Sei sulla pagina 1di 17

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM 5

ILMU PENGETHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

EROSI TANAH

Disusun Oleh :

Jiddiyah Nur Izzati

19312241046

PENDIDIKAN IPA C 2019

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020
A. JUDUL
Erosi Tanah

B. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat :

1. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan erosi tanah oleh angin.


2. Menentukan tingkat kecepatan erosi tanah oleh air.

3. Menerapkan upaya pencegahan dan pengurangan risiko bencana banjir dan longsor
akibat erosi tanah.

C. DASAR TEORI
Tanah merupakan hasil transfornamsi zat-zat mineral dan organik di muka daratan
bumi. Tanah terbentuk di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja dalam
masa yang sanagt panjang. Tanah mempunyai organisasi dan morfologi. Tanah merupakan
media bagi tumbuhan tingkat tinggi dan pangkalan hidup bagi hewan dan manusia
(Rachman, 2005: 18). Tekstur susunan tanah dapat dikelompokkan menjadi
(Kartosapoetra, 1991:67) :
1. Tekstur kasar, misalnya pasir dan pasir berlempung.
2. Tekstur agak ka sar, misalnya lempung berpasir.
3. Tekstur sedang, misalnya lempung berasir sangat halus dan lempung debu.
4. Tekstur halus, misalnya tanah liat berpasir dan debu.

Gambar 1. Segitiga struktur tanah menurut USDA


Sumber : Puja, 2016:16.
Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang sangat menentukan kemampuan
tanah utuk menunjang pertumbuhan tanaman. Tekstur tanah yang berbeda akan
memengaruhi kemampuan tanah menyimpan dan menghantarkan air, menyimpan dan
menyediakan hara tanaman yang berbeda pula (Andi, 2018:6). Berikut penjelasan
mengenai macam-macam tekstur tanah :
1. Pasir
Tanah dengan kandungan pasir >70%, prositasnya rendah (<40%), sebagian ruang
pori berukuran besar sehingga airasinya baik, daya hantar air cepat, tetapi
kemampuan menyimpan zat hara rendah. Tanah pasir disebut juga tanah ringan
(Andi, 2018: 6).
2. Liat
Tanah disebut berliat jika liatnya >35% kemampuan menyimpan air dan hara
tanaman tinggi. Air yang ada diserap dengan energi yang tinggi, sehingga liat sulit
dilepaskan terutama bila kering sehingga kurang tersedia untuk tanaman. Tanah liat
juga disebut tanah berat (Andi, 2018: 6).
3. Lempung
Tanah berlempung merupakan tanah denga proporsi pasir, debu, dan liat
sedemikian rupa sehingga sifatnya berada diantara tanah berpasir dan berliat. Jadi
tata udara serta udara cukup baik, kemampuan menyimpan dan menyediakan air
untuk tanaman tinggi (Andi, 2018:6).
4. Pasir berlempung
5. Lempung berpasir
Apabila rasa kasar terasa agak jelas, agak melekat dan dapat dibentuk bola tetapi
mudah hancur (Hardjowigena, 2003:65).
6. Lempung berdebu
Apabila terasa licin, agak melekat, dan dapat dibentuk bola agak teguh dan
gulungan permukaan mengkilat (Hardjowigena, 2003:65).
7. Debu
Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dan dapat dibentuk bola teguh dan dapat
digulung dengan permukaan mengkilat (Hardjowigena, 2003:65).
8. Lempung berliat
Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh dan dapat
dibentuk gulungan yang agak mudah hancur (Hardjowigena, 2003:65).
9. Lempung liat berpasir
Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, aga melekat, dapat dibentuk
bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur (Hardjowigena,
2003:66).
10. Lempung liat berdebu
Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan mudah dibentuk bola teguh,
serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat (Hardjowigena,
2003:66).
11. liat berpasir
Apabila terasa halus berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh
dan mudah dibuat gulungan (Hardjowigena, 2003:66).
12. Liat berdebu
Apabila halus, berat, agak licin, sangat lekat dapat dibentuk bola teguh, dan mudah
dibuat gulungan (Hardjowigena, 2003: 66).
Erosi adalah suatu peristiwa dimana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ke
tempat lain oleh kekuatan air, angin, dan gravitasi. Erosi menyebabkan hilangnya lapisan
atas tanah yang subur yang baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya
kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air (Arsyad, 1989 :56).
Bedasarkan bentuknya, menurut Arsyad (1989:63) erosi tanah dibedakan menjadi :
1. Erosi percik
Proses terkelupasnya partikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan.
2. Erosi lembar
Erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di daerah berlereng terkikis oleh
kombinasi air hujan.
3. Erosi alur
Pengelupasan yang diikuti pengangkutan partikel tanah oleh aliran air yang
terkonsentrasi di dalam saluran air.
4. Erosi parit
Proses terjadinya sama dengan erosi alur, hanya pada salurannya.
5. Erosi tebing sungai
Pengikisan tanah pada tebing sungai dan penggerusan dasar sungai oleh aliran air
sungai.
6. Erosi internal
Terangkutnya butir primer ke bawah ke dalam celah tanah sehingga tanah menjadi
kedap air dan udara.
7. Tanah longsor
Bentuk erosi yang pemindahan tanahnya terjadi dalam volume yang besar.
Susunan tanah mineral terdiri atas tiga komponen, yaitu pasir (sand), debu (silt) dan
lempung (clay). Ketiga komponen ini dibagi berdasarkan perbedaan ukurannya sesuai
dengan segitiga tekstur tanah.
Penyebab erosi angin menurut menurut Prakso (2012:19) adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan angin, semakin kecepatannya tinggi maka erosi semakin besar terjadi.
2. Deforestasi atau penggundulan hutan.
3. Pembakaran ladang membuat erosi oleh angin lebih mudah untuk merusak ekosistem.
Faktor-faktor yang menyebabkan erosi menurut Rahim (2000 :45) adalah energi,
ketahanan, dan proteksi. Sedangkan menurut Arsyad (1989 :70) berikut faktor-faktor
yang menyebabkan erosi :
1. Iklim
Faktor iklim yang mempengaruhi erosi adalah hujan. Banyaknya curah hujan,
jumlah dan kecepatan permukaan serta besarnya kerusakan erosi. Angin mennetukan
kecepatan jatuh butir hujan.
2. Topografi
Kemiringan dan panjang lereng adalah dua faktor yang menentukan
karakteristik topografi suatu daerah aliran sungai. Faktor tersebut menentukan
kecepatan dan volume air larian. Unsur lain yang berpengaruh adlaah konfigurasi,
keseragaman, dan arah lereng.
3. Vegetasi
Vegetasi penutup tanah yang baik seperti rumput yang tebal atau hutan yang
lebat akan menghilangkan pengaruh hujan dan topografi terhadap erosi yang lebih
berperan dalam menurunkan besarnya erosi adalah tumbuhan karena akna
menentukan besra kecilnya erosi percikan.
4. Tanah
Berbagai tipe tanah mempunyai kepekaan erosi yang berbeda-beda. Sifat-sifat
tanah yang mempengaruhi erosi adalah tekstur struktur, bahan organik, kedalaman,
sifat lapisan tanah, dan tingkat kesuburan tanah.
5. Manusia
Manusia dapat mencegah atau mempercepat erosi tergantung bagaimana mausia
mengolahnya.
Erosi oleh angin disebut juga defiasi. Defiasi hanya berlaku didaerah dengan tekstur
tanah berpasir, misalnya pantai dan gurun. Erosi oleh angin dapat terjadi jika kekuatan
angin cukup besar dan kuat untuk memindahkan partikel-partikel tanah (Syahrullah,2009:
35). Erosi angin (defiasi) adalah pengikisan batuan atau tanah yang dilakukan oleh angin.
Angin yang bertiup krncang membawa butiran kerikil atau pasir dan berusaha mengikis
setiap batuan yang dilewatinya. Pengikisan oleh angin dengan menggunakan kerikil dan
pasir disebut korosi. Hasil pengikisan angin yang didendapkan membentuk bukit pasir dan
gelombang-gelombag pasir (Tina, 2013 : 13).
Angin hanya dapat mengikis endapan yang halus seperti pasir, lempung, dan tanah.
Erosi oleh tenaga angin banyak terjadi di daerah gurun atau kering. Bentuk-bentuk lahan
yang dapat diamati akibat erosi angin antara lain batu jamur (Tina, 2013 :13).

D. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang praktikan perlukan dalam praktikum ini diantaranya :
1. Alat
a. Kardus bekas
b. Sedotan minum
c. Nampan plastik
d. Gayung kecil

2. Bahan
a. Tanah kering
b. Tanah basah
c. Pasit kering
d. Pasir basah
e. Air
f. Kerikil
g. Tumbuhan rumput
E. PROSEDUR KERJA
Kegiatan 1

Menyiapkan alat dan bahan

Membuat lubang dengan ukuran sebesar sedotan pada salah satu sisi kardus

Meletakkan beberapa sampel tanah pada kardus pada jarak kira-kira 5 cm di depan
ujung sedotan yang masuk

Meniup masing-masing sampe tanah dalam kardus dengan sedotan dari bagian ujung
luar dengan tiupan keras dan tiupan biasa

Mengamati tingkat erosi tanah yang terjadi

Memasukkan data pengamatan pada tabel 1

Kegiatan 2

Menyiapkan alat dan bahan

Menyiapkan dua buah nampan plastik A dan B

Mengisi dua nampan dengan susunan dari bawah ke atas kerikil, pasir, dan tanah humus

Meletakkan rumput secara acak pada nampan A yang sudah tersedia medianya.

Salah satu sisi nampan A dan B diberi pengganjal sehingga menjadi posisi miring

Siramkan air menggunakan gayung kecil dari sisi nampan yang lebih tinggi

Mengamati tingkat erosi tanah yang terjadi dan masukkan data pengamatan pada Tabel
2
F. DATA HASIL DAN ANALISIS
Tabel 1. Hasil pengamatan tingkat erosi tanah oleh angin
Pengamatan tingkat erosi
Tanah basah Tanah kering Pasir basah Pasir kering
Tiupan keras ++ +++ ++ +++
Tiupan biasa + ++ + ++

Tabel 2. Hasil pengamatan tingkat erosi tanah oleh air


Nampan Kecepatan pengikisan Banyaknya tanah yang terkikis
A (Tanah subur) + +
B (Tanah tandus) +++ +++

Keterangan :
+++ : banyak/cepat
++ : sedang
+ : sedikit/ lambat
- : tidak ada

G. PEMBAHASAN
Praktikum berjudul “Erosi Tanah” ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan erosi tanah oleh angin, menentukan tingkat kecepatan erosi
tanah oleh air dan menerapkan upaya pencegahan dan pengurangan risiko bencana banjir
dan longsor akibat erosi tanah. Alat dan bahan yang digunakan oleh praktikan yaitu kardus
bekas, sedotan minum, nampan plastik, gayung kecil, tanah kering, tanah basah, pasir
kering, pasir basah, air, kerikil, tumbuhan rumput.
Berdasarkan data pengamatan tingkat erosi angin, pada tiupan keras pada tanah basah
tererosi sedang, sedangkan pada tanah kering tererosi banyak. Pada tiupan biasa, tanah
basah tererosi sedikit dan tanah kering tererosi sedang. Berdasarkan data pengamatan
tingkat erosi angin dengan tiupan keras pada pasir basah terdapat erosi sedang dan pasir
kering tererosi banyak. Sedangkan pada tiupan biasa, pasir basah tererosi sedikit dan pasir
kering tererosi sedang.
Peristiwa tanah serta pasir yang terkikis karena angin ini disebut juga dengan erosi
angin atau defiasi. Praktikum ini sesuai dengan dasr teori yang dikemukakan oleh Tina
(2013 :13) yang menyatakan bahwa angin hanya dapat mengikis endapan yang halus
seperti pasir, lempung, dan tanah. Erosi oleh tenaga angin banyak terjadi di daerah gurun
atau kering. Hal ini juga di dukung oleh teori dari Syahrullah (2009:35) bahwa defiasi
hanya berlaku didaerah dengan tekstur tanah berpasir, misalnya pantai dan gurun.
Berdasarkan data yang ada, pada semua data bahwa terdapat perbedaan tingkat erosi
pada tiupan yang dilakukan praktikan. Perbedaan pengikisan yang terjadi disebabkan
karena faktor kuatnya angin yang ditiupkan oleh praktikan. Menurut data yang ada dapat
ditarik sebuah kesimpulan bahwa semakin besar kuat angin maka erosi yang terjadi akan
semakin parah/ semakin besar. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Prakoso
(2012:19) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat erosi adalah kecepatan
angin. Semakin kecepatannya tinggi maka erosi semakin besar terjadi.
Menurut Syahrullahh (2009:35), erosi oleh angin dapat terjadi jika kekuatan angin
cukup besar dan kuat untuk memindahkan partikel-partikel tanah. Selain itu, teori yang
dikemukakan Tina (2013:13) menyatakan bahwa erosi dapat terjadi karena angin yang
bertiup membawa butiran kerikil atau pasir dan berusaha mengikis batuan yang
dilewatinya.

a b

Gambar 1. (a) erosi tanah basah (b) erosi tanah kering

Sumber : dokumentasi pribadi

Menurut interpretasi data yang sudah dijelaskan diatas dapat kita ketahui bahwa tingkat
erosi pada pada tanah lebih rendah dibandingkan dengan pasir. Selain karena faktor
kekuatan angin yang ditiupkan, hal ini juga disebabkan oleh karakteristik tanah yang
melekat. Berdasarkan ciri tanah yang digunakan oleh praktikan dalam percobaan ini, tanah
tersebut merupakan jenis tanah berlempung. Tanah berlempung merupakan tanah denga
proporsi pasir, debu, dan liat sedemikian rupa sehingga sifatnya berada diantara tanah
berpasir dan berliat (Andi, 2018:6). Dimana dalah satu sifat tanah berliat menurut Andi
(2018:6) yaitu tanah berliat memiliki daya serap air tinggi sehingga lebih melekat.

a b

Gambar 2. (a) Erosi Angin pada Pasir kering (b) erosi angin ada pasir basah

Sumber : dokumentasi pribadi

Sedangkan pada defiasi pasir, tingkat kikisan yang disebabkan pada tiupan kencang
atau biasa lebih tinggi dari tanah. Hal ini disebabkan karena pasir memiliki pori yang besar
sehingga airasi nya baik. Sesuai dengan dasar teori yang dikemukakan oleh Andi (2018:6)
bahwa pasir merupakan tanah dengan kandungan pasir >70%, prositasnya rendah (<40%),
sebagian ruang pori berukuran besar sehingga airasinya baik serta daya hantar air cepat.
Hal ini menyebabkan pasir disebut juga tanah ringan.

a b

Gambar 2. (a) erosi padan tanah subur (b) Erosi pada tanah tandus

Sumber : dokumentasi pribadi


Selanjutnya, pada percobaan erosi tanah oleh air praktikan mengisi nampan dengan
media dari bawah keatas yaitu kerikil, pasir, dan tanah humus. Pada percobaan ini tanaman
atau rumput bila ditinjau dari bumi diinterpretasikan sebagai tumbuhan, dan air yand
dialirkan diinterpretasikan sebagai hujan. Kondisi nampan yang dimiringkan
menginterpretasikan bentuk topografi bumi berupa lereng. Berdasarkan tabel data erosi
tanah karena air didapatkan hasil bahwa pada tanah subur kecepatan eorsi lambat dan
banyaknya taah yang terkikis sedikit. Sedangkan pada tanah tandus sebaliknya. Kecepatan
pengikisan sangat cepat dan terdapat banyak tanah yang terkikis.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa adanya air yang
mengalir memperparah tingkat erosi yang terjadi. Apabila tidak ada dialirkan air, erosi
yang terjadi tidak begitu terlihat. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Arsyad
(1989:70) bahwa iklim juga mempengaruhi erosi. Dimana iklilm yang dimaksud
merupakan hujan. Bayaknya curah hujan, jumlah dan kecepatan mempengaruhi erosi yang
terjadi.
Selain itu kondisi nampan yang dimiringkan juga mempengaruhi tingkat erosi. Apabila
nampan tidak dimiringkan, tingkat erosi yang terjadi rendah. Berbeda dengan kondisi
praktikum dimana nampan dimiringkan, hal ini menambah tingkat terjadinya erosi.
Sehingga dapat diketahui dari hal ini bahwa semakin miring permukaan, maka tingkat
eoris semakin tinggi. Sesuai dengan teori yang dikemukakan Arsyad (1989: 70) bahwa
bentuk topografi menjadi salah satu faktor terjadinya erosi. Faktor tersebut menentukan
kecepatan dan volume air larian. Unsur lain yang berpengaruh adlaah konfigurasi,
keseragaman, dan arah lereng.
Perbedaan kecepatan erosi dan banyak tanah terkikis ini terjadi karena faktor vegetasi.
Pada nampan A terdapat tanaman yang dapat memperlambat dan mengurangi tingkat erosi.
Sedangkan pada namapan B tidak ada. Vegetasi atau tanaman dapat mengurangi tingkat
erosi karena akar tanaman menggenggam tanah sehingga tidak hanyut atau eorsi karena
air. Selain itu, akar juga membantu penyerapan air sehingga memperlambat tingkat erosi.
Peran tanaman disini adalah sebagai proteksi atau pertahanan bagi tanah itu sendiri.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Rahim (2000:45) bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi tingkat erosi adalah proteksi. Selain itu, menurut Arysad
(1989: 70) faktor yang mempengruhi erosi adalah vegetasi dimana vegetasi penutup tanah
yang baik seperti rumput yang tebal atau hutan yang lebat akan menghilangkan pengaruh
hujan dan topografi terhadap erosi yang lebih berperan dalam menurunkan besarnya erosi
adalah tumbuhan karena akna menentukan besra kecilnya erosi percikan.
Berdasarkan pemaparan pembahasan diatas dapat kita ketahui bahwa dalam upaya
untuk mengurangi tingkat terjadinya erosi yaitu dengan melakukan reboisasi atau
penghijauan kembali. Melakukan upaya tebang satu tanam seribu. Memperluas daerah
resapan air. Tidak menemabng pohon sembarangan.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yag telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Faktor yang mempengaruhi kemampuan erosi tanah oleh angin yaitu kelembapan
tanah, topografi, kecepatan/ kekuatan angin, iklim, dan ilfiltrasi tanah.
2. Kecepatan erosi tanah pada tanah subur lambat, sedangkan pada tanah tandus cepat.
3. Upaya pencegahan dan pengurangan risiko bencana banjir dan tanah longsor akibat
erosi tanah yaitu dengan melakukan reboisasi, pembuatan terasering, mengenali
potensi bencana yang merupakan ancaman, mengurangi dampak bencana atau mitigasi
bencana, dan membuat action plan termasuk rute dan peta evakuasi serta simulasi
bencana.

I. JAWABAN PERTANYAAN

1. Pada tanah basah atau kering kah tingkat erosi oleh angin yang lebih besar terjadi?

Erosi lebih besar terjadi pada tanah kering.

2. Pada pasir basah atau kering kah tingkat erosi oleh angin yang lebih besar terjadi?
Erosi lebih besar terjadi pasa pasir kering.

3. Faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat erosi tanah oleh angin?

Faktor yang memepengaruhi tingkat erosi angin yaitu angin, kelembapan tanah, iklim,
dan ilfiltrasi tanah.

4. Pada tanah subur atau tandus kah kecepatan erosi oleh air yang lebih besar terjadi?

Erosi lebih besar terjadi pada tanah tandus.

5. Faktor apa saja yang mempengaruhi kecepatan erosi tanah oleh air?

Faktor yang mempengaruhi kecepatan erosi tanah yaitu topografi, curah hujan,
vegetasi, sifat tanah, dan manusia.

6. Upaya apa sajakah yang dapat dilakukan untuk menanggulangi erosi tanah?
Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulani erosi tanah yaitu dengan
melakukan penananman hutan gundul, rbeoisasi, membuat terasering, serat konservasi
tanah.

7. Erosi dapat menyebabkan terjadinya bencana banjir, jelaskan upaya yang dapat
dilakukan untuk mengurangi risiko dari adanya bencana banjir!

Mitigasi yang dapat dilakukan yaiitu dengan mitigasi nonstruktural yaitu


dengan pelatihan evakuasi pada masyarakat. Selain itu dapat juga dengan mitigasi
struktural yaitu dengan pembangunan bangunan pengendali banjir.

8. Erosi yang memindahkan tanh dalam volume yang besar dan dalam waktu yang
singkat dapat menyebabkan terjadinya bencana longsor, jelaskan upaya yang dapat
dilakukan untuk mengurangi risiko dari adanya bencana longsor!
Pengurangan risiko bencana tanah longsor yaitu dengan mengenali potensi
bencana yang merupakan ancaman, mengurangi dampak bencana atau mitigasi
bencana, dan membuat action plan termasuk rute dan peta evakuasi serta simulasi
bencana.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad S. 1984. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : ITB Press.

Rahim, SE. 2000. Pengendalian Erosi Tanah Dalam Rangka Pelestarian Lingkungan Hidup.
Jakarta: Bumi Aksara.

Tina. 2013. Identifikasi Tanah dan Angin. Yogyakarta :Universitas Negeri Yogayakarta.

Andi Maudilja. 2018. Pengaruh Sifat Fisik Tanah dan Sistem Perakaran Vegetan Terhadap
Laju Filtrasi. Makassar : Universitas Hassanudin.

Syahrullah.2009. Pengaruh Erosi. Jakarta : Gramedia.

Prakso. 2012. Jenis-Jenis Erosi. Diakses pada www.kompas.com pada Selasa 03 November
2020 pada 14.57 WIB.

Hardjowigena, S. 2003. Ilmu Tanah Edisi Ketiga. Jakarta: Aksara Press.

Ir. I Nyoman Puja, Ms. 2016. Bahan Ajar Fisika Tanah. Denpasar: Universitas Udayana.

Rachman Sutanto. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Kanisius.

Kartosapoetra. 1991. Teknologi Konservasi Tanah. Jakarta : Bhineka Cipta.


LAMPIRAN

Potrebbero piacerti anche