Sei sulla pagina 1di 2

Ki Hajar Dewantara Not many know, that Ki Hajar Dewantara, apart from being well known for his

thoughts on education, it turns out he also draws particular concern towards issues of trafficking of women and children. This can be found in Pewarta PPPPA (Society for Eradication of Trafficking of Women and Children). PPPPA is owned by Ki Hajar Dewantara, and was established to combat the dangers due to women and children trafficking, occuring at the time. PPPPA itself on its first congress, established 16 branches throughout Indonesia. This is some footage from PPPPA World of evil that must be abolished Pewarta P.P.P.P.A No.1, December 30, 1932 If there is a kind in the world under the most dangerous, the disease is "trafficking in women and children." We cannot know for sure, since when the disease was born in the world. But the fact is that the disease has been there for a long time, trafficking of women and children itself, started in 1879 and got the attention of people from western countries, first from England, then spread to many places and eventually became the problem at the international level. How many sacred girls have become victims? I think only God knows. It can be said that, in the past 28 years, R. Paulucci de Calboli in Nuova Antologia noted that Genua (Italie) has become one of the ports of trafficking in women and children, where girls from Oostenrijk, Germany, pollen and other countries, are annually brought into the port, comprising of around 1200 people. Furthermore he also said that trafficking of women in Africa is very advanced at this time. America is a country that is very modern and highly developed but they are not left behind in this case. In 1885, the Philadelphia Times newspaper claimed that the number of pretty girls from Italie have been used as "merchandise" in America involving approximately 80,000 people. What a fate for them to experience, I cannot even describe with words, that they entered this world as a princess, born in a pure state, however, the cruelty, the lust of animals, and the lust of greed, has destroyed their inner and outer soul. It could be said that these people are no longer viewed as human beings, but rather, lower than animals, they are given good clothes, given beautiful jewelry, not because of love, but as a means of producing money; if they were old, or suffered a particular disease, they are viewed as useless property, and will be disposed of until they meet death in a state of heartwrench. Internationaal verdrag 1907, had began in 1915, the Dutch began to take part by setting up a bureau to combat trafficking in women and children. Verslag which was first issued in 1923, stated that the judge had decided the case of trafficking of women and there are 171 women treated, of which there are 27 people who turned out to be a merchandise, and because of this, they them sent back to their respective country. In the year 1929 there were 542 foreign women who become clients of the bureau mentioned above

Berapa banyak gadis-gadis suci yang telah menjadi korban. Saya rasa hanya Allah saja yang tahu. Yang bisa dituturkan, pada 28 tahun yang telah lalu, R.Paulucci de Calboli di Nuova Antologia mencatat bahwa Genua (italie) telah menjadi salah satu pelabuhan perdagangan perempuan dan anak-anak dimana gadis-gadis dari Oostenrijk, Jerman, Pollen dan lain-lain, tiap tahun dibawa masuk ke pelabuhan itu. Dan kurang lebih ada 1200 orang. Lebih jauh ia pun menuturkan juga bahwa perdagangan perempuan di Africa sangat maju sekali saat ini Amerika adalah sebagai negeri yang sangat modern dan negeri yang sangat maju pun tidak ketinggalan dalam hal ini. Dalam tahun 1885, surat kabar Philadelphia Times menyatakan bahwa jumlah gadis-gadis cantik dari Italie yang dijadikan barang dagangan di Amereka kurang lebih ada 80.000 orang. Betapa nasib yang didapat oleh mereka, saya tidak dapat menggambarkan dengan tulisan, bahwa mereka itu mula-mulanya adalah seorang puteri yang dilahirkan dalam keadaan suci namun oleh kekejaman, oleh nafsu binatang, oleh nafsu yang tamak, telah dirusak lahir batinnya Cukuplah kiranya kalau orang membayangkan, bahwa mereka itu bukan lagi dipandang sebagai manusia, tetapi lebih rendah dari binatang; mereka diberi pakaian yang baik, diberi perhiasan yang indah, bukan karena cinta, tetapi sebagai alat penarik uang; jika kekuatan para penarik uang itu sudah sedikit tua, atau lantaran terserang penyakit , sebagai barang yang sudah tidak berharga, mereka akan dibuang sampai mereka menemui ajal dalam keadaan yang memilukan hati Berhubung dengan verdrag Internationaal 1907, maka mulai tahun 1915 pemerintah Hindia Belanda pun mulai turut juga ambil bagian, mendirikan bureau yang kehendaknya akan memerangi perdagangan perempuan dan anak-anak itu. Verslag pertama yang dikeluarkan dalam tahun 1923, menyatakan bahwa hakim telah memutus perkara perdagangan perempuan sama sekali ada 171; orang perempuan yang masuk disini, ada 215 orang, diantaranya ada 27 orang yang ternyata menjadi dagangan, dan lantaran ini, mereka itu lantas dikirim kembali ke masingmasing negerinya. Dalam tahun 1929 ada perempuan asing 542 yang hidupnya menjadi penilikannya bureau tersebut diatas. Berapa kaum Ibu bangsa Indonesia yang telah menjadi korban? Kalau kita suka mengingati kerusakan masyarakat sekarang Kalau kita suka mengingat betapa kebodohan bangsa kita sekarang Kalau kita suka mengingat betapa kejam, ganas dan cerdiknya saudagar-saudagar itu menjual saudaranya sendiri sesama manusia

Potrebbero piacerti anche