Sei sulla pagina 1di 17

Tanggal praktikum Kelas Preparat

: 15 Maret 2011 : - (tanpa kelas) : IODOFORM ( Prosedur)

PUSTAKA

Fessenden RJ. Fessenden JS, 1991, Kimia Organic, Edisi ketiga terjemahan A. Harayana Dudjaatrata, Jilid 1 dan 2, Penerbit Erlangga, Jakarta. Mc Murry J, 2000, Organic Chemistry, 5th edition, Brooks/Cole Publishing Company Pasific Grove, USA, p 916-917. Wertheim E, 1953, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3rd edition, London, p 51-52.

PROSEDUR ASLI (Wertheim E)

In a 500 cc Florence flask place 10 g of iodine and pour on to this 10 g of acetone. Add small portions, and with constant shaking, as much as is needed of a solution made up of 20 cc of 8 N sodium hydroxide solution and 80 cc of water. If the flask becomes hot to the hand, cool it at once with running water. When sufficient sodium hydroxide solution has been added set the flask aside. No free iodine should be present at this time, nor any suggestion of brown color in the liquid. Look carefully on the bottom of the flask for unattacked iodine. After 5 minutes collect the yellow precipitate, using the small Buchner funnel. Place filtrate at once in bottle labeled Iodoform filtrate. Wash the solid on the funnel with a little water. The compound is then to be dissolved in the smallest possible quantity of hot ethyl alcohol as follows: put the iodoform in a small flask arranged for refluxing. Pour a few cc of alcohol down the condenser (no flames with 6 L), and warm on the electric hot plate or the steam-bath, shaking the flask at times. When the mix is warm add a little more alcohol, then wait till it becomes hot to see whether enough has been added to dissolve all (there will always be a few shreds of filter paper, etc, which should not be mistaken for iodoform). Do not heat longer than necessary and avoid actual boiling if possible. When enough solvent (about 40 cc) has been added to dissolved all the iodoform at the boiling point of the solution, add about 2 cc additional solvent, then filter the hot solution through a fluted filter paper, using a funnel previously warmed over the hot plate or steam-bath. Caution: Do not inhale the vapor from the solution. Cover the filtered solution and set aside to cool slowly. In 15 minutes add about 25 cc of water, meanwhile stirring vigorously to completely precipitate the iodoform, and then filter with the Buchner. Wash the crystal on the funnel with a few drops of cold alcohol (cut off suction during the washing). Remove the crystal from the filter paper and spread them on a fresh, dry piece of filter paper. The best way to remove paper, etc, from the Buchner funnel is to hold it over a clean filter

paper and blow gently through the steam. The end of the funnel-stem should first be washed so that no chemicals can get on the lips. Any crystals remaining in the funnel are removed with knife or spatula. The crystals are to be placed in the desiccators. Place an identification slip in the desiccators. Products in course of preparation should always be labeled; do not rely on the memory. The bottom of the desiccators should contain granules of calcium chloride to a depth of about 15 mm. the melting point and weight of the preparation will be determined after it is dry, at the next laboratory period. For directions for melting point determinations see expt 4, submit the product in a sample bottle, properly labeled. Yield, about 55 %.

DASAR TEORI

Iodoform termasuk senyawa haloform selain kloroform dan bromoform. Haloform dapat terbentuk bila halogen direaksikan dengan senyawa metil keton, sehingga halogenasi dapat digunakan sebagai dasar uji iodoform unruk senyawa-senyawa metil keton.

Mekanisme reaksi
O I2 + CH3
iod

O CH3 NaOH 3HI + I3C C CH3

C
aseton

O 3I3C C CH3 + NaOH CHI3


iodoform triod asetat

+ CH3 C ONa

3HI

+ 3NaOH
OHO CH3 C

3NaI + 3H2O O CH2I2 CH3 C


CH2I + I

CH3

C O

CH3

OH CH3 C O OH CH2I

O CH3 C CH- I

O I2 CH3 C
CHI2 + I

O CH3 C C- I2

O I2 CH3 C
CI3 + I

CH3

C O

CH2I

O CH3 C CI3
:

:O : CH3 C
:

:O : CI3 CH3 C + CI3


:

O CH3 C
:

+ CHI3
iodoform

OH

:O H

:O

:O :

Reaksi
O R C CH3 NaOH O CHI3
iodoform (Kuning)

+ I2

C ONa

Rekristalisasi Rekristalisasi adalah pemurnian zat padat secara mengkristalkan kembali dari cairan pelarut atau campuran pelarut, melarutkan kristal dalam pelarut panas (atau campuran pelarut) kemudian mendinginkan larutan secara perlahan sampai terbentuk kristal yang murni.

Tujuan Rekristalisasi : 1. Menghilangkan kotoran yang dihasilkan selama reaksi baik mekanis maupun fisis. 2. Mendapatkan kristal yang bagus.

Proses rekristalisasi terdiri dari : 1. Melarutkan zat yang belum murni ke dalam pelarut yang cocok pada atau dekat titik didihnya. 2. Menyaring larutan panas dari partikel-partikel / kotoran-kotoran / bahan yang tidak larut. 3. Pendiaman larutan panas menjadi dingin, sehingga terbentuk kristal. 4. Pemisahan kristal dari larutan induk. 5. Pengeringan.

TUJUAN

1. Memahami reaksi haloform. 2. Memahami cara rekristalisasi dengan pelarut etanol dan air. 3. Mendapatkan kristal iodoform yang berwarna kuning.

ALAT DAN BAHAN

1. ALAT 2. Labu erlenmenyer 3. Labu hisap 4. Corong 5. Corong buchner 6. Pengaduk 7. Gelas ukur 8. Beaker glass 9. Magnetic stirrer 10. Oven 11. Kaca arloji 12. Hot plate 13. Kertas perkamen 14. Botol kaca 15. Kapas 16. Pompa hisap

2. BAHAN ( 1. Iodium 2. Aseton 3. NaOH 4. Etanol 5. Aquadem

Prosedur) x 10 g =5g

x 10 g (12 ml) = 5 g (6 ml) = 17,25ml = 50ml = q.s

MEKANISME KERJA

A. CARA KERJA (

Prosedur)

1. Buat NaOH 1,6 N yaitu dengan menimbang NaOH 3,2 g larutkan dalam 10 ml aquadem dan encerkan ad 50 ml dalam beaker glass, lalu biarkan dingin. 2. Masukkan ke dalam erlenmeyer 6 ml aseton + 6 ml aquadem, lalu timbang iodine 5 g di kaca arloji dan masukkan ke dalam erlenmeyer sambil digoyang-goyang. 3. Masukkan ke dalam erlenmeyer larutan NaOH sedikit demi sedikit sambil digoyang teratur ad warna coklat hilang (iodium bereaksi habis) segera tambahkan 125 ml aquadem dan saring dengan corong buchner. 4. Rekristalisasi a. Panaskan etanol dalam erlenmeyer 50 ml, hot plate. b. Masukkan hasil (setelah disaring dengan corong buchner) ke dalam erlenmeyer. c. Masukkan etanol sedikit demi sedikit ke dalam erlenmeyer tadi, lalu pindahkan erlenmeyer ke hot plate sampai 1 menit (sampai larut). d. Bila terdapat kotoran, disaring panas lalu dinginkan 15 menit. e. Tambahkan 12,5 ml air, kocok kuat sampai endapan iodoform sempurna, lalu saring dengan corong buchner. 5. Keringkan kristal lalu timbang hasilnya. 6. Masukkan ke dalam botol, tutup dengan gabus yang dilapisi kertas perkamen. Beri label.

SKEMA KERJA

Masukkan aseton 6ml dalam erlenmeyer + aquadem 5ml

Timbang Iodium 5g

Iodium ditambahkan sedikit demi sedikit ke erlenmeyer (sumbat,kocok)

Timbang Iodium 5g

Timbang NaOH 3,2 g kemudian larutkan dalam 10ml aquadem, encerkan ad 50ml

Tambahkan ad warna coklat hilang, segera + air 25ml

Disaring dengan corong Buchner

Kristal Iodium dalam erlenyer + dengan etanol mendidih sedikit

demi sedikit

Dipanaskan di atas magnetic stirrer sampai semua kristal larut

Dinginkan + air 12,5 ml, kocok

Disaring dengan corong Buchner, kemudian dicuci dengan beberapa tetes etanol

Dikeringkan di oven

Timbang hasil dan tentukan titik lelehnya

GAMBAR PEMASANGAN ALAT

ooo oo

10

HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PRAKTIKUM Hasil teoritis Hasil praktis Presentase hasil Titik leleh teoritis : 2,58 gram : 1,05 gram : 40,69 % : 120oC

B. PEMBAHASAN Reaksi iodoform yaitu suatu reaksi yang spesifik terhadap senyawa yang mengandung gugus metil keton. Gugus metil dari suatu metil keton diiodinasi dalam suasana basa sampai terbentuk Iodoform (CHI3) padat berwarna kuning.
O R C CH3 NaOH O CHI3
iodoform (Kuning)

+ I2

C ONa

Gugus metil keton yang dipakai dalam percobaan ini adalah aseton, yang akan direaksikan dengan iodium suasana basa menghasilkan Iodoform. Dan selanjutnya dilakukan proses rekristalisasi. Dalam percobaan ini dilakukan pengenceran aseton dengan air. Hal ini dikarenakan pada daerah tropis aseton mudah menguap. Dengan adanya penambahan air dapat mencegah penguapan aseton. NaOH berfungsi sebagai suasana basa. Dalam percobaan ini, setelah iodoform habis bereaksi harus segera ditambahkan sejumlah air karena bila iodoform telah habis bereaksi berarti sudah terbentuk kristal iodoform. Tujuan penambahan air sesegera mungkin adalah untuk menyempurnakan reaksi agar kristal yang dihasilkan bagus. Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan adalah penambahan NaOH yang terlalu sedikit dan berlebih. Penambahan NaOH harus tepat karena jika terlalu sedikit, suasananya menjadi kurang basa dan

11

akibatnya kristal yang terbentuk sedikit. Sedangkan jika terlalu banyak atau berlebih iodoform dapat larut dalam NaOH. Rekristalisasi adalah pemurnian zat padat dimana dalam keadaan panas larut dalam suatu pelarut tertentu, tetapi dalam keadaan dingin atau pada suhu kamar, zat atau kristalnya akan terjadi. Cara rekristalisasi dengan memanaskan pelarut tertentu yang sesuai (dalam hal ini etanol panas). Etanol 50 ml dipanaskan di atas hot plate dengan diberi corong yang sudah disumbat dengan kapas basah. Masukkan kristal iodoform yang sudah disaring tersebut ke dalam erlenmeyer, yang kemudian dilarutkan ke dalam etanol panas. Etanol dipanaskan di atas hot plate bukan di atas api bebas karena etanol sifatnya mudah terbakar maka menggunakan erlenmeyer yang ditutup dengan corong dan ditutup dengan kapas basah untuk menghindari terjadinya penguapan etanol. Etanol panas tersebut dimasukkan ke dalam erlenmeyer lain yang sudah berisi kristal iodoform, penambahannya dilakukan sedikit demi sedikit sampai kristal iodoformnya tepat larut. Jika etanol ditambahkan berlebih maka kristal iodoform yang larut saat panas nantinya akan sulit mengendap atau mengkristal kembali. Setelah itu dinginkan, lalu menambahkan air dan segera disaring dengan corong buchner. Hasil kristalnya yang terbentuk dikeringkan di dalam oven 40oC, setelah kering hasilnya ditimbang. Masukkan ke dalam botol, tutup dengan gabus yang dilapisi kertas perkamen. Beri label. Dalam praktikum hasil yang didapat kurang dari hasil teoristis yang diinginkan, hal ini disebabkan karena beberapa faktor yang mempengaruhi kristal yang terbentuk, yaitu : 1. Aseton 6 ml + 5 g iodium kemudian ditambah NaOH sedikit demi sedikit sampai tepat iodiumnya habis bereaksi membentuk iodoform. Hasil sedikit mungkin dikarenakan reaksi antara aseton dan iodium kurang sempurna, artinya tidak semua membentuk iodoform. 2. Hal ini juga dapat dikarenakan suasananya kurang basa. 3. Penimbangan bahan yang kurang tepat. 4. Dapat juga disebabkan iodium menguap.

12

HASIL DISKUSI

1. Mengapa aseton diencerkan dengan air ? Aseton adalah suatu zat yang memiliki sifat mudah menguap, karena itu dengan adanya penambahan air diharapkan penguapan berkurang / tidak terjadi sehingga volume dari aseton yang diperlukan pada reaksi tidak berkurang.

2. Apa fungsi NaOH ? a. Sebagai suasana basa dalam reaksi iodoform. b. Sebagai oksidator, yang akan bereaksi dengan I2 membentuk NaOI, kemudian akan terurai menjadi NaI dan Onasen yang memiliki sifat sebagai oksidator yang mengubah asetan menjadi triiodoaseton. c. Sebagai nukleofil yang menyerang atom karbonil sehingga membentuk keton yang terhalogenasi dan ion CI3 yang tidak stabil yang segera membentuk CHI3 (iodoform).

3. Apa artinya setelah iodium habis bereaksi, segera ditambahkan dengan sejumlah air ? Karena iodium bisa teroksidasi oleh cahaya dan juga untuk mengencerkan NaOH.

4. Faktor-faktor apa yang menyebabkan kegagalan terbentuknya iodoform ? a. Reaksi antara aseton dan iodium kurang sempurna, dimana tidak semuanya membentuk iodoform. b. Suasana kurang basa. c. Penimbangan yang tidak tepat. d. Oksidasi oleh cahaya.

13

5. Bagaimana pembuatan kloroform dan bromoform ? Pembuatannya sama dengan iodoform, hanya gugus halogennya saja yang diganti. Iodoform menggunakan gugus I sedangkan kloroform menggunakan gugus Cl dan bromoform menggunakan gugus Br.

Mekanisme Reaksi Kloroform :


O Cl2 + CH3
klorida

C
aseton

CH3

NaOH

O 3HCl + Cl3C C CH3


trikloro aseton

O 3Cl3C C CH3 + NaOH CHCl3 +


kloroform

O CH3 C ONa
Na asetat

trikloro aseton

3HCl + 3NaOH O CH3 C

3NaCl + 3H2O
karbonion

O CH2
-

OHCH3 C O OHCH3 C O CH2Cl CH3

Cl2

CH3

CH2Cl + Cl

O CH3 C CH- Cl

O Cl2 CH3 C CHCl2 + Cl-

O CH3 C O CH2Cl OHCH3 C CCl-2

O Cl2 CH3 C
CCl3 + Cl

O CH3 C CCl3 CH3

:O : C CCl3 CH3

:O : C + CCl3 CH3

O C + CHCl3

OH

Mekanisme Reaksi Bromoform :

14

:O H

:O

: O : kloroform

O Br2 + CH3 C
bromida aseton

CH3

NaOH

O 3HBr + Br3C C CH3


tribromo aseton

O 3Br3C C CH3 + NaOH


tribromo aseton bromoform

O CHBr3 + CH3 C
Na asetat

ONa

3HBr + 3NaOH O CH3 C

3NaBr + 3H2O
karbonion

O CH2Br2 CH3 C
CH2Br + Br

OHCH3 C O OH CH3 C O OHCH2Br


-

CH3

O CH3 C CH- Br

O Br2 CH3 C CHBr2 + Br-

O CH3 C CBr-2

O Cl2 CH3 C
CBr3 + Br

CH3 C O

CH2Br

O CH3 C CBr3
:

:O : CH3 C CBr3
:

:O : CH3 C + CBr
:

O CH3 C + CHBr3
:

OH

:O H

:O

: O : bromoform

KESIMPULAN

15

Iodoform termasuk senyawa haloform selain kloroform dan bromoform. Haloform tersebut dapat terbentuk bila halogenasi dapat digunakan sebagai dasar uji iodoform untuk senyawa-senyawa metil keton. Karena itu, reaksi iodoform merupakan suatu reaksi yang spesifik untuk gugus metil keton. Gugus metil pada suatu metil keton diiodinasi dalam suasana basa sampai dengan terbentuknya iodoform (CHI3) yang padat dan berwarna kuning. Dengan reaksinya sebagai berikut :
O R C CH3 NaOH O CHI3
iodoform (Kuning)

+ I2

C ONa

Dalam praktikum kali ini gugus metil keton yang digunakan adalah aseton, yang kemudian akan direaksikan dengan iodium dalam suasana basa yang menghasilkan iodoform. Langkah pertama adalah masukkan 5 g iodium kedalam campuran 6 ml aceton + 6 ml air, kemudian ditambahkan dengan NaOH sebagai suasananya (basa). Setelah iodium habis bereaksi dengan aseton, lalu dengan segera tambahkan air, saring menggunakan corong buchner. Iodium yang sudah habis ditandai dengan hilangnya warna coklat, kemudian tambahkan air karena iodium ini mudah teroksidasi oleh cahaya dan segera saring. Selanjutnya proses rekristalisasi dilakukan. Rekristalisasi adalah pemurnian zat padat secara mengkristalkan kembali dari cairan pelarut atau campuran pelarut, melarutkan kristal dalam pelarut panas (atau campuran pelarut) kemudian mendinginkan larutan secara perlahan sampai terbentuk kristal yang murni. Cara rekristalisasi dengan memanaskan suatu pelarut tertentu yang sesuai dalam praktikum kali ini menggunakan etanol panas. Etanol dipanaskan di hot plate sebanyak 50 ml dengan diberi corong kaca buchner yang sudah disumbat dengan kapas. Kemudian kristal iodoform yang sudah disaring tersebut dimasukkan ke dalam erlenmeyer, yang kemudian dilarutkan dalam etanol panas. Etanol dipanaskan di atas hot plate bukan di atas api bebas karena etanol sifatnya mudah terbakar maka menggunakan erlenmeyer yang ditutup dengan

16

corong dan ditutup dengan kapas basah untuk menghindari terjadinya penguapan etanol. Etanol panas tersebut dimasukkan ke dalam erlenmeyer lain yang sudah berisi kristal iodoform, penambahannya dilakukan sedikit demi sedikit sampai kristal iodoformnya tepat larut. Jika etanol ditambahkan berlebih maka kristal iodoform yang larut saat panas nantinya akan sulit mengendap atau mengkristal kembali. Setelah itu dinginkan, lalu menambahkan air dan segera disaring dengan corong buchner. Hasil kristalnya yang terbentuk dikeringkan di dalam oven 40oC, setelah kering hasilnya ditimbang. Masukkan ke dalam botol, tutup dengan gabus yang dilapisi kertas perkamen. Beri label.

TANDA TANGAN PRAKTIKAN

(Meriyanti Sofyan)

(Ratna Anggraeni)

17

Potrebbero piacerti anche