Sei sulla pagina 1di 34

TONSILITIS AKUT

Pembimbing : dr. Juwono H., Sp.THT

Oleh: Eka Nur Asia Widya Astri Herdian Putu Hendra I Komang Gede

Definisi
Peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh

bakteri atau virus.

Keluhan berlangsung kurang dari 3 minggu. Sering terjadi pada anak2, terutama usia 5 thn

dan 10 thn.

Etiologi
Bakteri : Streptococcus beta hemolyticus, Streptococcus viridans, Streptococcus pyogenes adalah penyebab terbanyak

Virus : Hemofilus influenza

PENYEBARAN
a. Percikan ludah (droplet infection) b. Alat makan /minum Penyakit ini cenderung residu periodik

Tonsil dibungkus oleh suatu kapsul yang sebagian besar berada pada fosa tonsil yang terfiksasi oleh jaringan ikat longgar. Tonsil terdiri dari banyak jaringan limfoid yang disebut folikel. Setiap folikel memiliki kanal (saluran) yang ujungnya bermuara pada permukaan tonsil. Muara tersebut tampak oleh kita berupa lubang yang disebut kripta.

Patofisiologi

Saat folikel mengalami peradangan, tonsil akan membengkak dan membentuk eksudat yang akan mengalir dalam saluran (kanal) lalu keluar dan mengisi kripta yang terlihat sebagai kotoran putih atau bercak kuning. Kotoran ini disebut detritus. Detritus sendiri terdiri atas kumpulan leukosit polimorfonuklear, bakteri yang mati dan epitel tonsil yang terlepas. Tonsilitis akut dengan detritus yang jelas disebut

Tonsilitis Folikularis. Tonsilitis akut dengan detritus yang menyatu lalu membentuk
kanal-kanal disebut Tonsilitis Lakunaris.

Detritus dapat melebar dan membentuk membran semu (pseudomembran) yang menutupi tonsil. Adanya pseudomembran ini menjadi alasan utama tonsilitis akut didiagnosa banding dengan angina Plaut Vincent, angina agranulositosis, tonsilitis difteri, dan scarlet fever.

Tonsilitis akut dengan detritus yang jelas disebut Tonsilitis

Folikularis

Tonsilitis akut dengan detritus yang menyatu lalu membentuk alur atau kanal-kanal disebut Tonsilitis Lakunaris. Detritus melebar dan membentuk (pseudomembran) yang menutupi tonsil. dapat membran semu

Penyakit yang termasuk golongan tonsilitis membranacea ialah:

a.Tonsilitis difteri
b.Tonsilitis septik/septic sore throat c.Angina plaut vincent d.Penyakit kelainan darah seperti leukimia akut e.Proses spesifik lues&tbc f.Infeksi virus&jamur

Gejala & Tanda


Tengorokan terasa kering, atau rasa mengganjal di

tenggorokan (leher) Nyeri saat menelan (menelan ludah ataupun makanan dan minuman) sehingga menjadi malas makan. Nyeri dapat menjalar ke sekitar leher dan telinga. Demam, sakit kepala, kadang menggigil, lemas, nyeri otot. Dapat disertai batuk, pilek, suara serak, mulut berbau, mual, kadang nyeri perut, pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar limfe) di sekitar leher.

Pemeriksaan
Pada pemeriksaan, dijumpai : Pembesaran tonsil (amandel)
Tonsil berwarna merah (hiperemi)

Kadang dijumpai bercak putih (eksudat) pada

permukaan tonsil

Warna merah yang menandakan peradangan di sekitar

tonsil dan tenggorokan.

Pemeriksaan

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk

memperkuat diagnosa tonsilitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :

1. Leukosit : terjadi peningkatan 2. Hemoglobin : terjadi penurunan 3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat

Komplikasi
A. Lokal

Abses peritonsiler atau infiltrat peritonsiler Abses parafaring Adenitis cervikal supuratif Otitis media akut, ini jarang biasanya pada anak-anak

B. Sistemik

terutama yang etiologinya oleh streptococcus B hemolyticus 1. Ginjal : nefritis akut dan glomerulo nefritis akut 2. Bronkus : bronkitis 3. Sendi : arthritis 4. Jantung : miokarditis dan endocarditis 5. Vaskuler : plebitis

Terapi
Penderita dengan daya tahan cukup baik penyakit akan

sembuh sendiri (self-limiting disease) dan cukup dengan: - Istirahat - Makan lunak - Analgetik, antipiretik - Gargarisma Kan

Penderita dengan daya tahan kurang, misalnya pada bayi dan

ortu dapat diberi Antibiotik sprektum luas : penisilin, eritromisin.

Antivirus juga bisa diberikan jika dicurigai tonsilitis virus

DIFFERENTIAL DIAGNOSA
1.

Infeksi mononukleosis (glanduler fever)


Tonsil sangat bengkak, tertutup membran Terdapat limfositosis Titer serum antibodi naik dalam minggu ke 2-3 (Paul Bunnel tes spesifik) Pembesaran kelenjar limfe di leher, limpa Ulserasi luas yang biasanya pada satu tonsil Dibedakan dengan tonsilitis akut dengan usap tenggorok Produksi toksin oleh streptokokus Gejala: punctate erytematous rash, panas badan, strawberry tongue Tonsil merah sekali, kadang tertutup eksudat kekuningan yang mudah dibersihkan Pemeriksaan darah: lekositosis PMN , eosinofilia Pseudomembran abu abu pada tonsil, faring dan palatum Sangat lekat, jika dilepas pendarahan Ulserasi luas rongga mulut dan faring Pengelupasan mukosa rongga mulut, lidah dan tonsil\ Tampak sakit berat

2.

Angina vincent (tonsilitis Plaut-vincent / tonsilitis ulceromembranacea)


3.

Scarlet fever

4.

Difteri tonsil

5.

Agranulositosis

TONSILITIS KRONIK

DEFINISI
Peradangan kronis tonsil setelah serangan akut yang terjadi berulangulang atau infeksi subklinis.

ETIOLOGI
25% disebabkan Streptokokus hemolitikus

25% disebabkan Streptokokus golongan lain


Sisanya Pneumokokus, Stafilokokus, Hemofilus

influenza

Terutama streptococcus hemolitikus,kadang

berubah menjadi kuman negatif

PATOFISIOLOGI
Proses peradangan dimulai pada satu atau lebih kripta tonsil.

Proses radang berulang epitel mukosa dan jaringan limfoid


terkikis proses penyembuhan jaringan limfoid akan diganti oleh jaringan parut jaringan akan mengerut kripta akan melebar.
Secara klinis kripta tampak diisi oleh detritus proses ini meluas

hingga menembus kapsul akhirnya timbul perlekatan dengan jaringan sekitar fossa tonsilaris.
Pada anak-anak, proses ini akan disertai dengan pembesaran

kelenjar submandibula

FAKTOR PREDISPOSISI
Rangsangan kronis (rokok, makanan)

Higiene mulut yang buruk


Pengaruh cuaca (udara dingin, lembab) Alergi (iritasi kronis dari alergen) Keadaan umum (kurang gizi, kelelahan fisik) Pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat

MENIFESTASI KLINIK

Kadang tanpa ada radang akut, suhu normal atau subfebris, lesu, nafsu makan kurang/ anoreksia, bisa anemia ringan.
Sakit menelan ringan atau tidak ada kecuali saat eksaserbasi akut kadang hanya rasa gatal atau ganjal. Foetor ex ore (mulut bau oleh karena detritus).

PEMERIKSAAN
Terdapat dua macam gambaran tonsil dari tonsilitis kronis yang mungkin tampak, yakni : 1. Tampak pembesaran tonsil karena hipertrofi dan perlengketan ke jaringan sekitar, kripta yang melebar, tonsil ditutupi oleh eksudat yang purulen. 2. Tonsil tetap kecil, mengeriput, kadangkadang seperti terpendam di dalam tonsil bed dengan tepi yang hiperemis, kripta yang melebar dan ditutupi eksudat yang purulen.

TONSIL

Hipertrofi kadang-kadang atrofi, tidak oedem dan

sedikit hiperemi T1: masih di dalam fossa tonsilaris T2: sudah keluar dari fossa tonsilaris T3: mendekati garis median uvula T4: sudah melewati garis median Terdapat detritus (di tekan pada arcus anterior)

KELENJAR LIMFE REGIONAL:

Membesar dan tidak nyeri tekan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Uji resistensi (sensitifitas) kuman sediaan hapus tonsil - Biakan swab dari

PENATALAKSANAAN
.Medikamentosa a. Pemberian antibiotik penisilin yang lama b. Irigasi tenggorokan sehari-hari c. Usaha untuk membersihkan kripta tonsillaris dengan alat irigasi gigi (oral).

.Tonsilektomi (operasi pengangkatan seluruh tonsil palatina) :

Indikasi :
1. Aspek pembesaran tonsil Tonsilitis kronis atau tonsil hipertrofi yang menimbulkan gangguan bernafas. Tonsilitis kronis atau tonsil hipertrofi yang menimbulkan gangguan suara. Tonsilitis kronis atau tonsil hipertrofi yang menimbulkan gangguan menelan.

2.Aspek tonsil sebagai fokal infeksi Tonsilitis kronis dengan eksaserbasi akut 3x setahun. Tonsilitis kronis dengan sakit menelan 4-6xsetahun. Tonsilitis kronis dengan komplikasi dekat atau jauh. Tonsilitis kronis dengan karier difteri. Tonsilitis kronis dengan swab di dapat streptokokus hemolitikus. Tonsilitis kronis dengan otitis media yang berulang. Tonsilitis kronis dengan pembesaran kelenjar limfe leher atau limfadenitis Tuberkulosis. Tonsilitis kronis dengan kasus-kasus alergi. Tonsilitis kronis dengan ISPA yg berulang. Tonsilitis kronis dengan rencana untuk pemeriksaan PA Tonsilitis kronis dengan pertumbuhan anak yang terganggu.

3. Aspek tonsil dicurigai mengalami keganasan (neoplasia) Tonsil dengan ulkus yang tidak ada perbaikan menggunakan terapi konvensional. Tonsil dengan pembesaran yang unilateral.

Kontraindikasi
1. Kontraindikasi Relatif Radang akut, termasuk tonsilitis Poliomyelitis epidemica Umur < 3 tahun. 2.Kontraindikasi Absolut Gangguan hemostasis, leukemia, purpura, anemia aplastik, ataupun hemofilia. Penyakit sistemik yg tdk terkontrol : DM, penyakit jantung.

Komplikasi tonsilektomi :
Komplikasi akibat anestesi :

hipertermi,laringosspasme, gelisah pasca operasi, mual muntah, kematian saat induksi pada pasien dengan hipovolemi, induksi iv dengan pentotal bisa menyebabkan hipotensi dan henti jantung, hipersensitif tehadap obat anestesi. komplikasi dari pembedahan meliputi hal-hal berikut ini : 1. Perdarahan saat atau setelah operasi dan nyeri. 2. Suara nasal berubah : a.Beberapa hari setelah operasi b.Permanen 3. Aspirasi darah ke paru-paru. 4. Bakterimia atau infeksi 5. Trauma pada gigi. 7. Pembengkakan pada lidah 8. Trauma pada uvula, palatum mole dan dinding faring.

DIFFERENTIAL DIAGNOSA
Angina plaut vincent

Angina agranulositosis
Scarlet fever Tonsilitis tb/tonsilitis luetika

KOMPLIKASI
1, Komplikasi sekitar tonsil
a.Peritonsilitis : Peradangan tonsil dan daerah sekitar yang berat tanpa adanya trismus dan abses. b.Abses Peritonsilar (Quinsy) Kumpulan pus yang terbentuk di dalam ruang peritonsil. Sumber infeksi berasal dari perjalanan tonsilitis akut yang mengalami supurasi, menembus kapsul tonsil dan perjalanan dari infeksi gigi. c.Abses Parafaringeal Infeksi dalam ruang parafaring dapat terjadi melalui aliran getah bening/pembuluh darah. Infeksi berasal dari tonsil, faring, sinus paranasal, adenoid, kelenjar limfe faringeal, os mastoid dan os petrosus. d.Abses Retrofaring Merupakan pengumpulan pus dalam ruang retrofaring. Biasanya terjadi pada anak usia 3 bulan - 5 tahun karena ruang retrofaring masih berisi kelenjar limfe. e.Kista Tonsil Sisa makanan terkumpul dalam kripta mungkin tertutup oleh jaringan fibrosa dan ini menimbulkan krista berupa tonjolan pada tonsil berwarna putih dan berupa cekungan, biasanya kecil dan multiple. f.Tonsilolith (kalkulus dari tonsil) Terjadinya deposit kalsium fosfat dan kalsium karbonat dalam jaringan tonsil yang membentuk bahan keras seperti kapur.

KOMPLIKASI
2. Komplikasi Organ jauh a.Demam rematik dan penyakit jantung rematik b.Glomerulonefritis c.Episkleritis, konjungtivitis berulang dan koroiditis d.Psoriasis, eritema multiforme, kronik urtikaria dan purpura e.Artritis dan fibrositis

TERIMAKASIH

Potrebbero piacerti anche