Sei sulla pagina 1di 17

STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN

MAKALAH

Untuk memenuhi sebagai persyaratan mata kuliah

Konsep Dasar Biologi SD

Dosen Pengampu:
Dea Stivani Suherman, S.Pd., M.Pd

Oleh: Kelompok 1

Dinda Azanni 21129371


Fatika Fara Umaira 21129389
Gilang Rayhan Akbar 21129398
Munnadiya Saa’dah 21129251
Risma Khofifah 21129299
Resta Firmalia 21129466
Silva Rahma Putri 21129308

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
i
BAB II

PEMBAHASAN

Struktur tubuh tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya terdiri atas organ
pokok yaitu akar, batang dan daun. Organ tersusun oleh beberapa jaringan, dan
jaringan disusun oleh beberapa sel yang mempunyai bentuk, struktur, serta
fungsi yang sama. Setiap jaringan memiliki struktur dan fungsi yang berbeda.
Jaringan yaitu sekumpulan sel yang mempunyai bentuk, fungsi, dan
sifat-sifat yang sama. Jaringan-jaringan tersebut akan menyusun organ tumbuhan
yaitu organ akar, organ batang maupun daun.

A. Jaringan Meristem

Jaringan pada tumbuhan yang selalu menhgalami pembelahan diri secara terus
menerus. Jaringan maristem berdasarkan posisinya dibedakan menjadi:

 Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta
ujung akar.
 Meristem interkalar, terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya
meristem pada pangkal ruas tumbuhan anggota suku atau family rumput-
rumputan
 Meristem lateral, terletak sejajar dengan permukaan organ tempat
ditemukannya . Contoh cambium dan cambium gambus (folagen)
Berdasarkan asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

 Meristem primer, sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrionik


(contoh: meristem apikal). Kegiatan jaringan meristem primer
menimbulkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan
jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer.
 Meristem sekunder, sel-selnya berkembang dari jaringan dewasa yang
sudah mengalami diferensiasi. Contohnya adalah kambium dan kambium
gabus. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar
tubuh tumbuhan.

1
Meristem

B. Jaringan Dewasa
Jaringan yang sudah mengalami diferensiasi.
Sifat- sifat jaringan dewasa :
 Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri,
 Mempunyai ukuran sel yang relatif besar dibandingkan sel-sel meristem,
 Mempunyai vakuola besar, sehingga plasma sel sedikit dan merupakan
selaput yang menempel pada dinding sel,
 Kadang-kadang selnya telah mati
 Selnya telah mencapai penebalan dinding sesuai dengan fungsinya,
 Di antara sel-selnya dijumpai ruang antarsel.

Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain:

a) Jaringan Pelindung (epidermis)


Merupakan jaringan paling luar yang menutupi permukaan organ
tumbuhan, seperti: daun, bagian bunga, buah, biji, batang, dan akar.
Fungsi utama:
Sebagai pelindung jaringan yang ada di bagian sebelah dalam.
Bentuk, ukuran, dan susunan, serta fungsi sel epidermis berbeda- beda
pada berbagai jenis organ tumbuhan.
Sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan atau derivate

2
epidermis, misalnya stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silica, dan sel
gabus.
i. Stomata
Stoma (stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat pada
epidermis organ tumbuhan yang dibatasi oleh sel khusus yang
disebut sel penutup.

Epidermis daun

ii. Trikoma

Trikoma (trikomata) berasal dari sel-sel epidermis, biasanya


berbentuk rambut dan ada juga yang berbentuk sisik atau duri.
Fungsi trikoma bagi tumbuhan adalah:
 Mengurangi penguapan
 Meneruskan rangsang
 Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan
 Membantu penyebaran biji
 Membantu penyerbukan bunga
 Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah
iii. Sel Kipas
Dapat dijumpai pada epidermis atas daun tumbuhan suku atau
family Gramineae atau Cyperaceae. Sel kipas tersusun dari
beberapa sel berdinding tipis dengan ukuran yang lebih besar
dibandingkan sel-sel epidermis di sekitarnya. Sel kipas berfungsi
mengurangi penguapan dengan menggulung daun

3
b) Jaringan Parenkim
Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun
fungsinya berbeda-beda.
Ciri - ciri:
- Memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur.
- Berbentuk kubus atau memanjang
- Mengandung vakuola sentral yang besar.
- Sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya
membulat.
- Dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang
memiliki fungsi khusus.
- Biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh karena itu
disebut jaringan dasar.
Jenis jaringan parenkim berdasarkan fungsinya:
i. Parenkim Asimilasi
Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ. Di dalam selnya
terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat
berlangsungnya proses fotosintesis.
ii. Parenkim Penimbun

Biasanya terletak di bagian dalam tubuh tumbuha. Di dalam sel-


selnya terdapat cadangan makanan yang berupa gula, tepung,
lemak atau protein.

iii. Parenkim Air


Terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah panas (xerofit)
untuk menghadapi masa kering, misalnya pada tumbuhan kaktus
dan lidah buaya.
iv. Parenkim Udara
Ruang antar selnya besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat
pengapung di air.

4
Jaringan parenkim

c) Jaringan Penyokong (penguat)


Merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan.
Jaringan penyokong berdasarkan bentuk dan sifatnya
i. Kolenkim
Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang
dengan penebalan dinding sel yang tidak merata dan bersifat
plastis. Kolenkim terdapat pada batang, daun, bagian-bagian
bunga, buah, dan akar. Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas
yang menyerupai sel-sel parenkim. Sel–sel kolenkim dindingnya
mengalami penebalan dari kolenkim bervariasi, ada yang pendek
membulat dan ada yang memanjang seperti serabut dengan ujung
tumpul.

Kolenkim
Berdasarkan bagian sel yang mengalami penebalan dibedakan atas:

1. Kolenkim angular (kolenkim sudut), merupakan jaringan


kolenkim dengan penebalan dinding sel pada bagian sudut sel;
2. Kolenkim lamelal, merupakan jaringan kolenkim yang
penebalan dinding selnya membujur;
3. Kolenkim anular, merupakan kolenkim yang penebalan
dinding selnya merata pada bagian dinding sel sehinggi
berbentuk pipa.

5
ii. Sklerenkim
Merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel - selnya
mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan
sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas dua kelompok sel, yaitu
sklereid dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri
atas sel-sel pendek, sedangkan serabut sel-selnya panjang.
Sklereid berasal dari sel-sel parenkim, sedangkan serabut berasal
dari sel - sel meristem. Sklereid terdapat diberbagai bagian
tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang keras. Serabut
berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut
sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.

d) Jaringan Pengangkut (Vaskuler)


Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan
floem, yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem
berperan mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan
floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan.
i. Xilem
Merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe
sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea
sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel
yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem
juga tersusun atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim
yang hidup dan berperan dalam berbagai kegiatan metabolisme
sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu yang membentuk
kayu pada batang.

Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang

6
membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat
panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung
kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara
keduanya, adalah pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-
lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata yang
menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.

ii.

Floem
Tersusun atas beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu buluh tapis,
sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim. Floem juga
dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada
batang. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk,
yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya
memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa.
Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat
menyalurkan gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya
dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.

7
Floem

Tipe-tipe berkas pengankut berdasarkan posisi xylem dan


floem:
1. Tipe Kolateral
 Kolateral terbuka, jika diantara xylem dan floem
terdapat cambium
 Kolateral tertutup, jikaq antara xylem dan floem
tidak dijumpai kambium
2. Tipe Konsentris
 Konsentris amfikibral, apabila xilem berada
ditengah dan floem mengelilingi xilem
 Konsentris amfivasal, apabila floem berada
ditengah dan xilem mengelilingi floem
3. Tipe Radial, xilem dan floem letaknya bergantian menurut
jari-jari lingkaran

e) Jaringan Sektori
Disebut juga kelenjar internal karena senywa yang dihasilkan
tidak keluar dari tubuh. Penyusun jaringan sekretori adalah :
a. Sel Kelenjar, sel minyak dalam endosperma bijik jarak
b. Saluran Kelenjar, saluran kelenjar pada daun jeruk, senyawa yang
dihasilkan ditimbun dalam ruangan penyimpan, misalnya minyak
atsiri, lender, dan damar
c. Saluran getah, sel-sel yang mengalami fusi membentuk suatu

system jaringan yang menembus jaringan-jaringan lain dalam

tubuh. Sel tersebut berisi getah.

C. Organ Pada Tumbuhan


Berdasarkan fungsinya, organ pada tumbuhan dibedakan menjadi organ sebagai
alat hara (organa nutritiaum), dan organ reproduksi (organa reproductikum). Alat
hara meliputi akar, batang, dan daun, sedangkan organ reproduksi berupa putik
dan benang sari yang terdapat pada bunga.

8
Organ dan Jaringan Tumbuhan
1) Akar
Merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat
pencengkeram pada tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar
memiliki bagian pelindung berupa tudung akar yang tidak dimiliki oleh organ
lain. Berdasarkan asal terbentuknya, akar dapat dibedakan atas akar primer
dan akar adventitif. Akar primer terbentuk dari bagian ujung embrio dan dari
perisikel, sedangkan akar adventitif berkembang dari akar yang telah dewasa
selain dari perisikel atau keluar dari organ lain seperti dari daun dan
batang.Pada kebanyakan tumbuhan dikotil dan gimnospermae, sistem
perakaran berupa akar tunggang yang memiliki satu akar pokok yang besar,
sedangkan pada tumbuhan monokotil berupa akar serabut, yang berupa
rambut dan berukuran relatif sama.
Pada irisan membujur akar akan terlihat bagian-bagian akar, mulai
dari yang paling ujung disebut ujung akar. Ujung akar ditutupi oleh
tudung akar (kaliptra). Kemudian dari ujung akar ke arah atas, terdapat
zona pembelahan sel, pada daerah ini terdapat meristem apikal dan
turunannya yang disebut meristem primer. Menuju ke atas, zona
pembelahan menyatu dengan zona pemanjangan. Pada zona
pemanjangan, sel-sel memanjang sampai sepuluh kali panjang semula,
pemanjangan sel ini berguna untuk mendorong ujung akar (termasuk
meristem) ke depan. Semakin keatas , zona pemanjangan akan bergabung

9
dengan zona pematangan. Pada zona pematangan, sel–sel jaringan akar
menyelesaikan dan menyempurnakan diferensiasinya.

Struktur Akar

Apabila kita membuat irisan melintang akar muda, maka akan terlihat
struktur sel dan jaringan penyusun akar, berturut – turut, yaitu epidermis,
korteks, endodermis dan stele (silinder pusat).
Lapisan terluar dari akar adalah epidermis yang tersusun atas sel –sel
yang tersusun rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, dan
memanjang, sejajar sumbu akar. Dinding sel epidermis tersusun dari bahan
selulosa dan pectin yang menyerap air. Epidermis akar biasanya satu lapis.
Permukaan sel epidermis sebelah luar membentuk tonjolan yaitu berupa rambut
atau bulu akar.
Korteks akar terutama terdiri atas jaringan parenkim yang relatif
renggang dan sedikit jaringan penyokongnya. Di sebelah dalam lapisan
epidermis sering terdapat selapis atau beberapa lapis sel membentuk jaringan
padat yang disebut hipodermis atau eksodermis yang dinding selnya
mengandung suberin dan lignin.
Di sebelah dalam korteks terdapat selapis sel yang bersambung
membentuk silinder dan memisahkan korteks dari slinder berkas pengangkut
di sebelah dalamnya. Lapisan ini disebut endodermis. Sel-sel endodermis

10
membentuk pita kaspari, yaitu penebalan dari suberin dan lignin pada sisi radial.
Akibat adanya penebalan ini, larutan tidak bisa menembusnya.
2) Batang
Pada tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran
sehingga korteks terdapat di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam
lingkaran. Pada tumbuhan dikotil ini, xilem tersusun di bagian dalam lingkaran.
Di antara floem dan xilem terdapat kambium yang menyebabkan pertumbuhan
sekunder pada tumbuhan dikotil.
Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam
pertumbuhan sekunder. Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan
sekunder tumbuhan dikotil, yaitu
a. Kambium pembuluh (vascular cambium) yairg menghasilkan
xylem sekunder (kayu) ke arah dalam dan floem sekunder ke arah
luar,
b. Kambium gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu
penutup keras dan tebal yang menggantikan epidermis pada
batang dan akar.

Empulur batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin


mengandung kloroplas. Empulur mempunyai ruang antarsel yang nyata dan
tersusun atas perikambium yang disebut perisikel. Perikambium dibatasi oleh
floem primer di sebelah dalam dan endodermis di sebelah luarnya. Jari-jari
empulur berupa pita radier yang terdiri atas sederet sel, mulai dari empulur
sampai dengan floem. Fungsi utamanya adalah melangsungkan pengangkutan
makanan ke arahradial. Pada tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak berupa
garis-garis halus membentuk lingkaran tahun.

11
Perbedaan Batang Dikotil dan Monokotil

3) Daun
Struktur morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda.
Struktur daun dapat dilihat dari: bentuk tulang daun (menvirip, menjari,
melengkung, dan sejajar); bangun daun atau bentuk helaian daun (bulat,
lanset, jorong, memanjang, perisai, jantung, dan bulat telur); tepi daun (bergerigi,
beringgit, berombak, bergiri, dan rata); bentuk ujung daun (runcing,meruncing,
tumpul, membulat, rompang/ terbelah, dan berduri); bentuk pangkal daun
(runcing, meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk); dan prmukaan
(licin, kasap, berkerut, berbulu, dan bersisik).

Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk


transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Daun tersusun atas
jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan pengangkut.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur
khusus sebagai adaptasi untuk berkangsungnya proses fotosintesis, yaitu adanya
stoma yang dalam jumlah banyak disebut stomata. Stomata tersusun atas sel
penutup dan sel tetangga yang banyak mengandung kloroplas.
Fungsi stomata:
(1) Memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel – sel fotosintetik
dibagian dalam daun dengan udara disekitarnya.
(2) Sebagau jalan keluar uap air.
Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga dapat kita jumpai jaringan
parenkim yang menyusun mesofil daun dan terdiri atas parenkim palisade
(parenkim pagar / jaringan tiang) dan parenkim spons (parenkim bunga karang.
Parenkim palisade terdiri atas sel – sel yang memanjang di sel –sel bulat dan
pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai tempat pertukaran gas
selama fotosintesis berlangsung.

12
Struktur Daun

4) Bunga
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah
organ pokok dan rnerupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama
yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan
dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. Bagian dasar
bunga dan tangkai bunga merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak
dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya
berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi
akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses
reproduksi.
Kelopak bunga merupakan bagian bunga yang masih mempertahankan

sifat daun. Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi kuncup bunga sebelum

bunga mekar. Mahkota bunga biasanya memiliki warna dan bentuk yang

menarik jika dibandingkan dengan kelopak bunga. Mahkota bunga berperan

dalam menarik serangga dan agen penyerbukan yang lain. Benang sari

merupakan bagian yang berperan sebagai alat reproduksi jantan pada bunga,

benang sari terdiri atas kepala sari yang merupakan tempat berkembangnya

serbuk sari (gametofit jantan) dan suatu tangkai yang disebut filamen (tangkai

13
sari).

Putik merupakan alat reproduksi betina pada bunga. Pada putik terdapat

kepala putik yang biasanya memiliki permukaan yang lengket sebagai tempat

menempelnya serbuk sari. Selain itu, putik memiliki saluran yang disebut tangkai

putik. Saluran ini menuju ke ovarium pada dasar bunga yang mengandung bakal

buah tempat sel telur (gametofit betina).

Struktur Bunga

14
Kesimpulan

Struktur utama pada tumbuhan adalah akar, batang, daun, dan bunga.

Yang mana organ-organ tersebut tersusun atas jaringan-jaringan, yaitu jaringan

meristem dan jaringan dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang selalu

mengalami pembelahan sel membentuk jaringan lain pada tubuh tumbuhan.

Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah tidak mengalami pembelahan sel,

dan sudah mengalami diferensiasi dan fungsi tertentu pada tubuh tumbuhan.

Jaringan dewasa terbagi menjadi tiga, yaitu jaringan pelindung (epidermis),

jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut

(vaskuler).

15

Potrebbero piacerti anche