Sei sulla pagina 1di 4
Jurnal Akuakaltur Indonesia, 1(3): 93-96(2002) 93 FENOTIPE KETURUNAN PERTAMA IKAN KOI HASIL HIBRIDISASL Phenotype of the First Generation of Koi Hibridization K. Sumantadinata” dan Y, Hadiroseyani!” ” Jurusan Sudidaya Perairan, Fakultas Peritanan dan flow Kelawtan Institut Perianian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor (16680). Jawa Barat, Indonesia ABSTRACT experiment was condutted ta study phenotype of F Koi that were obiained from hybridization. Females koi that was used for this experiment were white-red Kol, red-biack koi, and white-blck Kok, whereas males uted white-red koi, ed-black koi, white-black koi and ‘white-red-black. Spawning for hybridization was done using hormonal stimulation with 0.5 ml ovaprimvkg. body weight, and fertilization ‘ere artificially performed, Analysis on body coloration was carried out at three months old fish, Normal F of white-red koi es well rede back Koi produced three kind of kei. while white-black koi produced seven kind of koi, ie. white koi, redo, black koi, white-ed Koi, white-black koi, red-black koi and white-red-black koi. Hybridization of those koi produced seven kind of Kol such as normal F, of white- black koi Key word ; Koi fish, phenotype, hybridization, fist generation (Fi) ABSTRAK Studi tentang genotipe keturunan pertama ikan koi hasil hibridisasi telah dilsiuken di Laboratorium Pengembangbiakan dan Genetika tkan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakullas Perikanan dan llmu Kelautan 1PB. Tkan kei betina yang dipakai adalat kan koi putih- ‘merah, merah-hitam dan puti-hitam, sedangkan jantannya edalah putih-merah, merah-hitar, pulih-hitam dan putih-merah-hitam. Tkan-ikan tersebun diperoteh dari teknik ginogenesis. Pemijahan untok persilangan antarjenis ikan ko dilakukan dengan rangsangan hormonal ovaprim. 0,5 mifkg, dan pembuahan dilakukan secara buatan, Analisis wama pada ican dilakukan setelah ikan berumur 3 Bulan, Hasil penelitian ‘menunjukkan bahwa perkawinan normal koi putih-merah maupun merah hifam ovasing-masing menghasilkan tiga tipe warna (dua waa polos dan salu wama kombipasi) sedangkan Kot putih-hitam menghasitkan tujuh tipe waa, Pevkawinan slang antara ketiga ikan tersebut ‘menghasilkan tujuh wama yang sama dengan kelurunan normal merah-hitam, yaitu putth, merab, bitam, putihemerah, putib-hitam, erate hitam dan potth-merah-hitam. Kata kunci : Tkan kei, fenotp, hibrigisasi, turunan pertama (F1) PENDAHULUAN Perkawinan silang atau hibridisesi merupakan cara untuk mendapatkan lebih banyak variasi keturunan, Pada ikan koi (Cyprinus carpio L.), kombinasi warna yang diinginkan dapat dipcroleh dengan cara melakukan persilangan ikan warna tertentu. Segregasi wama ikan koi hasil ginogenesis (F;) pada koi putih-merah meliputi merah, putih dan merah- putih; pada koi merah-hitam meliputi merah, hitam dan merah-hitam; sedangkan pada koi putih-hitam melipu hhitam, putih, mesah-putih, merat-hitam, dan putih- hitam’ (Alimuddin & Hadiroseyani 2002), Untuk metihat segregasi warna progeni keturunan pertama ditakukan persilangan antar jenis dari ikan koi putih- merah, merah-hitam dan dengan putih-merab-hitam; merah-hitam dengan putih-merah dan dengan putil hitam; dan putih-hitam dengan putih-merah dan dengan jih-merah-hitam. BAHAN DAN METODE, Pemijaban buatan (nduk ikan koi dipijahkan dengan bantuan rangsangan hormonal (ekstrak Kelenjar hipofisa ikan mas dosis 1,0-1,5 atau ovaprim dosis 0.5 milkg). Penyuntikan dilakukan satu kali di bagian punggung ikan. Tefur diperoleh dengan cara _pengurutan, (stripping). Ginogenesis Teknik ginogenesis yang diterapkan mengikuti ‘metode Sumantadinata & Carman (1997). fkan koi yang, digunakan pada percobean ini adalah ikan koi puti merah atau kohaku, ikan koi merah-hitam dan pati hitam atau shiro-bekko. Sperma berasat dari ikan nilem (Osteochitus hasselti CV) yang diradiasi dengan UV selama 1,3 menit dan kemudian digunakan untuk inseminasi telur ikan koi. Sant pembuahan dihitung dari saat larutan pembuahan (4 g NaCl + 3 g Urea, ditarutkan dalam 1 liter akuades) dimasukkan ke dalam ‘mangkok berisi telur dan sperma, Pada saat 2-3 menit sefelsh pembuahan, kejutan panas dilakukan dalam air bersuhu 40°C selama 1,0-1,5 menit. Telur-telur ikan koi yang telah mendapat perlakuan kejutan panas ditetaskan dalam akuarium. Mulai hari ketiga setelah menetas, burayak ikan koi diberi makan nauplii artemia selama seminggu, kemudian dilanjutkan dengan pemberian makanan berupa cacing rambut. Setelah tiga minggu dalam akuarium, benih ikan koi dipindahksn ke dalam bak beton kapasitas 1.000 1 untuk 94 dipelihara selama tiga bulan. Selanjutnya i dipelihara di kolam ukaran 200 m’, Persilangan antar Ikan Koi Persilangan antar ikan dilakukan dengan ‘mencampur sebagian telur dari setiap jenis ikan koi yang dipijahkan dengan sperma ikan koi. Kegiatan enetasen das pentcliharaan burayak/ikan dilakukan seperti telah dijelaskan sebelumnya. Pemeliharaan Tan Uii Larva dipelihara dalam akuarium inkubasi telur sampai burayak berumur satu bulan. Burayak dipindakan ke dalam bak beron ukkuran 3,x1,5x1.0 m sampai berumur dua bulan, Sctelah itu ikan ipindahkan ke bak lain yang berukuran lebih besar, 4,0x2,0x0,6 m sampai ikan beromun 3 bulan. Pemberian pakan pada larva dimulai pada hari ketige setelah ‘menetas. Pakan buatan Dapimia sp. atau nauplii artemia diberikan sampai larva berumur twjub hesi. Sampai dengan ikan berumur satu bulan diberi pakan berupa cacing sutera yang diselingi dengan pakan udang (ukuran no, 1). Kemudian sctelah beswmur satu bulan, ikan diberi pakan berupa pelet yang dibaluskan sampai ikan berumur tiga bulan. Frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali secara adtibitum. K. Sumantadinata dan Y. Hadirasayani Pengamatan warna Ketika ikan berumur 3 bulan, dilakukan penghitungan jumlah ikan untuk metihat kelangsungan hidupnya, dan pengamatan warna semua ikan yang ada pada setiap perlakuan untuk melihat segregasi wama dan keberhasilan perlakuan, Patokan untuk menentukan jenis ikan koi hasil perlakuan mengikuti_metode ‘Alimuddin & Hadiroseyani (2002). Analisis data Data hasil pengamatan warna ditabulasikan berdasarkan tipe warnanya, Data dianalisis secara deskriptif, terutama untuk memahami segregasi wama pada ikan koj hasil persilangan tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil . Data hasil perkawinan normal maupun persilangan amas jenis ikan koi betina putih-hitam, merah-hitam, dan putih-hitam dengan jantan putih-merh, merah- hitam, putih-hitam dan putih-merah-hitam dapat dilihat pada Tabel 1, 2 dan 3. Adapun Tabel 4 menyajikan tingkat kelangsungan hidup ikan wii, ‘abel |. Jumtah dan segregasi warna ikan koi (Cyprinus carpio L.) hasil persilangan antara ikan koi putib-mersh betina dengan jeni ikan ko! lain pada ume 3 bola, No. Jenis persilangan Progent Tumilak Than (ekor) Persentase Fenotipe @%)__| 1 | PatineMeran x [PR 65 10.7 Pan Men 350 70,7 uthemera 13 186 Taralah 608 100,00 Fath 5 10,7 Mera 130 21H tam 87 18,6 2) pagpeterah X Putin rnetale 35 10,7 Putih-hitam 38 113 Merah #4 (aa Putitemerah-hitan a6 ag Tamleh 315 100,06 Path 3 07 Merah 75 40.8 Hitam as 2,5 3) Ratt Merah x Putib-merah 7 36 Patih-hifam i 02 Merah tam 305 30,5 Putik-merah-Rtam 1E I Sumlah 67 100,00 Pati 3 07 Merah 16 366 ‘ Fiam 90 30,3 4 an | Putin wea 38 13.1 Putih-hitam 6 4.0 | Merah-hitam 38 13,1 | Putihemerah ham x4 132 to Tumlah was 100,00 Ferntipe Keturunan Pertama Tkan ol 95 Tobel 2, Jumlah dan segregasi wamna ikan koi (Cyprinus carpio 1..) hasil persilangan antara ikan koi merah-hitamm betina dengan jenis ikan kc pada umur 3 bulan. [Ro enispersitangan Progent Tamia Han TehorT Ferventase Fenotipe C2) Mea 1 26 1 | fferabs tam 2 Tam a am Mera Tx 26 Ti wr 190.00 ay 2 28 Meal En 382 , ican —— 10 TS Merah-Hitam X : 2 Paice 34 136 PatteMersh Pui 5 us Meni 167 Bl Putin en 39 Tala 7H Tong Pa 3 =r Men 107 Te "iam 9 23 3 Pathe aE a9 Pais 30 ae Merah 160 ma Patera fam 32 Ta Tah os 109,00 ‘abel 3. Jumlah dan segregrasi wama i ‘kan koi lain pada umur 3 bulan sn koi (Cyprinus carpio L.) bi persilangan antara ikan koi putih-betina dengan jenis ‘No. | Jenls persilangan Progeni Juralah Than (ekor) Persentase Fenotipe (%) a f 2: — zs 3 ral e a Pou 7 aj 2 | Rain ta a 1, 79 a i ws [Poth-merah-hitam TAT pn Frage Ei z a cal ze ae Tabel 4, Tingkat kelangsungan hidup keurunan hasil persilangan antar ikan koi (Cyprinus carpio L.) pada umor 3 buian. Than Kei Tran Koi Juma Than Kelangeungan Hidup Betis Jantan ‘Wouwr 1 Bulan Pasth-Merah i) Put-Fitam 7000 Pati; Mera Merah-Hitam 1100 Putth-Mefal-Hfitara 500 Patth-Merab 1700 Putib-Hitam Pu-Hitam T300 Putih-Merah- tar 1310 Putih-Merah 1740 Merah-Hitam Puti-Hitam T300 Merah-Hitam: 70 Hasil persilangan menunjukkan bahwa segregasi warna terjadi secara acak. Pada Tabel 1 terlihat bahwa persilangan putih-merah betina dengan putih-merah, putih-hitam dan merab-hitam jantan, menghasilkan persentase ikan koi merah tertinggi Pada Tabel 2 persentase ikan koi yang tertinggi dengan menggunakan jantan merah-hitam adalah hitam, dengan jantan putih- merah adalah merah, sedangkan dengan jantan putih- hitam adalah merah-hitam. Sementara itu, pada Tabel 3 dengan menggunakan jantae patif-itam dan putih- metah-hitam persentase tertinggi adalah koi putih- hitam, sedangkan dengan menggunakan jantan putih- merah adalah koi merah. Tingkat kelangsungan hidup ikan hasil persilangan antar jenis koi bervariasi antara 43%,-97% (Tabel 4). Pembahasan Persilangan antar jenis koi yang menghasilkan keturunan dengan pola warna yang beragam ini menunjukkan bahwa baik induk betina maupun induk Jantan sangat berperan dalam pewarisan watna terhadap keturunannya, dalam arti bahwa keturunan yang dihasilkan merupakan gabungan dari kedua sifat induknya. Hal yang senada juga dikemukakan oleh Gomelsky et a/. (1996) bahwa segregasi warna pada keturunan normal (ampimiktik) tergantung pada kedua induknya, sehingga sukar dalam menentukan nila‘ kontribusi dari masing-masing induk —terhadap keturunannya, Secara garis besar, wama yang (erdapat pada keturunan yang diperoleh dari sctiap hasil persilangan ikan koi dapat dibagi menjadi dua, yaitu warna polos (putih, merah, dan hitarn) dan warna kombinasi (putil merah, putih-hitam, merah-hitam dan putih-merah- hitam), Dari hasil persilangan antara jenis ikan koi dapat dilihat bahwa persentase ikan koi wamna polos, (berkisar 56,7%-98,4%) dari persilangan menggunakan betina putih-merah lebih tinggi dari warna kombinasi Sebaliknya, pada persilangan menggunakan betina putih-hitam koi kombinasi lebih banyak daripada koi polos (berkisar antara 25,4%-44,9%). Dengan meng- gunakan betina merah-hitam, kecuali_persilangann dengan janian putih-hitam (42,8%), koi yang memiliki warna polos (berkisar antara 58,3%-72,4%) lebi banyak daripada koi warna kombinasi, Pembagian warna koi polos dan warna kombinasi pada keturunan nilai ckonomis dari ikan. Ikan koi yang memiliki warna kombinasi (lebih dari satu wama) lebih disukai konsumen daripada koi warna polos. Hal ini sesuai dengan pendapat ‘Taniguchi dalam Rothbard (1994) yang menyatakan bahwa ikan koi yang memiliki nilai_ekonomis tinggi biasanya memiliki wama kombinasi. Warna koi yang diangggap bagus adalah yang benor-benar cemerlang, batas antara warna- wamnanya terlihat jelas tanpa ada gradasi serta pola wamanya simettis. Bila mengacu kepada kriteria ini, maka sangat sedikit koi bagus yang bisa dipcrolch , Sumantadinata dan Y. Hadiroseyari hanya dengan cara menyilangkan antar jenis koi Beragamnya pola warma yang muncul pada sctiap individu ikan diduga karena warna-warna pada ikan koi dikontrol oleh banyak gen dan sangat kompleks. Dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut; persilangan ikan koi menghasilkan keturunan pertama dengan dua kelompok segregasi warna yaitu wama polos dan wama kombinasi. Persilangan antar jenis dvi ikan koi putih-merah, merah-hitam dan ‘dengan putih-merah-hitam, merah-hitam dengen putih- merah dan dengan putih-hitam; dan putih-hitam dengan, dan dengan putih-merah-hitam menghasilkan tujuh warna yang serupa yaitu putih, mera, hitam, putih-merah, putih-hitam, merah hitam merah-hitam, Persentase ikan koi waria kombinasihasil persilangan menggunakan koi betina putih-merah lebib kkecil daripada koi polos (berkisar antara 56,7%-81,4%).. Demikian juga halnya dengan + persilangan menggunakan betina merah-hitam, kecuali persilangan dengan koi jantan putit-hitam, Sebaliknya, persentase ikan koi kombinasi hasil persilangan menggunakan koi betina putih-hitam lebiit tinggi daripada koi wana polos (berkisar antara 25,4%-44,9%). Tingkat Kelangsungan hhidup ikan sangat bervariasi, berkisar antara 43%-97%. UCAPAN TERIMAKASIH Dalam —kesempatan ini kami sampaikan terimakasih kepada Alimuddin, S.Pi dan tr. Doddy Irawan, M.Sc. yang telah bersama-sama mengerjakan penelitian ini DAFTAR PUSTAKA Alimuddin, K. Sumantadinata, Y. Hadiroseyani & D. Trawan, 2002. Fenotipe keturonan pertama ikan k hasil ginogenesis. Jumal Akuakultur Indonesia 1(2): 65-68. Gomelsky, B., N.B, Cherfas, N. Ben-Dom & G. Holata. 1996. Color inheritance in ornamental {koi} ca (Cyprinus carpio) inferred from color variability normal and gynogenetic progenies. The Israel Journal of Aquaculture - Bamidgeh, 48(4): 219- 230, Rothbard, S. 1994. Cloning of nishiki-goi, Japanese ‘oramental (koi) carp. The Istael Journal of Aquaculture - Bamidgeh, 46(4); 171-181. ‘Sumantadinata, K. & ©. Carman. 1997. Teknologi ginogenesis dan sex reversal dalam pembenihan kan, Gakuryoku, 1 : 15-20.

Potrebbero piacerti anche