fasa (Oil + Gas)

Persamaan VOGEL (Dimensionless IPR)

2
Pwf
Pwf
qo
1.0 0 .2
0 .8

Qmax
P
P
r
r

Tekanan Reservoir dibawah

Bubble Point Pressure
(Pr < Pb) 2 fasa (gas + oil)
Tidak terjadi kerusakan
formasi (S = 0)

11/20/16

Nodal System Analysi

KOMPONEN FORMASI PRODUKTIF 7

Solusi Numerik Pers. PS dan Pers.

Wiggins

kg
Rk
1 Differential

P
Persamaan
Fasa
Gas
1.127 x 10 3 ( )( {( s o ) (
)})r (
)
r

g Bg

R k
1

P
Persamaan
1.127 x 10 3 ( Differential
)(
{( s oFasa
)})r (Minyak
)
r

o Bo

Sg
R S
1
{ ( s o
)}
5.615 t
Bo
Bg

o Bo

S
1

{ ( o )}
5.615 t
Bo

R k
S
1
P
1
Persamaan
1.127 x 10 3 ( )(Differential
{( sw w )})r (Fasa
) Air
{ ( w )}
r

11/20/16

w Bw

5.615 t

Nodal System Analysi

Bw

10

KOMPONEN FORMASI PRODUKTIF - 8

Model Pengembangan IPR 3 fasa

Pers. PS dan Pers. Wiggins

Model Sistem Sumur-Reservoir

Gas, Minyak dan Air

Sumur

Gas, Minyak dan Air bersama dalam satu lapisan

Sisa pori-pori sebagai akibat pengurangan Satura

Minyak Dan penambahan Saturasi Gas, diisi oleh A
Sw = 1 So - Sg

Tekanan dihitung secara implicit, sedangkan Satur

Dihitung secara explicit : IMPES

11/20/16

Nodal System Analysi

11

KOMPONEN FORMASI PRODUKTIF - 9

Persamaan Sukarno aliran 2 fasa

qo
q max

1 0 .14(

Pwf
Pr

) 0 .44(

Pwf
Pr

) 0 .42(

Pwf
Pr

)3

Persamaan Wiggins aliran 3 fasa

Persamaan IPR Fasa Minyak

qo
qo ,max

1 0.519167 (

Pwf
Pr

) 0.481092(

Pwf
Pr

)2

Persamaan IPR Fasa Air

qw
q w ,max

1 0.722235(

11/20/16

Pwf
Pr

) 0.284777 (

Pwf
Pr

)2

Nodal System Analysi

12

KOMPONEN FORMASI PRODUKTIF - 10

Persamaan Fetkovich (Pendekatan

Empiris)

Berdasarkan hasil2 isochronal

2 n test

Dimana :

qo J Prf Pwf

n = konstanta turbulensi
0.5 < n < 1.0

11/20/16

Nodal System Analysi

13

KOMPONEN FORMASI PRODUKTIF - 11

Metoda

Kondisi

11/20/16

Fetkovich
Vogel
Sukarno

Nodal System Analysi

Non-turbulence
Skin = 0

14

KOMPONEN FORMASI PRODUKTIF - 12

Metoda

Kondisi

11/20/16

Nodal System Analysi

Standing
Sukarno
Skin = -3.60
Non-turbulence

15

KOMPONEN FORMASI PRODUKTIF - 13

Contoh Kurva IPR 3-fasa

11/20/16

Nodal System Analysi

16

KELAKUAN ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA

Metode Perhitungan
Pressure Loss Aliran
Vertikal

Poettmann & Carpenter

1952
Gilbert
1954
Baxendall & Thomas 1961
Duns & Ros 1961
Fancher & Brown
1963
Hagedorn & Brown
1965
Eaton
1966
Orkiszewski 1967
Dukler
1969
Aziz, Govier & Fogarasi
1972
Beggs & Brill 1973
Chierici, Ciucci & Sciocchi
1973
Gray
1974
Mukherjee & Brill
1979
Hasan & Kabir
1988

11/20/16

Metode Perhitungan
Pressure Loss Aliran
Horizontal

Beggs & Brill

Mukherjee & Brill
Hasan & Kabir

Nodal System Analysi

1973
1979
1988

17

KELAKUAN ALIRAN DALAM CHOKE

Choke

Pout

Pin

P = f(Q , dc)
Untuk dc tertentu P
: = f(Q)

Berdasarkan letak choke di well head : Pin = Pwh

Sedangkan Pout = Pdownstream flow line

Persamaan Empirik :
Pwh

bq L R c

11/20/16

da

Nodal System Analysi

18

TITIK NODAL :
pertemuan antara dua kelakuan
Choke
aliran yang berbeda
Flowline

Tubing
Performance

Tubing
Gas Lift Valve

Formasi Produktif

11/20/16

Q
P

Nodal System Analysi

Inflow
Performance

19

KELAKUAN ALIRAN
DIBEDAKAN :

media aliran (batuan reservoir, pipa,

choke, pompa, manifold dan sebagainya)

dimensi media aliran (diameter,

permeabilitas dan porositas)

parameter-parameter aliran (GLR, Q)

fluida yang mengalir (gas atau minyak)

11/20/16

Nodal System Analysi

20

NODAL SYSTEM ANALYSIS

Kepala Sumur f
e

Choke (up & downstream)

Manifold g

Titik-titik Nodal

11/20/16

Gas Lift valve

Up & Downstream Valve

Up & Downstream Safety Valve

Up & Downstream Pompa

Dasar Sumur

Nodal System Analysi

21

Tubing
Performance

Pr

Titik Nodal di Dasar Sumur

Tubing Curve

Pwf
IPR

Q
P

Inflow
Performance
Q

Kepala
Sumur
Tubing
Performance

Flowline
Performance

Qmax

Titik Nodal di Dasar

KepalaSumur
Sumur
FP
Pwh

TP

11/20/16

Nodal System Analysi

22

Titik Nodal di Valve Gas Lift

GLR-t
Gas-Lift
Valve

Titik
Nodal

Tubing Curve
Dari Wellhead

Pv

Tubing Curve
Dari Dasar Sumur

GLR-f
Q

Qmax

TitikTitik
Nodal
Nodal
di Tappered
di Dasar Sumur
Tubing
d = 3.5
3.5
Titik
Nodal

P@t
2 7/8

d = 2 7/8

11/20/16

Nodal System Analysi

23

PROSEDUR PERHITUNGAN

Flow-line & Tubing Curve :

@ Q : Pwf = Psep + Pflowline + Ptubing

Inflow Perf. Relationship :

@ Q = f(Pwf)

11/20/16

Nodal System Analysi

24

APLIKASI A-S-N PADA SUMUR GAS

LIFT
Gas Injeksi

GLR-1
GLR-2

Gas Formasi +
Gas Injeksi
Pwf

GLR-3

GLR-5

Gas Lift Valve

Gas Formasi

GLR-4

Q-max

11/20/16

Nodal System Analysi

GLR-optimum

GLR

25

Contoh Analisa Sistem

Nodal
Panjang pipa salur
= 300 ft
Diameter pipa salur = 2 in
Kedalaman sumur
= 5000 ft
Diameter tubing = 2 3/8
Kadar Air = 0
Perbandingan gas cairan = 400 SCF/bbl
Tekanan statik = 2200 psi
Tentukan laju produksi yang diperoleh
dengan menggunakan dasar sumur
sebagai titik Nodal.
11/20/16

Nodal System Analysi

26

Contoh Analisa Sistem

Nodal
Pwf=Pwh + Pt

Pwh=Psep+Pf

Titik Nodal di Dasar Sumur

Tubing Intake
IPR

Pwf = Pr q/J
Pwh

Pf

Psep

Pt

Q = 900 bpd

Pwf

11/20/16

Nodal System Analysi

27

Contoh Analisa Sistem Nodal

Psep

Pt

Pwh=Pwf + Pt

Pf

IPR : Pwf = Pr Q/J

Pwh

Pwh=Psep+Pf

Titik Nodal di Kepala Sumur

Pwf

Q = 900 bpd

11/20/16

Nodal System Analysi

28

Contoh Analisa Sistem

Nodal

Pwh

Pf

Pwh=Pwf - Pt

P@sep=Pwh - Pf

Titik Nodal di Separator

Tubing+Flowline Curve

Psep

Pt

Psep

Pwf

IPR : Pwf = Pr Q/J

11/20/16

Nodal System Analysi

Q = 900 bpd

29

Contoh Analisa Sistem

Nodal

Titik Nodal di Kepala Sumur Dipasang CHOKE

IPR : Pwf = Pr Q/J

Pwh=Pwf - Pt

16/64

32/64
Pers. Choke : Gilbert

Pwh

0.003846 q L R 0.546
d 1.89
Q = 800 bpd

11/20/16

Nodal System Analysi

30

11/20/16

Nodal System Analysi

31

APLIKASI NODAL SYSTEM ANALYSIS

PADA SUMUR GAS LIFT
Pout

Pout
Kesimpulan dari phenomena
Perubahan Pola Aliran :
Penambahan gas pola aliran berubah
Densitas campuran berkurang
Gradien aliran menurun
GLR-formasi +
P intake berkurang
Injeksi

Gas Injeksi

Pout = Pin PGLRf PGLRf+i

Pin = Pout + PGLRf + PGLRf+i

GLR-formasi

Pin

11/20/16

Nodal System Analysi

Pin

32

APLIKASI NODAL SYSTEM ANALYSIS

PADA SUMUR GAS LIFT
Pwh
Tekanan Kepala Sumur dijaga konstan
Pwf = Pwh + PGLRf + PGLRf+I

Gas Injeksi

Jika densitas fluida diatas titik injeksi berkurang, maka

Pwf berkurang, sehingga sesuai dengan Persamaan IPR
Jika Pwf berkurang, maka Q akan meningkat
Permasalahan :
Dimana titik injeksi dipasang
Berapa jumlah gas yang diinjeksikan
Jaminan bahwa jumlah gas yang diinjeksikan sesuai

Pwf

11/20/16

Nodal System Analysi

33

APLIKASI NODAL SYSTEM ANALYSIS

PADA SUMUR GAS LIFT

GLR total = GLR-formasi + GLR-Injeksi

GLR total meningkat laju produksi
Meningkat
Berdasarkan phenomena tersebut
dikembangkan teknik injeksi gas
(GAS LIFT)

11/20/16

2500

2000
Tekanan Alir Dasar Sumur, psi

Nodal System Analysis dengan

melakukan sensitivitas terhadap
GLR total

1500

IPR

1000

200 scf/stb
400 scf/stb
600 scf/stb

500

800 scf/stb
1000 scf/stb
1200 scf/stb

0
0

Nodal System Analysi

200

400

600

800

1000

Laju Produk si, stb/d

34

APLIKASI NODAL SYSTEM ANALYSIS

PADA SUMUR GAS LIFT

Dengan demikian jumlah gas

Injeksi yang dibutuhkan dapat
Diperkirakan berdasarkan kurva
Gas Lift Performance Curve.

700
600
500
Laju Produksi, stb

Hubungan antara Laju Produksi vs

GLR total, menunjukkan kurva
yang menghasilkan Q-maksimum,
pada GLRtotal yang optimum.

400
300
200
100
0
0

200

Qgas-injeksi = Q(GLRtotal GLRformasi)

11/20/16

Nodal System Analysi

400

600

800

1000

1200

1400

Perbandingan Gas-Cairan, scf/stb

35

APLIKASI NODAL SYSTEM ANALYSIS

PADA SUMUR GAS LIFT
Pwh

Q yang diinginkan makin tinggi

dibutuhkan penempatan titik
injeksi yang makin dalam

Titik
Injeksi

Tergantung Laju Produksi

yang diinginkan

D2
D1
D3

11/20/16

Pwf = Pr Q/J
Pwf

Nodal System Analysi

36

APLIKASI NODAL SYSTEM ANALYSIS

PADA SUMUR GAS LIFT
Pengatur Jumlah Gas yang masuk kedalam Tubing

Katup Tertutup

11/20/16

Katup Terbuka

Nodal System Analysi

37

APLIKASI A-S-N PADA SUMUR

ESP
Stage-1
Stage-2
Pwf

Stage-3
Q

ESP

11/20/16

Pump Performance

Kurva Tubing tergantung pada :

Type pompa
Jumlah srages pompa
Jumlah gas masukk pompa

Nodal System Analysi

39

Aplikasi A-S-N pada Sumur Pompa

Sucker Rod
Jika Pompa @ Puncak Perforasi :
Pwf = Intake Pressure

Jika Pompa diatas Perforasi :

Pwf = Intake Pressure + P

Intake
Pressure

Intake Pressure = f(Q,

11/20/16

Nodal System Analysi

40

Aplikasi A-S-N pada Sumur

Pompa
Sucker Rod
Untuk harga N tertentu :
P-intake = a + bq
a = (1/Ap){Wf + 0.1273(SGf)Wr 0.5063(SF)Wr - 0.25T(SF)Atr}
Intake
Pressure

11/20/16

b = WrN{1+0.5625(SF) +(1-0.5625(S
(56400KAp)
Nodal System Analysi

41

Aplikasi A-S-N pada Sumur

Pompa
Sucker Rod
Untuk harga S tertentu :
P-intake = a + cq2
a = (1/Ap){Wf + 0.1273(SGf)Wr 0.5063(SF)Wr - 0.25T(SF)Atr}
Intake
Pressure

11/20/16

c = Wr{1-0.5625(SF) +(1-0.5625(SF)
(45120K2 ApS)
Nodal System Analysi

42

Aplikasi A-S-N pada Sumur

Pompa
Sucker Rod
Konversi Flow Rate :

VF = WC + (1-WC)Bo + GIP{GLR-(1-WC)Rs}B
Beban - beban pada pompa
Wr = L1Wr1 + L2Wr2 + ........ + LnWrn
Wf = 0.433(SGf)DpAp
Beban Percepatan = SN2(1+c/p)Wr /70500
Fb = 0.1273(SGf)Wr
11/20/16

Nodal System Analysi

43

Aplikasi A-S-N pada Sumur Pompa

Sucker Rod
N
Pwf

Pwf

Q
11/20/16

Nodal System Analysi

44

11/20/16

Nodal System Analysi

45

KELAKUAN ALIRAN FLUIDA PIPA

HORIZONTAL
Pin

Pout

p1

p2

p3

Aliran dalam arah horizontal

(P)
+ (P)

Pout = Pin Pin = Pout

11/20/16

Nodal System Analysi

46

11/20/16

Nodal System Analysi

47

KELAKUAN ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA

Persamaan Umum Pressure Loss

Lw
dp
g
v dv

dZ
gc
g c dZ
dZ

dp
fv 2
(
)f
dL
2 gc d

elevation
friction
acceleration

kehilangan tekanan alir dipengaruhi oleh terutama

densitas fluida yang mengalir serta faktor gesekan (faktor
gesekan juga dipengaruhi oleh densitas yang dinyatakan
dalam bilangan Reynolds)
gas mengalir bersama cairan dalam bentuk gelembunggelembung gas
banyaknya gelembung gas akan menentukan densitas
campuran antara gas dan cairan

11/20/16

Nodal System Analysi

48

KELAKUAN ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA

Persamaan Umum Pressure Loss

Lw
dp
g
v dv

dZ
gc
g c dZ
dZ

dp
fv 2
(
)f
dL
2 gc d

distribusi gelembung gas dalam cairan

menentukan pola aliran yang terjadi
jumlah dan distribusi gelembung gas akan
menentukan densitas campuran fluida
Pressure drop merupakan fungsi dari flow rate
(dari persamaan diatas, pressure drop merupakan
fungsi dari kecepatan aliran.
P = f(Q) atau P1 P2 = f(Q)

11/20/16

Nodal System Analysi

49

KELAKUAN ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA

Pola Aliran 2-fasa Dalam Pipa

11/20/16

Nodal System Analysi

50

KELAKUAN ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA

Peta Pola Aliran Mandhane

11/20/16

Nodal System Analysi

51

KELAKUAN ALIRAN FLUIDA PIPA

VERTIKAL
Pout

p3=(pel+pf+pacc)3
Aliran dalam arah vertikal

Pout = Pin

(P)

p2=(pel+pf+pacc)2

Pin = Pout +

(P)

p1=(pel+pf+pacc)1

Pin

11/20/16

Nodal System Analysi

52