Sei sulla pagina 1di 88

Page 1 Step 1 Connys mother , 32 years old came to the maternal clinic, she was no sought for prenatal

care until 34 weeks gestation. The mother did not take any vitamins or folate supplements prior to that time. There is no family history of recurrent abortions, congsanguinity, or mental retardation. The infant is delivered spontaneous with APGAR score of 7 and 9, term, birth weight is 3,1 kgs, head circumference 35 cm. A translucent membrane sac overlying the mid lumbar region is noted, there is no leaking of cerebrospinalfluid. Lower extremity movement was not vigorous. Ahead ultrasound study shows mild hydrocephalus, MRI at lumbosacral region shows spina bifida and meningomyelocele.

Step 2 Five month later the baby (Conny) is brought to the pediatric clinic after her mother concerned because her girl has always seemed weak for her age and that her head seems to be progressively swelling, increasing out of proportion to the rest of her body. In addition, her strength and degree of development does not seem to follow her old brother. There is no recent history of vomiting, irritable or poor appetite.

Examination Vital sign : Temperature Pulse Respiration Rate : 37.2 (N: 36.8 37.5) : 100x/minute (N: 80-160 beat/min) : 38x/minute (N: 30-60 beat/min)

Blood Pressure: 75/55 mmHg (N: 87-107/53-66 mmHg) Height : 64 cm (25 percentile)
1 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Head circumference Weight

: 64 cm (98 percentile) : 6,8 kgs (25 percentile)

She is not irritable, but she does not move much. Diffuse hypotonia is obvious upon visual inspection and the child is lethargic and inactive. Her anterior fontanelle is open and rather large for age. No abnormal facies was noted. Deep tendon reflexes are very brisk (+++) and there is a positive Babinskis sign billaterall. Some primitive reflexes were demonstrable (palmar graps reflex, asymmetric tonic neck reflex,and Landau reflex).

Page 2 Radiological Finding : Plain X-ray of the skull showed enlargement of all sutures. Head CT-scan was performed, and demonstrated a peripheral 1,5 cm mantel brain parenchyma and marked hydrocephalus (ventricle I, II, III).

Page 3 A CBC and crimisty panel are normal. A CT-scan of the brain shows dilatation of ventricles (hydrocephalus). After her parents agrees, she is taken to the operating room for insertion of a ventriculoperitoneal shunt and close the meningomyelocele.

Page 4 EPILOGUE Her clinical course has remained stable, there has been neither increased neurologic impairment nor any improvement.

2 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Embriologi skull Cranium berkembang dari mesenkim mengelilingi perkembangan otak. Cranium terdiri dari neurocranium ; yang mengelilingi otak, dan viscerocranium ; skeleton pada wajah. Cartilaginous neurocranium Mulanya cartilaginous neurocranium (chondrocranium) terdiri dari dasar cartilage perkembangan cranium, yang dibentuk oleh fusi beberapa cartilage. Kemudian terjadi endochordal ossification pada chondrocranium membentuk tulang pada dasar cranium, dimulai dengan occipital bone, body of sphenoid dan ethmoid bone. Parachordal cartilage / basal plate berfusi dengan cartilage yang berasal dari region scleretome pada occipital somites yang nantinya akan mengelilingi cranial dan membentuk boundaries pada foramen magnum. Dan cartilage-cartilage tersebut berkontribusi terhadap pe,bentukan occipital bones Hypophyseal cartilage : membentuk pada sekeliling perkembangan pituitary gland dan berfusi untuk membentuk sphenoid bone Trabecullae crania : berfusi untuk membentuk body ethmoid bone dan ala orbitalis untuk membentuk lesser wing sphenoid bone Otic capsules : merupakan primordial internal ears dan membentuk petrous dan mastoid pada temporal bone Nasal capsules : berkontribusi untuk membentuk ethmoid bone

Membranous neurocranium Pembentukan intramembran terjadi di dalam mesenkim pada bagian sisi dan puncak pada otak, membentuk calvaria Terjadi selama fetal life, flat bones pada ca;varia dipisahkan oleh membrane jaringan ikat yang membentuk fibrous joint yang disebut sutura. 6 area fibrous terbesar terdapat dimana ke 7 sutura bertemu

3 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Karena sutura merupakan tulang lunak dan jaringan ikat longgar, memungkinkan calavaria untuk mengalami perubahan bentuk selama lahir

Ketika molding, fetal cranium beradaptasi ke pelvic cavity selama lahir, bentuk calvaria kembali normal

Cartilaginous viscerocranium Banyak mesenkim di region kepala berasal dari sel neural crest yang bermigrasi ke dalam pharyngeal arches dan membentuk tulang dan jaringan ikat pada struktur kepala dan wajah. Homeobox (hox) genes berperan dalam regulasi differensiasi sel neural crest, yang mana terdapat pada kepala dan wajah. Bagian-bagian fetal cranium yang berasal dari cartilaginous skeleton pharyngeal arches ke 1 dan 2. Dorsal pada pharyngeal arch ke 1 membentuk 2 middle ear bones yaitu ; malleus, incus Dorsal pada pharyngeal arch cartilage ke 2 membentukstapes pada middle ear dan styloid process pada temporal bones. Ventral untuk membentuk bagian superior hyoid bone dan lesser horn Pharyngeal arch cartilage ke 3,4 dan 6 hanya memnbentuk arch bagian ventral. Cartilage arch ke 3 membentukgreater horn dan bagian inferior hyoid bone Pharyngeal arch cartilage ke 4 berfusi untuk membentuk laryngeal cartilage, kecuali epiglottis Membranous viscerocranium Pembentukan intramembran terjadi di dalam maxillary yang menonjol pada pharyngeal arch ke 1 dan kemudian mambentuk squamous temporal bones menjadi bagian neurocranium Mandibula terbentuk karena ada osifikasi intramembran di dalam mesenkim pada mandibular yang menonjol Newborn cranium Setelah kembali dari molding, cranium newborn tulangnya me3njadi lebih tipis. Pada keadaan diam, skeleton wajah relative kecul dibandingkan calvaria. Region wajah kecil ersebut diakibatkan adanya paranasal (air) sinuses dan belum berkembang pada facial bones
4 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Postnatal growth of the cranium Suture fibrous pada newborn, calvaria membesar selama bayi dan anak-anak. Membesar pada 2 tahun pertama Secara normal, akan terjadi peningkatan pesat kapasitas sampai kira-kira umur 16 tahun. Setelah itu, peningkatan kapasitas tersebut meningkatkan ukuran cranium secara perlahan 3-4 tahun setelahnya akibat kapasitas penebalan tulang Kecepatan pertumbuhan pada wajah dan rahang, bersamaan dengan eruption dari gusi gigi primer Sedangkan, perubahan pada wajah ditandai setelah erupsi pada gigi sekunder (permanen), beriringan dengan pembesaran pada frontal dan facial region, diiringi dengan peningkatan ukuran paranasal sinuses (ex : frontal dan ethmoid sinuses). Banyak paranasal sinuses ini penting untuk mengubah bentuk wajah mengubah resonansi suara Posterior dan anterolateral fontanel hilang, dikarenakan pertumbuhan beberapa tulang, dalam 2/3 bulan setelah lahir Posterolateral fontanel hilang pada akhir tahun pertama Anterior fontanel hilang pada akhir tahun kedua Frontal bone secara normal mulai berfusi pada tahun ke 2 Frontal suture selalu hilang pada umur 8 tahun Sutura lainnya akan hilang pada masa dewasa

Embriologi vertebrae

Selama minggu ke 4 : sclerotom mengelilingi neural tube dan notochord. Perubahan posisi sclerotom dipengaruhi oleh pertumbuhan struktur disekitarnya bukan karena sel sclerotom bermigrasi .
5 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

selama stage precartilaginous/mesenchymal : sel mesenkim dr sclerotom ditemukan di 3 area yaitu : notochord, sekeliling neural tube dan juga pada body wall.

Pada minggu ke 4 : Sclerotom terlihat seperti sepasang sel mesenkim yang berkondensasi di sekitar notochord. Dimana setiap sclerotom itu terdiri dari : loosely arranged cells (cranial), dan densely packed cells (kaudal) Beberapa de densely packed cells berpindah ke cranial membentuk intervertebral disc. Sisanya dari densely packed cells itu berfusi dengan loosely arranged cells pada kaudal sclerotom membentuk mesenkim centrum (primordium body of vertebrae) Setiap centrum berkembang dari 2 sclerotom yang berdekatan dan menjadi intersegmental structure Lama kelamaan notochord berdegenerasi dan menghilang saat dikelilingi

perkembangan vertebral bodies Diantara vertebrae, notochord memanjang untuk membentuk gelatinous center pada intervertebral disc yaitu nucleus pulposus. Nantinya itu nucleus pulposus akan dikelilingi oleh fiber yang akan membentuk annulus fibrosus

Cartilaginous stage of vertebral development Selama minggu ke 6 : terjadi kondrifikasi center pada 2 bagian yaitu pertama pada bagian centrum yang nantinya akan membentuk cartilage pada bagian centrum, dan
6 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

kedua pada bagian neural ach yang nanti akan membantu perkembangan spinous dan transverse processus Minggu ke 7 terjadi ossifikasi. Dimana ossifikasi itu dimulai pada masa embrionik sama usia 25 tahun. Dan ossifikasi ini ada yang primer dan secondary. Pada minggu ke 7 ini ossifikasi primer dimana terdapat pada 3 bagian : 1 pada bagian centrum, dan 2 terdapat pada bagian sisi dari neural arch. Minggu ke 8 ossifikasi pada neural arch mulai tampak lebih jelas. Pada saat lahir terlihat 3 bony part yaitu centrum dan 2 vertebral arch yang mana ke 3nya dihubungkan oleh cartilage . dan nantinya itu vertebral arch akan berartikulasi pada bagian centrum dengan bantuan neurocentral joint, yang mana akan menghilang ketika vertebral arch berfusi pada bagian centrum pada tahun ke3-ke 6 Setelah pubertas terlihat secondary ossifikasi yaitu pada bagian 1 spinous,2 transverse,2 pada bagian annular epiphyses.

ANATOMI SKULL

7 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Pada aspek anterior tengkorak dapat dikenali os frantale dan kedua os zygomaticum,kedua orbita,daerah hidung,maxilla dan mandibula. Sutura coronalis memisahkan os frontale dari os parietal Sutura sagitalis memisahkan kedua tulang ubun-ubun satu dari yang lain Sutura lambdoidea menisahkan os parietal dan os temporal dari os occipital. Titik bregma adalah titik temu antara sagitalis dan sutura coronalis.

8 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

CNS

Brain

cerebrum m diencephal on thalamu s hipothalam us epithalamu s subthalam us midbrai n pons Medulla oblonga taaaaaa aaa

SISTEM SYARAF cerebellu


anatomi s

Sistem Syaraf

brainstem

Spinal cord Crania l nerve Spinal nerve motori c sensoric sympatheti fisiologis autonomi c NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C parasympathe c tic enteric

PNS

somatic

SISTEM SARAF PUSAT Sistem saraf pusat (Central Nervous System [CNS]) terdiri dari otak dan spinal cord. CNS memproses berbagai macam informasi sensori yang berbeda. Ia juga merupakan sumber berfikir, emosi, dan memori. Sebagian impuls saraf yang menstimulasi otot untuk berkontraksi dan kelenjar untuk bersekresi berasal dari CNS. EMBRIOLOGI SISTEM SARAF PUSAT
Derivat Lapisan Ektoderm Dengan terbentuknya notokord dan arena pengaruh induktifnya, ektoderm yang terletak diatas notokord menebal membentuk neural plate (lempeng saraf). Sel-sel lempeng saraf membentuk neuroektoderm, dan induksi pembentukan neuroektoderm ini merupakan peristiwa awal dalam proses neurulasi. Proses induksi ini bersifat kompleks,secara biomolekular nya, molekul-molekul pemberi sinyal tampaknya termasuk anggota family dari faktor pertumbuhan pengubah bentuk (TGF-), yang mencakup aktivin, dan faktor-faktor pertumbuhan fibroblas (FGF). Sinyal pertama yaitu dari Shh yang dihasilkan oleh notokord yang akan menginduksi lempeng saraf untuk menebal ini berangsur-angsur meluas menuju ke garis primitif. Pada akhir minggu ketiga, tepi-tepi lateral lempeng saraf menjadi lebih terangkat naik membentuk lipatan saraf (neural fold), sementara di daerah tengah yang cekung terbentuk alur saraf (neural groove). Yang kemudian lama kelamaan akan saling bertemu, menyatu, membentuk neural tube.

10 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Sinyal lain juga didapatkan dari ektodrm nonneural yaitu BMP-4,-7 yang akan meregulasi TGF yang selanjutnya akan mengaktifkan PAX-3,-7 untuk nantinya menginduksi perkembangan dari bagian floor neral tube dan diferensiasi sensory neuron. Sedangkan bagian roof dari neural tube akan diinduksi oleh Shh yg dihasilkan notokord tadi yang kemudian akan mengaktifkan NKX 2.2 dan NKX 6.1 dan pembentukan ventral neuron. Ada pula NKX 6.1 dan PAX 6 akan memberikan sinyal untuk proses diferensiasi ventral motor neuron.sPenyatuan ini dimulai pada daerah leher (somit keempat) dan berjalan baik kearah kranial maupun kearah kaudal. Sampai penyatuan ini selesai, bagian kranial dan kaudal masih terbuka dan masih berhubungan dengan rongga amnion, yaitu bagian kranial disebut neuroporus kranial dan bagian kaudal adalah neuroporus kaudal.

11 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Nantinya, neuroporus kranial ini akan tertutup sempurna pada hari ke-25, sedangkan neuroporus kaudal akan menutup pada hari ke-27. Neurilasi kemudian selesai, dan sistem saraf pusat diwakili oleh sebuah struktur tabung tertutup di bagian kaudalnya yang sempit, sumsum tulang belakang, dan bagian kepala yang jauh lebih besar yang ditandai oleh banyak dilatasi, yaitu vesikelvesikel otak. Pada proses pembentukan neural tube, terdapat bagian lateral yang tersisa yang dikenal dengan neural crest, neural crest ini selanjutnya akan berkembang menjadi peripheral nerve system (PNS), ANS, dan struktur lainnya.

PERKEMBANGAN OTAK Neural tube bagian kranial sampai setinggi somit keempat selanjutnya akan berkembang menjadi otak.

12 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Perkembangan Spinal Cord

Pembentukan spinal cord berasal dari perkembangan neural tube caudal sampai bagian ke empat dari somit, kemudian bagian bilateral dari neural tube tersebut menebal sehingga neural canal yang ada menjadi menyempit dimana nantinya bagian ini yang akan menjadi central canal spinal cord (pada minggu ke 9-10). Awalnya, dinding neural tubeini padat, pseudostratified columnar neuro epithelium. Sel-sel neuroepithelial ini disebut juga ventricular zone (ependymal layer) yang kemudian akan berkembang menjadi neuron dan sel makroglial di spinal cord. Sel makroglial adalah bagian terbesar dari sel-sel neuroglial yang terdiri dari oosit dan oligodendrosit. Segera marginal zone yang terdiri dari outer neuroepithelial cells mulai Nampak, dimana zona ini yang kemudian akan menjadi white matter dari spinal cord dimana axon tumbuh di dalamnya dari nerve cell body di spinal cord, spinal ganglia, dan otak. Beberapa pembelahan sel-sel neuroepithelial pada zona ventricular berdiferensiasi menjadi primordial neuron (neuroblast). Sel-sel embrionik (neuroblast) ini akan membentuk
13 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

intermediate zone (mantel layer) diantara ventricular dan marginal zone. Neuroblast juga akan berkembang menjadi neuron seiring berkembangnya sitoplasmaneuroblast tersebut.

Primordial supporting cells pada CNS (glioblast) atau spongioblast berdiferensiasi dari neuroepithelial cell terutama setelah pembentukan neuroblast selesai. Glioblast yang telah terbentuk tersebut kemudian bermigrasi dari ventricular zone ke intermediate dan marginal zone. Beberapa glioblast akan berubah menjadi astroblast yang kemudian akan menjadi astrosit dan sebagian lagi menjadi oligodendroblast yang kemudian yang akan menjadi oligodendrosit.

Setelah sel-sel neuroepithelial selesai membentuk neuroblast dan glioblast. Sel neuroepithelial berdiferensiasi menjadi sel ependimal dan akan membentuk ependima (ependima epithelium) yang melapisi central canal spinal cord.
14 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Yang mengontrol proliferasi, survival, dan patterning dari neuro epithelial adalah SSH (sonic hedgehog) sebagai progenitor sel dengan regulasi Gli transcription factor. Microglial cells (microglia) tersebar di seluruh gray matter dan white matter dan merupakan sel berukuran kecil derivate dari sel-sel mesenkim. Mikriglial sel berasal dari bone marrow dan merupakan bagian dari populasi sel-sel fagositik Diferensiasi dari penebalan dinding lateral spinal cord ini akan membentuk lengkungan longitudinal yang disebut dengan sulcus limitans, lengkungan ini di bagi menjadi dua bagian, yatu bagian dorsal (alar plate) dan ventral (basal plate) yang akan berdiferensiasi menjadi bagian sensoris dan motoris dari spinal cord.

15 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

ANATOMI SISTEM SYARAF PUSAT


1. OTAK 1.1.CEREBRUM Cerebrum merupakan bagian otak yang terbesar. Dimana permukaan luar cerebrum merupakan gray matter yang disebut cerebral cortex dan permukaan dalamnya disebut white matter. Juga terdapat banyak lipatan yang disebut gyrus dan sulcus yang memisahkan lipatanlipatan gyrus tersebut. Dalam cerebrum terdapat 4 buah lobus, yaitu: Lobus frontal Berfungsi untuk pusat gerak sadar, motivasi, agresi, dan sensasi bau. Lobus pariental
16 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Berfungsi untuk pusat ingaan, kecerdasan, nalar dan sikap. Lobus temporal Berfungsi untuk pusat pendengaran dan penyimpanan memory. Lobus occipital Berfungsi sebagai pusat penglihatan.

Gambar : cerebrum dilihat dari superior Pada bagian cerebral white matte juga terdapat 3 nerve track : 1. Association fiber Menghubungkan area cerebral cortex didalam hemisphere 2. Commissural fiber Menghubungkan satu cerebral hemisphere ke hemisphere lainnya 3. Projection fuber Menghubungkan antara cerebrum dan bagian lain dari otak dan spinal cord

17 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Gambar : Potongan sagital otak dilihat dari medial

Histological structures of the cerebrum

Otak mengandung substansi abu-abu dan substansi putih.


1. Substansi abu-abu membentuk bagian luar otak (korteks). Substansi ini mengandung

badan sel neuron, serabut tak termielinasi, astrosit protoplasma, oligodendrosit, dan mikroglia.
2. Substansi putih membentuk bagian dalam otak. Kandungan pada substansi ini

didominasi oleh serabut termielinisasi, oligodendrosit, astrosit fibrosa, dan mikroglia. Substansia kelabu biasanya berada pada permukaan serebrum dan serebelum, membentuk korteks serebral dan serebelar. Kumpulan badan sel neuron yang membentuk pulau-pulau substansia kelabu yang dikelilingi oleh substansia putih disebut nuclei. Pada korteks serebri, substansia putih terdiri atas 6 lapis sel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Neuron-neuron pada beberapa tempat di korteks serebri mengatur impuls aferen (sensorik), sedangkan di tempat lain neuro eferen (motorik) mengaktifkan impuls motorik yang mengatur pergerakan volunteer. Sel-sel dari korteks serebri dihubungkan dengan informasi sensorik yang terintegrasi dan permulaan respons motorik volunteer. Korteks serebri memiliki 3 lapisan, yaitu lapisan molecular luar, lapisan tengah yang terdiri dari sel-sel Purkinye besar, dan lapisan granular dalam. Sel-sel Purkinye memiliki badan sel yang mencolok dengan dendritnya yang
18 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

berkembang dengan sempurna sehingga menyerupai kipas. Dendrit ini menempati hamper seluruh lapisan molecular dan menjadi alasan untuk jarangnya nuclei pada lapisan itu. Lapisan granular disusun oleh sel-sel yang sangat kecil (sel terkecil di tubuh kita) yang cenderung merata, berbeda dengan lapisan molecular yang kurang padat sel. LIMBIC SYSTEM Terdapat juga limbic system dimana terletak tepidalam pada cerebrum dan merupakan dasar dari diencephalon. Limbic system ini memiliki struktur seperti cincin dan mengelilingi bagian atas dari brain stem dan carpus callosum. Komponen dari limbic system :

Lobus limbic terletak di tepi cerebral cortex pada permukaan medial setiap hemisphere. Lobus limbic terdiri dari beberapa bagian :

Cingulate gyrus terdapat diatas corpus callosum Parahippocampal gyrus terdapat di temporal lobus bagian bawah Hippocampus merupakan bagian parahippocampal gyrus yang memanjang ke

bagian lateral ventricle


Dentate gyrus terletak antara hippocampus dan parahippocampal gyrus Amygdala memiliki betuk seperti amandel Septai nuclei terletak dibawah corpus callosum dan cerebral gyrus Mammillary bodies of hippothalamus Anterior nucleus dan medial nucleus merupakan dua buah nuclei dari thalamus yang berperan dalam limbic circuits

Olfactory bulbs Fornix, stria terminalis, stria medullaris, medial forebrain bundle, dan

mammillothalamic Limbic system ini berperan dalam aktivitas emosional dan aktivitas perilaku tak sadar dan disebut juga emotional brain.
19 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Gambar : potongan sagital otak memperlihatkan limbic system CEREBRAL CORTEX AREA

Area fungsional korteks serebral meliputi area motorik primer, area sensorik primer, dan area asosiasi atau sekunder yang berdekatan dengan area primer dan berfungsi untuk integrasi dan interpretasi tingkat tinggi.

Area motorik primer pada korteks

20 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

1. Area motorik primer terdapat dalam girus presental. Di sini, neuron (piramidal) mengendalikan kontraksi volunter otot rangka. Aksonnya menjalar dalam traktus piramidal. 2. Area promotorik korteks terletak tepat di sisi anterior girus presentral. Neuron (ekstrapiramidal) mengendalikan aktivitas motorik yang terlatih dan berulang, seperti mengetik. 3. Area Broca terletak di sisi anterior area premotorik pada tepi bawahnya. Area ini mungkin hanya terdapat pada 1 hemisfer saja (biasanya sebelah kiri) dan dihubungkan dengan kemampuan wicara. Area sensorik korteks informasi sensorik umum yang berkaitan dengan nyeri, tekanan, suhu, sentuhan, dan propriosepsi dari tubuh. 2. Area visual primer terletak dalam lobus oksipital dan menerima informasi dari retina mata. 3. Area auditori primer terletak pada tepi atas lobus temporal, menerima impuls saraf yang berkaitan dengan pendengaran. 4. Area olfaktori primer terletak pada permukaan medial lobus temporal, berkaitan dengan indera penciuman. 5. Area pengecap primer (gustatori) terletak dalam lobus parietal dekat bagian inferior girus postsentral, terlibat dalam persepsi rasa. Area asosiasi fisik yang lebih tinggi. 2. Area asosiasi somatic (somestetik), yang terletak dalam lobus parietal, berkaitan dengan interpretasi bentuk dan tekstur suatu objek dan keterkaitan bagian-bagian tubuh secara posisional. 3. Area asosiasi visual (yang terletak pada lobus oksipital) dan area asosiasi auditorik (yang terletak dalam lobus temporal) berperan untuk menginterpretasi pengalaman visual dan auditori. 4. Area wicara Wernicke, yang terletak dalam bagian superior lobus temporal, berkaitan dengan pengertian bahasa dan formulasi wicara. Bagian ini berhubungan dengan area wicara Broca.
21 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

1. Area sensorik primer terdapat dalam girus postsentral. Di sini, neuron menerima

1. Area asosiasi frontal, yang terletak pada lobus frontal, adalah sisi fungsi intelektual dan

Lateralisasi otak dan dominasi serebral:


a.

Hemisfer dominan (hemisfer kiri) berkaitan dengan bahasa, wicara, analisis, dan Hemisfer non-dominan (hemisfer kanan) bertanggung jawab untuk persepsi

kalkulasi.
b.

spasial, dan pemikiran non-verbal atau ide.

1.2.DIENCEPHALON Thalamus Thalamus berukuran 3 cm dan 80% dari diencephalon merupakan thalamus. Thalamus memiliki sepasang gray matter yang disebut intermediate mass (interthalamic adhesion) dan white matter yang disebut internal medulary lamina yang membagi gray matter menjadi bagian kanan dan kiri. Thalamus memiliki fungsi utama yaitu menyediakan hampir semua sensory input ke cerebral cortex dan berkontribusi pada fungsi motoris dengan mentransmit informasi dari cerebellum dan basal ganglia ke motor area utama pada cerebral cortex juga memeran peran penting dalam pertahanan kesadaran. Berdasarkan fungsi dan posisinya terdapat 7 group utama pada sisi nuclei : 1. Anterior nuclei 2. Medial nuclei 3. Nuclei pada lateral group 4. Ventral group : Ventral anterior nuclei Ventral lateral nuclei Ventral posterior nuclei Lateral geniculate nuclei Medial geniculate nuclei
22 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

5. Intralaminar nuclei 6. Middle nucleus 7. Reticular nucleus

Hypothalamus Hypothalamus merupakan bagia kecil dari thalamus yang merupakan bagian inferior

pada thalamus yang memiliki fungsi mengontrol ANS, memproduksi hormone, sebagai pusat rasa lapar dan haus, mengontrol temperature, dan mengatur emosi dan kebiasaan. Hypothalamus memiliki 4 bagian utama yaitu : o o o o Mammillary region Tuberal region Supraoptic region Preoptic region

Epithalamus
23 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Epithalamus merupakan bagian terkecil dari posterior dan superior thalamus . epithalamus ini mengandung pineal gland yang dianggap bagian dari kelenjar endokrin karena mensekresi melatonin dan habernular nuclei yang berguna untuk respon emosional ke bau.

1.3.BRAIN STEM Mid brain Midbrain atau mesencephalon merupakan perpanjangan dari pons ke diencephalon dan memiliki panjang 2.5 cm . mid brain memiliki fungsi menyampaikan motor output dari cerebral cortex ke pons dan sensory input sari spinal cord ke thalamus. Midbrain ini juga mengandung nuclei dan tracts. Bagian depan midbrain memiliki sepasang tracts yang disebut cerebral peduncles. Tracts ini mengandung axon-axon corticospinal, corticopontine, dan corticobulbar motor neurons, yang memimpin impulsimpuls saraf dari cerebrum ke spinal cord, pons, dan medulla . cerebral peduncle juga mengandung axon-axon saraf sensory yang memanjang dari medulla ke thalamus. Terdapat superior colliculi yang berfungsi untuk mengkoordinasi pergerakan dari bola mata pada respon visual dan stimulus lain, juga inferior colliculi yang berfungsi untuk mengkoordinasi pergerakan dari kepala dan rangsang auditory, substantia nigra dan red nucleus yang memiliki kontribusi untuk mengkontrol pergerakan otot. nuclei lainnya berhubungan dengan 2 pasang cranial nerve : occulomotor (III) nerves dan trochlear (VI) nerves.

24 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Pons Pons merupakan jembatan yang terletak superior dari medulla dan anterior dari

cerebellum yang panjangnya sekitar 2.5 cm. seperti medulla, pons juga terdiri dari nuclei, sensory tract, dan motory tract. Hubungan ini juga diperantarai oleh sekumpulan axon. Beberapa axon dari pons ini menghubungkan bagian kanan dan kiri dari cerebellum dan yang lainnya merupakan bagian dari sensory ascending tracs dan descending motor tract. Pons memiliki fungsi untuk menyampaikan impuls dari satu sisi di cerebellum menuju bagian lainnya dan antara medulla dengan midbrain. Terdapat pneumotaxic area dan apneustic area yang berfungsi untuk mengatur pernapasan bersama dengan medulla oblongata. Pons juga mengandung nuclei yang berhubungan dengan 4 pasang cranial nerve : trigeminal (V) nerves, abducen (VI) nerves, facial (VII) nerves, dan vestibulocochlear (VIII) nerves.

Medulla oblongata
25 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Medulla oblongata merupakan bagian dari brainstem yang berhubungan dengan bagian superior dari spinal cord dimana dimulai dari foramen magnum yang meluas sepanjang inferior pons 3 cm. Bagian white matternya mengandung daerah sensorik (ascending) dan daerah motorik (descending). Beberapa white matter juga membentuk tonjolan pada sisi anterior dan tonjolan tersebut dinamakan pyramid yang dibentuk oleh corticospinal track dimana corticospinal tract berfungsi untuk mengendalikan gerak dasar dari limbs dan trunk. 90% dari axon pada pada pyramid bagian kiri menyilang menuju sisi kanan begitu pun sebaliknya. Penyilangan ini disebut pyramid decussation, yang menerangkan mengapa masing-masing sisi otak mengendalikan pergerakan volunteer yang berlawanan. Medulla oblongata ini memiliki beberapa nuclei dimana nuclei tersebut mengendalikan fungsi fital seperti mengatur kecepatan dan kekuatan denyut jantung, denyut pembuluh darah juga mengatur beberapa reflex seperti reflex muntah, menelan, bersin, batuk, dan tersedak. Medulla juga mengandung nuclei yang merupakan komponen dari jalur sensorik untuk gestation (rasa), audition (pendengaran), dan equilibrium (keseimbangan). medulla mengandung nuclei yang berhubungan dengan 5 pasang cranial nerve : vestibulocochlear (VIII) nerves, glossopharyngeal (XI) nerves, bagus (X) nerves, accessory (XI) nerves (cranial portion) dan hypoglossal (XII) nerves.

26 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

1.4.CEREBELLUM Cerebellum terletak pada posterior dari medulla dan pons dan pada inferior dan posterior lubang kranial. Memiliki ukuran kedua terbesar setelah cerebrum. Mengandung saraf dari otak. Pada bagian superior dan inferior berbentuk seperti kupu-kupu, bagian tengah yang mengkerut disebut vermis dan bagian lateralnya disebut cerebellar hemisphere. Kemudian, pada bagian superficial layer disebut cerebellar cortex dimana mengandung gray dan gray matter yang melipat disebut folia. Didalam gray matter terdapat white matter yang berbentuk seperti cabang pohon dan berguna untuk menghubungkan cerebellar nuclei dengan peduncles sementara gray matter berfungsi sebagai tempat axon yang mengangkut impuls dari cerebellum ke otak lainnya. Terdapat 3 pasang cerebral peduncles yang melekatkan cerebellum pada brainstem : 1. 2. 3. Superior cerebellar peduncles Inferior cerebellar peduncles Middle cerebellar peduncles

HISTOLOGY CEREBRUM dan CEREBERAL Bila diiris, serebrum, serebelum, dan medula spinalis memperlihatkan substansi alba (white matter) dan substansi grissea (gray matter). Unsur utama dari substansi alba adalah akson bermielin dan oligodendrosit penghasil mielin. Substansi alba tidak mengandung badan sel neuron. Substansi alba terletak pada lebih ke pusat serebrum dan serebelum. Sedangkan pada substansi grissea mengandung bada sel neuron, dendrit, bagian awal akson tak bermielin, dan sel glia. Substansi ini merupakan daerah terbentuknya sinaps. Substansi grissea terutama terdapat di permukaan serebrum dan serebelum yang membentuk korteks serebri dan korteks serebeli. Kumpulan badan-badan sel neuron yang membentuk pulau-pulau substansi grissea yang terbenam dalam substansi alba disebut nukleus. Pada korteks serebri, substansi grissea
27 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

memiliki 6 lapisan sel dengan beraneka bentuk dan ukuran. Neuron pada daerah korteks serebri tertentu mengatur impuls aferen (sensoris), sedankan di daerah lain, neuron eferen (motorik) membangkitkan impuls motorik yang mengendalikan gerak volunter. Pada korteks serebeli memiliki 3 lapisan, yaitu :
1. Lapisan molekular luar, sel-sel yang tidak begitu padat. 2. Lapisan tengah yang terdiri atas sel Purkinje besar, memilki badan sel yang mencolok,

dengan dendritnya yang berkembang biak, yang menyerupai kipas. Dendrit ini menempati sebagian besar lapisan molekular dan karenanya, inti sel Purkinje jarang dijumpai.
3. Lapisan bergranula dalam, dibentuk oleh neuron yang sangat kecil, yang saling

berhimpitan. 2. SPINAL CORD 2.1.Anatomi Spinal Cord Medulla spinalis terletak di dalam canalis vertebralis. Medulla spinalis, pusat refleks, dan jalur konduksi utama antara tubuh dan otak membentuk berupa bangunan silindris yang di sebelah ventral dan sebelah dorsal agak gepeng. Medulla spinalis terlindung oleh vertebra, ligamentum serta ototnya, meninges spinalis, dan cairan cerebrospinal (CSS). Medulla spinalis berawal sebagai lanjutan medulla oblongata, bagian kaudal truncus encephali. Pada orang dewasa, medulla spinalis terbentang dari foramen magnum os occipitale sampai discus intervertebralis antara vertebra lumbalis I dan vertebra lumbalis II, tetapi dapat berakhir pada vertebra thoracica XII atau vertebra lumbalis III. Dengan demikian, medulla spinalis hanya menempati bagian kranial canalis vertebralis. Medulla spinalis menggembung pada 2 daerah untuk persyarafan ekstremitas, yaitu:

28 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

a.

Intumescentia cervicalis terdapat antara segmen medulla spinalis C4 dan T1.

Cabang utama ventral dari segmen-segmen ini membentuk plexus brachialis yang mempersarafi ektremitas superior. b. Intumescentia lumbosacralis terletak antara segmen medulla spinalis L2 dan S3. Saraf dari segmen-segmen ini membentuk plexus lumbalis dan plexus sacralis yang mempersarafi ekstremitas inferior.

29 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Medulla spinalis dilindungi oleh kolumna vertebralis serta dibungkus membran jaringan ikat yang disebut meninges spinalis. Dimulai dari lapisan paling luar, berturut-turut terdapat dura mater, araknoid, dan pia mater. Araknoid dan pia mater saling melekat dan seringkali dipandang sebagai 1 membran yang disebut pia-araknoid.
a. Dura mater spinalis adalah meninges luar, terdiri atas jaringan ikat padat. Dura mater

yang membungkus medulla spinalis dipisahkan dari periosteum vertebra oleh ruang epidural, yang mengandung vena berdinding tipis, jaringan ikat longgar, dan jaringan lemak. Dura mater selalu dipisahkan dari araknoid oleh celah sempit, disebut ruang subdural. Permukaan dalam dan luar dura mater pada medulla spinalis dilapisi epitel selapis gepeng yang asalnya dari mesenkim.

30 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

b. Arachnoidea Mater Spinalis bentuknya seperti jaring laba-laba. Memiliki 2 komponen,

yaitu lapisan yang berkontak dengan dura mater dan sebuah sistem trabekel yang menghubungkan lapisan itu dengan pia mater. Rongga di antara trabekel membentuk ruang subaraknoid, yang terisi cairan serebrospinal (CSF) dan terpisah sempurna dari ruang subdural. Ruang ini membentuk bantalan hidrolik yang melindungi susunan saraf pusat dari trauma. Araknoid terdiri atas jaringan ikat tanpa pembuluh darah. Permukaannya dilapisi oleh epitel selapis gepeng, seperti yang melapisi dura mater. Karena dalam medulla spinalis araknoid itu lebih sedikit trabekelnya, maka lebih mudah dibedakan dari pia mater. Pada beberapa daerah, araknoid menerobos dura mater, membentuk juluran-juluran yang berakhir pada sinus venosus dalam dura mater. Juluran ini (yang dilapisi oleh sel-sel
31 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

endotel dari vena) disebut vili araknoid, fungsinya ialah untuk menyerap cairan serebrospinal ke dalam darah dari sinus venosus.
c. Pia Mater Spinalis terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh

darah. Meskipun letaknya cukup dekat dengan jaringan saraf, ia tidak berkontak dengan sel atau serat saraf. Di antara pia mater dan elemen neural terdapat lapisan tipis cabang-cabang neuroglia, melekat erat pada pia mater dan membentuk barier fisik pada bagian tepi dari susunan saraf pusat dan memisahkan SSP dari cairan serebrospinal. Pia mater menyusuri seluruh lekuk permukaan SSP dan menyusup ke dalamnya untuk jarak tertentu bersama pembuluh darah. Pia mater dilapisi oleh sel-sel gepeng yang berasal dari mesenkim. Pembuluh darah menembus SSP melalui terowongan yang dilapisi oleh pia mater, disebut ruang perivaskular. Pia mater lenyap sebelum pembuluh darah ditransformasi menjadi kapiler. Dalam SSP, kapiler darah seluruhnya dibungkus oleh perluasan cabang sel neuroglia.

MENINGES Meninges adalah jaringan ikat yang berfungsi melapisi dan melindungi susunan saraf otak yaitu otak dan medula spinalis. Meninges terbagi menjadi tiga lapisan, antara lain :
1. Dura mater, yaitu jaringan ikat yang dilapisi oleh epitel pipih selapis yang merupakan

lapisan paling luar dari meninges. Pada otak, dura mater terdiri dari dua lapisan yang berfusi dan memisah di daerah sinus venosus dan langsung menempel pada periosteum tulang cranial. Sedangkan pada medula spinalis dura mater hanya terdiri dari satu lapisan, dan dura mater dipisahkan dari columna vetebrata oleh ruang epidural yang berisi vena berdinding tipis, jaringan ikat longgar dan jaringan lemak. Antara dura mater dan arachnoid terdapat ruang yang disebut ruang subdural. Tiga perpanjangan dura mater yaitu falx cerebri (menghubungkan dua hemisphere cerebrum), falx cerebelli (menghubungkan dua hemisphere cerebellum) dan tentorium cerebelli (menghubungkan cerebrum dan cerebellum).

2. Arachnoid, yaitu jaringan ikat tanpa pembuluh darah yang juga dilapisi oleh sel epitel

pipih selapis dan merupakan lapisan meninges bagian tengah. Arachnoid berbentuk seperti
32 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

jaring laba-laba memiliki dua komponen, yakni yang berhubungan dengan dura mater dan sebuah sistem trabekel yang berhubungan dengan pia mater. Rongga di antara trabekel ini membentuk ruang subarachnoid, yang nantinya berisi cairan cerebrospinal (CSF). Beberapa bagian arachnoid ada yang menembus dura mater membentuk vili arachnoid.

3. Pia mater, yaitu jaringan ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh darah. Pia

mater tidak langsung berhubungan dengan sel ataupun serat saraf karena dipisahkan ileh lapisan tipis cabang-cabang neuroglia yang menjadi barier fisik yang memisahkan susunan saraf pusat dengan cairan cerebrospinal (CSF). Pembuluh darah menembus susunan saraf pusat melalui ruang perivaskular yang dilapisi oleh pia mater.

33 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

CEREBROSPINAL FLUID (CSF) Cairan cerebrospinal merupakan bantalan cairan dalam ruang subarachnoid yang berfungsi sebagai alat pelindung susunan saraf pusat. Substani penyusunnya antara lain adalah glukosa, protein, asam laktat, urea, kation dan anion. CSF diproduksi oleh coroid plexus. Coroid plexus adalah network dari kapiler darah yang terdapat pada dinding ventricle. Pembentukan CSF dimulai dari filtrasi dan sekresi darah oleh coroid plexus. CSF berkontribusi terhadap homeostatis dengan jalan :
1. Mechanical protection, yaitu sebagai shock-absorper dari trauma fisik. 2. Chemical protection, yaitu untuk sinyal saraf akurat, dimana CSF mengandung

lingkungan kimia optimal yang melindungi susunan saraf dari substansi kimia berbahaya.
3. Circulation, yaitu sebagai tempat pertukaran nutrisi antara darah dan jaringan saraf.

Produksi CSF Csf dibentuk oleh sebagian besar (2/3) dari coroid plexus lateral,third ventricle dan fourth ventricle . beberapa berasal dari lapisan sel ependhymal yang melapisi ventricle dan dari substansi otak itu sendiri melalui perivascular spaces yang mengelilingi pembuluh darah yang bergerak melewati brain.

Choroid plexus memiliki permukaan yang banyak lipatan dan setiap lipatan mengandung inti dari vascular connective tissue yang dilindungi atau dilapisi epitel kuboid ependyma. Pada sel epitelnya juga dilihat dari mikroskop electron terlihat sel-selnya itu dilapisi oleh microvilli dan cilia. Kapiler darah dipisahkan dari lumen ventrikel oleh endothelium, basement membrane dan permukaan epitel. Pembuluh darah plexus yang berdinding tipis akan melewatkan substansi dari plasma secara difusi pasif ke extracellular space yang mengelilingi sel choroid , dan choroid plexus akan mensekresi csf secara aktifyang bergantung pada transport aktif ion Na+ melalui sel epitel.

34 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Sirkulasi CSF CSF bersirkulasi dari darah bersih yang dipompakan jantung melalui arteri yaitu internal carotid dan vetebral arteri. Kemudian akan difiltrasi dan disekresi oleh coroid plexus yang terdapat pada ventricle-ventricle yang terdapat pada otak. Pertama CSF dihasilkan oleh coroid plexus pada kedua lateral ventricle setelah itu mengalir melalui interventrikular foramen menuju third ventricle. Pada third ventricle, CSF mengalami penambahan yang diproduksi oleh coroid plexus yang ada pada dinding third ventricle, kemudian CSF ini mengalir melalui cerebral aqueduct menuju fourth ventricle, di fourth ventricle pun CSF mengalami penambahan yang diproduksi oleh coroid plexus yang ada pada dinding fourth ventricle. Setelah melalui fourth ventricle, CSF dialirkan melalui lateral dan median aperture yang kemudian diserap ke ruang subarachnoid yang berujung pada vili arachnoid. CSF kembali masuk dalam darah
35 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

setelah adanya reabsorpsi oleh vili arachnoid. CSF kemudian masuk kembali ke dalam darah yaitu melalui pembuluh balik atau vena menuju jantung yang nantinya akan disirkulasikan kembali. Lateral ventricles CSF

Lateral

Interventricular foramen 3rd 4th ventricles ventricles coroid coroid CSF 3rd

cerebral aqueduct

CSF

4th ventricle

Lateraldan median Subarachnoid aperture space


Arachnoid

Vena blood Jantung dan paruparu

Artery blood

Resiko Kebocoran CSF


36 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Jaringan otak dan spinal cord akan kurang nutrisi karena pertukaran nutrisi antara darah dan csf berkurang Bantalannya akan berkurang ,jika terkena trauma akan gampang terganggu Bisa juga menyebabkan infeksi bahkan sampai kematian

A. SOMATIC MOTOR PATHWAY ( DESCENDING TRACT ) Somatic motor pathway meyampaikan informasi dari primary motor area ke efektor. Pada somatic motor pathway melibatkan 2 neuron yaitu upper motor neuron dan lower motor neuron. Ada 2 tipe somatic motor pathway yaitu : 1. Direct Motor Pathway Direct motor pathway menyampaikan input ke lower motor nuron melalui axon yang memanjang secara langsung dari cerebral cortex. Direct motor pathway terdiri dari : a. Corticospinal Pathway Mengkonduksi impuls untuk mengontrol otot-otot limbs dan trunk. Axon dari upper motor neuron pada cerebral cortex membentuk corticospinal tract yang turun ke interbal capsule of cerebrum dan ke cerebral peduncle of mid brain. Sekitar 90 % dari axon corticospinal menyilang ke contralateral ( opposite ) side di medulla oblongata yaitu di bagian pyramid. Kemudian axon turun ke spinal cord dan bersinaps denagn lower motor neuron. 10 % sisanya tidak meyilang atau ipsilateral ( same ) side.

Ada 2 tipe corticospinal pathway : 1) Lateral corticospinal tract Dibentuk dari corticospinal axon yang menyilang di medula menuju lateral white column.
37 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Lalu axon sinaps dengan lower motor neuron. Axon dari lower motor neuron keluar dari cord pada anterior root of spinal nerve dan terminasi di skeletal muscle untuk mengontrol pergerakan distal parts of limbs.

2) Anterior corticospinal tract Dibentuk dari corticospinal axon yang tidak menyilang di medulla menuju anterior white column. Beberapa axon kemudian menyilang melalui anterior white commisure. Kemudian axon sinaps dengan lower motor neuron di anterior gray horn. Axon dari lower motor neuron keluar ke anterior roots of spinal nerve dan terminasi di skeletal muscle untuk mengontrol pergerakan trunk dan proximal parts of the limbs.

38 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

_corticospinal pathway_

b. Corticobulbar Pathway Mengkonduksi impuls untuk mengontrol skeletal muscle di kepala.


39 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Axon upper motor neuron dari cerebral cortex membentuk corticobulbar tract, kemudian turun ke internal capsule of the cerebrum dank e cerebral peduncle of the midbrain.

Beberapa axon pada corticobulbar tract ada yang menyilang dan ada yang tidak.

Terminal axon motor nuclei ada 9 pasang cranial nerve yang terletak di brainstem yaitu : oculomotor ( III ), trochear ( IV ), trigeminal ( V ), abducens ( VI ), facial ( VII ), glosssopharyngeal ( IX ), accessory ( XI ), dan hypoglossal ( XII ).

Lower motor neuron dari cranial nerve ini membawa impuls yang mengontrol ketelitian, pergerakan volunter mata, lidah dan leher, mengunyah, facial expression, dan speech.

40 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

_corticobulbar pathway_

41 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

2. Indirect Motor Pathway Indirect motor pathway menyampaikan input ke lower motor neuron dari motor center di brainstem.Axon dari upper motor neuron yang timbul ke indirect motor pathway turun dari various nuclei of the brainstem ke 5 tract terbesar di spinal cord. Kemudian terminasi di lower motor neuron. Indirect motor pathway terdiri dari : a. Rubrospinal tract b. Tectospinal tract c. Vestibulospinal tract d. Medial reticulospinal tract e. Lateral reticulospinal tract

42 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

PNS (Periperal Nerve System)


1. SPINAL NERVE 2. CRANIAL NERVE

1. SPINAL NERVE

43 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Terdiri dari : 8 pasang cervical nerve 12 pasang thoracic nerve 5 pasang lumbar 5 sacral nerve 1 pasang coccygeal nerve

Masing-masing saraf spinal berhubungan dengan medulla dua buah radix,yaitu tadix anterior dan radix posterior.radix posterior terdiri atas dari berkas-berkas serabut saraf yang disebut serabut aferen yang membawa impuls saraf menuju susunan saraf pusat,saraf ini berfungsi menghantarkan informasi mengenai sensasi raba,nyeri,suhu dan getar.serabut aferen disebut juga serabut sensorik.badan sel serabut-serabut saraf ini terletak di benjolan pada radix posterior yang disebut ganglion radix posterior.

44 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Radix anterior terdiri dari berkas-berkas serabut saraf yang membawa impuls saraf keluar dari susunan saraf pusat.serabut saraf ini disebut serabut eferen.serabut eferen yang menuju ke otototot rangka dan menimbulkan kontraksi pada otot-otot tersebut disebut serabut motorik. 2. CRANIAL NERVE

Nerve I (OLFACTORY)

Component Special sensory

Location of nerve Cranial exit cell bodies Olfactory epitellium (olfactory cell)

Main action

Foramina in Indera clibriform plate tulang ethmoid pencium dari dari dari nasal setiap setiap cavity dari nasal mukosa nasal mukosa

dan superior II (OPTIC) III (OCULOMOTOR ) Sensory Retina (ganglion Optic canal Superior orbital fissure Presynaptic Visce ral :midbrain;postsyna ptic: ciliary Kontraksi pupil,akomod asi lensa dari Superior orbital Trigeminal ganglion fissure Superior orbital fissure mata Mengontrol pergerakan bola mata Sensasi dari kornea,kulit dari dari concha Penglihatan dari retina Mengangkat superior kelopak mata

cell) Soma Mid brain tic motor

motor ganglion IV (TROCHLEAR) V (TRIGEMINAL) OPTHAL AMIC Somatic motor General sensory Midbrain

45 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Branchial motor Maxillary

Foramen rotundum Foramen Pons ovale

Sensasi kulit dari maxilla Otot dari

pengunyahan, anterior perut dari digastrik Abduksi bola mata Otot dan dari kulit

Mandibula Somatic motor Pons Superior orbital fissure Branc Pons hial motor Internal Sens ory Geniculate ganglion acoustic meatus;faci al canal;stylo mastoid foramen

r VI (ABDUCENT)

VII (FACIAL)

expresi wajah kepala Rasa anterior palate dari 2/3

dari lidah dan

Visce ral

Presynaptic:pons Pterygopalatine:sub

Parasimpateti k inervasi sampai submandibula r sublingual kelenjar liur dan

motor mandibular ganglion

VIII (VESTIBULOCO CHLEAR)


46 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Vestibular Special sensory

Vestibular ganglion

Internal acoustic meatus

Sensasi

dari

semicircular duktus,perger akan kepala Pendengaran

IX

Cochlear branc hial motor

Spiral ganglion Medulla Jugular foramen

dari organ Untuk

spiral

(GLOSSOPHAR YNGEAL)

membantu stylopharynge us dengan menelan

viscer Presynaptic:medull al a synaptic:otic ganglion motor Post

Jugular foramen

Parasimpateti k gland inervasi paratiroid

Jugular speci al senso X (VAGUS) ry branc hial motor viscer Presynaptic:medull al a visera Jugular viscer al Inferior ganglion foramen Sensasi dari
47 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Inferior ganglion

foramen

Rasa pertiga posterior dari lidah

Medulla

Jugular foramen Jugular foramen

Instrinsik otot dari laring Parasimpatik inervasi smooth muscle trakea dari

motor Postsynaptic: dekat

senso ry XI (SPINAL Somatic motor Somatic motor Medulla Spinal cord Jugular foramen Jugular foramen

dasar lidah,paring,l aring Sensasi dari

ACCESORY) XII (HYPOGLOSSA L)

daun telinga Ekstrinsik dan instrinsik otot dari lidah

STRUKTURAL MALFORMATION

Kesalahan dalam pembentukan salah satu organ tubuh manusia yang diakibatkan salah satu faktor baik itu genetik atau faktor-faktor yang ikut berperan di dalamnya. epidemiologi Hal ini terjadi sekitar 1 banding 400 kelahiran setiap tahunnya di Amerika Serikat. 50 % diakibatkan oleh faktor yang masih belum diketahui, dan 3% diakibatkan oleh faktor genetik. Patofisiologi Pada hari ke 27 secara normal pembentukan neural tube berakhir pada fusi. Pada hari ke-28, neural tube ini mengalami closure atau penutupan menjadi bentuk tabung sempurna. Secara
48 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

embriologi seharusnya tidak terjadi kegagalan dalam closure ini, namun diakibatkan oleh beberapa faktor pendukung, akibatnya terjadi gangguan atau defect yang menyebabkan closure dari neural tube ini terganggu. Efek yang terjadi akibat gangguan closure pada neural tube ini adalah terjadinya congenital midline defect atau disebut dysraphism. Bentuk yang terjadi bukan hanya dapat mengakibatkan demikian saja, namun bisa pula menyebabkan kelainan lain pada sistem saraf central. Untuk mengetahui suatu defect ini, biasanya dilakukan pemeriksaan USG test, pemeriksaan kadar alfa-feto protein ibu (sangat dianjurkan pada hari ke-16 mentrual age karena puncak atau peak level dari AFP yang dihasilkan oleh hepar dan yolc sac fetus), acetykcholinesterase dengan amniocentesis. Keadaan AFP yang tinggi bisa mengindikasikan adanya defect pada neural tube dan bisa juga menindikasikan apakah fetus ini akan anenchepaly atau tidak. Karena DD dari AFP ini sangatlah banyak, maka dari itu kadangkala dilakukan tes ACEase dengan amniosentesis untuk menjelaskan sebarapa besar frekuensi terbentuknya spina bifida atau anencephaly.

Klasifikasi 1. Defect neural tube closure Defect yang terjadi akibat dari kemampuan untuk closure dari neural tube menjadi terganggu. a. Anencephaly Absennya brain yang kadang diasosiasikan oleh defect pada skull, meninges, dan sclap. Biasanya bagian yang terbentuk adalah bagian hindbrain saja. Frekuensi terjadinya sekitar 1 : 1000 kelahiran (amerika serikat). b. Inencephaly

49 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Keadaan dari kepala yang mengalami retroflexed yang kadang terjadi beriringan dengan cervical plane. Kadang berkombinasi pula dengan anencephaly atau encephaloceles. c. Craniorachischisis Adanya nekrosis pada spinal cord dan brain yang kadang mengganggu pula pada meninges d. Cephalocele Sedikit bagian brain yang mengalami protusi yang diakibatkan oleh defect pada pembentukan skull (skull bifidum) yang seharusnya melindungi bagian dalam. Hal ini menyebabkan bagian meninges dan skin mengalami protusi pula. Bagian yang paling sering mengalami defect ini di bagian ocipital region, parietal dan anterior skull. e. Meningocele Spine atau skull defect yang mengakibatkan protusi dari meninges f. Myelomeningocele Herniasi dari spinal cord dan meninges yang diakibatkan oleh defect pada bagian spine. Etiologi malformasi sistem saraf : Faktor genetic (herediter) Faktor lingkungan. Contoh : nutrisi dan terpapar substansi-substansi tertentu

Myelomeningocele Manifestasi klinis: Adanya disfungsi beberapa organ meliputi skeleton, kulit, gastrointestinal, dan genitourinary tract
50 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Pada pemeriksaan bayi biasanya menunjukkan adanya: -

Flaccid paralysis pada lower extremitas Ketidak adaan deep tendon reflex Tidak adanya respon terhadap sentuhan dan sakit Meningkatnya insidensi deformitas pada lower extremitas, co : clubfeet (deformitas congenital kaki yang terpuntir keluar posisisnya), subluxation of hip.

Meningktanya neurologic deficit

Dapat berhubungan dengan Arnold-chiari tipe II malformation, yang ditandai dengan -

Perpindahan menurunnya cerebellum, cerebral tonsil, brain stem, dan fourth ventricle Terjadi penekanan dan peregangan pada region posterior cerebellum dan brain stem akan menurun melewati foramen magnum sampai ke cervical space sehingga mengakibatkan disfungsi lower cranial nerve

Berhubungan dengan anomaly lain yaitu : Hydrocephalus 85% Seizure 30% Ocular palsies Astigmatism

Fungsi sensory dan motory di bawah lesi akan berubah seperti : lemah, paralysis, spasticity Dapat pula disertai dengan musculoskeletal deformitas, contoh : clubfeet, dislokasi hip dan spinal deformitas, contoh : scoliosis dan kyphosis

Management myelomeningocele
51 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Diagnosis berdasarkan clinical manifestasi dan pemeriksaan meningeal sac Bila terjadi neural tube defect (NTD) biasanya kadar alpha-fetoprotein (AFP) pada maternal serum

Perlu prenatal diagnosis : memberikan pilihan untuk mengakhiri kehamilan atau melanjutkan kehamilan. Bila memilih melanjutkan kehamilan maka < 30% pasien akan bertahan hidup lebih dari 1 tahun atau 80-90% pasien bertahan hidup denga mental retardasi. Pilihan melahirkan diberi saran untuk dilakukan secara cesarean ditujukan untuk meminimalisasi trauma terhadap myelomeningocele terbuka

Eksisi dan penutupan myelomeningocele sangat dianjurkan pada beberapa hari pertama kehdupan untuk mencegah fetal meningitis

Pasien dengan lesi yang parah, kyphosis, hydrocephalus, dan anomaly congenital lainnya tidak dianjurkan untuk melakukan treatment.

Management meningocele Diagnosis berdasarkan manifestasi klinis dan pemeriksaan meningeal sac Surgical closure meningocele optimal selqma 72 jam atau 3 hari pertama kehidupan Indikasi : sacral atau lumbar meningocele tidak ada neurological sign tidak ada hydrocephalus tidak ada abnormal congenital lainnya Perbedaan meningocele dan myelomeningocele Meningocele Penonjolan meninges, yang berisi spinal fluid Terletak di area cervical, thoracic, dan lumbar spine Jarang menunjukkan deficit neurologic Jarang terjadi Myelomeningocele Penonjilan meninges, yang berisis spunal fluid, bagian spinal cord, dan spinal nerve Terletak di lumbar dan lumbosacral region Adanya peningkatan deficit neurologic 10 kali lebih sering dari meniongocele

52 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Gambaran myelomeningocele

Gambaran meningocele

2. Malformation pada bagian axial skeleton Malformasi akibat pengaturan setelah neural tube terbentuk, bagian koordinasi lain menjadi terganggu seperti pembentukan pelindung dari brain atau spinal cord. a. Spina Bifida

53 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Suatu defect yang terjadi pada pembentukan vertebra dimana bagian vertebra arch bagian posterior tidak mengalami closure. Biasanya terjadi pada vertebra L5-S1. Hypotesis yang mengarah pada pembentukan spina bifida diakibatkan karena adanya gangguan migrasi dan mechanical formation yang membentuk vertebra terganggu. Akibat dari hal ini, yang seharusnya pembentukan vertebra ini terbentuk sempurna, namun mengalami gangguan. Selain itu, faktor yang menguatkan hypotesis ini, adanya mis-expression pada tingkat genetik. Klasifikasi dari spina bifida terbagi menjadi 2 bagian yaitu, 1) Spina bifida occulta Jenis ini seolah-olah tidak ada, padahal spina bifida jelas-jelas terlihat ketika dilakukan pencitraan dengan menggunakan CT-scan, X-ray atau alat bantuan lain yang bisa membantu untuk memantau vertebra seseorang.

2) Spina bifida cystica Spina bifida atau defect pada vertebra yang disertai dengan bagian yang semestinya dilindungi mengalami protusi pula (meninges dan Spinal Cord).
54 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Spina bifida ini seringkali dihubungkan dengan suatu gejala lain atau malformation lain. Seringkali malformation ini dinamakan defect pada cerebelum yang kita sebut Arnold-Chiari Malformation (ACM). ACM ini terbagi menjadi beberapa klasifikasi antara lain, ACM tipe 1 downward dari brain stem dan cerebelum yang belum melebihi foramen magnum ACM tipe 2 telah melewati foramen magnum ACM tipe 3 telah sampai kepada cervical vertebra ACM tipe 4 hanya mengalami hypoplasia pada cerebelum dan brain stem

Gambaran Spina Bifida

55 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

56 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

57 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Spina Bifida Manifestasi klinis: Beberapa orang asymptomatic dan berkurangnya tanda neurologic Terdapat tambalan rambut, lipoma, perubahan warna kulit pada midline lower back yang menandakan terdapatnya malformasi spinal cord Dapat disertai dengan abnormalitas spinal cord, contoh : syringomyelia dan diastematomyelia

Management Spina Bifida Cara mendiagnosa yaitu : 1. Blood Test Dilakukan 15-20 minggu pada semua wanita hamil yang sebelumnya tidak mempunyai anak dengan kelainan NTD ataupun family history Untuk mengukur alpha-fetoprotein (AFP) Untuk mengukur apakah kehamilan beresiko tinggi untuk terkena NTD atau tidak Bila AFP maka kehamilan beresiko tinggi NTD 2. Prenatal ultrasound (sonography) Untuk melihat organ internal sehingga dapat menilai fungsi organ tersebut Mendeteksi NTD dan memeriksa sistem tubuh fetus lain

3. Amniocentesis
-

Memasukkan a long thin needle melewati abdomen ibu ke amniotic sac Mengambil sample amniotic fluid sehingga dapat menegtahui ada atau tidaknya open neural tube defect

Cesarean delivery sangat dianjurkan untuk mengurangi resiko kerusakan spinal cord yang terjadi selama vaginal delivery
58 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Lakukan surgery tetapi tidak dapat memperbaiki fungsi otot dan sensasi ke normal repair dan closure lesi treatment hydrocephalus mengatasi dislokasi hip, deformitas ankle dan foot mengatasi mudah terkena patah tulang, karena pasien dengan spina bifida memiliki tulang yang lebih lemah dibandingkan tulang normal.

Lakukan edukasi memeriksa tulang khususnya area elbow, bottoks, back, foot. Sering memperbaiki posisi bayi agar tidak menekan luka memonitor nutrisi bayi menyesuaikan umur dengan pertumbuhan dan perkembangan

Gambaran Spina Bifida

59 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Arnold-chiari malformation
Terdiri dari 2 type yaitu : Type I chiary : Gejala selama adolescence atau adult Tidak disertai dengan hydrocephalus Tanda dan gejala yaitu : sakit kepala berulang, sakit leher, sering berkemih, sering keram di lower extremitas

Deformitas meliputi : perpindahan cerebral tonsil ke cervical canal Patogenesis belum jelas tetapi disebabkan karena adanya obstruksi bagian caudal pada fourth ventricle selama perkembangan fetus

Type II chiary :

Disertai dengan hydrocephalus dan myelomeningocele Kegagalan embryogenesis yaitu terjadi perpanjangan of fourth ventricle Perpindahan inferior vermis, pons, dan medulla ke cervical canal Gejala sejak beberapa bulan setelah lahir diantaranya lemah menangis, apnea

Malformasi ini mungkin ada ketika terdapat myelomeningocele, hydrocephalus, dan craniolacunia pada infant

60 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Tanda dan gejala malformasi ini pada adult terkadang mirip dengan beberapa penyakit lainnya seperti : tumor pada posterior fossa, multiple sclerosis, dan syringomyelia. Cara untuk membedakannya adalah dengan melakukan CT-scan Treatment untuk Arnold-chiary malformation yaitu : Eksisi kantung pada region spinal Ventriculoperitoneal shunt untuk hydrocephalus

Cerebral Palsy
Cerebral palsy merupakan istilah diagnostic yang digunakan untuk mendeskripsikan sindrom motoris yang disebabkan karena kelainan perkembangan otak. Epidemiologi Merupakan bentuk kronik dari ketidakmampuan motorik yang dimulai pada saat childhood. Prevalensinya sekitar 2/1000. Prevalensinya dapat meningkat terutama pada bayi dengan berat badan yang kurang dari 1000gr. Dan resiko terkena cerebral Palsy ini akan meningkat resiko pada infant dengan berat badan normal jika terjadi intrauterine exposure yang dapat menyebabkan infeksi pada maternal seperti chorioamnionitis, inflamasi dari membrane plasenta, umbilical cord inflammation, foulsmelling amniotic fluid, maternal sepsis, temperature lebih dari 38C ketika labor, dan infeksi pada urinary tract.

61 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Cerebral Palsy biasanya dihubungkan dengan ketidakmampuan berkembang termasuk mental retardasi, epilepsy, dan abnormalitas dari penglihatan, bicara, pendengaran, kognitiv dan behavior. Etiologi a. matrix hemorrhage b. Hypoxic Ischemic Encephalopathy
Breech presentation, gangguan saat melahirkan Infant aspixia

Infant birth Respiratory dis (HMD)

Peningkatan tekanan thin walled vein

Lack of O & incorporation of amino acid

Perdarahan pada matrix zone Periveventricular leukomalacia

Hypoxia cerebral

Acidosis systemic

Iskemia Disorder of cerebral

Tekanan osmotic berubah Cerebral swelling & CNS damage

Cerebral lesion

CP

CP

c. c. development motor abnormalities

Faktor Resiko

62 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Klasifikasi Sindrom motoris Spastic diplegia Spastic hemiplagia Neurophatologi Penyebab utama Periventrikular leukomalacia Prematurity, ischemia, infeksi, ( PVL ) Stroke :in utero atau neonatal endocrine/metabolic thyroid Thrombophilic disorder, infeksi,endocrine/metabolic, genetic/ periventral
NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

developmental, hemorrhagic
63

Spastic quadriplegia

PVL, enchepalomalacia

infarction multicystic Iskemik, endocrine/metabolic,

infeksi,

malformation genetic/developmental Extrapyramidal ( athetoid, Basal ganglia pathologi : Asphyxia, kernicterus, dyskinetic ) Manifestasi klinis 1. Spastic hemiplegia Kelainan terutama menyerang bagian tangan Terjadi penurunan spontaneous movement pada sisi yang terserang Terdapat keterlambatan berjalan Mungkin memperlihatkan terhentinya pertumbuhan terutama pada bagian tangan dan thumbnail, terutama ketika terjadi keabnormalan pada lobus parietal yang kontralateral, karena pertumbuhan dari ekstremitas ini dipengaruhi oleh area tersebut Spastisitas pada area yang terserang terutama pada ankle yang dapat menyebabkan deformitas dari kaki Berjalan dengan ujung kaki ( tiptoes ) Ankle clonus dan babinski sign terlihat Deep tendon reflex meningkat serta weakness pada tangan dan kaki 25 % memperlihatkan keabnormalitasan kognitif termasuk mental retardasi CT scan dan MRI memperlihatkan atropi dari cerebral hemisphere dan dilatasi pada ventrikel laterak yang kontralateral terhadap sisi dari ekstremitas yang terserang 2. Spastic diplegia Spastic bilateral terutama pada bagian leg ( kaki ) lebih besar dibandingkan pada bagian tangan Indikasi spastic diplegia terlihat ketika infant mulai merangkak
64 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

putamen, globus, thalamus

pallidus, mitochondrial, genetic/metabolic.

Memperlihatkan spastic paa kaki dengan brisk reflex, ankle clonus dan bilateral babinski sign

Keterlambatan berjalan dan berjalan dengan ujung jari Spastic diplegia yang berat dikarakteristikan dengan atrofi, tidak bisa digunakan serta melemahnya ekstremitas bawah

Neurophatologis yang paling sering ditemukan adalah perivetrikular leukomalacia ( necrosisi white mater )terutama pada adaerah yang menginervasi bagian kaki

3. Spastic quadriplegia Kelainan terjadi pada semua akstremitas Dihubungkan dengan mental retardasi dan seizure Sulit menelan Lesi yang paling sering terlihat pada pathologic examination atau MRI adalah severe PVL dan multicystic cortical encephalomalacia Neurologi examination memperlihatkan peningkatan tonus, dan spastic pada semua ekstremitas Terjadi penurunan spontaneous movement, brisk reflex, dan plantar ekstensor respon Flexion contracture pada siku dan lutut Development disability termasuk abnormalitas berbicara dan melihat

4. Athetoid CP Lebih jarang terjadi daripada spastic cerebral palsy Hypotonic dengan control kepala yang buruk Peningkatan tonus dan dystonia Kesulitan makan Kesulitan berbicara
65 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Tidak terlihat gejala upper motor neuron Seizure jarang terjadi Biasnya dihubungkan dengan asphyxia Dapat jga disebabkan karena kerincterus yang disebakankan akrena tingginya kadar bilirubin. Dimana nantinya billirubin ini dapat terdeposisi di basal ganglia dan bisa menyebabkan toxic

MRI menunjukan lesi pada glous pallidus secara bilateral Extrapyramidal CP juda dapat dihubungkan dengan lesi pada basal ganglia dan thalamus yang disebabkan akrena metabolic genetic disorder seperti mitochondrial diseases dan guatric aciduria.

Diagnosis Dapat menggunakan : 1. MRI untuk mengetahui letah lesi 2. pemeriksaan tambahan untuk memeriksa fungsi dari visual dan hearing ( pendengaran ) Treatment Melibatkan banyak pihak seperti therapist, speech patologis, social workers, educator, terutama orang tua yang setiap hari menjaga dan memperhatikan kegiatan sehari-hari dari anaknya. Untuk terapi awal dilakukan Physical therapi seperti terapi berjalan, berdiri, stretch spastic muscle untuk mencegah deformitas terutama pada pasien diplegia. Bila pasien mengalami spastic pada lower ekstremitas atau dislokasi dari hip biasanya dilakukan surgical soft tissue untuk mengurangi spasm muscle. Jika pasien yang mengalami severe spastic diplegia biasanya dilakukan prosedur rhizotomi. Sedangkan pada pasien dengan spastic hemiplegia biasanya dilakukan treatment secara surgical dengan tenotomi pada tendon archilles. Sedangkan untuk memanagement pasien dengan quadriplegia biasanya dengan memberikan kursi roda bermotor, peralatan makan khusus, pengaturan tempat duduk yang sesuai dsb. Kemampuan komunikasi mungkin bisa dirangsang dengan Bliss symbols, dan computer khusus untuk menginduksi fungsi motoris dan bahasa.
66 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Identifikasi dan management yanglebih awal sangat penting sekali untuk cerebral palsy ini. Management untuk proses pembelajaran dan attention deficit disorder dan mental retardasi membutuhkan bantuan psikologis dan edukator Beberapa obat bisanya juga diguankan untuk mengurangi spastic seperti dantrolenen sodium, benzodiazepine, dan baclofen.

Management dan Therapy cerebral palsy 1. Terapi Physical Therapy Bertujuan untuk membantu orang mencapai potensi mereka. Mencakup : latihan posisi yang benar, mengajarkan cara-cara alternative gerakan seperti berjalan kaki, menguatkan/penanganan kursi roda, seperti pada penserita spastic diplegia dan spastic quadriplegia. Occupational Therapy Bertujuan untuk meningkatkan kemandirian melalui keterampilan motorik halus. Occupational therapy ini membantu anak-anak untuk meggunakkan peralatan adaptif seperti pemberian makan, tempat duduk dan bantuan kamar mandi Speech therapy Bertujuan untuk meningkatkan komunikasi. Pasie dapat berkomunikasi secara verbal dan non verbal. Contohnya ; music therapy, tatapan mata-sistem,bliss symbol

2. Orthotic, gips/splints

67 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Untuk membantu memberikan stabilitas, tetap dalam posisi sendi dan membantu peregangan otot

3. Surgery Pada penderita spastic diplegia ; jika pasien mengalami dislokasi pinggul, maka dilakukan surgical soft-tissue procedure yang akan mengurangi spasme otot di dekat pinggul. Pada penderita spastic hemiplegia ; dilakukan rhizotomy procedure and tenotomy pada tendon untuk mengurangi kelenturan oleh putusnya beberapa saraf

4. Education Orangtua harus diberitahu bagaimana cara memperlakukan anaknya pada kegiatan sehari-hari seperti member makan, menggendong, memakai baju, memandikan dan bernain untuk mengurangi efek gangguan tonus otot. Dianjurkan kepada orang tua agar pada anak penderita serebral palsy dibiasakan pebelajaran berkomunikasi sebelum masuk sekolah

5. Pengobatan Tujuan : untuk mengurangi dampak dari cerebral palsy dan mencegah komplikasi Ex : Benzodiazepine ; untuk mengendurkan otot, paling sering digunakan d\adalah diazepam Baclofen ; mengurangi kelenturan dengan relaksasi otot Botulinum toxin / BOTOX ; diberikan secara injeksi, dan dapat menurangi kekejangan.

PENINGKATAN TEKANAN INTRACRANIAL


68 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Penyebab : Lesi desak ruang intracranial Ensefalitis Meningitis Trauma craniocerebral Thrombosis sinus venous Obstruksi aliran keluar CSF Kadar protein CSF yang meningkat Obat dan zat toksik (keracunan timbal hitam, dll)

Sign & Symptom : Subyektif : nyeri kepala (difus dan konstan), lebih berat pada pagi hari ; muntah (proyektil) ; apati Tanda peringatan : koneusi, gangguan pernafasan, bradikardia, hipertensi, cerebellar fit, pupil melebar Tanda mata : papiledema, bintik buta melebar, serangan amblyopia, kelumpuhan okulomotorius juga n.cranialis VI CSS : tekanan > 200 mm air

HYDROCEPHALUS

Definisi

69 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Merupakan peningkatan CSF volume atau dilatasi pada bagian cerebral ventricle. Hal ini seringkali didefinisikan pula sebagai pembesaran dari kepala yang diakibatkan oleh sumbatan atau oversirkulasi dari CSF pada ventrikel yang berada pada bagian-bagian besar brain. Secara klasifikasi terdapat 2 jenis yaitu communicating dan non-communicating

hydrocephalus. Biasanya untuk mengidentifikasi bentuk mana yang bisa diambil, kita bisa memberikan pewarnaan pada CSF nya. Apabila pewarnaan tersebut kita ambil atau terdeteksi pada bagian lumbar (dengan pendeteksian di lumbar) maka kita bisa menyebutnya communicating hydrocephalus, namun bila tidak terdeteksi di lumbar, maka bisa dikategorikan non-communicating hydrocephalus.

Klasifikasi
1. Obstructive hydrocephalus (non-communicating) bisa intraventricular (IVOH) atau

extraventrikular (EVOH) Berdasarkan etiologinya terbagi menjadi beberapa bagian besar yaitu, a. Congenital malformation Sekitar 0,5 sampai 1,8 % dari 1000 kelahiran Kadangkala dikaitkan dengan keadaan hereditary atau tidak 1) Genetik Diakibatkan oleh genetic X-linked hydrocepahlus (sering terjadi di bagian aquductus of midbrain, aquaductal stenosis) 2) Non-genetic

70 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Akibat dari Intraventricular infection, Intracranial Hemorraghe 2nd, trauma, premature birth Seringkali dikatikan dengan syndrome lain yang mengikutinya seperti DandyWalker Syndrome, terobstruksinya bagian foramen magendie dan luscha yang akibatknya ventricle terobstruksi dan CSF hanya terakumulasi dibagian itu.

b. Postinflamatory or posthemorrhagic hydrocephalus Sekitar 26-70% terjadi, namun tergantung pula tingkat keparahan dari inflamatory atau hemorrhagic ini. Biasanya terjadi bersifat intraventricullar yang pada intinya akibat adanya hemorrhagic atau inflamatory stimulator yang mengakibatkan pembentukan clothing faktor yang pada awalnya digunakan untuk mengurangi keparahan invasi dari agent yang menginfeksi brain, namun karena bisa dikatakan parah, maka besar pula pembentukan clothing untuk menangkal invasi dari agent ini dan akibatnya bisa menyebabkan obstruksi pada ventrikel tempat bersirkulasi dari CSF. Hal ini sangat memungkinkan untuk mengganggu sirkulasi dari CSF di brain. Seringkali obstruksi ini bukan hanya bertindak sebagai pengobstruksi secara langsung, namun hal ini juga bisa mendukung untuk menggangung fungsi arachinoid vill untuk melakukan absorbsi. c. Mass Lession

71 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Jenis ini terjadi akibat dari adanya pertumbuhan dari Tumor yang membentuk sumbatan. Bisa bersifat IVOH atau EVOH. Seringkali terjadi pada bagian ventrikel ke-4 atau ke-3 atau aquductus of midbrain.

2. Communicating hydocephalus Secara normal, CSF ini diproduksi 0,35 ml permenitnya dan ketika telah mencapai batas tertentu, maka akan dilakukan reabsorbsi 3 kali lebih banyak dibanding batas normal. Dikatakan abnormal atau communicating hydrocephalus ini ketika produksi ini 1 ml permenit namun kecepatan reabsorbsi masih tetap sama. Biasanya hal ini diakibatkan oleh adanya tumor pada choroid plexus, atau kadang disebut choroid plexus papilloma. Berdasarakan etiologinya, bentuk dari hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor utama yaitu, a. Overproduksi plexus choroid b. Defective absorbtion of CSF Adanya defect pada arachinoid villi yang bertugas sebagai absorbsi CSF c. Venous drainage insufficiency Bisa dikatakan jarang, hal ini bisa mengakibatkan communicating hydrocephalus karena bentuk CSF yang telah digunakan harus di reabsorbsi kedalam bentuk darah di sinous venosus, namun jika terjadi gangguan drainage pada vena-nya, maka kemungkinan terjadi akumulasi di daerah subarachinoid villi ini akan meningkat. Hal ini mengakibatkan hydrocephalus. 3. Normal pressure hydrocephalus Kesemuanya dari hydrocephalus ini dominan menyebabkan terjadinya ICP atau intracranial pressure. Hal ini terjadi akibat adanya desakan yang tinggi pada intracranial sehingga disebut intracranial pressure et cause hydrocephalus.

72 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Namun pada jenis ini, bentuk ICP tidak terjadi karena hanya menyentuh batas normal namun normal atas (150-200 mmH2O). Hal ini terjadi akibat adanya peningkatan cairan CSF namun kemampuan reabsorbsi dari vill arachinoid cukup baik. Kesimpulannya, CSF tinggi namun reabsorbsi baik dan akhirnya tekananan CSF mampu ditekan dengan adanya reabsorbsi ini.

Gambaran yang terjadi ketika mengalami NPH ini seringkali terdapa clasical sign seperti, a. Dementia b. Ataxia of Gait c. Urinary incontinence 4. Hydrocephalus ex vacuo

73 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Bentuk dari peningkatan CSF yang tinggi namun dikarenakan adanya gangguan lain sehingga tekanan CSF pada Cranium tidak meningkat tetapi normal. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang mengalami sekresi CSF tinggi, namun mengalami cerebral atrofi.

Sign and symptom Dikarenakan bentuk hydrocephalus ini tidak hanya untuk anak-anak, namun pada orang dewasa pun bisa terjadi. Namun cenderung occulta atau bisa dikatakan hydrocephalus namun tidak terlihat jelas tanpa pencitraan tambahan. Anak-anak Enlarged head Exophthalmos ICH Mental retardation Visual loss Otitic hydrocephalus febril, listless Overactive tendon reflex Babinski sign (+) Leg weak up to spasm Dewasa Headache Lethargic Malaise Incoordination Weakness NPH Occult Kadang disfunction menyebabkan piramidal tract

Lab Finding Diagnostic yang paling baik sangatlah ditunjang dari pemeriksaan lab. Ada the best diagnostic aid yang bisa digunakan untuk meyakinkan hydrocephalus yaitu CT scan dan MRI. Kadang pula dilakukan amniocentesis pada masa kehamilan aman untuk menghitung CSF pressure dan mengindikasikan gejala lain yang bisa menuju kepada diagnosis hydrocephalus. Prognosis dan Treatment

74 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Dilakukan surgical pada papilloma choroid plexus ketika memang terjadi hydrocephalus yang mengarah kepada overproduksi. Paling tidak dilakukan ventriculoperitoneal-shunt pada bayi atau anak-anak yang telah lahir. Biasanya untuk prognosis yang bisa didapat ketika tidak dilakukan treatment sekitar 50% pada umur 1 tahun bisa mengalami kematian dan 75% pada umur 10 tahun. Namun bila telah dilakukan treatment atau PV-shunt kemungkinan hidup akan cukup tinggi yaitu, 50% mampu bertahan pada umur lebih dari sama dengan 15 tahun namun bisa mengalami efek 15% mental retardasi pada anak meski telah melakukan treatment Untuk treatment pula bisa menggunakan obat-obatan yang cenderung untuk tipe NPH saja yaitu, acetozolamide, furosemide, dan isosorbide.

Ventriculoperitoneal shunt adalah surgery untuk mengurangi peningkatan tekanan di dalam skull yang tergantung pada banyaknya cerebrospinal fluid (CSF) pada brain prosedur : Dilakukan di dalam ruang operasi di bawah general anesthesia Membutuhkan waktu sekitar 90 menit Rambut anak di cukur di belakang telinga Surgical cut (bentuk U-shaped) di belakang telinga, lalu small surgical cut pada childs belly

Lubang kecil dibuat oleh bor di skull Masukkan catheter melewati ke dalam ventricle pada otak. Catheter lain ditempatkan di bawah kulit belakang telinga dan digerakkan kea rah leher, dada, dan biasanya ke abdominal (peritoneal) cavity. Pada saat digerakkan ke bagian leher maka dokter membuat small cut pada baian leher untuk melihat posisi

Valve (fluid pump) diletakkan di bawah kulit belakang telinga yang berfungsi melekatkan kedua catheter sehingga ketika tekanan meningkat di
75 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

sekitar otak valve terbuka mengalirkan keluar cairan yang berlebih ke belly atau area dada membantu menurunkan tekanan intracranial Resiko ventriculoperitoneal shunt yaitu : Bleeding pada otak Swelling pada otak Infeksi pada otak Kerusakan jaringan otak Seizure Beritahu dokter / suster obat, supplement, vitamin yang telah diberikan kepada anak

Sebelum prosedur :

Berikan obat yang diresepkan oleh dokter Dokter akan memberitahu kapan tiba di Rumah Sakit Tanyakan tentang makanan dan minuman sebelum surgery. Anak : tidak boleh makan terlalu banyak / minum susu 6 jam sebelum surgery tetapi boleh minum jus / air putih 4 jam sebelum surgery Bayi < 12 bulan : boleh makan formula, cereal, makanan bayi 6 jam sebelum surgery dan boleh minum air putih 4 jam sebelum surgery

Setelah prosedur :

Anak berbaring selama 24 jam setelah itu dibantu untuk duduk Dirawat selama 3-4 hari dan diberi obat sakit, infuse, juga antibiotic

Prognosis : berhasil untuk mengurangi tekanan di otak, tetapi bila hydrocephalus disertai dengan kondisi lain seperti spina bifida, tumor otak, meningitis, encephalitis, dan pendarahan maka akan mempengaruhi hasil dari prognosis. Gambaran ventriculoperitoneal shunt
76 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

LESI UMN Lesi Corticospinal tract (pyramidal) 1. Tanda Babinski Yaitu reflex dorsoflexi ibu jari kaki dan jari lainnya bergerak keluar sebagai respon terhadap goresan pada kulit telapak kaki sepanjang sisi lateral. Patogenesis : Corticospinal tract tidak berfungsi

Pengaruh descending tract lainnya pada jari kaki menjadi terlihat

77 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Timbul reflex withdrawal sebagai respon terhadap stimulus di telapak kaki Ibu jari dorsoflexi dan jari lain bergerak keluar 2. Tidak ada reflex abdominalis superficialis Yaitu otot-otot abdomen tidak berkontraksi ketika kulit abdomen digores. Hal ini bergantung pada keutuhan corticospinal tract yang menggunakan pengaruh eksitasi tonik terhadap neuron-neuron internunsial. 3. Tidak ada reflex kremaster Yaitu otot kremaster tidak dapat berkontraksi saat kulit sisi medial paha digores. Hal ini bergantung pada integritas corticospinal tract. 4. Kehilangan penampilan gerakan-gerakan tangkas halus Terjadi pada ujung-ujung distal extremitas. Lesi Descending tract selain Corticospinal tract (Extrapyramid)
1. Paralisis berat dengan sedikit atau tidak ada atrofi otot (kecuali atrofi sekunder karena

tidak digunakan ; disuse atrophy)


2. Spastisitas atau hipertonisitas otot

Extremitas inferior dipertahankan dalam posisi ekstensi dan extremitas superior dalam posisi flexi.
3. Peningkatan deep tendon reflex serta klonus dapat terjadi pada flexor jari-jari

tangan, m.quadriceps femoralis, dan otot-otot betis. 4. Reaksi pisau-lipat Jadi, ketika dilakukan gerakan pasif pada sendi, terdapat resistensi yang disebabkan oleh spastisitas otot. Pada waktu diregangkan, tiba-tiba tahanan otot menghilang karena adanya inhibisi pada organ neurotendinosa. Tetapi, pada beberapa kasus didapatkan gejala campuran dari keduanya. Biasanya bila terjadi lesi pada kedua tract terjadi ketidakseimbangan pada tonus otot pasien.
78 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Tractus pyramidalis bersifat meningkatkan tonus otot dan antagonis terhadap kerja tractus extrapyramidalis.

LESI LMN Etiologi : trauma, infeksi (poliomyelitis), kelainan vascular, penyakit degenerative, dan neoplasma. Nantinya merusak badan-badan sel di dalam columna grisea anterior atau aksonnya di dalam radix anterior atau saraf spinal.

1. Paralisis flaccid pada otot-otot yang dipersarafi 2. Atrofi otot-otot yang dipersarafi 3. Hilangnya reflex otot-otot yang dipersarafi 4. Fasikulata otot = kedutan yang hanya terlihat bila terjadi destruksi lambat pada LMN. 5. Kontraktur otot = pemendekan otot yang lumpuh.

Lebih sering terjadi pada otot antagonis yang kerjanya tidak lagi dilawan oleh otot-otot yang lumpuh. 6. Reaksi degenerasi Bila LMN terputus, otot tidak lagi bereaksi terhadap stimulus listrik terputus-putus 7 hari setelah saraf terputus walaupun masih bereaksi terhadap arus langsung. Setelah 10 hari, reaksi terhadap arus langsung juga hilang. Perubahan respon otot terhadap stimulus listrik inilah yang disebut Reaksi Degenerasi.

FOLATE
Folate yang biasa disebut dengan folacin ataupun asam folate. Memilki fungsi :
79 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

1. convert vit. B menjadi aktif 2. cell division 3. replacement RBC 4. sintesis protein didalam tubuh asam folate merupakan substansi yang berikatan dengan asam amino, yaitu ring structure+glutamate. Glutamate disini ada yang monoglutamate atupun polyglutamate. mekanisme folate bekerja : Folate (ring structure+glutamate) masuk kedalam tubuh

Folate diikat oleh CH dibantu oleh enzim di wall small intestine

SMALL INTESTINE

CH di remove oleh vit.B sehingga terbentuk Folate dan B + CH . dimana keduanya menjadi bentuk aktif dan menghasilkan sutu respon terhadap DNA

ALL CELL in BODY

Sumber-sumber asam folate : 1. buah-buahan seperti pisang, jeruk 2. sayuran seperti kentang, kacang-kacangan, wortel dan terutama pada sayuran hijau dan kacang-kacangan 3. susu, keju, roti, telur dan lain-lain

rekomendasi konsumsi asam folate untuk ibu hamil adalah 400g, non-pregnant 180g, menyusui 280g

jika asam folate kurang, maka akan menyebabkan : 1. terganggunya sintesis protein DNA
80 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

2. falters of replacement RBC (anemia) and GIT cell (deteriorate) 3. kegagalan absorpsi dan juga unusual metabolic yang dibutuhkan untuk vitamin jika meningkat : Delay diagnosis pada saat neurological disease Babinski Sign atau Response Babinski sign atau response merupakan suatu refleks yang ditandai dengan dorsoflexi dari ibu jari kaki dan pelebaran jarak antar jari kaki yang lain akibat stimulus plantar. Babinski sign ini dapat disebut sebagai refleks patologis dan juga fisiologis tergantung dari umur individu itu sendiri. Babinski sign yang patologis dapat menunjukkan adanya defek pada Upper Motor Neuron (UMN). Pada umur 2 tahun, sebanyak 90% anak menunjukkan normal response pada stimulus plantar tetapi ada beberapa anak yang menunjukkan babinski sign yang positif tetapi tidak ditemukan defek pada UMN (Upper Motor Neuron). Cara untuk menentukkan ada tidaknya babinski sign adalah dengan stimulus pada plantar. Dengan menggunakan benda tumpul, lakukan stimulus sentuhan halus pada lateral part dari telapak kaki sampe ke pangkal kaki (bola kaki), dimana hasil pada orang yang normal adalah dengan adanya plantar flexi sedangkan reaksi patologis dapat terdeteksi apabila adanya dorsoflexi dari ibu jari kaki dan pelebaran jarak antar jari kaki yang lainnya. Refleks Primitive A. Moro Reflex Mundul pada saat 9 minggu didalam kehamilan Biasanya menghilang pada umur 2-4 bulan

B. Palmar Reflex
81 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Muncul pada saat 11 minggu usia kehamilan Biasanya menghilang pada umur 2-3 bulan Dimana nantinya akan berubah menjadi grasp reflex yg muncul pada 36 minggu

usia kehamilan C. Rooting reflex Muncul pada 24-28 minggu usia kehamilan Biasanya akan menghilang pada usia 3-4 bulan Apabila tidak hilang akan mempengaruhi proses menelan, menyusui, berbicara.

D. Galant reflex Muncul pada 20 minggu usia kehamilan Biasanya akan menghilang pada usia bayi 3-9 bulan Apabila tidak hilang pada usia tersebut maka akan mempengaruhi pada postur tubuh dan gaya berjalan E. Plantar reflex Muncul pada 18 minggu usia kehamilan Akan hilang pada usia bayi 6 bulan Apabila belum hilang dapat mempengaruhi berjalan, koordinasi tangan dan mata, kemudian integrasi dari vestibular informasi dengan sense yang lain

Pemeriksaan Refleks Pada Bayi 1. Sucking reflex Caranya dengan menaruh telunjuk ke mulut bayi, kemudian apabila positif maka bayi tersebut akan menghisap jari telunjuk itu dengan kuat.
82 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

2. Rooting reflex Caranya dengan menaruh jari kita di pipi bayi, apabila hasilnya positif maka bayi tersebut akan menoleh kepalanya kea rah pipi yang ditaruh jari kita. 3. Palmar grasp Dengan menaruh jari kita di telapak tangan bayi, yang dimana nanti jari tangan bayi akan flexi dan menggenggam jari kita. 4. Plantar grasp Dengan menaruh jari kita di telapak kaki bayi, yang dimana nanti jari-jari kaki bayi akan flexi. 5. Tonic neck reflex Dengan cara kita tengokkan kepala bayi ke kanan atau kiri, dimana nantinya tangan yang searah dengan pandangan wajah bayi tersebut akan extensi sebaliknya tangan yang berlawanan akan flexi. Posisi tersebut seperti posisi pemain anggar. 6. Moro reflex Dengan cara mengagetkan bayi dimana pada saat bayi digendong, kepala bayi dilepaskan secara tiba-tiba kemudian ditangkap kembali. Apabila positif maka lengan bayi akan terbuka dan jari-jari tangannya pun akan terbuka seperti kipas kemudian mulut bayi akan terbuka. 7. Stepping reflex Dengan menggendong bayi kemudian kita tahan dan tempatkan papan dibawahnya, dimana nanti kaki bayi akan mencoba berdiri di papan tersebut. 8. Galant reflex Dengan memposisikan bayi tengkurap, dimana nanti kita memberi rangsangan di punggungnya. Kemudian badan bayi nanti akan melengkung kea rah punggung yang diberi stimulus.

83 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

PERKEMBANGAN
Perkembangan adalah suatu proses yang kompleks, diantaranya terjadi maturasi dari diferensiasi sel-sel, baik itu terjadi peningkatan fungsi dan keahlian sel, organ atau sistem organ. Dalam perkembangan, terdapat cakupan utama yang perlu diperhatikan, yaitu : a. Gross Motor b. Adaptive motor c. Bahasa d. Personal/social Ada beberapa aspek yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan, yaitu : a. Gross motor Berarti adanya perkembangan motoris yang dikendalikan oleh CNS, peripheral nerve dan kordinasi otot. Semakin matur, maka kompleksitas dari suatu kordinasi akan semakin tinggi.

b. Speech development Perkembangan dengan berbagai macam cara berkomunikasi, baik secara verbal ataupun non verbal.

c. Emotional development

84 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Merupakan perkembangan yang berhubungan dengan adaptasi terhadap stimulus emosi sosial seperti marah, takut, rasa malu, kejanggalan, kekhawtiran, rasa cemburu, rasa ingin tahu, senang dan kasih sayang

d. Social development Merupakan kemampuan untuk berprilaku sesuai dengan keadaan dan haapan dari masyarakat sosial itu sendiri.

Tabel Perkembangan Milestone

85 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

USIA (bulan) MOTOR DEVELOPMENT 2 Kepala sudah dapat mengangkat sejajar tubuh ketika lengan di flexikan Tangan terbuka 75% dari keseharian Mulai dapat meremas mainan 3-4 Kepala dan dada mengangkat dari bidang datar ketka lengan di ekstensikan 4-5 Kepala agak terlambat mengangkat ketika badan ditarik untuk duduk Sudah mulai dapat berguling sendiri Menggapai benda dengan kasar Mainan dimasukan ke dalam mulut Mengoyang-goyangkan benda 6-7 Kaki dapat menahan ketika dipaksa berdiri Dapat menahan posisi duduk 8 Dapat duduk sendiri Sudah dapat berposisi seperti merangkak namun belum dapat maju Sudah pandai meraih benda Kekuatan genggaman terhadap benda sudah semakin kuat Mulai menabrak-nabrakan mainan Dapat menggenggam kubus berukuran 2-1 inchi 9-11 Dapat melompat dari posisi merangkak Mulai merangkak Sudah dapat mencapit Mendorong diri untuk berdiri Mulai bergerak menjelajah Dapat menaruh mainan dalam wadah namun tidak dapat melepaskan 12-14 Dapat berputar badan ketika duduk Dapat berjalan sendiri Memasukan mainan ke dalam wadah dan melepaskannya Senang melakukan sesuatu dengan satu tangan dominan 15-18 Maju perlahan menaiki tangga Dapat membungkuk dan mengembalikan posisi tubuh jika terjatuh Mulai dapat berlari Berjalan sambil mendorong mainan Dapat memindahkan halaman buku Mulai mencoret-coret dengan spontan 24 Dapat naik turun tangga Jarang terjatuh Menendang bola yang besar Menumpuk 6 buah kubus Dapat memutar gagang pintu Melempar dari posisi lebih tinggi dari tangan (overhand hrow) 36 Dapat mengayuh sepeda roda tiga Berdiri dengan satu kaki sesaat Melompat dari posisi berdiri Menekan tombol Menutup dan membuka resleting Menumpuk 9-10 kubus 48 Berdiri dengan satu tangan untuk 5 detik Melompat dengan satu kaki Mengancingakan pakaian sendiri Menuangka air dari pitcher 86 54 Dapat menangkap bola pantul NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C 60-84 Melompat Menali sepatu sendiri Menulis nama sendiri Mengendarai sepeda roda dua

USIA (bulan) COGNITIVE DEVELOPMENT 2 Memandang sesaat tempat suatu objek yang hilang 4 Memandang tangan sendiri 8 Menabrakan dua buah kubus Melepaskan baranga yang menghalangi mainan 12 Bermain pura-pura (ex : berpura-pura minum dari gelas) 17 Menggunakan tongkat untuk meraih mainan Berpura-pura bermain dengan boneka USIA (bulan) SPEECH AND LANGUAGE DEVELOPMENT 2 Melihat wajah pembicara Menangis ketika menginginkan sesuatu Menggumam (coo) 4-6 Melokalisir suara Menggumam dengan intonasi Merespon orang lain dengan ucapan 6-9 Merespon terhadap nama Mengenali nama dari anggota keluarga Merespon perintah yang dilakukan oleh gesture Menggunakan gesture untuk berkomunikasi (menunjuk, menggapai atau melambai) Mengikuti gerakan dari orang lain Bergumam denagn menggunakan huruf konsonan (b ,m, w, d, n, g) 10-12 Menunjuk beberapa anggota tubuh yang di minta Mengikuti perintah yang sederhana Memberikan objek atau permintaan dengan bahasa verbal Bergumam dengan kombinasi dan logat suara yang beragam Mengucapkan kata pertama 12-18 Dapat mengidentifikasi objek atau gambar melalui perintah verbal Menuruti perintah dengan mudah Mendengarkan lebih baik Menggunakan beberapa kata tunggal Berkomunikasi dengan gesture dan kata-kata 18-24 Mengenal konsep kata sifat, kata ganti dan jamak Mematuhi perintah yang mulai kompleks Menggunaka dua atau tiga kombinasi kata Mencoba menceritakan pengalaman Mulai menggunakan suara-suara bicara (f, s, sh) 24-36 Menunjukan ketertarikan akan penjelasan mengenai pertanyaan sebab akibat Menggunakan kalimat singkat untuk berkomunikasi Pintar berbicara setiap saat (bawel) 36-48 Menggunakan kalimat yang panjang da kompleks Menceritakan cerita yang berhubungan dengan pengalaman masa lalu Bicara lebih pintar kepada setiap pendengarnya
87 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Referensi :

Gerard J. Tortora Principles of Anatomy & Physiology, 12th edition Langmans Medical Embryologi, 7th edition Moore the developing human, 8th edition Robbins and cotran , Pathologic basic of Deseases Adams and Victor, Principles of Neurology

88 NEUROBEHAVIOUR AND SENSE SYSTEM KELOMPOK C

Potrebbero piacerti anche